Anda di halaman 1dari 11

M A K A L A H

“Keracunan Pada Kehamilan”

DISUSUN OLEH :

INTAN PRATIWI
PO7124316062
DIV KEBIDANAN TINGKAT 1

POLTEKKES KEMENKES PALU


2016/2017
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT karena berkat petunjuk serta rahmat-Nyalah,
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Keracunan Pada Kehamilan, tidak
lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah
mengajarkan materi tersebut.

Kami telah berusaha dengan segenap kemampuan dan pengetahuan yang kami
miliki sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Akan tetapi, kami menyadari bahwa
segi materi makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi materi maupun tata
cara penulisanya. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari teman-
teman atau para pembaca, agar dilain kesempatan kami dapat memperbaiki kekurangan-
kekurangan yang ada.

Akhirnya semoga dengan membaca makalah ini, sedikit banyaknya akan


menambah pengetahuan kita.

Palu, September 2016

Penulis

Intan Pratiwi
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................ 1
DAFTAR ISI ............................................................................................................... 2
BAB I : PENDAHULUAN .........................................................................................3
I. Latar Belakang ......................................................................................... 4
II. Tujuan ....................................................................................................... 4

BAB II : PEMBAHASAN ...........................................................................................5


I. Pengertian keracunan pada kehamilan ...................................................5
II. Gejala-gejala ..............................................................................................5
III. Resiko preeclamsia ...................................................................................7
IV. Cara mengatasi .........................................................................................8

BAB III : PENUTUP

1. Kesimpulan ............................................................................................ 13
2. Saran ....................................................................................................... 13
BAB I

PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG

Dahulu dikenal dengan keracunan kehamilan, preeklampsia sekarang tetap


menjadi momok bagi wanita hamil yang memasuki trimester ke tiga. Preeklampsia
adalah kondisi pada wanita hamil, yang ditandai dengan tekanan darah tinggi dan
protein berlebih di dalam urin. Jika tidak terdiagnosis dan ditangani, preeklampsia dapat
menimbulkan komplikasi serius, bahkan fatal bagi ibu dan janin. Gangguan ini tidak
ada obatnya, dan baru akan berangsur-angsur menghilang setelah bayi dilahirkan.
Menakutkan? Tenang, meski tidak dapat dicegah tapi anda bisa melindungi diri dengan
mempelajari gejala-gejala preeklampsia dan memeriksakan diri secara teratur ke dokter.

II. TUJUAN

1. Mengetahui pengertian keracunan pada kehamilan.


2. Mengetahui gejala-gejala.
3. Mengetahui sebab-sebab terjadinya.
4. Mengetahui resiko dari keracunan pada kehamilan.
5. Mengetahui cara mengatasi preeklamsia.
BAB II

PEMBAHASAN

I. PENGERTIAN

Preeclampsia (pre-e-klam-si-a) atau toxemia , adalah suatu gangguan yang


muncul pada masa kehamilan, umumnya terjadi pada usia kehamilan di atas 20
minggu. Gejala-gejala yang umum adalah tingginya tekanan darah,
pembengkakan yang tak kunjung sembuh dan tingginya jumlah protein di urin.
Preeclampsia sering terjadi pada kehamilan pertama dan pada wanita yang
memiliki sejarah preeclampsia di keluarganya. Resiko lebih tinggi terjadi pada
wanita yang memiliki banyak anak, ibu hamil usia remaja, dan wanita hamil di
atas usia 40 tahun. Selain itu, wanita dengan tekanan darah tinggi atau memiliki
gangguan ginjal sebelum hamil juga beresiko tinggi mengalami preeclampsia .
Penyebab sesungguhnya masih belum diketahui.
Tidak ada uji khusus untuk mendiagnosa preeclampsia . Pemeriksaan tekanan
darah yang rutin dapat membantu mendeteksi adanya preeclampsia karena
pengingkatan tekanan darah yang drastis setelah usia kehamilan di atas 20
minggu (sistolik di atas 140 mmHg dan diastolik 90 mmHg; atau peningkatan 30
mmHg untuk sistolik dan 15 mmHg untuk diastolik) merupakan pertanda awal
kemungkinan terjadinya preeclampsia . Melalui tes urin dapat dideteksi adanya
kandungan protein di urin ( proteinuria ). Jika terdeteksi, sebaiknya seringlah
mengunjungi dokter sekurang-kurangnya sekali seminggu.

II. GEJALA-GEJALA
Apabila Anda sedang hamil dan mengalami gejala-gejala seperti di bawah ini,
segeralah hubungi dokter anda :
 Sakit kepala yang parah
 Muntah darah
 Pembengkakan yang berlebihan pada kaki dan tangan
 Jumlah urin yang sedikit atau tidak ada urin
 Kencing disertai darah
 Denyut jantung yang cepat
 Pusing
 Muntah berlebihan
 Mengantuk
 Demam
 Penglihatan ganda
 Kebutaan tiba-tiba
 Nyeri pada perut

Preeclampsia adalah suatu kondisi yang dapat mempengaruhi banyak sistem


pada tubuh dan ditandai dengan tekanan darah tinggi dan protein di dalam urin
(yang menunjukkan gangguan ginjal). Kondisi tersebut terjadi pada sebanyak 8
persen kehamilan dan bertanggung jawab atas sebanyak 15 persen dari 500.000
kematian yang berhubungan dengan kehamilan di seluruh dunia setiap tahun.
Dr. Allen A. Mitchell, dari Boston University, dan rekannya mempelajari lebih
dari 5.000 perempuan yang melahirkan bayi antara 1998 dan 2006. Dalam waktu
6 bulan setelah melahirkan, perempuan itu diwawancarai mengenai
“sosiodemografik” dan faktor medis, termasuk tekanan darah tinggi selama
kehamilan, preeclampsia dan perawatan kesuburan.

