BAB I - KMP
BAB I KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN PUSKESMAS
7 STANDAR, 26 KRITERIA, 102 ELEMEN PENILAIAN
1.6
PENGAWASAN, 1.2 TATA KELOLA ORGANISASI PKM
PENGENDALIAN, PENILAIAN
KINERJA 5 KRITERIA
14 EP
3 KRITERIA
15 EP
1.3
1.5 1.4
MANAJEMEN KEUANGAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
MANAJEMEN FASILITAS &
1 KRITERIA
KESELAMATAN (MFK) 6 KRITERIA
22 EP
2 EP
8 KRITERIA
30 EP
PERKEMBANGAN KONSEP MUTU
DEMING
DONABEDIAN
TIDAK ADA SATU PENGERTIAN YANG DAPAT MENDEFINISKAN MUTU SECARA UTUH
• Definisi Individual Definisi Absolut Definisi Mutlak
STANDAR 1.1. PERENCANAAN PUSKESMAS
1.1 PERENCANAAN PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT (PUSKESMAS) DILAKUKAN SECARA TERPADU
3
Rencana Lima Tahunan disusun 4 5 Rencana Pelaksanaan Kegiatan
dengan melibatkan lintas program Rencana Usulan Kegiatan (RUK) disusun
dan lintas sektor serta berdasarkan (RPK) Puskesmas disusun bersama
dengan melibatkan lintas program dan lintas lintas program sesuai dengan
rencana strategis Dinas Kesehatan sektor, berdasarkan rencana strategis Dinas
Daerah Kabupaten/ Kota. ( R, D,W) alokasi anggaran yang ditetapkan
Kesehatan Daerah Kabupaten/ Kota,
Rencana Lima Tahunan Puskesmas dan hasil oleh Dinas Kesehatan Daerah
penilaian kinerja. (R, D, W). Kabupaten/ Kota. (R,D,W
1.3.2. URAIAN TUGAS
POKOK PIKIRAN
• Kepala Puskesmas menetapkan uraian tugas setiap pegawai sebagai acuan dalam melaksanakan
kegiatan pelayanan
• Uraian tugas pegawai berisi tugas pokok dan tugas tambahan serta kewenangan dan tanggung
jawab yang ditetapkan oleh Kepala Puskesmas.
• Kepala Puskesmas dalam menetapkan tugas pokok memperhatikan: jenis pelayanan, kegiatan dan
SK jabatan fungsional
1.3.2 • Bagi pegawai non ASN, tugas pokok adalah tugas yang sesuai dengan surat keputusan
pengangkatan sebagai tenaga kesehatan di Puskesmas berdasarkan standar kompetensi lulusan
URAIAN • Tugas tambahan adalah tugas yang diberikan kepada pegawai untuk mendukung kelancaran
TUGAS pelaksanaan program dan kegiatan
• Penilaian kinerja pegawai dilakukan untuk melihat capaian sasaran kerja baik ASN maupun non
ASN, mengurangi variasi pelayanan, dan meningkatkan kepuasan pengguna layanan
• Indikator penilaian kinerja setiap pegawai Puskesmas disusun dan ditetapkan berdasarkan uraian
tugas dan tata nilai yang disepakati
ELEMEN PENILAIAN
1. Ada penetapan uraian tugas yang berisi tugas pokok dan tugas tambahan untuk setiap pegawai. (R)
2. Ditetapkan indikator penilaian kinerja pegawai sebagaimana diminta dalam pokok pikiran. (R)
3. Dilakukan penilaian kinerja pegawai minimal setahun sekali dan tindak lanjut terhadap hasil penilaian
kinerja pegawai untuk upaya perbaikan. (D, W)
Tata Nilai FKTP
Budaya mutu
• Pengertian tata nilai (value)
• nilai nilai yang dijunjung tinggi
oleh anggota organisasi pada
umumnya dan kemudian penekanan
terhadap nilai-nilai tersebut untuk
memberi warna perilaku anggota
organisasi dalam mewujudkan visi
Budaya mutu
• Budaya Mutu:
• Budaya mutu adalah system nilai
dalam organisasi yang menghasilkan
lingkungan organisasi yang kondusif
untuk diterapkan peningkatan mutu
yang berkelanjutan.
• Budaya mutu terdiri dari: tata nilai,
tradisi, prosedur, ekspektasi yang
mendukung mutu
(Goetsch, D.L., Davis, S.B., 1994)
Common Values drives Fast Execution
Pre-journey
Pre-flight
In-flight Scent
Post-flight In-flight
Post-journey
Taste
Post-flight
Touch
Post-journey
Specific Focus
contoh
1.3.5. PENYELENGGARAAN K3
POKOK PIKIRAN
• Pegawai yang bekerja di Puskesmas mempunyai risiko terpapar infeksi yang dapat menimbulkan
penyakit akibat kerja, terjadinya kecelakaan kerja terkait dengan pekerjaan yang dilakukan dalam
pelayanan baik langsung maupun tidak langsung
• Program pemeriksaan kesehatan secara berkala perlu dilakukan sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh
Kepala Puskesmas, demikian juga pemberian imunisasi bagi pegawai sesuai dengan hasil identifikasi
risiko epidemiologi penyakit infeksi, serta program perlindungan pegawai terhadap penularan
penyakit infeksi proses pelaporan jika terjadi paparan, tindak lanjut pelayanan kesehatan, dan
1.3.5 konseling perlu disusun dan diterapkan
PENYELENGGARAAN • Pegawai juga berhak untuk mendapat perlindungan dari kekerasan yang dilakukan oleh pengguna
K3
layanan, keluarga pengguna layanan, maupun oleh sesama pegawai
• Dalam Program kesehatan dan keselamatan kerja pegawai, semua staf harus memahami bagaimana
cara mereka melaporkan, cara mereka dirawat, dan cara mereka menerima konseling dan tindak lanjut
akibat cedera seperti tertusuk jarum (suntik), paparan terhadap penyakit menular, memahami
identifikasi risiko dan kondisi yang berbahaya dalam fasilitas serta masalah-masalah kesehatan dan
keselamatan lainnya
ELEMEN PENILAIAN
1. Program K3 bagi pegawai disusun, ditetapkan, dilaksanakan, dan dievaluasi. (R, D, W)
2. Dilakukan pemeriksaan kesehatan berkala terhadap pegawai untuk menjaga kesehatan pegawai sesuai dengan program
yang telah ditetapkan oleh Kepala Puskesmas. (D, W)
3. Ada program dan pelaksanaan imunisasi bagi pegawai sesuai dengan tingkat risiko dalam pelayanan. (D, W)
4. Dilakukan konseling dan tindak lanjut terhadap pegawai yang terpapar penyakit infeksi, kekerasan, atau cedera akibat kerja.
(D, W)
Identifikasi area berisiko kekerasan
REGULASI
PELAYANAN KESELAMATAN
KESEHATAN KERJA
Pemeriksaan Imunisasi
kesehatan
Konseling
REFERENSI : PMK 52/2018: K3 FASYANKES Tindak lanjut jika. Terjadi
Kekerasan di tempat kerja
STANDAR 1.4. MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN
(MFK)
Pokok Pikiran:
• Puskesmas perlu menyusun program MFK
a. Manajemen Keselamatan dan keamanan
b. Manajemen bahan dan limbah berbahaya dan beracun
c. Manajemen Bencana/disaster
d. Manajemen Penanganan Kebakaran
e. Manajemen Alat Kesehatan
f. Manajemen system utilisasi
g. Pendidikan (edukasi) petugas
• Dilakukan identifikasi dan pembuatan peta risiko (huruf a sd f)
• Tetapkan tim atau petugas yang menjalankan program MFK
• Dilakukan evaluasi minimal per tri wulan
1.4.1. PROGRAM MFK
PENGELOLAAN B3 LIMBAH B3
SISTEM UTILISASI
PJ. MFK
DIKLAT MFK
D
1.4.2. PROGRAM KESELAMATAN DAN KEAMANAN
Pokok Pikiran:
• Program untuk keselamatan dirancang untuk mencegah terjadinya cedera bagi
pasien, petugas, pengunjung dan masyarakat akibat Keselamatan dan Kesehata
n Kerja (K3), seperti tertusuk jarum, tertimpa bangunan, kebakaran, gedung rob
oh, dan tersengat listrik
• Program keselamatan bagi petugas terintegrasi dengan program keselamatan d
an kesehatan kerja
• Program untuk keamanan perlu direncanakan untuk mencegah terjadinya kejadi
an kekerasan fisik maupun cedera akibat lingkungan fisik yang tidak aman seper
ti penculikan bayi, pencurian, dan kekerasan pada petugas
• Apabila Puskesmas mengalami renovasi dan atau konstruksi bangunan maka pe
rlu disusun Infection Control Risk Assesment (ICRA) renovasi untuk memastikan
proses renovasi dan atau konstruksi bangunan dilakukan secara aman dan men
gontrol terjadinya penyebaran infeksi (lihat juga PPI 5.5.2
Pengertian
• Pengertian safety dan security sering diartikan
sama
• Safety stands for accident avoidance,
• Security stands for crime prevention.
