Anda di halaman 1dari 35

UTS

EVIDANCE BASED

DOSEN

DR. LENNY ERMAWATI, S.ST.MKES

Nama Penyusun:

REZA FEBIARDI

202000000010

DEPARTEMEN JURUSAN KIA-KESPRO

DEPARTEMEN MAGISTER KESEHATAN MASYARAKAT SEKOLAH TINGGI


ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU

TAHUN 2020/2021
Hipertensi Kehamilan

N Database Identitas Jurnal Nama Peneliti Judul Artikel Link (URL)


o Jurnal
1. Google Jurnal Kedokteran Diana Ratih Hubungan Usia, Http://103.97.100.1
Scholar Universitas DKK Graviditas Dan Indeks 45/Index.Php/Kedo
Muhammadiyah Semarang Massa Tubuh Dengan kteran/Article/View
Volume 2 Nomor 1 Tahun KejadianHipertensi /1750
2015 Dalam Kehamilan
2. Google E-Journal Keperawatan Risky Wulan HubunganPolaMakanD Https://Ejournal.Un
Scholar (Ekp) Volume 4 Nomor DKK anStresDenganKejadia srat.Ac.Id/Index.Ph
1, Februari 2016 nHipertensiGrade1Dan p/Jkp/Article/View/
2PadaIbuHamilDiWila 10853
yahKerjaPuskesmasKa
monjiKecamatanPaluB
arat
3. Google Jurnal Penelitian Titi Arikah Kejadian Hipertensi Https://Journal.Unn
Scholar DanPengembanganKeseh DKK Pada Ibu Hamil
atan Masyarakat es.Ac.ID/Sju/Index.
IndonesiaJPPKMI1(2) Php/Jppkmi/Article
(2021)Me /View/41419/1734
4

4. Google E-JournalKeperawatan(E- Liawati Hubungan Usia Ibu Https://Ejournal.Un


Scholar Kp)Volume1Nomor6,Mei2 Kaimmudin Saat Hamil Dengan srat.Ac.Id/Index.Ph
018 DKK Kejadian Hipertensi Di p/Jkp/Article/Viewf
RSU Gmim Pancaran ile/19532/19083
Kasih Manado
5. Google Journal Of Nutrition EtikaHasnaDin Hubungan Asupan Https://Ejournal3.U
Scholar College, Volume 3, aPutri DKK Kalium, Kalsium Dan ndip.Ac.Id/Index.P
Nomor 4, Tahun 2014, Magnesium Dengan hp/Jnc/Article/Vie
Halaman 580-586 KejadianHipertensi w/6853
Pada Wanita
Menopause Di
Kelurahan
Bojongsalaman,Semara
ng
ANALISIS KASUS

A. Hipertensi Pada Ibu Hamil

Dari beberapa jurnal ini kejadian hipertensi pada ibu hamil ada beberapa

faktor yang mempengaruhi,seperti usia, paritas, riwayat hipertensi dan juga

pola makanan sehari-hari dan mengkonsumsi fast food merupakan faktor

risiko hipertensi, kecukupan istirahat tidur juga akan mempengaruhi kejadian

hipertensi pada ibu hamil. Disarankan pada Puskemas agar melakukan promosi

kesehatan tentang penyakit hipertensi, dan beberapa faktor risiko yang

berhubungan dengan penyakit hipertensi seperti melakukan menjaga berat

badan agar tetap ideal, mengurangi interaksi dengan perokok, serta menjaga

agar tidak stress dan juga agar melalukan pemeriksaan tekanan darah saat

hamil terutama bagi yang memiliki riwayat hioertensi pada

kehamilansebelumnya.

