Anda di halaman 1dari 26

PERAWATAN METODE KANGURU/PERAWATAN LEKAT

No. Dokumen: No. Revisi: Halaman:


RSUD GRATI
KAB. PASURUAN 0 1/2

STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh


PROSEDUR Direktur RSUD Grati
OPERASIONAL ………………..

INSTALASI
MATERNAL DAN dr. Arma Roosalina, M.kes
PERINATAL Pembina
NIP. 19701224 200212 2 003

PENGERTIAN 1. Perawatan bayi beraat lahir rendah seperti bayi


kanguru berada didalam kantung kanguru selama
diperlukan
2. Cara tepat guna sebagai pengganti inkubator
TUJUAN 1. Memberi kehangatan pada bayi secara alami (36,5 –
37,5°C) terus menerus melalui kontak langsung dengan
kulit ibu ke kulit bayi
2. Mendapatkan kehangatan udara dalam kantung,
sehingga bayi berada dalam lingkungan yang hangat
3. Memudahkan / memperlancar pemberian ASI
4. Pulang lebih cepat di Rumah Sakit

KEBIJAKAN 1. Peraturan Direktur RSUD Grati Nomor 63 Tahun 2016


tentang Pedoman Pelayanan PONEK RSUD Grati
2. Peraturan Direktur RSUD Grati Nomor 87 tahun 2016
tentang Pedoman Pelayanan Instalasi Maternal dan
Perinatal RSUD Grati
PROSEDUR A. Sumber Daya Manusia : Ibu / keluarga sehat dan
mampu serta mau merawat bayi dengan metode
kanguru
B. Alat-alat :
1. Washlap
2. Baju untuk ibu
3. Tutup kepala
4. Popok / pampers
5. Selendang kanguru
C. Proses tahap penggunaan kanguru
1. Persiapan ibu / pengganti ibu
a. Ibu / pengganti ibu membersihkan dada dan
perut (mandi 2-3 kali sehari dengan sabun
mandi)
b. Kuku dan tangan ibu / pengganti ibu haruss
bersih
c. Selendang kanguru dan baju harus bersih dan
hangat sebelum dipakai
PERAWATAN METODE KANGURU/PERAWATAN LEKAT

No. Dokumen: No. Revisi: Halaman:


RSUD GRATI
KAB. PASURUAN 0 1/2

2. Persiapan bayi
a. Bayi jangan dimandikan, cukup dibersihkan
dengan baby oil
b. Bayi memakai topi dan popok
c. Setiap popok basah harus segera diganti
D. Proses
1. Masukkan bayi kedalam celana selendang kanguru
2. Gendong bayi dengan posisi vertical dan kepala di
antara buah dada
3. Ikat tali bagian atas kepunggung ibu / pengganti
ibu (seperti selendang)
4. Ikat tali bagian bawah kepinggang depan ibu /
pengganti ibu tepat di bawah pantat bayi (untuk
pengyangga bayi)
5. Atur posisi bayi senyaman mungkin
6. Ibu memakai pakaian yang longgar

