Anda di halaman 1dari 6

Nama : Cinta Marsa

Riski Nim. :

PO7124322050

Resume

"Membuat Ringkasan Tentang Hiperemisis, gravidarum, preeklamasi, Kelainan dan


lamanya Kehamilan, Perdarahan, Kehamilan Ektopik dan penyakit kelaianan plasenta
dan selaput janin"

A. HIPEREMESIS GRAVIDARUM

Pengertian Hiperemesis Gravidarum Mual dan muntah pada masa kehamilan adalah
hal yang umum terjadi. Biasanya, ibu hamil menjadi lebih mual pada saat bangun tidur di
pagi hari. Kondisi ini disebut dengan istilah morning sickness. Namun, semakin lama
gejala mual akan berkurang dan intensitas muntah menurun. Gejala utamanya adalah
mual dan muntah yang parah, hingga menyebabkan kondisi tubuh melemah. Hal ini bisa
menjadi pemicu ibu hamil mengalami dehidrasi, gangguan elektrolit dan keton dalam
darah, serta penurunan berat badan yang signifikan.

Faktor Risiko Hiperemesis Gravidarum . Hiperemesis gravidarum disebut lebih rentan


terjadi pada ibu hamil yang memiliki faktor risiko, seperti:

~Hamil pada usia yang sangat muda.

~Kehamilan pertama.

~Kelebihan berat badan (obesitas).

~Memiliki keluarga dekat (misalnya ibu, kakak, atau adik) yang pernah mengidap
hiperemesis gravidarum.

~Mengidap mola hidatidosa (hamil anggur).

~Mengandung anak perempuan atau anak kembar.

~Pernah mengalami hiperemesis gravidarum pada kehamilan sebelumnya.

~Penyebab Hiperemesis Gravidarum

Sayangnya, hingga kini penyebab pasti dari mual dan muntah yang ekstrem masih
belum diketahui. Kendati begitu, hiperemesis gravidarum sering dikaitkan dengan
perubahan hormon yang terjadi selama masa kehamilan, seperti hormon glikoprotein atau
human chorionic gonadotropin (hCG).
Komplikasi Hiperemesis Gravidarum Gangguan ini tidak boleh dianggap sepele, sebab
meningkatkan risiko munculnya komplikasi. Mual dan muntah berkepanjangan pada ibu
hamil bisa memicu:

- Dehidrasi akibat kekurangan asupan cairan.

- Perdarahan pada kerongkongan akibat muntah berkepanjangan.

- Bayi lahir dengan berat badan rendah.

- Malnutrisi.

- Gangguan fungsi hati dan ginjal.

- Muntah darah.

Jika tidak ditangani, kondisi ini bisa menyebabkan organ-organ tubuh calon ibu
terganggu. Tidak berfungsinya organ tubuh ibu bisa memengaruhi kondisi janin, bahkan
menyebabkan bayi terlahir prematur.

B. PREEKLAMASI

Preeklamsia adalah kondisi akibat dari tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol pada
ibu hamil. Kondisi preeklamsia pada ibu hamil harus segera ditangani. Jika tidak, kondisi
preeklamsia dapat berkembang menjadi eklampsia dan memiliki komplikasi yang fatal
baik bagi ibu maupun bagi janinnya.

Komplikasi dari terjadinya preeklamsia diantaranya yaitu: komplikasi maternal


meliputi eklamsia, solusio plasenta, sindrom HELLP, ablasio retina, gagal jantung, syok
dan terjadinya kematian.

C. KELAINAN DAN LAMANYA KEHAMILAN

Komplikasi atau gangguan kehamilan adalah masalah yang terjadi selama kehamilan.
Gangguan ini bisa terjadi pada ibu atau janin atau dua-duanya, semuanya berisiko
terhadap perkembangan janin. Ada calon ibu yang baru mengalami masalah tersebut saat
hamil, tapi ada juga yang sudah memilikinya sebelumnya.

D. PERDARAHAN
Perdarahan adalah keluarnya darah dari pembuluh darah yang disertai penimbunan
dalam jaringan atau ruang tubuh.

Perdarahan postpartum atau perdarahan pasca persalinan adalah keluarnya darah dari
jalan lahir segera setelah melahirkan. Perdarahan setelah melahirkan dengan jumlah
wajar merupakan hal yang normal terjadi dan hal ini disebut lochea atau nifas.

Perdarahan pascamelahirkan primer terjadi dalam 24 jam pertama usai melahirkan.


Umumnya, perdarahan ini disebabkan oleh otot rahim yang lemas (atonia uteri), tapi bisa
juga karena retensi plasenta, luka robek pada rahim, leher rahim, atau vagina, serta
gangguan pembekuan darah.

E. KEHAMILAN EKTOPIK

Kehamilan ektopik adalah kehamilan yang terjadi ketika hasil pembuahan menempel di
luar rahim. Bagian tubuh yang sering kali menjadi lokasi terjadinya kehamilan ektopik
adalah tuba falopi, serviks atau leher rahim, serta rongga perut. Kehamilan ektopik adalah
kondisi darurat medis.

Kehamilan ektopik umumnya terjadi akibat kerusakan pada tuba falopi. Kerusakan ini
membuat tuba falopi menyempit atau tersumbat sehingga pergerakan sel telur ke rahim
terhambat.