Setiap tahun terjadi peningkatan kasus ibu hamil dengan hipertensi. Dari 102

orang ibu hamil yang mengalami hipertensi, kemudian bertambah menjadi 148

orang ibu hamil yang mengalami hipertensi. Salah satu cara yang dapat

dilakukan untuk mendeteksi lebih awal ibu hamil dengan hipertensi yaitu

frekuensi dan kualitas pelayanan antenatal care (ANC) oleh tenaga kesehatan

profesional, akses layanan obstetri darurat (dasar dan komprehensif) pada

kehamilan dan persalinan berisiko tinggi, dan persentase persalinan di fasilitas

kesehatan.Menurut Nuryani(2012) disimpulkan bahwa Pola makan yang

rendah energi, protein, dan kalsium, serta pelayanan antenatal care


berhubungan dengan kejadian hipertensi dan preeklampsia pada ibu

hamil.Penelitian Nuryani ini juga didukung oleh kesimpulan dari hasil

penelitian dari Dewi dan Revianayang mengungkapkan jika Kandungan zat

gizi dalam konsumsi makanan yangmemenuhi kecukupan yan g dianjurkan

merupakan salah satu upaya untuk penanggulangan dan pencegahan terjadinya

kenaikan tekanan darah pada ibu hamil yang pada akhinya dapat membantu

menurunkan angka kematian bagi ibu

ANALISA JURNAL

Hipertensi Pada Ibu Hamil

Jurnal 1 :Hubungan Usia, Graviditas Dan Indeks Massa Tubuh Dengan

KejadianHipertensi DalamKehamilan

Sampel pada penelitian ini yaituibu hamil di Poli Rawat Jalan Obstetri

danGinekologiRSUDTugurejoSemarangbulanOktober-

Desember2013.Didapatkan 43 ibu hamil dengan hipertensi. Analisis bivariat

menunjukkan bahwa tidak ada hubungangraviditas dengan kejadian hipertensi

dalam kehamilan (p=0,077). Variabel usia dan IMT menunjukkan

adahubungan dengan kejadian hipertensi dalam kehamilan (OR=2,774; p =

0,004 dan OR = 2,602; p = 0,005).Analisis multivariat menunjukanbahwa usia

danIMT merupakanfaktor risiko terjadinya hipertensi

dalamkehamilan(OR=2,774;p=0,003danOR=2,602;p=0,004). Jadi terdapat


hubungan antara usia dan IMT dengan kejadian hipertensi dalam kehamilan,

dimana usiamerupakanfaktoryangpalingberpengaruh.

Jurnal 2 : Hubungan Pola Makan Dan Stres Dengan Kejadian Hipertensi

Grade 1Dan2 Pada Ibu Hamil DiWilayah Kerja Puskesmas Kamonji

Kecamatan Palu Barat

AnalisisdilakukanmenggunakanujistatistikFisherExactdenganderajat

kepercayaan95%(α=0,05).Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada

hubungan antara pola makan dengan kejadian

hipertensigrade1dan2padaibuhamildenganp-

value0,012(<0,05)sertaadahubunganantarastresdengankejadian hipertensi

grade 1 dan 2 pada ibu hamil, dengan p-value 0,000 (<0,05).Kesimpulan

penelitianiniadalahterdapathubunganantarapolamakandanstresdengankejadianh

ipertensigrade1dan2padaibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Kamonji

Kecamatan Palu Barat.Saran untuk menurunkan

angkakejadianhipertensipadaibuhamildiperlukanpengendalianfaktorrisikohipert

ensidalamkehamilan

Jurnal 3: Kejadian Hipertensi Pada Ibu Hamil

Populasi pada penelitian ini

adalahseluruhIbuhamilyangusiakehamilannya20minggukeatas,denganjumlahs

ampel94 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel yang

berhubungan kejadian hipertensi pada ibu hamil adalah riwayat hipertensi

(p=0,009), paparan asap rokok (p=0,010), obesitas (p=0,000), stress kehamilan

(p=0,000) dan paritas (p=0,047). Variabel yang tidak berhubungan dengan

kejadian
hipertensipadaibuhamiladalaholaragaibuhamil,konsumsigaramdanumur.Variab

elyangdominanpada penelitian ini adalah obesitas OR 95%CI= 8,911 2,690-

29,519. Disarankan pada Puskemas agar melakukan promosi kesehatan tentang

penyakit hipertensi, dan beberapa faktor risiko yang berhubungan dengan

penyakit hipertensi seperti melakukan menjaga berat badan agar tetap ideal,

mengurangi interaksi dengan perokok, serta menjaga agar tidak stress dan juga

agar melalukan pemeriksaan tekanan darah saat hamil terutama bagi yang

memiliki riwayat hioertensi pada kehamilansebelumnya.

Jurnal 2 : Faktor Risiko Hipertensi Pada Ibu Hamil Di Rumah Sakit

Hikmah Kota Makassar

Sampel penelitian ini adalah ibu hamil dengan pengambilan sampel secara

simple random sampling dengan jumlah 136 sampel. Hasil penelitian

diperoleh bahwa umur ibu merupakan faktor risiko hipertensi dengan nilai OR

= 2,566, status bekerja ibu merupakan faktor risiko hipertensi dengan nilai OR

= 3,916, konsumsi fast food merupakan faktor risiko hipertensi dengan nilai

OR = 2,971, dan antenatal care merupakan faktor risiko hipertensi dengan

nilai OR = 2,352.Disarankan bagi ibu hamil memiliki umur risiko tinggi tetap

memperhatikan atau mengurangi makanan yang banyak mengandung natrium.

Disarankan peneliti selanjut- nya untuk melanjutkan penelitian ini dengan

mengamati variabel-variabel lain yang berhub- ungan dengan judul penelitian

ini.

Jurnal 4 : Hubungan Usia Ibu Saat Hamil Dengan

KejadianHipertensiDiRsuGmimPancaranKasihManado
Penelitian ini menggunakan desain penelitian survey analitik dengan

pendekatan cross sectional.

Teknikpengambilansampelmenggunakantotalsamplingdenganjumlahsebanyak

32sampel.Pengumpulandatamenggunakanlembarobservasi,sphygmomanomete

rdanstethoscope.Analisis menggunakan uji Chi-Square dengan tingkat

kemaknaan 95% (α=0,05) danmenunjukkannilaiρ=0,001.Jadi

terdapathubunganusiaibusaathamildengankejadianhipertensi di RSU GMIM

Pancaran Kasih Manado. Serta pemeriksaan kehamilan wajibdilakukan secara

teratur untuk mengetahui factor-faktor resiko terhadap kejadian

hipertensipadaibu hamil.