UNIT TERKAIT Instalasi Maternal dan Perinatal


Penggunaan inkubator untuk
merawat bayi berat lahir rendah
(BBLR) memerlukan
biaya yang tinggi. Akibat
terbatasnya fasilitas inkubator, tidak
jarang satu inkubator
ditempati lebih dari satu bayi. Hal
tersebut meningkatkan risiko
tejadinya infeksi
nosokomial di rumah sakit. Metode
kanguru (MK) ditemukan pada
tahun 1983 oleh
dua orang ahli neonatologi dari
Bogota, Colombia untuk mengatasi
keterbatasan
jumlah inkubator. Setelah dilakukan
berbagai penelitian, ternyata MK
tidak hanya
sekedar menggantikan peran
inkubator, namun juga memberi
banyak keuntungan
yang tidak bisa diberikan oleh
inkubator. Metode kanguru mampu
memenuhi
kebutuhan asasi BBLR dengan
menyediakan situasi dan kondisi
yang mirip dengan
rahim sehingga memberi peluang
BBLR untuk beradaptasi dengan
baik di dunia luar.
Metode kanguru dapat
meningkatkan hubungan emosi ibu-
bayi, menstabilkan suhu
tubuh, laju denyut jantung dan
pernapasan bayi, meningkatkan
pertumbuhan dan
berat badan bayi dengan lebih baik,
mengurangi stres pada ibu dan bayi,
mengurangi
lama menangis pada bayi,
memperbaiki keadaan emosi ibu dan
bayi, meningkatkan
produksi ASI, menurunkan kejadian
infeksi nosokomial, dan
mempersingkat masa
rawat di rumah sakit. Mengingat
berbagai kelebihannya, diperlukan
upaya yang lebih
strategis untuk mempopulerkan
metode yang sangat bermanfaat ini
Penggunaan inkubator untuk
merawat bayi berat lahir rendah
(BBLR) memerlukan
biaya yang tinggi. Akibat
terbatasnya fasilitas inkubator, tidak
jarang satu inkubator
ditempati lebih dari satu bayi. Hal
tersebut meningkatkan risiko
tejadinya infeksi
nosokomial di rumah sakit. Metode
kanguru (MK) ditemukan pada
tahun 1983 oleh
dua orang ahli neonatologi dari
Bogota, Colombia untuk mengatasi
keterbatasan
jumlah inkubator. Setelah dilakukan
berbagai penelitian, ternyata MK
tidak hanya
sekedar menggantikan peran
inkubator, namun juga memberi
banyak keuntungan
yang tidak bisa diberikan oleh
inkubator. Metode kanguru mampu
memenuhi
kebutuhan asasi BBLR dengan
menyediakan situasi dan kondisi
yang mirip dengan
rahim sehingga memberi peluang
BBLR untuk beradaptasi dengan
baik di dunia luar.
Metode kanguru dapat
meningkatkan hubungan emosi ibu-
bayi, menstabilkan suhu
tubuh, laju denyut jantung dan
pernapasan bayi, meningkatkan
pertumbuhan dan
berat badan bayi dengan lebih baik,
mengurangi stres pada ibu dan bayi,
mengurangi
lama menangis pada bayi,
memperbaiki keadaan emosi ibu dan
bayi, meningkatkan
produksi ASI, menurunkan kejadian
infeksi nosokomial, dan
mempersingkat masa
rawat di rumah sakit. Mengingat
berbagai kelebihannya, diperlukan
upaya yang lebih
strategis untuk mempopulerkan
metode yang sangat bermanfaat ini
BAB I
1.1 PENDAHULUAN
Penggunaan inkubator untuk merawat bayi berat lahir rendah (BBLR) memerlukanbiaya yang tinggi. Akibat
terbatasnya fasilitas inkubator, tidak jarang satu inkubatorditempati lebih dari satu bayi. Hal tersebut
meningkatkan risiko tejadinya infeksinosokomial di rumah sakit. Metode kanguru (MK) ditemukan pada
tahun 1983 olehdua orang ahli neonatologi dari Bogota, Colombia untuk mengatasi keterbatasanjumlah
inkubator. Setelah dilakukan berbagai penelitian, ternyata MK tidak hanyasekedar menggantikan peran
inkubator, namun juga memberi banyak keuntunganyang tidak bisa diberikan oleh inkubator. Metode
kanguru mampu memenuhikebutuhan asasi BBLR dengan menyediakan situasi dan kondisi yang mirip
denganrahim sehingga memberi peluang BBLR untuk beradaptasi dengan baik di dunia luar.Metode
kanguru dapat meningkatkan hubungan emosi ibu-bayi, menstabilkan suhutubuh, laju denyut jantung dan
pernapasan bayi, meningkatkan pertumbuhan danberat badan bayi dengan lebih baik, mengurangi stres
pada ibu dan bayi, mengurangilama menangis pada bayi, memperbaiki keadaan emosi ibu dan bayi,
meningkatkanproduksi ASI, menurunkan kejadian infeksi nosokomial, dan mempersingkat masarawat di
rumah sakit. Mengingat berbagai kelebihannya, diperlukan upaya yang lebihstrategis untuk mempopulerkan
metode yang sangat bermanfaat ini.

ngka kejadian bayi berat lahir rendah


(BBLR)
di Indonesia masih relatif tinggi,
yaitu sekitar
14%.
1
Di RS Dr. Cipto Mangunkusumo
(RSCM) pada tahun 1996 Rohimi
mendapatkan angka
sebesar 13,8%,
2
sedangkan di RS M Djamil Padang
Chundrayetti pada tahun 1998
mendapatkan angka
sebesar 12,6%
3
Di negara-negara berkembang
termasuk Indonesia
morbiditas dan mortalitas BBLR
masih tinggi. Bayi
berat lahir rendah merupakan
penyumbang utama
kematian neonatal.
4,5
Di Subbagian Perinatologi IKA
FKUI/RSCM selama tahun 1998
didapatkan angka
kematian neonatal dini pada
kelompok bayi dengan
berat lahir <1000 g, 1000-1499 g,
dan 1500-2499 g
masing-masing sebesar 75%,
41,9%, dan 6,6%.
6
Penyebab utama kematian neonatal
adalah asfiksia,
hipotermia, dan infeksi. Selain
kondisi yang buruk pada
saat dilahirkan, kematian neonatal
sering disebabkan
oleh cara penanganan kasus yang
tidak tepat.
7,8
Di RSCM perawatan BBLR
menggunakan fasilitas
inkubator. Selain jumlahnya terbatas,
perawatan dengan
inkubator memerlukan biaya tinggi. Di
samping itu angka
kejadian infeksi nosokomial pada
BBLR yang dirawat di
rumah sakit cukup tinggi.
9
Oleh karena itu diperlukan
suatu metode praktis sebagai
alternatif pengganti
inkubator yang secara ekonomis
cukup efisien dan efektif.
Kehangatan tubuh ibu ternyata
merupakan sumber
panas yang efektif untuk bayi yang
lahir cukup bulan
maupun BBLR. Hal ini terjadi bila
terdapat konta
Angka kejadian bayi berat lahir rendah (BBLR)di Indonesia masih relatif tinggi, yaitu sekitar14%.1 Di RS Dr.
Cipto Mangunkusumo(RSCM) pada tahun 1996 Rohimi mendapatkan angkasebesar 13,8%,2 sedangkan di RS
M Djamil PadangChundrayetti pada tahun 1998 mendapatkan angkasebesar 12,6%3Di negara-negara
berkembang termasuk Indonesiamorbiditas dan mortalitas BBLR masih tinggi. Bayiberat lahir rendah
merupakan penyumbang utamakematian neonatal.4,5 Di Subbagian Perinatologi IKAFKUI/RSCM selama
tahun 1998 didapatkan angkakematian neonatal dini pada kelompok bayi denganberat lahir <1000 g, 1000-
1499 g, dan 1500-2499 gmasing-masing sebesar 75%, 41,9%, dan 6,6%.6Penyebab utama kematian
neonatal adalah asfiksia,hipotermia, dan infeksi. Selain kondisi yang buruk padasaat dilahirkan, kematian
neonatal sering disebabkanoleh cara penanganan kasus yang tidak tepat.7,8Di RSCM perawatan BBLR
menggunakan fasilitasinkubator. Selain jumlahnya terbatas, perawatan denganinkubator memerlukan biaya
tinggi. Di samping itu angkakejadian infeksi nosokomial pada BBLR yang dirawat dirumah sakit cukup
tinggi.9 Oleh karena itu diperlukansuatu metode praktis sebagai alternatif penggantiinkubator yang secara
ekonomis cukup efisien dan efektif.Kehangatan tubuh ibu ternyata merupakan sumberpanas yang efektif
untuk bayi yang lahir cukup bulanmaupun BBLR. Hal ini terjadi bila terdapat kontak.

