Anda di halaman 1dari 3

1.

Pengertian
Preeklamsi adalah komplikasi yang dapat terjadi pada masa kehamilan.
Komplikasi ini ditandai dengan tekanan darah yang mencapai angka 140/90
mmHg. Biasanya kondisi ini terjadi setelah kehamilan memasuki usia 20
minggu (akhir triwulan kedua sampai triwulan ketiga). Pada beberapa kasus
juga bisa terjadi lebih awal.
Menurut World Health Organization (WHO), salah satu penyebab
morbiditas dan mortalitas ibu dan janin adalah pre-eklamsia berat (PEB),
angka kejadiannya berkisar antara 0,51%-38,4%. Di negara maju angka
kejadian preeklampsia berat berkisar 6-7% dan eklampsia 0,1-0,7%.
Sedangkan angka kematian ibu yang diakibatkan pre-eklampsia berat dan
eklampsia di negara berkembang masih tinggi (Betty & Yanti, 2011).
2. Trend
Di Indonesia, preeklamsia berat dan eklamsia merupakan penyebab dari
30%40% kematian maternal, sementara di beberapa rumah sakit di Indonesia
telah menggeser perdarahan sebagai penyebab utama kematian maternal.
Oleh karena itu di perlukan perhatian, serta penanganan yang serius terhadap
ibu bersalin dengan penyakit komplikasi ini (Yuliati dan Fikawati, 2012).
Preeklampsia berat dan eklampsia merupakan risiko yang
membahayakan ibu di samping membahayakan janin melalui placenta.
Beberapa kasus memperlihatkan keadaan yang tetap ringan sepanjang
kehamilan. jika preeklamsia berat tidak ditangani dengan baik maka pasien
akan mengalami kejang dan berlanjut ke eklamsia. Demikian pula Jika
eklampsia tidak ditangani secara cepat akan terjadi kehilangan kesadaran dan
kematian karena kegagalan jantung, kegagalan ginjal, kegagalan hati atau
perdarahan otak. Oleh karena itu kejadian kejang pada penderita preeklamsia
berat dan eklampsia harus dihindari. Karena eklampsia menyebabkan angka
kematian sebesar 5% atau lebih tinggi (Omilabu et all, 2014).
3. Penjelasan
Menurut beberapa penelitian adanya hubungan antara umur atau usia ibu
hamil dengan angka kejadian Pre Eklamsia. Wanita dengan usia diatas 35

1
tahun memiliki 2 kali factor resiko Pre Eklamsia Berat tanpa memperhatikan
apakah Pirimipara atau Multipara. Usia kandungan ibu hamil memasuki usia
20 minggu ke atas dapat terjadinya preeklamsia berat.
4. Penyebab
Penyebab utama terjadinya komplikasi preeklampsia pada ibu hamil
adalah terjadinya gangguan terhadap pertumbuhan dan perkembangan
plasenta. Kondisi ini menyebabkan terganggunya sirkulasi darah menuju ke
tubuh ibu dan janin. Pasalnya, plasenta adalah organ penting yang berperan
dalam menyalurkan oksigen dan nutrisi dari tubuh ibu menuju ke janin.
Oleh karena penyaluran makanan dan oksigen ini dilakukan melalui
aliran darah, maka plasenta membutuhkan pasokan darah dalam jumlah besar
untuk mendukung tumbuh kembang janin yang optimal. Kondisi ibu yang
mengalami preeklampsia adalah plasenta tidak mendapatkan cukup pasokan
darah karena tidak mampu bekerja optimal, sehingga mengakibatkan
terganggunya pembuluh darah dan berpengaruh pada tekanan darah ibu.
Peningkatan darah ibu juga berdampak pada ginjal. Kondisi ini terjadi
karena proteinuria yang terjadi karena ketidakmampuan ginjal dalam
menyaring protein, sehingga urine yang keluar turut membawa serta protein.
Risiko ini meningkat pada ibu hamil yang memiliki riwayat penyakit
lain, seperti misalnya penyakit ginjal, lupus, hipertensi, diabetes melitus, juga
sindrom antifosfolipid.

5. Gejala
Beberapa gejala dan tanda yang dapat muncul pada ibu hamil dengan
preeklamsia, antara lain:
a. Nyeri kepala.
b. Gangguan penglihatan (menjadi buram).
c. Nyeri perut kanan atas.
d. Mual dan muntah.
e. Produksi urin menurun.
f. Penurunan jumlah trombosit pada pemeriksaan darah.

2
g. Gangguan fungsi hepar.
h. Sesak napas.
i. Bengkak pada kaki, tangan, dan wajah.
6. Pencegahan Preeklamsia
Pencegahan preeklamsia masih sulit dilakukan. Studi menyatakan
bahwa dengan :
a. Modifikasi dari gaya hidup seperti restriksi kalori
b. Membatasi asupan garam,
c. Mengonsumsi bawang putih, serta
d. Mengonsumsi vitamin C dan E.
Pada beberapa kasus, ibu hamil dapat menurunkan risiko mengalami
preeklampsia dengan cara:
a. Mengonsumsi obat aspirin dosis rendah.
b. Mengonsumsi suplemen kalsium.
Namun, sebelum memulai untuk mengonsumsi obat dan suplemen, ibu
hamil harus berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter, karena konsumsi
kedua hal di atas tidak dapat diberikan pada siapa saja. Cara lain yang bisa
dilakukan adalah dengan mengontrol gula darah dan berat badan saat
merencanakan kehamilan.

Anda mungkin juga menyukai