III. RESIKO

Ibu hamil yang mengalami preeclampsia berisiko tinggi mengalami keguguran,


gagal ginjal akut, pendarahan otak, pembekuan darah intravaskular,
pembengkakan paru-paru, kolaps pada system pembuluh darah, dan eclampsia ,
yaitu gangguan tahap lanjutan yang ditandai dengan serangan toxemia yang
bisa berakibat sangat serius bagi ibu dan bayinya.
Pada bayi, preeclampsia dapat mencegah plasenta (jalur penyaluran udara dan
makanan untuk janin) mendapat asupan darah yang cukup, sehingga bayi bisa
kekurangan oksigen ( hypoxia ) dan makanan. Hal ini dapat menimbulkan
rendahnya bobot tubuh bayi ketika lahir dan juga menimbulkan masalah lain
pada bayi, seperti kelahiran prematur sampai dengan kematian pada saat
kelahiran ( perinatal death ).
Tetapi banyak wanita penderita preeclampsia tetap melahirkan bayi yang sehat.
Hal ini karena preeclampsia dapat dideteksi lebih awal apabila calon ibu rajin
merawat kehamilannya.

Kriteria Diagnosa
Preeklamsia Berat (PEB)

Diagnosa PEB ditegakkan apabila pada kehamilan > 20 minggu didapatkan


satu/lebih gejala/tanda di bawah ini:

 Tekanan darah > 160/110. Syarat: (a) Bumil Ibbu hamil) dalam
keadaan relaksasi (pengukuran T minimal setelah istirahat 10 menit);
dan (b) Bumil tidak dalam keadaan his.
 Proteinuria > 5 gr/24 jam atau 4+ pada pemeriksaan secara kuantitatif.
 Oliguria, produksi urine < 500 cc/24 jam yang disertai kenaikan
kreatinin plasma.
 HGangguan visus dan serebral.
 Nyeri epigastrum/hipokondrium kanan.
 Edema paru dan sianosis.
 Gangguan pertumbuhan janin intrauteri.
 Adanya Hellp Syndrome (Hemolysis, Elevated liver enzyme, Low
Platelet count).
Metode

Penelitian ini merupakan penelitian retrospectif pada ibu hamil dengan


komplikasi preeklamsi-eklamsi yang dirawat dan melahirkan di RSU Tarakan.
Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh penderita preeklamsi-eklamsi yang
memenuhi syarat penelitian, dirawat, dan melahirkan antara 1 Januari 1996
sampai 31 Desember 1998 di RSU Tarakan.

Kriteria inklusi: (a) Ibu hamil dengan komplikasi preeklampsia dan eklampsia;
(b) Melahirkan janin tunggal, letak kepala, baik hidup maupun mati, dengan
proteinuria, umur kehamilan sama dengan atau lebih tua dari 28 minggu.
Sedangkan kriteria ekslusi: (a) Kasus ibu hamil dengan preeklamsia-eklamsia
tidak melahirkan di RSU Tarakan; (b) Kasus ibu hamil dengan preeklamsia-
eklamsia dengan data tidak lengkap sesuai karakteristik penderita; (c) Ibu
dengan penyakit Diabetes mellitus, jantung, ginjal, hati, anemia, kelainan
trombosit (trombositopeni idiopatik purpura), SLE, infeksi, hipertensi
sebelumnya, dan kelainan neurologi; seerta (d) Bayi yang lahir dengan kelainan
kongenital mayor.

Penelitian dilakukan dengan cara mengumpulkan data dan catatan medik rawat
inap penderita PE – E dengan umur kehamilan ≥ 28 minggu, yang dirawat dan
melahirkan di RSU Tarakan dari 1 Januari 1996 sampai 31 Desember 1998.

Penderita PE – E yang memenuhi syarat penelitian dikelompokkan berdasarkan


variabel-variabel yang diamati, yaitu usia ibu hamil, pendidikan, frekuensi
memeriksakan kehamilannya, usia kehamilan saat diagnosis ditegakkan, status
kehamilan, tekanan darah sistolik dan diastolik, cara persalinan, ada tidaknya
kematian perinatal, serta komplikasi yang ditemukan. Data yang didapat
kemudian ditabulasikan. Dari data-data tersebut, dibuat kesimpulan mengenai
karakteristik penderita PE – E di RSU Tarakan, KalTim.
Batasan operasional yang dipergunakan dalam penelitian ini:

Preeklamsia adalah hipertensi akibat kehamilan dengan proteinuria dan atau


edema yang terjadi pada kehamiian setelah umur 20 minggu, bersalin, atau nifas,
menyertai preeklamsia dan bukan karena kelainan neurologik.

