Preeklampsia biasanya terjadi saat tekanan darah Anda tinggi, adanya protein
dalam urine, dan ketika usia kehamilan 20 minggu atau lebih.
Akan tetapi dalam beberapa kasus, preeklampsia dapat terjadi lebih awal ataupun
setelah melahirkan. Keracunan kehamilan ini ditandai dengan peningkatan
tekanan darah secara tiba-tiba, serta pembengkakan di wajah, tangan, dan kaki.
Baca Juga
Inilah Penyebab Kelahiran Bayi Prematur yang Mungkin Tidak Anda Sadari!
Sarapan, Cara Mengatasi Mual saat Hamil di Pagi Hari
Tahap-tahap Perkembangan Janin Trimester Pertama
Ada pula sejumlah faktor risiko yang bisa meningkatkan peluang Anda terkena
keracunan kehamilan ini, sebagai berikut
Gejala Preeklampsia
Anda bisa saja tidak menyadari gejala preeklampsia apapun. Akan tetapi, berikut
ini beberapa gejala preeklampsia umum penting untuk Anda ketahui.
Selain itu, terdapat pula tanda-tanda preeklampsia yang berat. Adapun tandanya
meliputi perubahan denyut jantung janin yang menunjukkan adanya tekanan,
cairan di paru-paru, kejang, sakit perut, dan gangguan fungsi ginjal atau hati.
Komplikasi Preeklampsia
Solusio plasenta (plasenta lepas dari dinding rahim) sehingga aliran darah
tidak lancar ke bayi
Kerusakan hati
Edema paru
Gagal ginjal
Masalah perdarahan
Komplikasi bayi yang lahir terlalu dini karena untuk mengatasi preeklampsia
1. Antihipertensi:
Obat antihipertensi digunakan untuk menurunkan tekanan darah pada ibu hamil
yang mengalami preeklampsia.
2. Antikonvulsan:
Obat antikonvulsan digunakan untuk mencegah kejang pada ibu hamil yang
terkena preeklampsia. Jika ibu mengalami kejang, maka kondisinya sudah masuk
sebagai eklampsia.
3. Kortikosteroid:
Jika melihat tanda yang tidak normal selama kehamilan, Anda harus segera
memeriksakan kehamilan dan diri Anda ke dokter. Jagalah selalu diri Anda dan
kandungan, untuk tetap sehat