• Purpose of Safety and security: protecting
someone or something from harm
• Tujuan keselamatan dan keamanan dikelola
adalah untuk mencegah accident (cedera)
akibat fasilitas (bangunan, utilitas, peralatan,
bukan akibat pelayanan) dan mencegah
terjadinya tindak criminal di fasilitas pelayanan
kesehatan
Security: melindungi properti milik fasyankes,
pasien, staf, keluarga, pengunjung dari bahaya
kehilangan, kerusakan atau pengrusakan oleh orang
yang tidak berwenang
• Caranya :
• Dinding bangunan yang kuat
• Pagar, pintu
• Petugas security (satpam)
• Pencegahan terjadinya pencurian
• ID card dan badge karyawan dan pengunjung
• Pemasangan kunci (misalnya pada ruang kasir,
ruang farmasi, ruang rekam medis, ruang bayi)
• Monitoring dengan CCTV
• Terhindar dari tindak kekerasan fisik maupun
pelecehan seksual
• Terhindar dari aksi terror
• Terhindar dari aksi penculikan
Keselamatan memberi jaminan bahwa
gedung, properti, teknologi medis dan
informasi, peralatan dan sistem tidak
berpotensi mendatangkan risiko terhadap
pasien, keluarga, staf, pengunjung.
• Terhindar dari kondisi fasilitas
(bangunan, system utilitas,
peralatan) yang tidak aman
• Sistem alarm: fire alarm, fire detector,
smoke detector, heat detector
• Sistem ventilasi dan air conditioning
• Uninterupted Electric power Supply
• Emergency shut off (pemadaman
tombol otomatis)
• Terhindar dari bahaya jika terjadi
bencana atau kebakaran
• Pemakaian alat pelindung diri (pada
renovasi)
• Evakuasi dan escape jika terjadi
bencana atau kekerasan
1.4.2. PROGRAM KESELAMATAN DAN KEAMANAN
1 4
Dilakukan identifikasi Dilakukan pemantauan
terhadap pengunjung, terhadap pekerjaan konstruksi
petugas dan petugas alih
ELEMEN PENILAIAN terkait keamanan dan
daya (outsourcing) (D,O,W)
pencegahan penyebaran
infeksi. (D,O,W)
2
Dilakukan inspeksi fasilitas 3 Dilakukan simulasi
secara berkala meliputi terhadap kode darurat
bangunan, prasarana dan secara berkala. (D, O,W).
peralatan (D,O,W)
1.4.3. PENGELOLAAN B-3
1.4.3 Inventarisasi, pengelolaan, penyimpanan dan penggunaan bahan berbahaya beracun sert
a pengendalian dan pembuangan limbah bahan berbahaya beracun dilakukan berdasar
kan perencanaan yang memadai dan ketentuan perundangan
POKOK PIKIRAN:
• Bahan berbahaya beracun (B3) dan limbah B3 perlu
diidentifikasi dan dikendalikan secara aman.
• Puskesmas perlu menginventarisasi B3 meliputi lokasi,
jenis, dan jumlah B3 serta limbahnya yang disimpan.
Daftar inventaris ini selalu dimutahirkan sesuai dengan
perubahan yang terjadi di tempat penyimpanan .