Hipertensi adalah bila didapatkan tekanan darah > 140/90 mmHg atau kenaikan
tekanan diastolik >15 mmHg dan atau sistolik > 30 mmHg dalam kehamilan.
Proteinuri adalah adanya protein dalam urin dengan pemeriksaan secara
kualitatif maupun kuantitatif. Edema adalah adanya timbunan cairan bebas
secara menyeluruh. Dikatakan piting edema jika terdapat edema pada tungkai
bawah dan dikatakan generalisata jika didapat kenaikan BB ibu melebihi 0,5
kg/minggu, 2 kg/bln, atau 13 kg selama kehamilan. Umur kehamilan dihitung
dalam minggu lengkap, mulai hari pertama haid terakhir.

Kematian perinatal adalah jumlah bayi mati ditambah kematian neonatal dini.
Bayi lahir mati (BLM) adalah bayi yang lahir dalam keadaan meninggal yang
telah mencapai umur kehamilan 28 minggu atau lebih, atau BB lahir 1000 gram
atau lebih. Kematian neonatal dini (KND) adalah kematian bayi yang lahir hidup
yang kemudian meninggal dalam 7 hari pertama setelah persalinan. Karena tidak
dilakukan pengamatan lanjut selama 7 hari maka penelitian terbatas sampai pada
bayi pulang dan RS.

IV. CARA MENGATASI

Apabila Anda mengalami preeclampsia , melahirkan adalah cara yang paling


tepat untuk melindungi Anda dan bayi Anda. Tapi hal ini tidak selalu harus
dilakukan, karena bisa jadi bayi Anda terlalu dini untuk dilahirkan.
Apabila kelahiran tidak memungkinkan karena usia kandungan yang terlalu dini,
ada beberapa langkah yang bisa diambil untuk mengatasi preeclampsia sampai
bayi dinyatakan cukup umur untuk bisa dilahirkan. Langkah-langkah tersebut
meliputi penurunan tekanan darah dengan cara istirahat total ( bed-rest ) atau
dengan obat-obatan, dan perhatian khusus dari dokter. Pada beberapa kasus, bisa
jadi diperlukan opname di rumah sakit.
Salah satu cara mengendalikan tekanan darah ketika Anda tidak sedang hamil
adalah dengan membatasi jumlah garam pada makanan Anda. Namun hal ini
bukanlah ide bagus apabila Anda mengalami hipertensi pada saat hamil. Tubuh
Anda membutuhkan garam untuk menjaga aliran cairan tubuh, jadi Anda tetap
membutuhkan asupan garam dalam jumlah normal. Dokter Anda akan
menginformasikan berapa banyak jumlah garam yang Anda butuhkan perhari
dan berapa banyak jumlah air yang harus anda minum tiap harinya.
Dokter anda mungkin akan memberikan aspirin atau tambahan kalsium untuk
mencegah preeclampsia . Dokter mungkin juga akan menyarankan Anda untuk
berbaring pada sisi kiri anda saat anda beristirahat. Hal ini akan meningkatkan
aliran darah dan mengurangi beban pembuluh darah besar Anda. Banyak dokter
memberikan magnesium sulfat selama proses melahirkan dan beberapa hari
setelah melahirkan untuk mencegah eclampsia .
BAB III

PENUTUP

I. KESIMPULAN

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa profil penderita preeklampsia-


eklampsia di RSU Tarakan Kalimantan Timur adalah sebagai berikut:

 Angka kejadian preeklampsia-eklampsia di RSU Tarakan 3,26%.


 Kelompok usia terbanyak penderita adalah antara 20–35 tahun.
 Status pendidikan penderita dari SD s.d. PT 79,7%
 Tingkat kunjungan ANC penderita ≥ 4 kali selama hamil 54,8%.
 Usia kehamilan penderita saat diagnosis ditegakkan 86,44% pada usia 37–
42 minggu.
 Status gravida penderita terbanyak adalah multigravida, yaitu 54,24%.
 Tekanan darah penderita terbanyak sistolik > 160 mmHg (66,1%),
diastolik ≤ 110 mmHg (57,63%).
 Cara persalinan terbanyak yang dilakukan adalah pervaginam ()
 Komplikasi terbanyak yang didapatkan: BBLR (), IUFD (), asfiksia
neonatorum (), perdarahan pasca persalinan (), kematian neonatal dini (),
dan gangguan visus, serta kematian ibu dan solutio plasenta masing-
masing ().
 Angka kematian perinatal sebesar 2,67.

II. SARAN
Adanya makalah ini diharapkan pembaca agar mempelajari isi dari makalah
tersebut. Agar lebih meningkatkan wawasan dan pengetahuan mengenai asuhan
persalinan yang terbagi atas empat kala.Sebaiknya pembaca mencari buku
ataupun mencari di internet mengenai asuhan persalinan agar lebih memehami
asuhan persalinan.

Anda mungkin juga menyukai