Jurnal 5: Hubungan Asupan Kalium, Kalsium Dan Magnesium Dengan

KejadianHipertensi Pada Wanita Menopause Di Kelurahan

Bojongsalaman,Semarang

Penelitian case control ini bersubjek 68wanita menopause di Kelurahan

Bojongsalaman yang diperolehdengan metode consecutive sampling. Asupan

kalium, kalsium dan magnesium diperoleh melalui Food

FrequencyQuestionairesemi kuantitatif.Subyek pada kelompok kasus yang

memiliki asupan kalsium dan kalium kurang masing – masing sebesar97,1%

dan91,2%.Kelompok kasus maupun kontrol memiliki asupan magnesium yang

cukup. Hasil analisisbivariat menunjukkan hubungan yang signifikan antara

asupan magnesium dengan kejadian hipertensipada wanitamenopause.

(p=0,02,OR=4,27, 95%Cl=1,135-16,137), Jadi

asupanzatgiziyangberhubungandengankejadianhipertensipadawanitamenopaus

eadalahmagnesium.Sedangkanasupankalsiumdankaliumdalampenelitianinitida

kberhasilmembuktikanadanyahubungan dengankejadianhipertensi
Perdarahan post partum

a. Telaah jurnal

No Database IdentitasJurnal (Namajurnal, NamaPeneliti/ Judul Artikel Link Jurnal


jurnal volume, nomor, halaman, Penulis (URL)
ISSN/DOI, penerbit,
tanggal/tahunterbit)
1 Google Syntax Fusion : Jurnal Rosidah Rosidah Faktor-Faktor Yang http://fusion.rifainstitute.com/inde
scholer Nasional Indonesia P–ISSN: Berhubungan Dengan Kejadian x.php/fusion/article/view/9/8
xxxx-xxxx e-ISSN : xxxx-xxxx Perdarahan Post Partum Di Rsud
Vol. 1, No. 1, Oktober 2020 Indramayu
2 Google Jurnal IMJ: Indonesia Imelda Dearni Hubungan Paritas Dengan http://jurnal.umt.ac.id/index.php/i
scholer Midwifery Journal Vol 2 No 2 Simarmata Kejadian Perdarahan Postpartum mj/article/view/3061
Tahun 2019 e-ISSN 2580-3093 Di Rumah Sakit Umum Daerah
Sleman Tahun 2015
3 Google Medikes (Media Informasi Erina Windiany Hubungan Karakteristik Ibu http://jurnal.poltekkesbanten.ac.id
scholer Kesehatan),Volume 7, Nomor Inpartu Terhadap Kejadian /Medikes/article/view/244/196
2,November 2020 Perdarahan Postpartum Di Rsu
Budi Kemuliaan Periode Tahun
2019

b. Analisis jurnal
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Perdarahan Post Partum Di Rsud Indramayu
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat keberhasilan upaya kesehatan ibu. AKI adalah rasio kematian,
dimana ketika dalam fase kehamilan, persalinan, dan nifas yang menyebabkan pada pengelolaannya memiliki sebab lain seperti halnya pada
kecelakaan atau terjatuh pada tiap 100.000 kelahiran dalam hidup. Berdasarkan SDKI tahun 2017 diketahui bahwa AKI mencapai 305 per
kelahiran hidup yang disebabkan karna perdarahan 38,24% (111,2 per 100.000 kelahiran hidup), pre-eklampsia berat 26,47% (76,97 per 100.000
kelahiran hidup), akibat penyakit bawaan 19,41 (56,44 per 100.000 kelahiran hidup), dan infeksi 5,88% (17,09 per 100.000 kelahiran hidup)
(Kemenkes RI, 2019)
Faktor yang sering disebabkan dalam angka kematian pada ibu bersalin adalah perdarahan post partum (Depkes, 2010). Definisi
perdarahan post partum ini yaitu suatu perdarahan yang melebihi dari 500 ml selama 24 jam setelah anak dilahirkan. Perdarahan post partum
adalah perdarahan setelah anak lahir melebihi 500ml (Wiknjosastro, 2010).
ada hubungan pre-eklamsia dengan kejadian perdarahan post partum (p 0,003 < α 0,5). Ada hubungan umur dengan kejadian perdarahan
post partum (p 0,002 < α 0,5). Ada hubungan paritas dengan kejadian perdarahan post partum (p 0,001 < α 0,5).
Menurut (I.B.G, 2012) beberapa faktor resiko perdarahan antara lain faktor ibu dan faktor janin. Resiko faktor ibu antara lain umur dan
paritas resiko tinggi, jarak kehamilan, anemia, hipertensi, preeklamsia, riwayat kuretase, ketuban pecah dini, partus lama, presipitatus, infeksi,
penyakit jantung, atonia uteri, ruptur perineum, retensio plasenta, tertinggalnya plasenta (sisa plasenta), inversio uterus, trauma jalan lahir,
penyakit darah, hematoma, persalinan lama, riwayat sc, dan subinvolusi uterus. Sementara faktor janin antara lain kelainan letak janin, janin
besar, kehamilan ganda, trauma janin dan lain-lain.
Perdarahan post partum adalah perdarahan ketika berada pada kalam IV yang lebih dari 500 dalam 24 jam setelah anak dan plasenta
dilahirkan (Wiknjosastro, 2010). 500 ml darah akan hilang pada perdarahan ini ketika setelah kelahiran. Perdarahan Post partum diklasifikasikan
menjadi 2, yaitu Early Post partum: Terjadi 24 jam pertama setelah bayi lahir, Late Post partum : Terjadi setelah lebih dari 24 jam pertama
setelah bayi dilahirkan.
Dari hasil tersebut diharapkan responden dapat merencanakan kehamilan lebih memperhatikan jumlah paritas dan jika paritas resiko
terjadinya perdarahan post partum maka hendaknya selalu rajin konsultasi ke bidan atau dokter sesuai jadwal yang dianjurkan. Tenaga kesehatan
pun hendaknya lebih aktif lagi memberikan informasi tentang bahaya perdarahan post partum pada setiap ibu post partum dan memberikan
konseling agar ibu post partum dapat terhindar dari perdarahan post partum.