Beberapa kondisi yang dapat menimbulkan kerusakan pada tuba falopi adalah:

• Endometriosis

• Penyakit radang panggul

• Gangguan keseimbangan hormon

• Kelainan bawaan lahir pada tuba falopi

• Terbentuknya jaringan parut akibat prosedur medis pada kandungan

Faktor Risiko Kehamilan Ektopik Kehamilan ektopik dapat dialami oleh setiap wanita
yang aktif secara seksual. Namun, ada faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko
terjadinya kehamilan ektopik, yaitu:

-Hamil di usia 35 tahun atau lebih

-Penyakit menular seksual, seperti gonore dan chlamydia


-Hamil di luar kandungan sebelumnya Riwayat operasi, seperti aborsi, sterilisasi pada
wanita, dan operasi di area panggul atau perut

-Program bayi tabung

-Penggunaan alat kontrasepsi spiral (IUD)

-Kebiasaan merokok.

Komplikasi Kehamilan Ektopik Kehamilan ektopik dapat menyebabkan pecahnya tuba


falopi. Kondisi ini berisiko menimbulkan komplikasi berupa perdarahan berat, syok,
bahkan kematian.

F. PENYAKIT KELAINAN PLASENTA

Dalam masa kehamilan, plasenta tidak hanya berfungsi sebagai penghubung antara
janin dan ibu, tetapi juga sebagai jalan untuk menyalurkan nutrisi pada janin. Ada
beberapa kondisi yang menyebabkan terjadinya gangguan plasenta dan berikut adalah
beberapa gangguan yang perlu diketahui serta cara mengatasinya.

• Solusio plasenta

Solusio plasenta adalah gangguan komplikasi di mana sebagian atau seluruh plasenta
terlepas dari dinding rahim sebelum bayi sempat lahir. Kondisi ini bisa menyebabkan bayi
kekurangan oksigen dan terjadi pendarahan hebat pada ibu hamil.

Ada beberapa penyebab terjadinya solusio plasenta, yaitu benturan keras pada perut,
berkurangnya cairan ketuban, penggunaan obat-obatan terlarang saat kehamilan, tekanan
darah tinggi, serta faktor-faktor lainnya. Dalam kondisi kehamilan di bawah 34 minggu,
selain tindakan medis diupayakan supaya ibu hamil istirahat total. Sedangkan kehamilan
di atas 34 minggu, kerap kali kelahiran dini dilakukan untuk menyelamatkan anak dan
ibu.

• Previa Plasenta

Previa plasenta adalah gangguan plasenta di mana kondisi plasenta melekat pada
bagian bawah rahim. Penutupan jalan lahir karena plasenta ini terbagi pada empat situasi,
pertama plasenta menutupi keseluruhan jalan lahir, menutupi sebagian jalan
lahir, mendekati lubang jalan lahir tapi tidak menutupinya, dan yang terakhir adalah
kondisi di mana plasenta tertanam di rahim bagian bawah. Gejala yang mengiringi previa
plasenta adalah perdarahan tanpa disertai rasa nyeri dan tanpa ada kontraksi pada rahim.

Beberapa faktor yang memicu terjadinya previa plasenta adalah faktor usia ibu, yaitu
usia ibu yang masih terlalu muda sehingga rahim belum terlalu siap menerima kehamilan.
Selain itu, usia yang terlalu tua juga bisa meningkatkan risiko previa plasenta, riwayat
persalinan yang terlalu dekat, serta keadaan rahim yang pernah mengalami trauma seperti
bekas dikuret atau pun jenis operasi lainnya.

Memperhatikan asupan gizi ibu hamil adalah salah satu cara untuk meminimalisir
risiko terjadinya previa plasenta. Terutama kalau usia ibu hamil masih tergolong muda
atau terlalu tua, ada baiknya memperbanyak makanan sayuran berwarna hijau tua,
seperti bayam, kangkung, singkong, sawi, dan sumber protein seperti tahu, ikan, telur,
buah-buahan, dan konsumsi air putih secukupnya.

• Pengapuran Plasenta

Gangguan plasenta lainnya yang biasa sering dialami oleh ibu hamil adalah pengapuran
plasenta. Ini adalah kondisi di mana terjadi penuaan pada plasenta diakibatkan
penumpukan kalsium. Pengapuran plasenta ditandai dengan munculnya bintik-bintik
putih pada plasenta yang biasanya terjadi karena paparan asap rokok atau pun kebiasaan
merokok saat hamil, kehamilan di usia muda, serta tidak menjaga gizi selama hamil.

Dari hanya sekadar pengapuran, kondisi plasenta juga bisa terlepas dari dinding rahim,
sehingga ketika sudah ada indikasi kalau ibu hamil kemungkinan mengalami pengapuran
plasenta tindakan tercepat adalah berkonsultasi ke dokter.

G. SELAPUT JANIN

Selaput janin adalah empati membran ekstraembrionik, yang berhubungan dengan


embrio yang sedang berkembang , dan janin pada manusia dan mamalia lainnya. Mereka
adalah amnion,korion,allantois, dan kantung kuning telur. Amnion dan korion adalah
membran korioamniotik yang terbentuk kantung ketuban yang mengelilingi dan
melindungi embrio. Selaput janin adalah empat dari enam organ tambahan yang
dikembangkan oleh konseptu syang bukan merupakan bagian dari embrio itu sendiri, dua
lainnya adalah plasenta., dan tali pusar.

Selaput janin mengelilingi janin selama masa kehamilan dan memastikan pemeliharaan
kehamilan hingga persalinan, perlindungan janin serta berperan penting dalam menjaga
kondisi yang diperlukan untuk kesehatan janin.

Anda mungkin juga menyukai