• Pengolahan limbah B3 sesuai standar (penggunaan dan
pemilahan, pewadahan dan penyimpanan/TPS B3 serta
pengolahan akhir)
• Tersedia IPAL sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
1.4.3. PENGELOLAAN B-3
1 4
Dilaksanakan program Ada laporan, analisis, dan
pengelolaan B3 dan tindak lanjut penanganan
limbahnya sesuai angka tumpahan, paparan/pajanan
satu sampai tujuh huruf b ELEMEN PENILAIAN B3 dan atau limbah B3. (D,W)
(R)
2
Pengolahan limbah B3 sesuai 3 Tersedia IPAL sesuai
standar (penggunaan dan dengan ketentuan
pemilahan, pewadahan dan peraturan perundang-
penyimpanan/TPS B3 serta undangan. (D, O)
pengolahan akhir) (D,O,W)
inventArisasi PROGRAM PENGENDALIAN
B3 & LIMBAH B3
INVENTARISASI
PENGELOLAAN
PENYIMPANAN
PENGGUNAAN
PENGENDALIAN
regulasi
ELEMEN PENILAIAN
Dilakukan simulasi dan evaluasi
2 tahunan meliputi angka dua sampai
Dilaksanakannya program 3 dengan angka enam huruf c pada
manajemen bencana meliputi kriteria 1.4.1. terhadap program
angka satu sampai dengan kesiapan menghadapi bencana yang
angka tujuh huruf c pada telah disusun, dan dilanjutkan
kriteria 1.4.1. (D, W). dengan debriefing setiap selesai
simulasi. (D, W)
1.4.5. PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN
KEBAKARAN
POKOK PIKIRAN:
• Setiap fasilitas kesehatan termasuk Puskesmas mempunyai risiko
terhadap terjadinya kebakaran
• Program pencegahan dan penanggulangan kebakaran perlu disusun
sebagai wujud kesiagaan Puskesmas terhadap terjadinya kebakaran
• Yang dimaksud dengan sistem proteksi adalah penyediaan proteksi
kebakaran baik aktif mau pasif.
• Proteksi kebakaran aktif, contohnya APAR, sprinkler, detektor panas,
dan detektor asap,
• Proteksi kebakaran secara pasif, contohnya: jalur evakuasi, pintu
darurat, tangga darurat, tempat titik kumpul aman.
1.4.5. PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN
KEBAKARAN
1.4.5
1 4 Ditetapkan kebijakan larangan
Dilakukan program merokok bagi petugas, pengguna
pencegahan dan layanan, dan pengunjung di area
penanggulangan kebakaran Puskesmas. (R)
angka satu sampai angka
empat huruf d pada kriteria
1.4.1. (D, O, W)
ELEMEN PENILAIAN
2
Dilakukan inspeksi, pengujian 3
dan pemeliharaan terhadap Dilakukan simulasi dan evaluasi
alat deteksi dini, alarm, jalur tahunan terhadap program
evakuasi, serta keberfungsian pengamanan kebakaran. (D, W)
alat pemadam api. (D, O, W)
.
IDENTIFIKASI RISIKO KEBAKARAN
INSPEKSI, PENGUJIAN,
PEMELIHARAAN
SISTEM PROTEKSI 7
PENANGGULANGAN KEBAKARAN
SK Larangan merokok
JALUR EVAKUASI
LARANGAN MEROKOK
1.4.5
1.4.6. PROGRAM JAMINAN KETERSEDIAAN ALAT
KESEHATAN
1.4.6 Puskesmas menyusun program untuk menjamin ketersediaan alat kesehatan
yang dapat digunakan setiap saat
POKOK PIKIRAN
• Penggunaan Aplikasi Sarana, Prasarana, dan Alat Kesehatan (ASPAK) oleh Puskesmas
dilakukan untuk memastikan pemenuhan terhadap standar sarana, prasarana, dan alat
kesehatan.
• Data sarana, prasarana, dan alat kesehatan di Puskesmas harus diinput dalam ASPAK dan
divalidasi untuk menjamin kebenarannya
• Agar tidak terjadi keterlambatan atau gangguan dalam pelayanan, alat kesehatan harus
tersedia, berfungsi dengan baik, dan siap digunakan saat diperlukan. Program yang
dimaksud meliputi kegiatan pemeriksaan dan kalibrasi secara berkala, sesuai dengan
panduan produk tiap alat kesehatan.
