Anda di halaman 1dari 2

EKLAMSIA

Eklamsia adalah komplikasi kehamilan yang ditandai dengan tekanan darah tinggi dan
kejang sebelum, selama, atau setelah persalinan. Kondisi gawat darurat ini bisa terjadi setelah
penderitanya mengalami preeklamsia.
Penyebab Eklamsia

Sampai saat ini, penyebab terjadinya preeklamsia dan eklamsia belum diketahui secara pasti.
Akan tetapi, kondisi ini diduga disebabkan oleh kelainan bentuk dan fungsi plasenta.

Meski penyebabnya belum diketahui, ada beberapa faktor yang diduga memicu preeklamsia
dan eklamsia, yaitu:

 Riwayat preeklamsia pada kehamilan sebelumnya


 Riwayat preeklamsia atau eklamsia dalam keluarga
 Hamil di usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 40 tahun
 Riwayat penyakit diabetes, penyakit ginjal, anemia sel sabit, obesitas, serta penyakit
autoimun, seperti lupus dan sindrom antifosfolipid (APS)
 Kehamilan kembar
 Kehamilan yang sedang dijalani merupakan hasil metode bayi tabung (IVF)

Gejala Eklamsia

Gejala utama eklamsia adalah kejang yang terjadi sebelum, selama, atau setelah


persalinan. Eklamsia selalu terjadi setelah preeklamsia. Sementara preeklamsia sendiri dapat
timbul sejak kehamilan mencapai usia 20 minggu.

Preeklamsia ditandai dengan tekanan darah yang lebih dari 140/90 mm Hg, adanya
protein dalam urine, dan dapat disertai dengan pembengkakan di tungkai. Jika tidak
mendapatkan penanganan, preeklamsia bisa menyebabkan eklamsia.

Pengobatan Eklamsia

Satu-satunya cara untuk menangani eklamsia adalah dengan melahirkan bayi yang
dikandung. Pada ibu hamil dengan preeklamsia yang berisiko mengalami eklamsia, dokter
akan melakukan beberapa penanganan, seperti:

 Memberikan obat pengontrol tekanan darah dan vitamin


 Menyarankan untuk bed rest di rumah sakit atau di rumah dengan pengawasan dari
dokter
 Memantau kondisi janin dan ibu hamil secara berkala

Pada ibu hamil yang mengalami eklamsia, dokter akan memberikan obat antikejang.
Pemberian magnesium sulfat (MgSO4) melalui infus menjadi pilihan pertama untuk
menangani kejang pada eklamsia.
Namun, bila kejang tidak membaik dengan pemberian magnesium sulfat, dokter dapat
memberikan obat golongan benzodiazepin dan phenytoin.

Komplikasi Eklamsia

Tanpa penanganan yang baik, eklamsia dapat menimbulkan komplikasi serius, termasuk
kematian ibu hamil dan janin. Eklamsia yang tidak tertangani juga bisa menyebabkan
sejumlah komplikasi kesehatan, seperti:

 Efek samping kejang, seperti lidah tergigit, patah tulang, cedera kepala,
dan pneumonia aspirasi akibat masuknya isi lambung ke saluran pernapasan
 Kerusakan sistem saraf pusat, perdarahan di otak, gangguan penglihatan, bahkan
kebutaan, akibat kejang yang berulang
 Kerusakan organ, seperti gagal ginjal dan gagal hati
 Sindrom HELLP dan gangguan sistem peredaran darah, seperti koagulasi intravena
terdiseminasi atau disseminated intravascular coagulation (DIC)
 Gangguan kehamilan, misalnya pertumbuhan janin terhambat, solusio
plasenta, oligohidramnion, atau bayi terlahir secara prematur
 Penyakit jantung koroner dan stroke
 Risiko mengalami preeklamsia dan eklamsia pada kehamilan berikutnya

Pencegahan Eklamsia

Belum ada cara khusus untuk mencegah preeklamsia atau eklamsia. Namun, ada beberapa
upaya yang bisa dilakukan oleh calon ibu dan ibu hamil untuk menurunkan risiko terjadinya
eklamsia, yaitu:

 Menjalani kontrol rutin ke dokter selama kehamilan


 Menjaga berat badan ideal sebelum dan selama kehamilan
 Tidak merokok dan tidak mengonsumsi minuman beralkohol
 Mengonsumsi suplemen tambahan sesuai saran dokter

Anda mungkin juga menyukai