Hubungan Paritas Dengan Kejadian Perdarahan Postpartum Di Rumah Sakit Umum Daerah Sleman Tahun 2015

Perdarahan postpartum merupakan penyebab utama kematian ibu. Ibu hamil dengan paritas 1 dan lebih dari 3 memiliki resiko untuk terjadi
perdarahan postpartum.
Hasil Penelitian karakteristik ibu nifas di RSUD Sleman sebagian besar umur tidak beresiko sebanyak 82 orang (68,3%), dan anemia
sebanyak 69 orang (57,5%). Paritas nifas di RSUD Sleman sebagian besar tidak beresiko sebanyak 66 orang (55%). Analisis bivariat diperoleh
ada hubungan paritas dengan kejadian perdarahan postpartum di RSUD Sleman yang ditunjukkan dengan nilai p= 0,002; C= 27,3%, OR= 3,449.
Kematian ibu (maternal mortality) menjadi ukuran dalam menilai baik buruknya keadaan pelayanan kebidanan (maternity care). Angka
Kematian Ibu (AKI) di Indonesia juga menjadi salah satu indikator penting dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat
Penyebab kematian ibu yang paling utama adalah perdarahan 28%, eklampsia 24%, infeksi 11%, komplikasi masa purpereum 8%, partus
lama dan abortus 5% serta emboli 3%.Masalah perdarahan yang menduduki peringkat tertinggi Faktor yang menyebabkan terjadinya perdarahan
postpartum diantaranya adalah adanya atonia uteri, retensio plasenta, plasenta restan, laserasi jalan lahir dan faktor bekuan darah.
Sedangkan faktor predisposisi terjadinya perdarahan postpartum yang antara lain adalah hidramnion, gemeli, paritas, dan usia. Paritas
berhubungan secara bernakna dengan kejadian perdarahan postpartum. Ibu hamil dengan paritas 1 dan lebih dari 3 memiliki resiko untuk terjadi
perdarahan postpartum dibandingkan ibu hamil yang dengan paritas 2-3. Insiden perdarahan postpartum meningkat pada perempuan dengan
paritas tinggi. Adapun komplikasi yang terjadi pada perdarahan postpartum yaitu : syok hipovolemik, anemia berkelanjutan, infeksi puerperium
dan terjadinya sindrom sheehan dan nekrosis hipofisis anterior.
Hubungan Karakteristik Ibu Inpartu Terhadap Kejadian Perdarahan Postpartum Di Rsu Budi Kemuliaan Periode Tahun 2019
Perdarahan postpartum adalah perdarahan sebanyak 500 ml atau lebih yang terjadi setelah bayi lahir. Pada tahun 2013, angka kematian ibu
tertinggi di Indonesia disebabkan oleh perdarahan postpartum sebanyak 30,3%.
Perdarahan postpartum (pasca persalinan) adalah perdarahan sebanyak 500 ml atau lebih selama 24 jam pertama yang terjadi setelah bayi
lahir dimana perdarahan tersebut lebih dari normal, dan menyebabkan perubahan tanda vital seperti kesadaran menurun, pucat, berkeringat
dingin, serta tensi 100/menit. Setelah 24 jam, keadaan ini dinamakan perdarahan postpartum lanjut atau late postpartum hemorrhage.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian perdarahan postpartum yaitu usia, jumlah paritas, jarak antar kelahiran, riwayat persalinan dan
kehamilan sebelumnya, anemia, dan pengetahuan ibu terhadap tanda-tanda perdarahan postpartum. Faktor lain yang berhubungan dengan
perdarahan postpartum yaitu pada keadaan preeklamsia berat dimana bisa ditemukan defek koagulasi dan volume darah ibu yang kecil yang
akan memperberat penyebab perdarahan postpartum (Chunningham, 2010).
Hasil uji statistik chi square menunjukkan karakteristik ibu inpartu dengan anemia dan jenis persalinan pervaginam memiliki hubungan
yang bermakna terhadap kejadian perdarahan postpartum dengan nilai p = 0,001 (p<0,05). untuk status anemia dan nilai p = 0,000 (p<0,05)
untuk jenis persalinan pervaginam. Pentingnya pemantauan kesehatan ibu hamil oleh tenaga kesehatan untuk mencegah terjadinya anemia dan
memberikan asuhan persalinan yang berkualitas dapat mencegah terjadinya perdarahan postpartum.
1. Asfeksia
a. Telaah jurnal

