IBU HAMIL
Tekanan darah: Tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg atau diastolik di
atas 90 mmHg, diukur dua kali dengan selang waktu minimal 4 jam.
Proteinuria: 0,3 gram protein atau lebih dalam sampel urine 24 jam atau 1+
persisten pada dipstick urine.
Gejala lain: Mungkin mengalami bengkak pada kaki, tangan, dan wajah, sakit
kepala, atau kenaikan berat badan lebih dari 1 kg per minggu.
Komplikasi: Pada umumnya, preeklamsia ringan dapat diobati dengan baik
dan tidak menimbulkan komplikasi serius bagi ibu dan janin.
Preeklamsia Berat:
Tekanan darah: Tekanan darah sistolik 160 mmHg atau lebih atau diastolik
110 mmHg atau lebih diukur dua kali dengan selang waktu minimal 4 jam.
Proteinuria: 5 gram protein atau lebih dalam sampel urine 24 jam atau 3+ atau
lebih pada dipstick urine.
Gejala lain: Selain gejala preeklamsia ringan, mungkin juga mengalami sakit
kepala berat, gangguan penglihatan (menjadi buram), nyeri perut kanan atas,
mual dan muntah, oliguria (produksi urine menurun), trombositopenia
(penurunan jumlah trombosit), gangguan fungsi hati, dan sesak napas.
4. Penyebab preeklamsia!
Jawab:
Faktor Plasenta: Pertumbuhan dan fungsi plasenta yang abnormal,
mengganggu aliran darah dan melepaskan zat berbahaya ke aliran darah ibu.
Faktor Imunologi: Reaksi abnormal sistem kekebalan ibu yang menyerang
plasenta dan pembuluh darah.
Faktor Genetik: Riwayat preeklamsia dalam keluarga meningkatkan risiko.
Faktor Lainnya:
Kehamilan pertama
Usia kehamilan tua (>35 tahun)
Kehamilan kembar
Obesitas
Diabetes
Hipertensi kronis
Penyakit ginjal
Penyakit autoimun
Penyebab pasti dari kelainan ini masih belum diketahui, namun beberapa penelitian
menyebutkan ada beberapa faktor yang dapat menunjang terjadinya preeklampsia dan
eklampsia. Faktor faktor tersebut antara lain, gizi buruk, kegemukan dan gangguan aliran
darah kerahim
5. Obat-obat preeklampsia
Jawab :
Berikut ini adalah beberapa obat yang biasa diresepkan untuk menangani
preeklamsia, beserta mekanisme dan golongan obatnya:
1. Antihipertensi
Kortikosteroid
Preeklamsia dapat menyebabkan komplikasi serius bagi ibu dan janin, seperti
HELLP syndrome, eklampsia, dan pembatasan pertumbuhan janin.
Akibat dari kondisi tersebut, ibu hamil bisa mengalami berbagai gejala seperti: