Anda di halaman 1dari 35

ASUHAN KEBIDANAN

PADA Ny N GIIP1001 USIA KEHAMILAN 32/33 MINGGU


DENGAN PRE EKLAMSIA BERAT
DI POLI KANDUNGAN RSUD Dr. R. KOESMA TUBAN
Tanggal 16 April 29 April 2007

OLEH :

HIDAYATUL ILMIYAH
(04.02.070)

PENDIDIKAN TENAGA KESEHATAN


AKADEMI KEBIDANAN NAHDLATUL ULAMA TUBAN
Jl. P. Diponegoro No. 17 Tuban
2007

0
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin adalah
masalah besar di negara berkembang. Tahun 1990/1991 Departemen Kesehatan
dibantu oleh WHO, UNICEF dan UNDP melaksanakan upaya safe motherhood
dengan harapan dapat mengurangi AKI dari 225/100.000 kelahiran hidup pada
tahun 2000 menjadi 125/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2010. (Depkes RI,
2002 : 16). Sebab-sebab penting kematian maternal ialah sepsis puerpuralis,
perdarahan, gestosis ( Pre-Eklampsia, eklampsia dan kelainan-kelainan dalam
kehamilan yang berdasarkan hipertensi menahun, penyakit ginjal dan
sebagainya), perlukaan jalan lahir. ( Prawiroharjo, Sarwono. 2002 : 8-9 )
Frekuensi pre-eklamsia untuk tiap negara berbeda-beda karena banyak
faktor yang mempengaruhinya diantaranya : jumlah primigravida (terutama
primigravida muda), distensi rahim berlebihan, hidramnion, hamil ganda, mola
hidatidosa, penyakit yang menyertai hamil, diabetes melitus, kegemukan,
jumlah umur ibu diatas 35 tahun, pre-eklamsia berkisar antara 3% sampai 5%
dan kehamilan yang dirawat. (Gde Manuaba, Ida Bagus. 1988 : 241)
Pre eklamsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan edema
akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah
persalinan (Mansjoer Arief, 2001 : 270)
Pre-eklamsia dan eklamsia merupakan kesatuan penyakit yang langsung
diserahkan oleh kehamilan, sebab terjadinya masih belum jelas. Setelah
perdarahan dan infeksi, pre-eklamsia dan eklamsia merupakan penyebab
kematian maternal dan perinatal paling penting dalam ilmu kebidanan. (Rustam
Mochtar, 1998 : 198)
Pre-eklamsia dan eklamsia merupakan komplikasi kehamilan yang
berkelanjutan dengan penyebab yang sama. Oleh karena itu pencegahan dan
diagnosa dini amatlah penting yaitu mampu mengenali dan mengobati pre-
eklamsia ringan agar tidak berlanjut menjadi eklamsia.
Hal ini hanya bisa diketahui bila ibu hamil memeriksakan dirinya selama
hamil. Untuk dapat menegakkan diagnosis dini diperlukan pengawasan hamil
yang teratur dengan memperlihatkan kenaikan berat badan, kenaikan tekanan
darah, dan pemeriksaan urin untuk menentukan proteinuria. Jadi, jelaslah bahwa
pemeriksaan antenatal yang teratur sangat penting dalam upaya pencegahan pre-
eklamsia dan eklamsia.

1
Oleh karena itu, penulis tertarik untuk membuat asuhan kebidanan
dengan Pre-Eklampsia Berat serta mengetahui penanganan dan rencana yang
akan dilakukan pada pasien dengan Pre-Eklampsia Berat.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Agar mahasiswa dapat mengerti, memahami dan melaksanakan
asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan Pre-Eklamsia Berat.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa diharapkan mampu melakukan pengkajian yaitu
mengumpulkan data subyektif dan obyektif pada klien dengan PEB
2. Mahasiswa dapat menentukan suatu interpretasi data yang meliputi
diagnosa dan masalah Pre-Eklamsia Berat pada ibu hamil.
3. Dapat mengantisipasi diagnosa dan masalah potensial yang akan
terjadi pada ibu hamil dengan PEB.
4. Dapat melakukan tindakan segera / kolaborasi yang diperlukan pada
ibu hamil dengan PEB.
5. Dapat merencanakan manajemen sesuai dengan diagnosa pada ibu
hamil dengan PEB.
6. Mampu melaksanakan rencana secara efisien dan aman pada klien.
7. Diharapkan mampu mengevaluasi asuhan yang telah diberikan pada
klien.

1.3 Ruang Lingkup


Ruang lingkup manajemen asuhan kebidanan ini saya batasi pada
Asuhan Kebidanan pada Ny N GIIP1-1 usia kehamilan 32/33 minggu dengan
Pre-Eklampsia Berat di Poli Kandungan RSUD Dr. Koesma Tuban.

1.4 Metode Penulisan


Metode penulisan Asuhan Kebidanan ini meliputi :
a. Studi pustaka dan praktek lapangan dengan membaca literatur tentang ibu
hamil dengan PEB.
b. Tehnik pengumpulan data
- Wawancara : tanya jawab dengan klien
- Observasi : misalnya TTV (tensi, nadi, suhu, respirasi), berat
badan, tinggi badan, palpasi dan pemeriksaan
lainnya.

2
c. Sumber data
- Primer Subyektif : berasal dari tanya jawab dengan klien
- Primer Obyektif : dari observasi TTV, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan obstetrik.
- Sekunder : diperoleh dari status pasien.

1.5 Pelaksanaan
Pengumpulan data dilaksanakan di Poli Kandungan RSUD Dr. R.
Koesma Tuban yang dilaksanakan pada tanggal 16 29 April 2007.

1.6 Sistematika Penulisan


BAB 1 : Berisi tentang pendahuluan yang terdiri dari : latar belakang,
tujuan, ruang lingkup, metode penulisan, pelaksanaan dan
sistematika penulisan.
BAB 2 : Berisi tentang landasan teori yang terdiri dari : konsep dasar
kehamilan, konsep dasar pre eklamsia, konsep dasar asuhan
kebidanan menurut Varney.
BAB 3 : Berisi tentang tinjauan kasus yang melalui beberapa tahap yaitu :
pengkajian data, interpretasi data diagnosa / masalah identifikasi
diagnosa potensial. Identifikasi kebutuhan segera intervensi,
implementasi, evaluasi.
BAB 4 : Berisi penutup yang terdiri dari : kesimpulan dan saran
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB 2
LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Kehamilan


2.1.1 Definisi
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.
Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari)
dihitung dari hari pertama haid terakhir. (Prawirohardjo Sarwono,
2002 : 89)
Lamanya kehamilan mulai dari ovulasi sampao partus adalah kira-
kira 280 hari (40 minggu) dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu).
Kehamilan 40 minggu disebut kehamilan post matur. Kehamilan antara
28 dan 36 minggu disebut kehamilan prematur (Prawirohardjo Sarwono,
2002 : 125)
Ditinjau dari tuanya kehamilan, kehamilan dibagi dalam 3 bagian :
masing-masing 1) kehamilan triwulan pertama (antara 0 sampai 12
minggu), 2) kehamilan triwulan kedua (antara 12 sampai 28 minggu) 3.
kehamilan triwulan ketiga (antara 28-40 minggu). (Prawirohardjo
Sarwono, 2002 : 125)
2.1.2 Perubahan Fisiologis Wanita Hamil
1) Perubahan pada sistem reproduksi
a. Uterus
- Ukuran : untuk akomodasi pertumbuhan janin, rahim
membesar akibat hipertrofi dan hiperplasi otot polos rahim,
serabut-serabut kolagennya menjadi higroskopik.
Endometrium menjadi desidua. Ukuran pada kehamilan
cukup bulan : 30 x 25 x 20 cm dengan kapasitas lebih dari
4000 cc.
- Berat : dari 30 gram menjadi 1000 gram pada akhir
kehamilan
- Bentuk dan konsistensi :
1 bulan : sepuluh buah alpukat
2 bulan : sebesar telur bebek
3 bulan : sebesar telur angsa
4 bulan : berbentuk bulat

4
5 bulan : teraba seperti berisi cairan ketuban dan dinding
rahim terasa dingin
b. Serviks uteri bertambah vaskularisasinya dan menjadi lunak
(soft)
c. Lindung telur
- Ovulasi terhenti
- Masih terdapat korpus lutcum graviditas sampai
terbentuknya uri yang mengambil alih pengeluaran estrogen
dan progesteron.
d. Vagina dan vulva
Karena pengaruh estrogen terjadi perubahan pada vagina
dan vulva akibat hipervaskulansasi, vagina dan vulva terlihat
lebih merah atau kebiruan.
e. Dinding perut
Pembesaran rahim menimbulkan peregangan dan
menyebabkan robeknya serabut elastik dibawah kulit. Sehingga
timbul striae gravidarum.
2) Perubahan pada organ dan sistem lainnya
a. Sistem sirkulasi darah
Volume darah total dan volume plasma naik pesat sejak akhir
trimester I. Volume darah bertambah banyak + 25% dengan
puncaknya pada kehamilan 32 minggu diikuti curah jantung
yang meningkat + 30% kenaikan plasma darah dapat
mencapai 40% saat mendekati cukup bulan.
Protein darah : gambaran protein dalam serum berubah :
jumlah protein, albumin dan gamaglobulin menurun dalam
triwulan I dan meningkat secara bertahap pada akhir
kehamilan.
Hitung jenis dan hemoglobin
Hematokrit cenderung menurun karena kenaikan relatif
volume plasma. Jumlah eritrosit cenderung meningkat.
Dalam kehamilan, leukosit meningkat sampai 10.000/cc
b. Sistem pernafasan
Wanita hamil kadang mengeluh sesak dan pendek nafas.
Hal ini disebabkan oleh usus yang tertekan ke arah diafragma
akibat pembesaran rahim.

5
c. Saluran pencernaan
Saliva meningkat dan trimester I, mengeluh mual dan
muntah. Tonus otot-otot saluran pencernaan melemah sehingga
motilitas dan makanan akan lebih lama berada dalam saluran
makanan.
d. Kulit
Terjadi hiperpigmentasi pada :
- Muka (cloasma gravida)
- Payudara : puting susu dan areola
- Perut : lineamora striae
- Vulva
2.1.3 Tanda-tanda Gejala Kehamilan
(1) Tanda-tanda dugaan hamil
a. Amenorea
Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi pembentukan
folikel de graaf dan ovulasi.
Mengetahui tanggal haid terakhir dengan perhitungan rumus
neagle dapat ditentukan perkiraan persalinan.
b. Mual (nausea) dan muntah (emesis)
Pengaruh estrogen dan progesteron terjadi pengeluaran asam
lambung berlebih.
Menimbulkan mual dan muntah terutama pada pagi hari yang
disebut morning sickness. Bila mual dan muntah terlalu
sering disebut hiperemesis.
Dalam batas fisiologis keadaan ini dapat diatasi.
Akibat mual muntah nafsu makan berkurang
(Manuaba, Ida Bagus Gde, 1998 : 125)
c. Ngidam
Ibu hamil sering meminta makanan atau minuman tertentu
terutama pada bulan triwulan pertama.
(Mochtar, Rustam, 1998 : 43)
d. Sinkope atau Pingsan
Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral)
menyebabkan iskemia susunan saraf pusat dan menimbulkan
pingsan.
Keadaan ini menghilang setelah usia kehamilan 16 minggu.
(Manuaba, 1998 : 125)

6
e. Payudara tegang
Pengaruh estrogen progesteron dan somatomamotropin
menimbulkan deposit lemak, air dan garam padu payudara.
Payudara membesar dan tegang
Ujung syaraf tertekan menyebabkan rasa sakit terutama pada
hamil pertama. (Manuaba, 1998 : 125)
Payudara membesar, tegang dan sedikit nyeri, disebabkan
pengaruh estrogen dan progesteron yang merangsang duktus
dan alveoli payudara kelenjar montgomery terlihat lebih
membesar.
(Rustam, Mochtar, 1998 : 44)
f. Sering miksi
Karena kandung kemih tertekan oleh rahim yang membesar.
Gejala ini akan menghilang pada triwulan kedua kehamilan.
Pada akhir kehamilan gejala ini kembali karena kandung
kemih ditekan oleh kepala janin. (Mochtar Rustam, 1998 :
44)
g. Konstipasi / Obstipasi
Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus
menyebabkan kesulitan untuk buang air besar. (Manuaba,
1998 : 125)
Karena tonus otot usus menurun oleh pengaruh hormon
steroid (Mochtar Rustam, 1998 : 44)
h. Pigmentasi kulit
Sekitar pipi : cloasma gravidarum
- Keluarnya melanophore stimulating hurmone hipotisis
anterior menyebabkan pigmentasi kulit pada kulit.
Dinding perut
- Striae lividae (biru kehitaman)
- Striae nigra (putih)
- Linea alba (makin hitam)
Sekitar payudara
- Hiperpigmentasi areola mammae
- Puting susu makin menonjol
- Kelenjar montgomery menonjol
- Pembuluh darah menifes sekitar payudara
(Manuaba, 1998 : 126)

7
i. Epulis
Hipertrofi gusi disebut epulis dapat terjadi bila hamil.
j. Vadces atau penampakan pembuluh darah vena
Karena pengaruh dari estrogen dan progesteron terjadi
penampakan pembuluh darah vena, terutama bagi mereka
yang mempunyai bakat.
Penampakan pembuluh darah itu terjadi disekitar genetalia
eksterna, kaki, betis dan payudara
Penampakan pembuluh darah ini dapat menghilang setelah
persalinan. (Manuaba, 1998 : 126)
(2) Tanda Kemungkinan Hamil
Rahim membesar, sesuai dengan tuanya usia kehamilan
Pada pemeriksaan dalam dijumpai
- Tanda hegar
- Tanda cha dwicks
- Tanda piscasek
- Kontraksi Braxton hicks
- Teraba ballotement
Pemeriksaan test biologis kehamilan positif
- Sebagian kemungkinan positif palsu
(Manuaba, 1998 : 126)
(3) Tanda Pasti Kehamilan
Gerakan janin dari dalam rahim
- Terlihat / teraba gerakan janin
- Teraba bagian-bagian janin
Denyut jantung janin
- Didengar dengan stetoskop laenec, alat kardiotokografi, alat
dopp.
- Dilihat dengan ultrasonografi
- Pemeriksaan dengan alat canggih yaitu rontgen untuk melihat
kerangka janin, ultrasonografi
(Manuaba, 1998 : 126)
2.1.4 Diagnosa Banding Kehamilan
Pembesaran perut wanita tidak selamanya suatu kehamilan
sehingga perlu dilakukan diagnosa banding diantaranya :
1) Hamil palsu (Pseudocyesis) atau kehamilan spuira
Dijumpai tanda dugaan hamil, tetapi dengan pemeriksaan alat
canggih dan tes biologis tidak menunjukkan kehamilan.

8
2) Tumor kandungan atau mioma uteri
Terdapat pembesaran rahim, tetapi tidak disertai tanda hamil
Bentuk pembesarannya tidak merata
Perdarahan banyak saat menstruasi
3) Kista ovarium
Pembesaran perut, tetapi tidak disertai tanda hamil
Datang bulan terus berlangsung
Lamanya pembesaran perut dapat melampaui usia kehamilan
Pemeriksaan test biologis kehamilan dengan hasil negatif
4) Hematometra
Terlambat datang bulan yang dapat melampaui umur hamil
Perut terasa sakit setiap bulan
Terjadi tumpukan darah dalam rahim
Tanda dan pemeriksaan hamil tidak menunjukkan hasil yang
positif
Sebab himen in perforata
5) Kandung kemih yang penuh
Dengan melakukan kateterisasi, maka pembesaran perut akan
hilang.
(Manuaba, 1998 : 127)
2.1.5 Pengawasan Antenatal
Beberapa antenatal memberikan manfaat dengan ditemukannya
berbagai kelainan yang menyertai kehamilan secara dini, sehingga dapat
memperhitungkan dan mempersiapkan langkah dalam pertolongan
persalinannya.
1) Tujuan pengawasan antenatal
Memantau kemajuan persalinan
Mengenali sejak dini adanya ketidaknormalan
Mempersiapkan persalinan cukup bulan
Menurunkan angka kesakitan, kematian ibu dan perinatal
2) Jadwal kunjungan antenatal
1 kali pada triwulan pertama
1 kali pada triwulan kedua
2 kali pada triwulan ketiga
Jadwal kunjungan ulang
Kunjungan I 16 minggu dilakukan untuk :
- Penapisan dan pengobatan anemia

9
- Perencanaan persalinan
- Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya
Kunjungan II (24-28 minggu) dan kunjungan III (32 minggu)
dilakukan untuk :
- Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya.
- Penapisan pre eklamsia, gemelli, infeksi alat reproduksi dan
saluran perkemihan, MAP
- Mengulang perencanaan persalinan
Kunjungan IV 36 minggu sampai lahir
- Sama seperti kegiatan kunjungan II dan III
- Mengenali adanya kelainan letak dan presentasi
- Memantapkan rencana persalinan
- Mengenali tanda-tanda persalinan
3) Pelayanan / asuhan antenatal standar minimal 7 T
(Timbang) berat badan
Ukur (tekanan) darah
Ukur (tinggi) fundus uteri
Pemberian imunisasi (TT) lengkap
Pemberian (tablet) zat besi minimal 90 tablet selama hamil
(Test) terhadap penyakit menular seks
(Temu wicara) dalam rangka persiapan perujukan
(Prawirohardjo Sarwono, 2002 : 90)

2.2 Konsep Dasar Pre-Eklamsia


2.2.1 Definisi
Pre-eklamsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan
edema akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera
setelah persalinan. Eklamsia adalah pre eklamsia yang disertai kejang
dan atau koma yang timbul bukan akibat kelainan neurologi.
Superimposed pre eklamsia. Eklamsia adalah timbulnya pre eklamsia
atau eklamsia pada pasien yang menderita hipertensi kronik. (Mansjoer
Arief, 2001 : 270)
Pre eklamsia ialah penyakit dengan tanda hipertensi, edema dan
protein usia yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya
terjadi pada triwulan ke 3 kehamilan, tetapi dapat terjadi sebelumnya,
misalnya pada molahidatidosa. (Prawirohardjo Sarwono, 2002 : 282)

10
2.2.2 Etiologi
Sampai saat ini belum diketahui dengan pasti
(Mochtar Rustam, 1998 : 198)
2.2.3 Patofisiologi
Pada Pre-eklamsia terjadi spasme pembuluh darah disertai dengan
retensi garam dan air. Pada biopsi ginjal ditemukan spasme hebat
arteriola glomerulus. Pada beberapa kasus, lumen arteriola sedemikian
sempitnya sehingga hanya dapat dilalui oleh satu sel darah merah. Jadi,
jika semua arteriola dalam tubuh mengalami spasme, maka tekanan
darah akan naik, sebagai usaha untuk mengatasi kenaikan tekanan
perifer agar oksigenisasi jangan dapat dicukupi.
Sedangkan kenaikan berat badan dan edema yang disebabkan oleh
penimbunan air yang berlebihan dalam ruangan intentisial belum
diketahui sebabnya, mungkin karena retensi air dan garam proteinuria
dapat disebabkan oleh spasme arteriola sehingga terjadi perubahan pada
glomerulus. (Mochtar Rustam, 1998 : 198)
2.2.4 Klasifikasi Pre-Eklamsia
Dibagi menjadi 2 golongan yaitu :
2) Pre-eklamsia ringan bila disertai keadaan sebagai berikut :
a) Tekanan darah 140/190 mmHg atau lebih yang diukur pada
posisi berbaring terlentang, atau kenaikan diastolik 15 mmHg
atau lebih atau kenaikan sistolik 30 mmHg atau lebih. Cara
pengukuran sekurang-kurangnya pada 2 kali pemeriksaan dengan
jarak periksa 1 jam, sebaiknya 6 jam.
b) Edema umum, kaki, jari tangan, dan muka; atau kenaikan berat
badan 1 kg atau lebih per minggu
c) Proteinuria kwantitatif 0,3 gr atau lebih per liter, kwalitatif 1+
atau 2+ pada urin kateter.
(Mochtar Rustam, 1998 : 201)
3) Pre-eklamsia berat, bila disertai keadaan sebagai berikut :
a. Tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih
b. Proteinuria 5 gr atau lebih per liter
c. Oliguria yaitu jumlah urin kurang dan 500 cc per 24 jam
d. Adanya gangguan serebral, gangguan visus, dan rasa nyeri di
epigastrum
e. Terdapat edema paru dan sianosis
f. Trombosit <100.000/mm3
(Mochtar Rustam, 1998 : 201)

11
2.2.5 Faktor-faktor predisposisi
- Mola hidatidosa
- Diabetes melitus
- Kehamilan ganda
- Hidrops jetalis
- Obesitas
- Umur > 35 tahun
2.2.6 Komplikasi
Tergantung derajat pre eklampsia atau eklampsinya yang termasul
komplikasi antara lain atonia uteri (uterus couvelaire), sindrom HELLP
(hemolysis, elevated, liver enzimes, low platelet count), ablasi retina,
KID (koagulasi intravaskuler diseminata), gagal ginjal, perdarahan otak,
edema paru, gagal jantung, hingga syok dan kematian.
Komplikasi pada janin dengan akut atau kronisnya insufisiensi
uteroplasental, misalnya pertumbuhan janin terhambat dan prematuritas.
2.2.7 Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan :
1) Gambaran klinik : pertambahan berat badan berlebihan, edema,
hipertensi, dan timbul proteinuria.
Gejala subyektif : sakit kepala di daerah frontal, nyeri epigastrium :
gangguan visus : penglihatan kabur, skotoma, diplopia, mual dan
muntah. Gangguan serebral lainnya : oyang, refleks meningkat, dan
tidak tenang.
2) Pemeriksaan : tekanan darah tinggi, refleks meningkat, dan
proteinuria pada pemeriksaan laboratorium.
(Mochtar Rustam, 1998 : 201-202)
2.2.8 Penatalaksanaan
a) Pencegahan
Pemeriksaan antenatal yang teratur dan bermutu serta teliti,
mengenali tanda-tanda sedini mungkin (pre-eklamsia ringan),
lalu diberikan pengobatan yang cukup supaya penyakit tidak
menjadi lebih berat.
Harus selalu waspada terhadap kemungkinan terjadinya pre-
eklamsia kalau ada faktor-faktor predisposisi.
Berikan penerangan tentang manfaat istirahat dan tidur,
ketenangan serta pentingnya mengatur diit rendah garam, lemak,
serta karbohidrat dan tinggi protein, juga menjaga kenaikan berat
badan yang berlebih.

12
b) Penanganan
Tujuan utama penanganan adalah :
Untuk mencegah terjadinya pre-eklamsia dan eklamsia
Hendaknya janin lahir hidup
Trauma pada janin seminimal mungkin
Pre-Eklamsia Ringan (Mochtar Rustam, 1998 : 202)
Pengobatan hanya bersifat simtomatis dan selain rawat inap,
maka penderita dapat dirawat jalan dengan skema periksa ulang
yang lebih sering, misalnya 2 kali seminggu.
Penanganan pada penderita rawat jalan atau rawat inap adalah
dengan istirahat di tempat tidur, diit rendah garam, dan berikan obat-
obatan seperti valium tablet 5 mg dosis 3x/hari atau fenobarbital
tablet 30 mg dengan dosis 3x1 sehari.
Divietika dan obat anti hipertensi tidak dianjurkan, karena obat
ini tidak begitu bermanfaat, bahkan bisa menutupi tanda dan gejala
pre-eklamsia berat. Dengan cara ini biasanya pre-eklamsia ringan
jadi tenang dan hilang, ibu hamil dapat dipulangkan dan diperiksa
ulang lebih sering dari biasa.
Bila gejala masih menetap, penderita tetap rawat inap, monitor
keadaan janin, kadar estriol von, lakukan amnioskopi, dan USG. Bila
keadaan mengizinkan, barulah dilakukan induksi partus pada usia
kehamilan 37 keatas.
Pre-Eklamsia Berat
Pre-Eklamsia Berat pada usia kehamilan kurang dari 37 minggu
1) Bila janin belum menunjukkan tanda-tanda maturitas paru-
paru dengan uji kocok dan rasio L/S, maka penanganannya
adalah sebagai berikut :
- Berikan suntikan sulfas magnesikus dengan dosis 8 gr
intramuskuler, kemudian disusul dengan injeksi
tambahan 4 gr IM setiap 4 jam (selama tidak ada
kontraindikasi)
- Jika ada perbaikan jalannya penyakit, pemberian sulfas
magnesikus dapat diteruskan lagi selama 24 jam sampai
dicapai kriteria pre eklamsia ringan (kecuali ada kontra
indikasi)

13
- Selanjutnya ibu dirawat, diperiksa, dan keadaan janin
dimonitor, serta berat badan ditimbang seperti pada pre
eklamsia ringan, sambil mengawasi timbulnya lagi gejala
- Jika dengan terapi diatas tidak ada perbaikan, dilakukan
terminasi kehamilan dengan induksi partus atau tindakan
lain tergantung keadaan.
2) Jika pada pemeriksaan telah dijumpai tanda-tanda
kematangan paru janin, maka penatalaksanaan kasus sama
seperti pada kehamilan diatas 37 minggu
Pre-Eklamsia Berat pada kehamilan diatas 37 minggu
1) Penderita dirawat inap
- Istirahat mutlak dan ditempatkan dalam kamar
isolasi.
- Berikan diit rendah garam dan tinggi protein
- Berikan suntikan sulfas magnesikus 8 gr intra
muskuler, 4 gr dibokong kanan dan 4 gr dibokong
kiri.
- Suntikan dapat diulang dengan dosis 4 gr setiap 4
jam.
- Syarat pemberian MgSO4 adalah refleks patela
positif, diuresis 100 cc dalam 4 jam terakhir,
respirasi 16 kali per menit, dan harus tersedia anti
dotumnya yaitu kalsium glukonas 10% dalam
ampul 10 cc.
- Infus dekstrosa 5% dan ringer laktat
2) Berikan obat antihipertensi : injeksi kata pres lampul
IM dan selanjutnya dapat diberikan tablet katapres 3
kali tablet atau 2 kali tablet sehari
3) Diuretika tidak diberikan, kecuali bila terdapat edema
umum, edema paru, dan kegagalan jantung kongesti.
Untuk itu dapat disuntikkan 1 ampul intravena lasix.
4) Segera setelah pemberian sulfas magnesikus kedua,
dilakukan induksi partus dengan atau tanpa
amniotomi. Untuk induksi dipakai oksitosin (pitosin
atau sintosinon) 10 satuan dalam infus tetes.
5) Kala II harus dipersingkat dengan ekstraksi vakum
dan forseps, jadi ibu dilarang mengedan.

14
6) Jangan berikan methergin post partum, kecuali bila
terjadi perdarahan yang disebabkan atonia uteri.
7) Pemberian sulfat magnesikus, kalau tidak ada
kontraindikasi, kemudian diteruskan dengan dosis
4 gr setiap 4 jam dalam 24 jam post partum.
8) Bila ada indikasi obstetrik dilakukan SC
Penanganan PEB yang terbaru
SM 40% otsuka
25 cc = 10 gram
SM 40% 4 gr IV (adalah larutan hipertonik) = 10 cc
bolus
Sisa SM 40% 16 gram
15 cc dalam 500 cc RL
20 tts/mnt 1 cc/mnt
Habis dalam 6-8 jam
(Protap Puskesmas Palang tahun 2006)

2.3 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Menurut Helen Varney


Manajemen kebidanan adalah metode dan pendekatan pemecahan
marilah kesehatan ibu dan anak yang khusus dilakukan oleh bidan dalam
memberikan asuhan kebidanan pada individu, keluarga dan masyarakat.
Dalam melaksanakan proses manajemen kebidanan ini menggunakan
7 langkah, yaitu :
2.3.1 Pengumpulan Data
Adalah pengumpulan data lengkap untuk mengevaluasi pasien
yaiku memeriksa untuk memperoleh seluruh data yang diberikan untuk
menilai keadaan secara lengkap, pengumpulan data ini meliputi :
A. Data Subyektif
1. Identitas / Biodata
Nama
Meliputi nama ibu dan suami agar dapat mengenal dan
membedakan dengan pasien yang lain.
Umur
Untuk mengetahui apakah klien termasuk resiko tinggi atau
tidak. Pada kasus PEB usia lebih dari 35 tahun
Suku/bangsa
Untuk mengetahui adat kebiasaan dan mempermudah dalam
berkomunikasi.

15
Agama
Dengan mengetahui agama klien akan lebih mudah
memecahkan masalahnya.
Pendidikan
Untuk mempermudah melakukan komunikasi dan pemberian
motivasi sesuai tingkat pengetahuan.
Pekerjaan
Untuk mengetahui sejauh mana pekerjaan dengan masalah
kesehatan dan pembiayaan serta menunjukkan keadaan
ekonomi dan dapat mempengaruhi kesehatan.
Alamat
Untuk mempermudah hubungan bila mendesak dan untuk
mengetahui keadaan lingkungan tempat tinggal.
2. Keluhan Utama
Untuk mengetahui keluhan klien dalam upaya pelaksanaan
pemberian asuhan selanjutnya, misalnya : mual muntah, pusing
kepala, sering kencing. Keluhan pada pasien PEB antara lain
nyeri epigastrium, hipertensi, sakit kepala, penglihatan kabur,
edema, mual dan muntah.
3. Riwayat Menstruasi
Untuk mengetahui faal dari alat kandungan.
4. Riwayat Kehamilan
Berpengaruh terhadap prognosa persalinan dan pimpinan
persalinan karena persalinan yang lalu adalah hasil temuan-
temuan dari segala faktor yang mempengaruhi persalinan. Pada
kasus PEB multigravida terdapat riwayat PEB pada persalinan
yang lalu.
5. Riwayat Penyakit
Untuk mengetahui klien termasuk resiko tinggi atau tidak. Pasien
pernah menderita hipertensi atau PEB.
6. Riwayat Psikososial
Untuk mengetahui hubungan sosial klien dengan keluarga dan
tetangganya baik atau tidak baik.
B. Data Obyektif
1. Diperoleh dari pemeriksaan umum diantaranya :
Bagaimana keadaan umum pasien, apakah :

16
a. Composmentis : kesadaran penuh
b. Samnolen : mudah tertidur
c. Apatis : acuh tak acuh (gelisah)
d. Sopor : dengan rangsangan
e. Koma : tidak sadarkan diri
Berat Badan
- Berat badan dalam triwulan ke III tidak boleh bertambah
lebih dari 1 kg seminggu atau 3 kg sebulan.
- Penambahan yang berlebihan dari batas-batas tersebut
disebabkan oleh penimbunan (retensi) air dan disebut
proeodema. Pada kasus PEB biasanya terdapat
penambahan berat badan lebih dari 1 kg / minggu.
Tinggi Badan
- Untuk mendeteksi kemungkinan adanya CPD
Tensi
- Tensi pada orang hamil tidak boleh lebih dari 140 pada
sistol dan 90 pada diastol. Juga perubahan 30 sistole dan
15 diastolik diatas tensi sebelum hamil menandakan
toxamia gravidarum. Tanda PEB tensi > 160/110 mmHg.
Nadi
- Teratur atau tidak normalnya : 80-90x/mnt
Trakikardi : >90x/mnt
Bradikardi : <80x/mnt
Suhu
- Pengukuran melalui axila/oral, jika suhu tinggi
menandakan adanya infeksi normal : 36-370C
Pernafasan
- Teratur atau tidak, berapakah dalam 1 menit, adakah
kesulitan bernafas, normal 10-20x/mnt. Pada PEB nafas
pendek.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Rambut : Bagaimana bentuk rambut (lurus, keriting),
warna rambut (hitam, pirang, merah), kebersihan rambut
adakah ketombe, luka-luka pada kulit kepala, kutu
rambut.

17
Muka
Adakah chloasma gravidarum, keadaan selaput mata
pucat atau merah, adakah oedema pada muka, bagaimana
keadaan lidah, gigi. Pada kasus pre eklamsia terdapat
edema muka.
Leher
Apakah vena terbendung di leher (misalnya pada
penyakit jantung) apakah kelenjar gondok membesar atau
kelenjar limfa membengkak.
Dada
Bentuk buah dada, pigmentasi puting susu dan
gelanggang susu, keadaan puting susu adakah keluaran
kolostrum.
Perut
Perut membesar ke depan atau ke samping (pada ascites
misalnya membesar kesamping), keadaan pusat,
pigmentasi di linea alba, nampakkah gerakan anak atau
kontraksi rahim, adakah striae gravidarum atau bekas
luka (jahitan SC). Pada kasus PEB biasanya terdapat
edema perut.
Vulva
Keadaan perineum, carilah varices, tanda chadwick,
candylomata, flour.
Anus
Adakah hemoroid
Ekstremitas atas dan bawah
Carilah varises, oedema luka, cicatrix pada lipat paha.
Pada kasus PEB cenderung terdapat edema +/+
b. Palpasi
Maksud dari pemeriksaan raba ialah untuk
menentukan : 1) Besarnya rahim dan dengan ini menentukan
tuanya kehamilan. 2) Menentukan letaknya anak dalam
rahim.
Selain dari pada itu harus juga dirubah apakah ada
tumor-tumor lain dalam rongga perut, cysta, myoma, limpa
yang membesar.

18
Cara melakukan palpasi (Leopold 1-4) adalah :
Leopold I
- Kaki pasien ditekuk pada lutut dan lipat paha
(lytotomi)
- Pemeriksa berdiri disebelah kanan pasien, dan
melihat kearah muka Px.
- Rahim dibawah ke tengah
- Tingginya fundus uteri ditentukan
- Tentukan bagian apa dan janin yang terdapat dalam
fundus
Sifat kepala ialah keras, bundar dan melenting
Sifat bokong adalah lunak, kurang bundar dan kurang
melenting. Pada letak lintang fundus uteri kosong.
Tinggi fundus uteri menurut tuanya kehamilan dalam
minggu
- Sebelum bulan ke 3 fundus uteri belum dapat diraba
dan luas.
- Akhir bulan ke 3 (12 minggu) fundus uteri 1-2 jari
diatas simpisis.
- Akhir bulan ke 4 (16 minggu) fundus uteri,
pertengahan antara simpisis-pusat
- Akhir bulan ke 5 (20 minggu) fundus uteri 3 dan
dibawah pusat
- Akhir bulan ke 6 (24 minggu) fundus uteri setinggi
pusat
- Akhir bulan ke 7 (28 minggu) fundus uteri 3 jari
diatas pusat
- Akhir bulan ke 8 (32 minggu) fundus uteri
pertengahan proc. Xyphoideus-pusat
- Akhir bulan ke 9 (36 minggu) fundus uteri sampai
arcus lostarium atas 3 jari dibawah proc. Xyphoideus.
- Akhir bulan ke 10 (40 minggu) fundus uteri
pertengahan antar procecus xypoideus pusat.
Pada kasus PEB pembesaran perut kadang tidak
sesuai dengan usia kehamilan karena pada PEB
pertumbuhan janin cenderung terhambat dan
prematuritas.

19
Leopold II
Menentukan dimana letak punggung janin dan dimana
letaknya bagian-bagian kecil dengan cara :
- Kedua tangan pemeriksa pindah kesamping
- Tentukan dimana punggung janin
Punggung janin terdapat dipihak yang memberikan
rintangan yang terbesar, carilah bagian-bagian kecil,
yang biasanya terletak bertentangan dengan fihak
yang memberi rintangan terbesar.
- Kadang-kadang disamping terdapat kepala atau
bokong pada letak lintang
Leopold III
- Menentukan apa yang terdapat dibagian bawah dan
apakah bagian bawah janin sudah atau belum
terpegang oleh PAP dengan cara :
Dipergunakan 1 tinju tangan saja
Bagian bawah ditentukan antara ibu jari dan jari
lainnya.
Cobalah bagian bawah masih dapat digoyangkan.
Leopold IV
Menentukan apa yang menjadi bagian bawah dan berapa
masuknya bagian bawah kedalam rongga panggul.
Leopold IV tidak dilakukan, kalau kepala masih tinggi,
leopold IV baru dapat dilakukan kalau janin sudah cukup
besar kira-kira dan bulan VI keatas.
c. Auskultasi
Dengan stetoskop mono awal tetapi dapat juga dipergunakan
stetoskor kepala atau dengan doptone dapat terdengar
bermacam-macam bunyi yang berasal :
Dari anak
- Bunyi jantung janin (Djj) : Normal 120-160x/mnt
: Distres <120 atau 10x/mnt
- Bising tali pusat
- Gerakan anak
Dari ibu
- Bising rahim
- Bunyi aorta
- Bising usus

20
d. Perkusi
Terutama reflek lutut
Reflek lutut negatif pada hipovitaminose B1 dan penyakit
urat syaraf.
3. Pemeriksaan Obstetri
Keadaan panggul terutama penting pada primigravida,
karena panggulnya belum pernah teruji dalam persalinan.
Sebaliknya pada multigravida anamnesa mengenai persalinan
yang gampang dapat memberikan keterangan yang berharga
mengenai keadaan panggul.
Ukuran panggul yang terpenting
Distansia Spinarum
Jarak antara spina iliaca anterior superior kiri dan kanan
dengan ukuran normal 23 cm 26 cm.
Distansia Cristarum
Jarak terjauh antara crista iliaca kanan dan kiri dengan
ukuran normal 26-29 cm.
Conjugata Eksterna (Boudenlogue)
Jarak antara pinggir atas symphisis dan ujung processos
spinosus ruas tulang lumbal ke V ukuran normal 18-20 cm
Lingkar Panggul
Dan pinggir atas symphisis ke pertengahan antara spina iliaka
anterior superior dan trochanter major sepihak dan kembali
melalui tempat-tempat yang sama sepihak yang lain, ukuran
normal 80-90 cm.
4. Pemeriksaan Penunjang
Suatu pemeriksaan untuk menentukan diagnosa
- Laboratorium : urine, Hb, proteinurine, albumin urine.
- USG
2.3.2 Interpretasi Data
Yaitu menentukan diagnosa / masalah. Langkah ini dikembangkan
dari interpretasi dan ke dalam identifikasi yang spesifik mengenai
diagnosa.
2.3.3 Identifikasi Diagnosa / Masalah Potensial
Langkah ini berdasarkan diagnosa / masalah yang sudah
terindentifikasi yaitu merupakan kegiatan antisipasi, pencegahan. Jika
memungkinkan menunggu waspada dan persiapan untuk segala sesuatu
yang mungkin terjadi. Pada kasus PEB potensial terjadinya eklamsia.

21
2.3.4 Identifikasi Kebutuhan Segera
Langkah ini menggambarkan proses manajemen yang dapat
mengidentifikasi situasi yang gawat dimana petugas kesehatan harus
bertindak segera untuk keselamatan ibu dan bayi. Kebutuhan segera
yang diberikan pada kasus PEB adalah :
SM 40% otsuka 25 cc = 10 gr
SM 40% 4 gr IV = 10 cc bolus
Sisa SM 40% 6 gr = 15 cc dalam 500 cc RL
2.3.5 Intervensi
Langkah ditentukan berdasarkan kajian langkah sebelumnya
sebagai hasil kelanjutan manajemen terhadap diagnosa / masalah yang
telah teridentifikasi.
Rencana Rasional
Konservatif (Usia kehamilan < 35 minggu)
- Lakukan cuci tangan sebelum dan - Pencegahan infeksi
sesudah tindakan.
- Lakukan komunikasi terapeutik pada - Mempermudah dalam memberikan
ibu. asuhan
- Lakukan pemeriksaan pada ibu - Memantau keadaan ibu dan janin
- Informasikan hasil pemeriksaan pada - Ibu tahu kondisinya sekarang
ibu
- Penyuluhan tentang :
Nutrisi - Memenuhi kebutuhan gizi ibu
Pola istirahat - Menjaga kesehatan dan kesegaran
tubuh
Tanda bahaya kehamilan - Deteksi dini adanya komplikasi
Tanda-tanda persalinan - Segera mengambil keputusan
- Kolaborasi dengan dokter dalam - Fungsi inter dependen
pemberian terapi dan menentukan
diagnosa.
- Pertahankan kehamilan sampai janin - Memperbaiki kondisi ibu dan janin
matur dan pemberian infus asering drip
SM 40% selama 20 tts / mnt dan
observasi Djj.
- Motivasi ibu untuk masuk rumah sakit - Memperbaiki KU ibu
Aktif (Bila kehamilan > 35 minggu)
- Bila tidak ada perbaikan atau dalam 6 - Menyelamatkan ibu dan janin
jam selama pengobatan terdapat
peningkatan tekanan darah, terapi
dianggap gagal lakukan terminasi
kehamilan.

2.3.6 Implementasi
Langkah ini bisa dikerjakan sebagian atau seluruhnya oleh tenaga
kesehatan maupun klien sendiri, bidan atau tim lain bila perlu dilakukan
kolaborasi.

22
2.3.7 Evaluasi
Langkah ini dievaluasikan ke efektifannya asuhan yang telah
diberikan, apakah telah memenuhi kebutuhan asuhan yang telah
teridentifikasi dalam diagnosa/masalah. Rencana asuhan tersebut dapat
dianggap efektif bilamana benar-benar efektif karena proses manajemen
asuhan itu merupakan suatu kegiatan yang berkesinambungan maka
diperlukan evaluasi kenapa asuhan yang diberikan belum efektif dan
perlu mengulang kembali dari awal setiap asuhan yang belum efektif.

23
BAB 3
TINJAUAN KASUS

3.1 Pengkajian
Tanggal 18 April 2007 Jam : 09.00 WIB
3.1.1 Data Subyektif
1. Identitas / Biodata
Nama Ibu : Ny N Nama suami : Tn M
Umur : 22 thn Umur : 26 thn
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SD Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Nelayan
No. Register : 125762 Alamat : Gaji-Kerek
Status Perkawinan
Usia menikah : 18 thn
Lama menikah : 4 tahun
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan hamil 8 bulan mengeluh batuk, sesak, pusing,
bengkak pada kaki dan ingin memeriksakan kehamilannya.
3. Riwayat Menstruasi
Siklus : 28-30 hari Menarche : 13 tahun
Lama : 4-5 hari Dismenorhoe : Iya, sblm mens 1 hr
Warna : Merah Flour albus : Ya, + 3 hr
Bau : Anyir HPHT : 1-8-06
TP : 8-5-07
4. Riwayat Kehamilan Yang Lalu
Suami Jns
No UK Penol Penyul BB/PB Jns H/M Usia Meneteki KB
ke Persal
1 1 9 bln Spt Bidan - 3000 gr H 2,5 thn 22 bln -
2 Hamil ini

5. Riwayat Kehamilan Ini / ANC / TT


Ibu mengatakan ini adalah kehamilan yang ke-2. ibu biasanya
periksa kehamilan di bidan di desanya dan baru pertama kali ini ke
poli kandungan. Ibu sudah merasakan pergerakan anak sejak usia
kehamilan 5 bulan.

6. Riwayat Kesehatan

24
6.1 Riwayat Penyakit Klien
Ibu mengatakan selama kehamilan ini tekanan darahnya selalu
tinggi tapi bila tidak hamil tensinya normal. Klien tidak pernah
menderita penyakit jantung, asma, DM, dan penyakit menular,
menurun serta menahun lainnya.
6.2 Riwayat Penyakit Keluarga
Ibu mengatakan keluarganya baik dari pihak ibu maupun suami
tidak pernah atau sedang menderita penyakit jantung,
hipertensi, asma, DM, TBC, gemelli maupun penyakit menular
dan menurun lainnya.
6.3 Perilaku Kesehatan
Ibu mengatakan bahwa tidak pernah merokok atau
mengkonsumsi minuman keras maupun minum jamu.
7. Riwayat Psikososial
Ibu mengatakan sangat gembira dengan kehamilannya ini,
begitu juga suami dan keluarganya yang lain. Ibu merencanakan
untuk mengasuh dan menyusui bayinya sendiri.
8. Pola Kehidupan Sehari-hari
Pola Sebelum Hamil Saat Hamil
Nutrisi Ibu mengatakan makan 3x sehari porsi Ibu mengatakan makan 3x/hr
sedang, nasi, lauk, sayur, buah- porsi sedikit tapi sering, nasi
buahan, minum air putih 6-7 gls/hr. lauk, sayuran, minum air putih 9-
10 gls/hr.
Eliminasi Ibu mengatakan BAB 1x/hr dan BAK Ibu mengatakan BAB 1x/hr dan
3-4x/hr BAK 6-7x/hr
Aktivitas Ibu mengatakan melakukan pekerjaan Ibu mengatakan kehamilannya
rumah sendiri. mengganggu aktivitasnya karena
ibu merasa pusing, batuk dan
sesak.
Istirahat Ibu mengatakan tidur malam 7 jam Ibu mengatakan tidur malam
dan tidur siang 1 jam 7 jam dan tidur siang jarang.
Kebersihan Ibu mengatakan mandi dan gosok gigi Ibu mengatakan mandi dan
3x/hr dan ganti baju 1x/hr gosok gigi 3x/hr dan ganti baju
1x/hr
Rekreasi Ibu mengatakan selalu menghabiskan Ibu mengatakan menghabiskan
waktu luangnya untuk melihat TV dan waktu luangnya untuk melihat
bermain dengan anaknya. TV, istirahat (tidur) dan bermain
dengan anaknya.

3.1.2 Data Obyektif


1. Pemeriksaan Umum

25
- Kesadaran : Composmentis - Pernafasan : 20x/mnt
- Tensi : 180/110 mmHg - Berat badan : 53 kg
- Nadi : 80x/mnt - Tinggi badan : 153 cm
- Suhu : 365 0C - Lila : 24 cm
2. Pemeriksaan Kebidanan
Inspeksi
- Rambut : hitam, keriting, bersih
- Muka : tidak ada cloasma gravidarum, konjungtiva
pucat, sklera tidak ikterus
- Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, kelenjar
limfe, maupun pembesaran vena jugularis.
- Payudara : simetris, hiperpigmentasi pada areola mammae,
puting susu, puting menonjol, colostrum belum
keluar, keadaan payudara bersih.
- Perut : pembesaran tidak sesuai dengan usia kehamilan,
adanya striae lividae, dan linea alba, tidak da
bekas SC, pembesaran perut membujur,
oedema
- Vulva : tidak ada luka, tidak varices, tidak odema
- Anus : tidak ada hemoroid
- Ekstremitas atas dan bawah : varices -/-, oedema -/+
Palpasi
- Leopold I : TFU 3 jari diatas pusat TFU : 25 cm
Fundus uteri teraba lunak, kurang bundar
dan tidak melenting (bokong)
- Leopold II : bagian kiri perut ibu teraba keras, datar,
memanjang seperti papan (punggung)
bagian kanan perut ibu teraba bagian kecil
janin.
- Leopold III : bagian bawah rahim teraba bulat, melenting,
keras (let kep)
- Leopold IV : bagian terendah janin belum masuk PAP U.
Auskultasi
Djj : 11-12-11 (136x/mnt) terdengar jelas pada punotum
maksimum sebelah kiri
Perkusi
Reflek patella : +/+

26
3. Pemeriksaan obstetrik
Tidak dikaji karena pasien multigravida
4. Pemeriksaan penunjang
- USG tanggal 18 April 2007
Hasil : Letak kepala, tunggal, hidup, biparietal diameter (BPD) = 82
usia kehamilan 32-33 minggu.
- Laboratorium : Protein urin +3

3.2 Interpretasi Data


Dx : GIIP10001, UK 32/33 minggu, tunggal, hidup, intra uteri, letkep U, puki,
keadaan jalan lahir normal, keadaan ibu dan janin baik, kehamilan
dengan Pre-Eklamsia Berat.
Ds : Ibu mengatakan hamil 8 bulan mengeluh batuk, sesak, pusing, bengkak
pada kaki dan ingin memeriksakan kehamilannya.
Do : Keadaan umum : baik
TTV : TD : 180/110 mmHg Odema : kaki dan perut
N : 80x/mnt Anemis (-), pusing
S : 365 0C Lila : 24 cm
RR : 20x/mnt
Palpasi : TFU : 3 jari diatas pusat TFU : 25 cm, let kep U, puki
Djj : 136x/mnt
Hasil USG : letak kepala, tunggal, hidup, biparletal diameter
(BPD) = 82, usia kehamilan 32-33 minggu.
Laboratorium : protein urin +3

3.3 Identifikasi Diagnosa / Masalah Potensial


Potensial terjadinya eklamsia.

3.4 Identifikasi Kebutuhan Segera


- Rawat inap di rumah sakit
- Pemberian SM 40% otsuka 25 cc = 10 gram
SM 40% 4 gr IV = 10 cc golus
Sisa SM 40% 6 gr = 15 cc dalam 500 cc RL
20 tts/mnt 1 cc/menit

3.5 Intervensi
Tanggal : 18 April 2007 Jam : 09.05 WIB

27
Dx : GIIP10001, UK : 32/33 minggu, tunggal, hidup, intrauterin, letke U,
puki, keadaan jalan lahir kesan normal, keadaan ibu dan janin baik,
kehamilan dengan Pre-Eklamsia Berat.
Tujuan : Diharapkan setelah diberikan asuhan kebidanan kehamilan dapat
berjalan dengan normal.
Kriteria : - Ibu mengerti tentang keadaannya
- Ibu setuju untuk MRS
- Keadaan ibu dan janin semakin membaik

No Intervensi Rasional
1 Cuci tangan sebelum dan sesudah - Pencegahan infeksi
melakukan tindakan.
2 Lakukan komunikasi terapeutik pada - Mempermudah dalam memberikan
ibu. asuhan
3 Lakukan pemeriksaan pada ibu hamil. - Memantau keadaan ibu dan janin
4 Melakukan observasi DJJ - Mengetahui kondisi janin
5 Informasikan hasil dari pemeriksaan - Agar ibu mengetahui kondisinya
pada ibu. sekarang.
6 Penyuluhan tentang :
- Nutrisi - Memenuhi kebutuhan gizi ibu
- Pola istirahat - Menjaga kesehatan dan kesegaran
tubuh.
- Personal hygiene - Menjaga kebersihan tubuh
- Perawatan payudara - Persiapan laktasi
- Tanda bahaya kehamilan - Deteksi dini adanya komplikasi
- Tanda-tanda persalinan - Segera mengambil keputusan
- Persiapan persalinan (ibu, alat dan
penolong)
6 Kolaborasi dengan dokter obsgyn dalam - Fungsi interdependent
pemberian terapi dan menentukan
diagnosa
7 Memotivasi ibu untuk masuk RS - Memperbaiki kondisi ibu dan janin

3.6 Implementasi
Tanggal : 18 April 2007 Jam : 09.00 WIB

28
No Implementasi TTD
1 - Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan.
2 - Melakukan komunikasi terapeutik dengan ibu
3 - Melakukan pemeriksaan pada ibu :
BB/TB : 53 kg / 153 cm
TD : 180/110 mmHg N : 80x/mnt RR : 20x/mnt
Palpasi : TFU : 25 cm 3 jari diatas pusat, letkep U, puki,
cortener 136x/mnt terdapat oedema pada perut
dan kaki.
4 - Melakukan observasi DJJ
5 - Memberitahu ibu hasil pemeriksaan sementara bahwa
tekanan darah ibu tinggi dan ibu harus istirahat dulu, karena
ibu resiko kejang dan albumin urin +3, tapi kondisi janin
masih baik.
6 - Memberikan penyuluhan tentang :
Nutrisi : makan dengan gizi yang seimbang seperti nasi,
lauk pauk, sayur, minum air putih dan susu serta buah.
Istirahat yang cukup karena tekanan darah ibu tinggi dan
tidak melakukan aktivitas yang berlebih.
Personal hygiene : ganti baju tiap hari, mandi minimal
2x/hr, ganti celana dalam minimal 2x/hr.
Perawatan payudara dengan menggunakan minyak
kelapa, urut dari dalam keluar
Tanda bahaya kehamilan : perdarahan pervaginam,
oedema pada muka atau jari, sakit kepala yang keras,
mata kabur, nyeri perut, tidak teraba gerakan anak.
Tanda-tanda persalinan : kontraksi yang semakin sering,
keluar lendir dan darah, keluarnya air ketuban.
7 - Melakukan kolaborasi dengan dokter ahli/obsgyn dalam
melakukan pemeriksaan untuk menentukan diagnosa dan
pemberian terapi.
Tx : - Pemeriksaan laboratorium protein urin +3
- Rawat inap (MRS)
- Konservasitif : pemberian infus afering + drip SM
40% 20 tts/mnt
8 - Memotivasi klien untuk masuk rumah sakit dan klien
bersedia masuk rumah sakit
9 - Mengirim pasien ke ruang Vk untuk penanganan lebih
lanjut.

3.7 Evaluasi
Tanggal : 18 April 2007 Jam : 10.00 WIB
- Ibu mengatakan telah mengerti dan paham penjelasan dari bidan dan dokter.
- Ibu sudah setuju untuk masuk rumah sakit (rawat inap)
- Pasien sudah dikirim ke ruang VK untuk mendapatkan penanganan lebih
lanjut.
BAB 4
PENUTUP

29
4.1 Kesimpulan
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya
hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari
pertama haid terakhir.
Pre-Eklamsia dan Eklamsia merupakan kesatuan penyakit yang
langsung disebabkan oleh kehamilan, sebab terjadinya masih belum jelas.
Setelah perdarahan dan infeksi, pre eklamsia dan eklamsia merupakan penyakit
kematian maternal dan perinatal paling penting dalam ilmu kebidanan. Karena
itu diagnosa dini amatlah penting, yaitu mampu mengenali dan mengobati pre
eklamsia ringan agar tidak berlanjut menjadi eklamsia. Hal ini hanya bisa
diketahui bila ibu hamil memeriksakan dirinya selama hamil. Jadi jelaslah
bahwa pemeriksaan antenatal yang teratur sangat penting dalam upaya
pencegahan Pre Eklamsia Berat.

4.2 Saran
4.2.1 Mahasiswa
Diharapkan dengan pembuatan asuhan kebidanan pada ibu hamil ini
mahasiswa mampu meningkatkan pengetahuan dan upaya kesehatan
pada ibu hamil.
4.2.2 Lahan Praktek
Diharapkan dengan pembuatan asuhan kebidanan pada ibu hamil ini
layanan kesehatan lebih dapat bermutu dan perlu kiranya memfungsikan
sarana dan prasarana yang tersedia di tempat praktek.

DAFTAR PUSTAKA

30
Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta. EGC

Mochtar Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid I. Jakarta. EGC

Prawirohardjo Sarwono. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal


dan Neonatal YBP-SP. Jakarta

Prawirohardjo Sarwono. 2002. Ilmu Kebidanan. YBP-SP. Jakarta

Sastrawinata Sulaiman. 1983. Obstetri Fisiologi. Bandung

LEMBAR PENGESAHAN

31
Asuhan Kebidanan ini telah disetujui oleh Kepala Ruangan Poli Kandungan
sekaligus Pembimbing Ruangan dan Pembimbing Akademik Akademi Kebidanan
Nahdlatul Ulama Tuban pada tanggal April 2007

Mahasiswa

HIDAYATUL ILMIYAH
NIM. 04.02.070

Mengetahui
Kepala Ruangan dan Pembimbing Akademik
Pembimbing Ruangan AKBID NU Tuban
Poli Kandungan

YUNI WANTI, Amd.Keb ARIS PUJI UTAMI, SST


NIP. 140 276 186 NIK. 45115012

KATA PENGANTAR

ii
Assalamualaikum Wr. Wb.

32
Alhamdulillah puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
rahmat dan hidayahNya sehingga saya dapat menyelesaikan asuhan kebidanan
dengan judul Asuhan Kebidanan Pada Ny N G IIP10001 Usia Kehamilan 32-33
Minggu Kehamilan dengan Pre Eklamsia Berat di Poli Hamil RSUD Dr. R. Koesma
Tuban
Dengan terselesainya laporan asuhan kebidanan ini saya mengucapkan banyak
terima kasih kepada :
1. Bapak H. Miftakhul Munir, SKM.M.Kes selaku Direktur AKBID NU Tuban
2. Bapak Dr. H. Bambang Suhariyanto selaku Direktur RSUD Dr. R. Koesma Tuban
3. Ibu Yuni Wanti, Amd.Keb selaku Kepala Ruangan dan Pembimbing Ruangan Poli
Obsgyn RSUD Dr. R. Koesma Tuban
4. Ibu Aris Puji Utami, SST selaku Pembimbing Akademik
5. Kedua orang tuaku yang senantiasa memberikan semangat
6. Seluruh Bidan dan Staf yang bertugas di Ruang Poli Obsgyn RSUD Dr. R.
Koesma Tuban yang telah membimbing selama praktek.
7. Teman-teman dan pihak yang terkait dalam penyusunan laporan asuhan
kebidanan ini.
Dalam pembuatan laporan ini saya menyadari sepenuhnya adanya kekurangan
dan kesalahan baik dari segi isi maupun penulisan. Oleh karena itu, saran dan kritik
yang membangun dari para pembaca sangat saya harapkan demi keberhasilan dan
kesempurnaan dalam pembuatan laporan asuhan kebidanan selanjutnya.
Akhirnya harapan saya semoga laporan asuhan kebidanan ini bermanfaat bagi
penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Tuban, April 2007

Penulis

DAFTAR ISI

iii
Halaman Judul .......................................................................................................... i
Lembar Pengesahan .................................................................................................. ii

33
Kata Pengantar .......................................................................................................... iii
Daftar Isi ................................................................................................................... iv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Tujuan ............................................................................................... 2
1.3 Ruang Lingkup .................................................................................. 2
1.4 Metode Penulisan .............................................................................. 2
1.5 Pelaksanaan........................................................................................ 3
1.6 Sistematika Penulisan ....................................................................... 3
BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Kehamilan .................................................................... 4
2.2 Konsep Dasar Pre Eklamsia ................................................................. 10
2.3 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Menurut Helen Varney .................. 15
BAB 3 TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian.......................................................................................... 24
3.2 Interpretasi Data ................................................................................ 27
3.3 Identifikasi Diagnosa Potensial ......................................................... 27
3.4 Identifikasi Kebutuhan Segera........................................................... 27
3.5 Intervensi ........................................................................................... 28
3.6 Implementasi ..................................................................................... 29
3.7 Evaluasi ............................................................................................. 29
BAB 4 PENUTUP
4.1 Kesimpulan ....................................................................................... 30
4.2 Saran ................................................................................................. 30
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 31

iv

34

Anda mungkin juga menyukai