No Database IdentitasJurnal (Namajurnal, NamaPeneliti/ Judul Artikel Link Jurnal


jurnal volume, nomor, halaman, Penulis (URL)
ISSN/DOI, penerbit,
tanggal/tahunterbit)
1 Google Intisari Sains Medis 2021, Made Ayu Cynthia Faktor-faktor yang berhubungan https://isainsmedis.id/index.php/is
scholer Volume 12, Number 1: 401- Windasari dengan kejadian asfiksia m/article/view/874
406 P-ISSN: 2503-3638, E- neonatorum di RSUD Sanjiwani,
ISSN: 2089-9084 Gianyar
2 Google Excallen midwefery journal, Siti Amallia Faktor-Faktor Yang http://jurnal.mitrahusada.ac.id/ind
scholer volume 3, no 2 oktober 2020 Berhubungan Dengan Kejadian ex.php/emj/article/view/135/106
P-ISSN: 2620-8237 E-ISSN: Asfiksia Neonatorum
2620-9829
3 Google Jurnal Bidan Komunitas, Vol. Ira Maulina Faktor Yang Berhubungan http://ejournal.helvetia.ac.id/index
scholer I1I No. 3 Hal. 93-98 I e-ISSN Sadanoer Dengan Kejadian Asfiksia .php/jbk/article/view/4620/349
2614-7874 Neonatorum

b. Analisis jurnal
Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian asfiksia neonatorum di RSUD Sanjiwani, Gianyar
Masa neonatus merupakan waktu yang paling rentan untuk kelangsungan hidup seorang bayi. Data World Health Organization (WHO) tahun 2016
menunjukkan kematian neonates mencapai 2,6 Juta. Angka ini menyumbangkan 46% dari seluruh kematian anak berusia dibawah 5 tahun dan menunjukkan
bahwa sekitar 7000 neonatus meninggal setiap harinya.
penelitian menunjukkan dari 162 sampel, sebanyak 46,9% bayi baru lahir mengalami asfiksia. Berdasarkan hasil uji bivariat didapatkan hubungan yang
bermakna antara kejadian asfiksia neonatorum dengan ketuban pecah dini (PR=1,748, p=0,041, IK 95% 1,211 - 3,582), metode persalinan (PR=1,975,
p=0,039: IK 95% 1,032 – 3,780), berat badan lahir rendah (PR=3,662, p=0.001; IK 95% 1,733 - 7,738), prematur (PR=2,461, p=0.014; IK 95% 1,185 - 5,114)
dan kelainan plasenta (PR=8,623, p=0,018; IK 95% 1,036 - 71,785).
Terdapat berbagai faktor risiko yang telah diteliti sebagai penyebab asfiksia. Faktor tersebut digolongkan menjadi tiga yaitu faktor ibu, faktor bayi dan
faktor plasenta. Faktor dari ibu yang telah diteliti dapat meningkatkan risiko terjadinya asfiksia diantaranya usia maternal, ketuban pecah dini (KPD), partus
lama dan penyakit pada ibu seperti preeklampsia. Faktor dari bayi diantaranya, prematuritas, berat badan lahir rendah (BBLR) dan metode persalinan. Faktor
plasenta yaitu kelainan pada plasenta seperti plasenta previa dan solusio plasenta

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Asfiksia Neonatorum


Gangguan pernafasan pada Neonatus adalah bayi baru lahir yang bernafas spontan, namun mengalami gangguan nafas atau bernafas cepat
atau lambat. Masalah gangguan pernafasan yang terjadi pada neonatus diantaranya adalah Asfiksia Neonatorum, sindrom gawat napas
(Respiratory Distress Sindrom atau RDS), hipoksia, apnea, dan sianosis (Sukarni, 2014).
Seringkali bayi yang mengalami gawat janin akan mengalami Asfiksia sesudah persalinan. Masalah ini mungkin berkaitan dengan keadaan
ibu, tali pusat, atau masalah pada bayi sesudah atau sebelum persalinan Keadaan tersebut dapat disertai dengan adanya hipoksia, hiperkapnea,
sampai asidosis. Asfiksia Neonatorum dapat disebabkan oleh beberapa faktor ibu diantaranya adalah adanya hipoksia pada ibu, usia ibu, gravida
lebih dari 4, hipertensi, serta penyakit yang pembuluh darah yang mengganggu pertukaran dan pengangkutan oksigen. Faktor plasenta juga dapat
menyebabkan menyebabkan terjadinya Asfiksia Neonatorum diantaranya adalah solusio plasenta, plasenta previa. Faktor janin yang dapat
menyebabkan Asfiksia Neonatorum diantarannya yaitu prematur, Gemeli, BBLR, kelainan kongenital, air ketuban bercampur mekonium,
kelainan tali pusat seperti lilitan tali pusat atau kompresi tali pusat antara janin dan jalan lahir. Faktor persalinan juga turut meningkatkan
terjadinya Asfiksia Neonatorum seperti partus lama atau partus dengan tindakan (Muslihatun, 2012).
Hasil uji stastistik menggunakan Chi- Square, data diolah secara Analisis Univariat dan Bivariat. Hasil uji stastik didapatkan ada hubungan
antara faktor partus lama dengan kejadian Asfiksia Neonatorum dengan ρ value 0,001 < α (0,05), ada hubungan faktor air ketuban bercampur
mekonium dengan kejadian Asfiksia Neonatorum dengan ρ value 0,003 < α (0,05), ada hubungan antara faktor prematuritas dengan kejadian
Asfiksia Neonatorum dengan ρ value 0,003 < α (0,05).
Diharapkan tenaga kesehatan dapat memberikan penyuluhan kepada masyarakat khususnya kepada ibu hamil agar selalu memeriksakan
kehamilannya, petugas kesehatan dapat melakukan upaya screening pada ibu hamil sehingga kehamilan yang berisiko dapat diketahui serta dapat
dilakukan upaya preventif untuk mencegah komplikasi pada bayi baru lahir seperti kejadian Asfiksia Neonatorum.

Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Asfiksia Neonatorum


Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Suistainable Development Goals (SDGs) 2015–2030 secara resmi menggantikan tujuan Millennium
Development Goals (MDGs) 2000–2015. SDGs berisi seperangkat tujuan transformatif yang disepakati dan berlaku bagi seluruh bangsa tanpa
terkecuali. Hingga akhir tahun 2015, Indonesia berpeluang gagal mencapai sasaran–sasaran MDGs. Salah satu target yeng berpeluang gagal
disaat MDGs adalah penurunan angka kematian ibu dan angka kematian bayi
Asfiksia neonatorum adalah keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernafas secara spontan dan teratur yang ditandai dengan
hipoksemia, hiperkarbia dan asidosis. Asfiksia ini dapat terjadi karena kurangnya kemampuan organ pernafasan bayi dalam menjalankan
fungsinya, seperti pengembangan paru
Hampir seluruh responden memiliki usia tidak berisiko (81,9%), sebagian besar responden memiliki usia kehamilan tidak berisiko
(78,5%), sebagian besar responden memiliki berat badan bayi lahir normal (≥ 2500 gram) (50,7%), sebagian responden mengalami asfiksia
(50%) dan sebagiannya lagi tidak asfiksia (50%), Terdapat hubungan yang bermakna antara usia ibu Dengan kejadian asfiksia neonatorum (p
value = 0.004 < 0.05), Terdapat hubungan yang bermakna antara usia kehamilan Dengan kejadian asfiksia neonatorum (p value = 0.014 < 0.05),
Terdapat hubungan yang bermakna antara berat lahir bayi Dengan kejadian asfiksia neonatorum di RSUD Pariaman (p value = 0.000 < 0.05).

PENGELOLAAN SOAL NO 1,2,3


Preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitas : dari ke tiga kasus di atas dapat di bahas masing-masing dari preventifnya
a. Hipertensi yang menyebabkan preeklamsia dan eklamsia
diharapkan untuk melakukan pengecekan secara berkala agar dapat dilakukan terdeteksi sejak dini dengan masalah selama kehamilan
atau persalinan terutama tanda-tanda preeklamsia, Diharapkan Selalu menjaga kehamilannya dengan cara memeriksakan kehamilan
secara rutin ke tempat pelayanan kesehatanatau sesuai standar (≥4 kali) untuk mendeteksi dan mencegah terjadinya preeklampsia,
sehingga jika terjadi preeklampsia saat kehamilan dapat ditangani secara cepat dan tepat oleh tenaga kesehatan.

b. Perdarahn post partum


Tenaga kesehatan pun hendaknya lebih aktif lagi memberikan informasi tentang bahaya perdarahan post partum pada setiap ibu post
partum dan memberikan konseling agar ibu post partum dapat terhindar dari perdarahan post partum. Pentingnya pemantauan kesehatan
ibu hamil oleh tenaga kesehatan untuk mencegah terjadinya anemia dan memberikan asuhan persalinan yang berkualitas dapat mencegah
terjadinya perdarahan postpartum
c. Asfeksia
Pencegahan asfiksia bayi baru lahir dilakukan melalui upaya pencegahan sedini mungkin dengan memantau secara baik kondisi ibu dan
bayi selama persalinan. His yang mulai dirasakan dalam waktu 2 minggu (sebelum atau sesudah) tanggal perkiraan persalinan,
berlangsung selama tidak lebih dari 12-14 jam (pada kehamilan pertama) dan pada kehamilan berikutnya cenderung lebih singkat (6-
8jam). Hipoksia janin dapat menyebabkan asfiksia bayi baru lahir karena gangguan pertukaran gas O2 dari ibu ke janin, sehingga
terdapat gangguan dalam persediaan O2 dan dalam menghilangkan CO2
2. Evidance based
a. Kalsium