• Pemeriksaan alat kesehatan yang dilakukan petugas meliputi : kondisi alat, ada tidaknya
kerusakan, kebersihan, status kalibrasi, dan fungsi alat
1.4.6. PROGRAM JAMINAN KETERSEDIAAN ALAT
KESEHATAN
1.4.6
1
Dilakukan inventarisasi alat 3
kesehatan sesuai dengan ELEMEN PENILAIAN
Dilakukan pemeliharaan
ASPAK. (R) dan kalibrasi terhadap alat
kesehatan secara periodik
(D,O,W)
2
Dilakukan inspeksi dan
pengujian terhadap alat
kesehatan secara periodik
(D, 0, W)
R
1.4.7 Puskesmas menyusun dan melaksanakan program untuk memastikan semua sistem utilitas berfungsi dan
mencegah terjadinya ketidaktersediaan, kegagalan, atau kontaminasi
POKOK PIKIRAN
• Sistem utilitas meliputi air, listrik, gas medis dan sistem penunjang
lainnya seperti genset, panel listrik, perpipaan air dan lainnya.
• Program pengelolaan sistem utilitas perlu disusun untuk menjamin
ketersediaan dan keamanan dalam menunjang kegiatan pelayanan
Puskesmas
• Sumber air adalah sumber air bersih dan air minum.
• Sumber air dan listrik cadangan perlu disediakan untuk pengganti jika
terjadi kegagalan air dan/ atau listrik.
• Puskesmas harus menyediakan cadangan sumber air, listrik dan gas
medis selama 7 hari 24 jam sesuai kebutuhan.
• Prasarana air, listrik, dan prasarana penting lainnya, seperti genset,
perpipaan air, panel listrik, perlu diperiksa dan dipelihara untuk
menjaga ketersediaannya dalam mendukung kegiatan pelayanan \.
• prasarana air bersih perlu dilakukan pemeriksaan seperti, uji kualitas air
secara periodik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan
Ketersediaan listrik, air, gas
medis
Identifikasi & Ketersediaan
sistem utilitas kunci yang lain
implementasi
SISTEM PEMELIHARAAN
PEMELIHARAAN
PEMELIHARAAN PEMELIHARAAN
TERENCANA TIDAK TERENCANA
Lihat, rasakan
dengarkan
Pemeliharaan
waktu berjalan
Pemeliharaan
Waktu berhenti
1.4.7. PROGRAM PENGELOLAAN SISTEM UTILITAS
ELEMEN PENILAIAN
01
Sumber air, listrik dan gas medik tersedia
selama 7 hari 24 jam untuk pelayanan di
Puskesmas. (D,O)
1.4.8. DIKLAT MFK
POKOK PIKIRAN
• Dalam rangka meningkatkan pemahaman, kemampuan,
dan keterampilan dalam pelaksanaan Manajemen Fasilitas
Dan Keselamatan (MFK) perlu dilakukan pendidikan
petugas agar dapat menjalankan peran mereka dalam
menyediakan lingkungan yang aman bagi pasien, petugas,
dan masyarakat.
• Pendidikan petugas dapat berupa edukasi, pelatihan, dan
in house training/workshop/lokakarya.
• Pendidikan petugas sebagaimana dimaksud tertuang
dalam rencana program pendidikan manajamen fasilitas
dan keselamatan
1.4.8. DIKLAT MFK
1
Ada rencana program 3
pendidikan Manajemen ELEMEN PENILAIAN
Dilakukan evaluasi dan
Fasilitas dan Keselamatan tindak lanjut perbaikan
bagi petugas. (R) dalam pelaksanaan
program Manajemen
Fasilitas dan Keselamatan
bagi petugas. (D,W)
2
Dilaksanakan program
pendidikan Manajemen
Fasilitas dan Keselamatan bagi
petugas sesuai rencana. (D,W)
1.6.3. AUDIT INTERNAL DAN RAPAT TINJAUAN MANAJEMEN
1.5.3 Kepala Puskesmas dan penanggung jawab melakukan pengawasan, pengendalian kinerja, dan kegiatan
perbaikan kinerja melalui audit internal dan rapat tinjauan manajemen yang terencana sesuai dengan
masalah kesehatan prioritas, masalah kinerja, risiko, maupun rencana pengembangan pelayanan
POKOK PIKIRAN
• Kinerja Puskesmas yang dilakukan perlu dipantau apakah mencapai target yang ditetapkan, yang dapat
dilakukan melalui audit internal dan tinjauan manajemen
• Audit internal merupakan salah satu mekanisme pengawasan dan pengendalian yang dilakukan secara
sistematis oleh tim audit internal yang dibentuk oleh Kepala Puskesmas
• Jika ada permasalahan yang ditemukan dalam audit internal tetapi tidak dapat diselesaikan sendiri oleh
pimpinan dan pegawai Puskesmas, maka permasalahan tersebut dapat dirujuk ke Dinas Kesehatan daerah
Kabupaten/Kota untuk ditindak lanjuti
• Pelaksanaan kinerja direncanakan dan dipantau serta ditindaklanjuti.