langsung antara kulit ibu dengan kulit bayi. Prinsipini dikenal sebagai skin to skin contact atau
metodekanguru (MK).10 Metode kanguru diperkenalkanpertama kali oleh Rey dan Martinez dua orang
ahlineonatologi dari Bogota, Colombia Amerika Selatanpada tahun 198311,12 Metode ini merupakan
carasederhana yang bermanfaat untuk meningkatkankelangsungan hidup bayi baik sesaat maupun
jangkalama, terutama BBLR dengan berat 1200–2000 g.Dengan ditemukannya metode kanguru telahterjadi
revolusi perawatan BBLR/ bayi kurang bulan(BKB). Metode ini bermanfaat bagi bayi prematuruntuk
membantu memulihkan akibat dari prema-turitasnya dan menolong orangtua agar lebih percayadiri serta
dapat berperan aktif dalam merawat bayinya.12Metode kanguru berperan dalam perawatan bayi barulahir
secara manusiawi dan meningkatkan ikatan antaraibu dan bayi.13Berdasarkan kenyataan tersebut maka
metodekanguru perlu lebih dipopulerkan di Indonesia baikpada masyarakat pedesaan maupun perkotaan
sehinggamasalah angka kematian yang disebabkan oleh BBLRdapat dikurangi. Tujuan penulisan makalah ini
adalahuntuk mensosialisasikan penggunaan MK yang telahdapat diterima dengan baik oleh masyarakat
pedesaan,8namun belum populer di daerah perkotaan.Beberapa Permasalahan Bayi Berat LahirRendahAda
beberapa permasalahan BBLR yang akan dibahasadalah hipotermia, rendahnya daya tahan terhadapinfeksi,
enterokolitis nekrotikans, dan kebutuhan bayiberat lahir rendah.HipotermiaSalah satu ciri BBLR terutama
BKB adalah mem-punyai suhu yang tidak stabil dan cenderunghipotermia (suhu < 36,5ºC). Stres dingin
dapatmeningkatkan angka kematian dan menghambatpertumbuhan, sedangkan hipertermia dan suhu
yangberfluktuasi dapat menimbulkan apneu.14 Suhu yangcenderung hipotermia disebabkan oleh
produksipanas yang kurang dan kehilangan panas yang tinggi.Panas kurang diproduksi karena sirkulasi yang
masihbelum sempurna, respirasi masih lemah, konsumsioksigen yang rendah, otot yang belum aktif,
sertaasupan makanan yang kurang. Kehilangan panasterjadi akibat dari permukaan tubuh yang relatif
lebihluas dan lemak subkutan yang kurang, terutamalemak coklat (brown fat). Mekanisme kehilanganpanas
pada bayi dapat terjadi melalui konduksi,evaporasi, konveksi, dan radiasi.10Hipotermia dapat
mengakibatkan komplikasijangka pendek berupa asidosis, hipoglikemia, dangangguan pembekuan darah
serta peningkatan risikountuk distres pernapasan. Apabila berkepanjanganhipotermia dapat menyebabkan
edema, sklerema,perdarahan hebat (terutama perdarahan paru), danikterus.10Rendahnya daya tahan
terhadap infeksiBayi berat lahir rendah terutama BKB sangat rentanterhadap infeksi terutama infeksi
nosokomial.9,14 Halini disebabkan oleh kadar imunoglobulin serum yangrendah, aktivitas bakterisidal
neutrofil dan efeksitotoksik limfosit juga masih rendah.14,15 Risiko untukmendapat infeksi nosokomial
meningkat apabilabeberapa bayi dirawat bersama dalam satu inkubator–suatu hal yang masih terjadi di
negara berkembang,bayi terlalu lama dirawat di rumah sakit, serta rasioperawat-pasien yang tidak
seimbang.11,16,17Apneu pada bayi kurang bulanKelainan ini terjadi akibat ketidakmatangan paru
dansusunan saraf pusat. Apneu didefinisikan sebagaiperiode tak bernapas selama lebih dari 20 detik
dandisertai bradikardia. Kelainan ini dapat ditemukanpada pemantauan yang teliti dan terus
menerus.Semua bayi dengan masa kehamilan kurang dari 34minggu harus secara rutin dan terus menerus
dipantausampai apneu itu hilang selama satu minggu.Pemberian teofilin dapat mengurangi kejadian
apneusekitar 60-90 %.14Enterokolitis nekrotikansPrematuritas merupakan faktor risiko
terjadinyaenterokolitis nekrotikans (EKN) pada neonatus.14,18Kenaikan angka harapan hidup BKB
menyebabkankenaikan kejadian EKN. Kejadian EKN tertinggi padabayi berat lahir < 1500 g.18 Etiologi
penyakit inimultifaktor, yaitu faktor yang menyebabkan traumahipoksik iskemik pada saluran cerna yang
masih imatur,

kolonisasi bakteri patogen, dan substrat proteinberlebihan dalam lumen.14 Pemberian ASI
dapatmencegah/mengurangi kejadian EKN karena ASImerupakan cairan normo-osmolar dan
mengandungmakrofag, limfosit, dan imunoglobulin yang mencegahkolonisasi bakteri patogen.Kebutuhan
bayi berat lahir rendahBayi berat lahir rendah, dalam hal ini bayi kurang bulan,kehilangan kesempatan
untuk mempersiapkan dirihidup di luar uterus yang biasanya terjadi pada trimesterketiga. Makin muda usia
gestasi, kemampuan ber-adaptasi makin berkurang. Agar mendapat peluangberadaptasi yang sama dengan
bayi cukup bulan makaharus diberikan lingkungan dan kebutuhan yang samadengan keadaan di dalam
uterus. Monintja14 merumus-kan kebutuhan tersebut sebagai berikut:• Kebutuhan lingkungan fisik yang
sesuai denganpengaturan suhu, kelembaban udara, dan ke-bersihan lingkungan.• Kebutuhan akan perfusi
dan oksigenisasi jaringanyang baik agar fungsi metabolisme dan ekskretorikdapat berlangsung adekuat.•
Kebutuhan nutrisi yang sesuai dan adekuat yangmenjamin tumbuh kembang optimal.• Kebutuhan
emosional dan sosial yang menunjangtumbuh kembang yang baik.Keuntungan Metode KanguruMetode
Kanguru adalah suatu metode perawatanBBLR yang diilhami oleh cara seekor kanguru merawatanaknya
yang selalu lahir prematur. Bayi dalam posisitegak (upright) atau prone (bila ibu berbaring), hanyamemakai
popok dan penutup kepala, didekap di antarakedua payudara ibu, bersentuhan kulit dengan kulit,dada
dengan dada secara berkesinambungan. 11,12Berbagai penelitian mengenai metode kanguru
telahdilakukan baik di negara berkembang maupun negaramaju, dan didapatkan beberapa keuntungan
meng-gunakan metode kanguru dibandingkan perawatan bayisecara tradisional (menggunakan
inkubator).19-25Meskipun demikian metode kanguru tidak dapatmenggantikan namun dapat melengkapi,
cara-caramutakhir untuk memperbaiki pernapasan, namunsangat bermanfaat untuk membantu tercapai-
nyastabilisasi pernapasan tersebut.12,14 Berikut ini akandiuraikan beberapa keuntungan menggunakan
metodekanguru.Peningkatan hubungan emosi ibu-bayiHubungan emosional ibu dengan bayi dimulai
sejakkehamilan. Ikatan emosional yang disebut attachmentatau bonding ini merupakan suatu proses
hubungan bayidengan orangtuanya. Kebutuhan bayi terhadap orangtuabersifat absolut, tetapi kebutuhan
orangtua terhadap bayibersifat relatif. Neonatus secara total sangat tergantungsecara fisik dan emosional
kepada yang merawatnya.13,14Bayi dengan kontak yang dini dengan ibunya, lebihsedikit menangis, lebih
sering tersenyum, dan lebihbanyak memanfaatkan ASI daripada bayi yang kontakdengan ibunya terlambat
atau tidak adekuat.26Tessier dkk melaporkan bahwa ibu-ibu yangmenggunakan metode kanguru merasa
lebih percayadiri dalam merawat bayinya dibanding kelompokkontrol, dan apabila bayinya bermasalah
sehingga perludirawat lebih lama di rumah sakit, perasaan khawatirakan keadaan anaknya lebih besar
daripada kelompokkontrol.13 Di samping itu metode kanguru jugameningkatkan rasa kedekatan ibu dengan
bayinya,27mengurangi perasaan stres pada ibu sebagaimana padabayi, serta membuat ibu dan bayi lebih
tenang danrileks.12 Semakin dini metode kanguru diterapkanhasilnya akan semakin baik.13Di Colombia, ibu
dari bayi yang lahir prematursering menolak kehadiran bayinya karena dianggaptidak akan bertahan hidup.
Akibatnya banyak BKByang mati karena kurang diperhatikan dan terjadisindrom gagal tumbuh. Dengan
diterapkannya metodekanguru penolakan terhadap BKB menjadi berkurangdan sebaliknya ikatan emosi ibu-
bayi meningkat.12Stabilisasi suhu tubuhTerdapat beberapa cara untuk menjaga suhu tubuhbayi tetap
hangat yaitu dengan metode kanguru,ruangan hangat, botol yang dihangatkan, radiantwarmer, tempat
tidur berisi air yang dihangatkan, daninkubator. Ditinjau dari segi efektivitas, keamanan danhigiene metode
kanguru sama dengan inkubator tipe3 yang paling canggih, namun dari segi biaya berbedajauh. Metode
kanguru tanpa biaya, kecuali cinta kasihorangtuanya.10Suatu fenomena menarik tentang pengaturan
suhutubuh ibu yang menggunakan metode kanguru

ditemukan oleh Ludington–Hoe, dkk. Didapatkanbahwa suhu ibu akan meningkat bila bayi mulai ‘dingin’dan
bila bayi telah ‘hangat’ maka suhu ibu menurunkembali. Hal ini tanpa disadari oleh ibu tersebut.Mereka
menyebut fenomena ini sebagai maternal-neonatal thermal synchrony.12Christenson K dkk. melakukan
penelitianterhadap 80 bayi yang berisiko rendah terhadaphipotermia di RS Pendidikan di Lusaka,
Zambia.Secara acak bayi-bayi tersebut dibagi menjadi duakelompok, kelompok I mendapat perawatan
metodekanguru (skin-to-skin / STS) dibandingkan dengankelompok II yang dirawat di inkubator dengan
suhu35ºC; kemudian suhu rektal diukur secara berkala.Hasilnya pada menit ke-240 didapatkan bahwa
90%bayi kelompok I (metode kanguru) mencapai suhunormal (36,5ºC), sedangkan pada kelompok
II(inkubator) hanya 60%.22Pada metode kanguru tidak terjadi proses kehilang-an panas baik melalui radiasi,
konveksi, evaporasi,maupun konduksi; sedangkan dengan inkubator masihdapat terjadi proses kehilangan
panas melalui radiasiyang dapat mencapai >50%.10 Penggunaan inkubatordi negara berkembang
memerlukan perhatian khususterutama terhadap ketersediaan sumber listrik yangmemadai, tenaga terlatih
untuk supervisi, pemeliharaan,dan perbaikan alat, sterilisasi inkubator, dan jumlahinkubator. Seringkali
dijumpai satu inkubator digunakanuntuk lebih dari satu bayi karena jumlahnya terbatas,hal ini
meningkatkan risiko terjadinya infeksinosokomial.10,17Stabilisasi laju denyut jantung
danpernapasanLudington-Hoe dkk. dalam penelitiannya meng-gunakan alat monitor kontinyu, menemukan
bahwaselama perawatan menggunakan metode kanguru lajudenyut jantung bayi relatif stabil dan konstan
sekitar140-160 kali per menit. Ketika bayi tidur saatperawatan metode kanguru, denyut jantung
menjaditeratur.28Penelitian lain dengan menggunakan pneumo-kardiogram, melakukan pengamatan
terhadap polarespirasi dan denyut jantung sepanjang tiga interval diantara empat waktu penyusuan.29
Pada interval ke-1 bayidirawat dalam boks, pada interval ke-2 dengan metodekanguru, dan pada interval ke-
3 dalam boks kembali.Pencatatan dilakukan setelah satu jam penyusuan.Didapatkan bahwa laju napas dan
denyut jantungselama metode kanguru lebih stabil dibanding perawatandalam boks sebelum dan sesudah
metode kanguru.Mengenai pola pernapasan, Ludington-Hoemelaporkan bahwa selama metode kanguru
frekuensipernapasan bayi menjadi lebih dalam, kejadian apneuberkurang empat kali lipat, lama episode
apneu, danperiodic breathing menjadi lebih singkat.28Pengaruh terhadap berat badan
danpertumbuhanPertumbuhan secara keseluruhan bukan hanya beratbadan, dapat meningkat selama
perawatan denganmetode kanguru. Hal ini terjadi karena bayi dalamkeadaan rileks, beristirahat dengan
posisi yangmenyenangkan, mirip dengan posisi dalam rahim,sehingga kegelisahan bayi berkurang dan tidur
lebihlama.28 Pada keadaan demikian konsumsi oksigen dankalori berada pada tingkat paling rendah,
sehinggakalori yang ada digunakan untuk menaikkan beratbadan. Selain itu peningkatan berat badan
jugadisebabkan oleh produksi ASI yang meningkat danfrekuensi menyusu yang lebih sering.28Pengaruh
terhadap tingkah laku bayiApabila kita mengetuk inkubator bayi maka reaksi yangditunjukkan oleh bayi
kurang bulan adalah sebagaiberikut: frekuensi jantung meningkat, pernapasanmenjadi lebih cepat, warna
kulit berubah dari merahmenjadi kebiruan, bayi menggerakkan semua anggotatubuhnya, kepalanya
dipalingkan, mukanya me-nyeringai, dan dagunya diangkat. Respons tersebutdapat berlangsung selama dua
menit.28 Hal tersebutdisebabkan pada bayi kurang bulan sistem sarafpusatnya belum matang sehingga
kurang mampumenyeleksi atau mengurangi pengaruh lingkunganyang membuatnya bingung. Respons
tersebut akanmenghabiskan oksigen dan kalori yang diperlukanuntuk pertumbuhannya.28Pada bayi yang
dirawat dengan metode kanguru,respons seperti di atas tidak terjadi. Apabila kitamengetuk punggung bayi
perlahan-lahan ataumembuat keributan di dekatnya, reaksi bayi hanyaberupa kerutan wajah serta
pergerakan jari tangan dankaki yang berlangsung singkat. Selanjutnya bayimelanjutkan tidurnya dengan
tenang tanpa terbangun.Bahkan di Colombia bayi dengan metode kanguru

tidak semuanya menangis saat diambil darahnya.28Anderson dkk. meneliti kadar kortisol saliva padabayi
yang dipisahkan dari ibunya dibandingkan denganyang dirawat sendiri oleh ibunya. Secara teoritis
kadarkortisol akan meningkat pada saat stres. Dilaporkanbahwa kadar kortisol saliva meningkat bermakna
padabayi yang dirawat terpisah dari ibunya.30Pada perawatan metode kanguru bayi tidur duakali lebih
sering, serta lebih lama dan dalam. Hal inipenting agar bayi dapat ‘waspada’ (alert), sehinggabayi dapat
melakukan kontak mata dengan ibunyadan memper-kuat ikatan ibu-bayi. Masa ‘waspada’bayi berlangsung
lebih lama saat perawatan metodekanguru daripada bayi yang dirawat terpisah dariibu.28Bayi yang dirawat
di inkubator bisa menangisselama 2-3 menit sampai seseorang datang untukmerawatnya. Dengan metode
kanguru jumlahtangisan dalam satu episode menurun bermaknabahkan banyak bayi yang tidak menangis
sama sekali,atau jika menangis biasanya berlangsung selama satumenit. Tangisan yang terjadi selama
metode kangurubiasanya terjadi pada saat bayi sedang lapar dan dapatsegera diketahui oleh ibu dengan
memberikan ASI.28Peningkatan produksi air susu ibuAir Susu Ibu pada kelompok metode
kangurujumlahnya lebih banyak secara bermakna dibandingkelompok kontrol.31 Peningkatan produksi ASI
dapatterjadi dengan menguatnya ikatan emosi ibu-bayisehingga terjadi letdown refleks yang penting
bagipengeluaran ASI. Di samping itu, stres yang biasaterjadi pada ibu-ibu yang bayinya dirawat di
rumahsakit akan berkurang bila ibu diberi kesempatanmendekap bayinya dalam metode kanguru,31 hal
iniberpengaruh positif terhadap produksi ASI.Pengaruh terhadap kejadian infeksiTidak satu pun laporan
tentang penggunaan metodekanguru yang menyatakan adanya peningkatankejadian sepsis.32 Sloan dkk.
bahkan melaporkan bahwapada perawatan dengan inkubator lebih sering terjadiinfeksi berat dibanding
perawatan dengan metodekanguru.16 Hal ini tampaknya disebabkan flora normalkulit ibu lebih ‘aman’ bagi
bayi prematur yangmendapat ASI dibandingkan organisme yang resistenterhadap antibiotik yang terdapat
di rumah sakit.32Berkurangnya hari rawat di Rumah SakitDengan diterapkannya metode kanguru hari rawat
dirumah sakit menjadi jauh berkurang, meskipun jumlahkunjungan untuk kontrol meningkat. Hal
inimenyebabkan penghematan biaya perawatan, ber-kurangnya beban perawat di rumah sakit
sertamenurunnya kejadian infeksi nosokomial.28Beberapa Kendala dan UpayaPenanggulangannyaFaktor
budaya, tingkat pengetahuan dan kebijakanpemerintah dapat berpengaruh terhadap pelaksanaanmetode
kanguru di masyarakat. Di negara denganpenggunaan ASI tidak populer maka metode kanguruakan sulit
berkembang.29 Salah satu rahasiakeberhasilan penerapan metode kanguru di Colombiaadalah karena
penggunaan ASI sudah merata di seluruhdaerah.Kebijakan pemerintah dalam menyebarluaskaninformasi
mengenai berbagai manfaat metodekanguru juga akan membantu penerapan metodeini di masyarakat. Di
beberapa negara, media cetakdan elektronik turut berperan dalam men-sosialisasikan metode ini kepada
masyarakat.Demikian pula di Indonesia, penyebarluasaninformasi secara terus menerus akan
mampumempopulerkan metode ini.Tatalaksana yang DianjurkanKriteria untuk mengikuti program
perawatan bayidengan metode kanguru antara lain ditetapkan olehISS world laboratory kangaroo mother
program yaituberat badan ≤ 2000 g, tidak ada masalah patologisyang menyertai, refleks isap baik,
koordinasi refleksisap dan menelan baik, perkembangan selama dalaminkubator baik, mempunyai orangtua
yang me-nyetujui peraturan metode kanguru dan mematuhijadual pertemuan, memiliki catatan medik
yanglengkap serta memperoleh informed consent dariorangtua.29 Dalam pelaksanaannya perlu diperhati-
kan persiapan untuk ibu, bayi, posisi bayi, observasibayi, cara pemberian ASI, serta kebersihan ibu danbayi.
Ilustrasi metode kanguru dapat dilihat pada

Kesimpulan
• Metode kanguru merupakan salah satu teknologitepat guna yang sederhana, murah dan dapatdigunakan
ketika fasilitas untuk perawatan BBLRsangat terbatas.
• Metode kanguru ternyata tidak hanya sekedarmenggantikan inkubator, namun juga memberiberbagai
keuntungan yang tidak bisa diberikanoleh inkubator.
• Keuntungan menggunakan metode kanguru antaralain meningkatnya hubungan ibu-bayi, stabilisasisuhu
tubuh bayi, stabilisasi laju denyut jantung danpernapasan, pertumbuhan dan peningkatan beratbadan yang
lebih baik, mengurangi stres baik padaibu maupun bayi, tidur bayi lebih lama,memperpanjang masa
‘kewaspadaan’ (alert) bayi,mengurangi lama menangis, memperbaiki keadaanemosi ibu dan bayi,
meningkatkan produksi ASI,menurunkan kejadian infeksi, dan mempersingkatmasa rawat di rumah sakit.
• Metode kanguru mampu memenuhi kebutuhanasasi bayi berat lahir rendah dengan menyediakansituasi
dan kondisi yang mirip dengan rahimsehingga memberi peluang bagi BBLR untukberadaptasi dengan baik di
dunia luar.• Diperlukan upaya yang lebih strategis untukmempopulerkan metode yang sangat bermanfaat
ini.Daftar Pustaka1. Departemen Kesehatan RI. Profil kesehatan Indonesia1998. Jakarta: Pusat Data
Kesehatan Jakarta,1998;217.2. Rohimi S. Sebaran karakteristik bayi berat lahir rendah(pertumbuhan janin
terhambat dan prematur). (Tesis).Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1997.
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Data World Health Organization (WHO) memperlihatkan sekitar 20 juta bayi berat lahir rendah (BBLR) lahir
setiap tahunnya yang dapat disebabkan oleh kelahiran sebelum waktunya (prematur) maupun
perkembangan janin terhambat saat dalam kandungan. Bayi dengan berat lahir rendah merupakan
penyumbang tertinggi angka kematian neonatal (AKN). Dari sekitar 4 juta kematian neonatal, prematur dan
BBLR menyumbang lebih dari seperlima kasus, dan Indonesia terdaftar sebagai negara di urutan ke-8
berdasarkan jumlah kematian neonatal per tahun menurut data WHO. Prevalensi BBLR di Indonesia berkisar
antara 2 hingga 17,2% dan menyumbang 29,2% AKN.
Masalah utama bayi baru lahir pada masa perinatal dapat menyebabkan kematian, kesakitan dan
kecacatan. Hal ini merupakan akibat dari kondisi kesehatan ibu yang jelek, perawatan selama kehamilan
yang tidak adekuat, penanganan selama persalinan yang tidak tepat dan tidak bersih, serta perawatan
neonatal yang tidak adekuat. Bila ibu meninggal saat melahirkan, kesempatan hidup yang dimiliki bayinya
menjadi semakin kecil. Kematian neonatal tidak dapat diturunkan secara bermakna tanpa dukungan upaya
menurunkan kematian ibu dan meningkatkan kesehatan ibu. Perawatan antenatal dan pertolongan
persalinan sesuai standar, harus disertai dengan perawatan neonatal yang adekuat dan upaya-upaya untuk
menurunkan kematian bayi akibat bayi berat lahir rendah, infeksi pasca lahir (seperti tetanus neonatorum,
sepsis), hipotermia dan asfiksia. Sebagian besar kematian neonatal yang terjadi pasca lahir disebabkan oleh
penyakit – penyakit yang dapat dicegah dan diobati dengan biaya yang tidak mahal, mudah dilakukan, bisa
dikerjakan dan efektif.
Penggunaan inkubator untuk
merawat bayi berat lahir rendah
(BBLR) memerlukan
biaya yang tinggi. Akibat
terbatasnya fasilitas inkubator, tidak
jarang satu inkubator
ditempati lebih dari satu bayi. Hal
tersebut meningkatkan risiko
tejadinya infeksi
nosokomial di rumah sakit. Metode
kanguru (MK) ditemukan pada
tahun 1983 oleh
dua orang ahli neonatologi dari
Bogota, Colombia untuk mengatasi
keterbatasan
jumlah inkubator. Setelah dilakukan
berbagai penelitian, ternyata MK
tidak hanya
sekedar menggantikan peran
inkubator, namun juga memberi
banyak keuntungan
yang tidak bisa diberikan oleh
inkubator. Metode kanguru mampu
memenuhi
kebutuhan asasi BBLR dengan
menyediakan situasi dan kondisi
yang mirip dengan
rahim sehingga memberi peluang
BBLR untuk beradaptasi dengan
baik di dunia luar.
Metode kanguru dapat
meningkatkan hubungan emosi ibu-
bayi, menstabilkan suhu
tubuh, laju denyut jantung dan
pernapasan bayi, meningkatkan
pertumbuhan dan
berat badan bayi dengan lebih baik,
mengurangi stres pada ibu dan bayi,
mengurangi
lama menangis pada bayi,
memperbaiki keadaan emosi ibu dan
bayi, meningkatkan
produksi ASI, menurunkan kejadian
infeksi nosokomial, dan
mempersingkat masa
rawat di rumah sakit. Mengingat
berbagai kelebihannya, diperlukan
upaya yang lebih
strategis untuk mempopulerkan
metode yang sangat bermanfaat ini.
Kata kunci: BBLR - metode
kangguru - inkubator
*Staf Pengajar Subbagian Perinatologi Bagian
Ilmu Kesehatan Anak
FKUI-RSCM Jakarta (Dr. Rulina Suradi,
SpA(K),** Peserta Program
Dokter Spesialis Ilmu Kesehatan Anak
FKUI/RSCM (Dr. Piprim
B.Yanuarso)
Alamat korespondensi:
Dr. Rulina Suradi, SpA(K)
Jl. Salemba No. 6, Jakarta 10430, Indonesia.
Telpon: (021) 391 4126. Fax.: (021) 391 4126.
ngka kejadian bayi berat lahir rendah
(BBLR)
di Indonesia masih relatif tinggi,
yaitu sekitar
14%.
1
Di RS Dr. Cipto Mangunkusumo
(RSCM) pada tahun 1996 Rohimi
mendapatkan angka
sebesar 13,8%,
2
sedangkan di RS M Djamil Padang
Chundrayetti pada tahun 1998
mendapatkan angka
sebesar 12,6%
3
Di negara-negara berkembang
termasuk Indonesia
morbiditas dan mortalitas BBLR
masih tinggi. Bayi
berat lahir rendah merupakan
penyumbang utama
kematian neonatal.
4,5
Di Subbagian Perinatologi IKA
FKUI/RSCM selama tahun 1998
didapatkan angka
kematian neonatal dini pada
kelompok bayi dengan
berat lahir <1000 g, 1000-1499 g,
dan 1500-2499 g
masing-masing sebesar 75%,
41,9%, dan 6,6%.
6
Penyebab utama kematian neonatal
adalah asfiksia,
hipotermia, dan infeksi. Selain
kondisi yang buruk pada
saat dilahirkan, kematian neonatal
sering disebabkan
oleh cara penanganan kasus yang
tidak tepat.
7,8
Di RSCM perawatan BBLR
menggunakan fasilitas
inkubator. Selain jumlahnya terbatas,
perawatan dengan
inkubator memerlukan biaya tinggi. Di
samping itu angka
kejadian infeksi nosokomial pada
BBLR yang dirawat di
rumah sakit cukup tinggi.
9
Oleh karena itu diperlukan
suatu metode praktis sebagai
alternatif pengganti
inkubator yang secara ekonomis
cukup efisien dan efektif.
Kehangatan tubuh ibu ternyata
merupakan sumber
panas yang efektif untuk bayi yang
lahir cukup bulan
maupun BBLR. Hal ini terjadi bila
terdapat kontak

AA
AA
A
Sari Pediatri, Vol. 2, No. 1, Juni 2000:
29 - 35
Tinjauan Pustaka
30
Sari Pediatri, Vol. 2, No. 1, Juni 2000
langsung antara kulit ibu dengan
kulit bayi. Prinsip
ini dikenal sebagai skin to skin
contact atau metode
kanguru (MK).
10
Metode kanguru diperkenalkan
pertama kali oleh Rey dan Martinez
dua orang ahli
neonatologi dari Bogota, Colombia
Amerika Selatan
pada tahun 1983
11,12
Metode ini merupakan cara
sederhana yang bermanfaat untuk
meningkatkan
kelangsungan hidup bayi baik sesaat
maupun jangka
lama, terutama BBLR dengan berat
1200–2000 g.
Dengan ditemukannya metode
kanguru telah
terjadi revolusi perawatan BBLR/
bayi kurang bulan
(BKB). Metode ini bermanfaat bagi
bayi prematur
untuk membantu memulihkan
akibat dari prema-
turitasnya dan menolong orangtua
agar lebih percaya
diri serta dapat berperan aktif dalam
merawat bayinya.
12
Metode kanguru berperan dalam
perawatan bayi baru
lahir secara manusiawi dan
meningkatkan ikatan antara
ibu dan bayi.
13
Berdasarkan kenyataan tersebut
maka metode
kanguru perlu lebih dipopulerkan di
Indonesia baik
pada masyarakat pedesaan maupun
perkotaan sehingga
masalah angka kematian yang
disebabkan oleh BBLR
dapat dikurangi. Tujuan penulisan
makalah ini adalah
untuk mensosialisasikan
penggunaan MK yang telah
dapat diterima dengan baik oleh
masyarakat pedesaan,
8
namun belum populer di daerah
perkotaan.

Anda mungkin juga menyukai