No Database IdentitasJurnal (Namajurnal, NamaPeneliti/ Judul Artikel Link Jurnal


jurnal volume, nomor, halaman, Penulis (URL)
ISSN/DOI, penerbit,
tanggal/tahunterbit)
1 Google Jurnal Mkmi, Vol. 12 No. 4, Galih Purnasar Asupan Kalsium Dan Tingkat Http://Journal-
scholer Desember 2016, P-Issn: 0216- Kecukupan Kalsium Pada Ibu Old.Unhas.Ac.Id/Index.Php/Mkmi
2482, E-Issn: 2356-4067 Hamil Di Kabupaten Jember /Article/View/1546
2 Google Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Lina Siti Nuryawati Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Http://Jurnal.Syntaxliterate.Co.Id/
scholer Indonesia P–Issn: 2541-0849 Dengan Penggunaan Tablet Index.Php/Syntax-
E-Issn: 2548-1398 Vol. 5, No. Kalsium Laktat Pada Ibu Hamil Literate/Article/View/1464
7, Juli 2020 A
Doi: Http://Dx.Doi.Org/10.364
18/Syntax-Literate.V5i7.1464

3 Google Embrio: Jurnal Kebidanan Kartika Adyani Diet Kalsium Pada Ibu Hamil Http://Jurnal.Unipasby.Ac.Id/Inde
scholer (Mei 2020), Volume 12, x.Php/Embrio/Article/View/2278
Nomor 1 P-Issn: 2089-8789 E-
Issn: 2714-7886
4 Google Indonesian Journal Of Reni Nofita Korelasi Waktu Pemberian Http://Jurnal.Unw.Ac.Id:1254/Ind
scholer Midwivery (Ijm) Vol 1: No 1 Kalsium, Dan Kepatuhan ex.Php/Ijm/Article/View/39
(2018) Issn 2615-5095 Konsumsi Kalsium Dengan
(Online) Kejadian Resiko Tinggi Pre
Eklamsia Ibu Hamil Di Wilayah
Kerja Puskesmas Ciputat
5 Google Jurnal Kesehatan Masyarakat Ella Febriana Hubungan Asupan Natrium, Https://Ejournal3.Undip.Ac.Id/Ind
scholer (E-Journal) Volume 5, Nomor Kalsium Dan Magnesium ex.Php/Jkm/Article/View/18733/1
4, Oktober 2017 (Issn: 2356- Dengan Tekanan Darah Pada Ibu 7811
3346) Hamil Trimester Ii Dan Iii (Studi
Di Wilayah Kerja Puskesmas
Bulu Kabupaten Temanggung)

Analisis
ASUPAN KALSIUM DAN TINGKAT KECUKUPAN KALSIUM PADA IBU HAMIL DI KABUPATEN JEMBER
Kalsium selama kehamilan selain penting bagi kesehatan tulang ibu dan janin, diperlukan pula untuk mencegah hipertensi dalam
kehamilan. Wanita hamil di negara berkembang umumnya memiliki asupan kalsium yang rendah. Selama ini belum banyak data mengenai
asupan kalsium pada ibu hamil di Indonesia.
Kebutuhan kalsium meningkat selama hamil. Selain penting bagi kesehatan tulang ibu dan janin, asupan kalsium yang cukup dapat
mengurangi kejadian hipertensi selama kehamilan.3 Studi epidemiologis dan klinis telah menunjukkan adanya hubungan yang berlawanan
antara asupan kalsium dan perkembangan hipertensi dalam kehamilan meskipun dampaknya bervariasi bergantung dari asupan kalsium
baseline dan faktor risiko yang ada
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 81.2% ibu hamil memiliki tingkat kecukupan kalsium yang berada dalam kategori kurang.
Asupan kalsium dari pangan memenuhi 67.6% EAR (Estimated Average Requirement) kalsium ibu hamil. Terdapat hubungan signifikan
antara frekuensi konsumsi susu dan olahannya (r=0.721, p=0.000), lauk hewani (r=0.595, p=0.000), sayuran (r=0.463, p=0.000), dan
jajanan (r=0.429, p=0.000) dengan tingkat kecukupan kalsium subjek.

TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN PENGGUNAAN TABLET KALSIUM LAKTAT PADA IBU HAMIL
Kebutuhan kalsium meningkat selama kehamilan, selain penting bagi kesehatan tulang ibu dan janin, diketahui pula asupan kalsium
yang cukup dapat mengurangi kejadian hipertensi dalam kehamilan dan mencegah kelahiran prematur.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih 324 Syntax Literate, Vol. 5, No. 7, Juli 2020 dari setengah (69,2%) ibu hamil yang tidak
menggunakan tablet kalsium laktat dan kurang dari setengah (33,0%) ibu hamil berpengetahuan kurang. Ada hubungan pengetahuan
dengan penggunaan tablet kalsium laktat pada ibu hamil di UPTD Puskesmas Cikijing Kabupaten Majalengka Tahun 2019 ( value =
0,014). Petugas kesehatan agar memberikan penyuluhan tentang tablet kalsium laktat pada ibu hamil guna mencegah mengurangi risiko
preeklampsia dan mencegah kelahiran prematur serta memotivasi ibu hamil untuk mengkonsumsi kalsium laktat selama kehamilan sesuai
dengan dosis dan petunjuk terutama bagi ibu hamil yang sering mengeluh keram atau kesemutan serta berisiko osteoporosis.
Pendidikan gizi dan konseling selama kehamilan digunakan secara luas untuk memperbaiki status gizi ibu hamil. Systematic review
dan meta-analysis mengenai pengaruh pendidikan gizi dan konseling selama kehamilan menunjukkan adanya peningkatan outcome
kesehatan ibu dan bayi, termasuk meningkatnya kepatuhan mengonsumsi suplemen yang dianjurkan dan peningkatan asupan gizi ibu
hamil (Olude, 2012). Petugas kesehatan berperan dalam pendidikan gizi dan konseling ibu hamil kaitannya dalam meningkatkan
pengetahuan ibu (Camargo et al., 2013) (Agueh et al., 2015). Konseling mengenai suplementasi kalsium dan Hipertensi Dalam Kehamilan
(HDK) yang dilakukan dengan baik oleh petugas diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan ibu hamil dalam mengonsumsi suplemen
kalsium. Kemudian dapat memenuhi kebutuhan kalsium ibu hamil dan dapat mengurangi risiko terjadinya Hipertensi Dalam Kehamilan.