• Kepala Puskesmas dan Penanggung jawab Mutu secara periodik melakukan pertemuan tinjauan manajemen
untuk membahas umpan balik pelanggan, keluhan pelanggan, hasil audit internal, hasil penilaian kinerja,
perubahan proses penyelenggaraan Upaya Puskesmas dan kegiatan pelayanan Puskesmas, maupun perubahan
kebijakan mutu jika diperlukan, serta membahas hasil pertemuan tinjauan manajemen sebelumnya, dan
rekomendasi untuk perbaikan.
• Pertemuan tinjauan manajemen dipimpin oleh Penanggung jawab Mutu
1.6.3. AUDIT INTERNAL DAN RAPAT TINJAUAN MANAJEMEN
ELEMEN PENILAIAN
1. Kepala Puskesmas membentuk tim audit internal dengan uraian tugas, wewenang,
dan tanggung jawab yang jelas. (R)
2. Disusun rencana program audit internal tahunan yang dilengkapi kerangka acuan
audit dan dilakukan kegiatan audit sesuai dengan rencana yang telah disusun. (R)
3. Ada laporan dan umpan balik hasil audit internal kepada Kepala Puskesmas, Tim
Mutu, pihak yang diaudit dan unit terkait. (D)
4. Tindak lanjut dilakukan terhadap temuan dan rekomendasi dari hasil audit internal
baik oleh kepala Puskesmas, penanggung jawab maupun pelaksana. (D)
5. Kepala Puskesmas bersama dengan Tim Mutu merencanakan pertemuan tinjauan
manajemen dan pelaksanaan pertemuan tinjauan manajemen dilakukan dengan
agenda sebagaimana pokok pikiran. (D, W)
6. Rekomendasi hasil pertemuan tinjauan manajemen ditindaklanjuti dan dievaluasi. (D)
1.6.3.1 KEPALA PUSKESMAS MEMBENTUK TIM AUDIT INTERNAL DENGAN
URAIAN TUGAS, WEWENANG, DAN TANGGUNG JAWAB YANG JELAS.
(R)
KERANGKA ACUAN /
RENCANA AUDIT
INTERNAL PUSKESMAS
(SECARA KESELURUHAN
ADMEN, UKM, UKP)
PROGRAM P2 - TB
1.6.3.4 TINDAK LANJUT DILAKUKAN TERHADAP TEMUAN DAN
REKOMENDASI DARI HASIL AUDIT INTERNAL BAIK OLEH KEPALA
PUSKESMAS, PENANGGUNG JAWAB MAUPUN PELAKSANA. (D)
PJ
PELAKSANA
1.6.3.5 KEPALA PUSKESMAS BERSAMA DENGAN TIM MUTU
MERENCANAKAN PERTEMUAN TINJAUAN MANAJEMEN DAN
PELAKSANAAN PERTEMUAN TINJAUAN MANAJEMEN DILAKUKAN
DENGAN AGENDA SEBAGAIMANA POKOK PIKIRAN. (D, W)
AGENDA PTM
1. Pembukaan oleh Ketua Mutu
11. Penutupan
1.6.3.6 REKOMENDASI HASIL PERTEMUAN TINJAUAN MANAJEMEN
DITINDAKLANJUTI DAN DIEVALUASI. (D)
1.6 Peran Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota dalam upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan
Puskesmas melalui Akreditasi
1.6.1 Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/ Kota melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap
Puskesmas sebagai Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/
Kota dalam rangka perbaikan kinerja Puskesmas
POKOK PIKIRAN
• Dalam rangka menjalankan tugas, fungsi dan tanggung jawab, Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota
melakukan bimbingan teknis dan supervisi, pemantauan evaluasi, dan pelaporan serta peningkatan mutu
pelayanan kesehatan
• Pembinaan yang dilakukan Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/ Kota dalam hal penyelenggaraan
Puskesmas mulai dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan hingga evaluasi kinerja Puskesmas
• Pembinaan tersebut dilaksanakan secara periodik termasuk pembinaan dalam rangka pencapaian target
PIS PK, target Standar Pelayanan Minimal (SPM), dan Program Prioritas Nasional (PPN), serta pemenuhan
standar akreditasi
• Tugas pembinaan meliputi: pendampingan persiapan penilaian untuk survei akreditasi termasuk pra
survei, pendampingan pasca survei dalam rangka tindaklanjut hasil rekomendasi surveiior (penyusunan
PPS), pembinaan mutu pasca survei dan monev mutu.
STANDAR 1.7. PERAN DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
ELEMEN PENILAIAN
1. Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/ Kota menetapkan struktur organisasi Puskesmas sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. (R)
2. Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota menetapkan kebijakan pembinaan Puskesmas secara periodik (R, D)
3. Ada bukti Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/ Kota melaksanakan pembinaan secara terpadu melalui TPCB sesuai ketentuan, kepada
Puskesmas secara periodik, dengan menggunakan instrumen pembinaan.
4. Ada bukti TPCB menyampaikan hasil pembinaan kepada Kepala Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota dan memberikan feedback
kepada Puskesmas. (D,W)
5. Ada bukti TPCB melakukan pendampingan penyusunan Rencana Usulan Kegiatan Puskesmas dan Rencana Pelaksanaan Kegiatan. (D,
W)
6. Ada bukti TPCB menindaklanjuti pelaksanaan lokakarya mini Puskesmas yang menjadi wewenang dalam rangka membantu
menyelesaikan masalah kesehatan yang tidak bisa diselesaikan di tingkat Puskesmas. (D, W)
7. Ada bukti TPCB melakukan verifikasi dan memberikan umpan balik evaluasi kinerja Puskesmas. (D, W)
8. Puskesmas menerima dan menindaklanjuti umpan balik hasil pembinaan dan evaluasi kinerja oleh TPCB. (D, W)
1.7.1 PEMBINAAN DAN PENGAWASAN OLEH DINAS KESEHATAN
KAB/KOTA
WAKTU
NO PUSKESMAS TIM
1 2 3 4 5 6 dst
1.7.1 PEMBINAAN DAN PENGAWASAN OLEH DINAS KESEHATAN
KAB/KOTA
Puskesmas :
Kab./Kota :
Tanggal :
Surveior :
Pada kompetensi
saattersebutdilakukan pendampingan pengisian, ditambahkan
4. Kepala Puskesmas menindaklanjuti hasil analisis
Hasil wawancara bahwa tindaklanjutdilakukan namun bukti Lengkapi bukti tindaklanjutberdasarkanhasil analisis yang sudah
EP 4 untuk peningkatan kompetensi
dokumentasitidak ada dibuat
Jumlah
1.7.1.EP5. ADA
BUKTI TPCB MELAKUKAN PENDAMPINGAN 1.7.1.EP6 ADA BUKTI TPCB MENINDAKLANJUTI PELAKSANAAN LOKAKARYA MINI
PUSKESMAS YANG MENJADI WEWENANG DALAM RANGKA
PENYUSUNAN RENCANA USULAN KEGIATAN PUSKESMAS MEMBANTU MENYELESAIKAN MASALAH KESEHATAN YANG TIDAK
DAN RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN. (D, W) BISA DISELESAIKAN DI TINGKAT PUSKESMAS. (D, W)
DINKES
1.7.1 PEMBINAAN DAN PENGAWASAN OLEH DINAS KESEHATAN
KAB/KOTA
1.7.1.EP7. PUSKESMAS MELAKUKAN TINDAK LANJUT TERHADAP 1.7.1. EP8. PUSKESMAS MENERIMA DAN MENINDAKLANJUTI
HASIL PEMBINAAN DINAS KESEHATAN DAERAH KABUPATEN/ UMPAN BALIK HASIL PEMBINAAN DAN EVALUASI KINERJA
KOTA. (D, W) OLEH TPCB. (D, W)
DINKES HASIL TINDAKLANJUT