Diet Kalsium pada Ibu Hamil


Kalsium merupakan mineral paling banyak di dalam tubuh yang sangat penting untuk berbagai metabolisme tubuh termasuk
pembentukan tulang, kontraksi otot, metabolisme enzim dan hormon (WHO, 2013)
Kalsium merupakan mineral yang peting untuk pembentukan tulang, kontraksi otot, dan metabolisme enzim dan hormon.
Pembentukan jaringan pada janin membutuhkan kalsium sehingga kebutuhan kalsium pada ibu hamil meningkat. Ibu hamil yang
mendapatkan asupan kalsium < 500 mg/hari berisiko mengalami pengurangan massa tulang selama kehamilan. Asupan kalsium terendah
di dunia terjadi pada negara berkembang khususnya Asia. Suplementasi kalsium pada kehamilan dikaitkan dengan penurunan risiko
hipertensi dalam kehamilan, kelahiran prematur, dan peningkatan berat lahir
Suplementasi kalsium direkomendasikan oleh WHO untuk populasi dengan asupan kalsium yang rendah sebagai upaya pencegahan
preeklamsi khususnya bagi mereka yang memiliki risiko tinggi hipertensi. Dosis yang dianjurkan oleh WHO adalah 1,5 – 2,0 gram unsur
kalsium per hari dibagi dalam 3 dosis pemberian mulai dari usia 20 minggu hingga akhir kehamilan. (WHO, 2013) Namun, asupan
kalsium pada ibu hamil belum sepenuhnya dievaluasi (Cormick et al., 2014).

KORELASI WAKTU PEMBERIAN KALSIUM, DAN KEPATUHAN KONSUMSI KALSIUM DENGAN KEJADIAN RESIKO
TINGGI PRE EKLAMSIA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIPUTAT
Menurut data yang dikeluarkan WHO, kekurangan kalsium bisa menyebabkan 200 jenis penyakit. Pada ibu hamil kekurangan
kalsium dapat beresiko terhadap kejadian preeklamsia pada kehamilan.
Kekurangan kalsium pada ibu hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan pada janinnya seperti pembentukan janin kurang sempurna,
tulang dan giginya. Sedangkan pada ibu hamil kekurang kalsium bisa mengakibatkan osteoporosis dini, sakit gigi dank ram. Kekurangan
asupan kalsium didapatkan pada sebagian besar kasus study yang berhubungan dengan hipertensi dalam kehamilan. Kejadian hipertensi
disebabkan antar lain zal gizi dalam makanan.(Mulya, 2014)
Menurut “The National Academy of Sciences dan National Osteoporosis Foundation” di Amerika Serikat merekomendasikan wanita
hamil dan menyusui membutuhkan lebih banyak kalsium, yaitu setidaknya 1500 mg/hari. Jauh lebih banyak dibanding kebutuhan kalsium
pada manusia biasa yang hanya 1.000 mg per hari. Ibu yang tidak mengkomsumsi cukup kalsium dari makanan memerlukan suplemen
kalsium tambahan. Untuk dapat memenuhi kecukupan kalsium ibu hamil dapat memperoleh jenis makan tinggi kalsium yaitu diantar lain
susu kedelai, sayur brokoli, kacang kedelai dan ikan salmon. (Mulya, 2014)
Hasil penelitian didapatkan 69,3% beresiko mengalami preeklamsia, sebanyak 46 responden (52,3%) ibu hamil lebih banyak dengan
paritas multipara dibanding primipara, sebanyak 49 responden (55,7%) memiliki lila > 23,5 cm, sebanyak 62 responden (70,5%) memiliki
tinggi badan > 145 cm, dan 43.1% responden waktu pemberian kalsium paling banyak diberikan pada usia kehamilan 13 sampai 28
minggu (Trimester 2), serta kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi kalsium berdasarkan data penelitian lebih banyak pada ibu hamil
yang tidak patuh mengkonsumsi kalsium yaitu sebesar 53,3%.

Hubungan Asupan Natrium, Kalsium dan Magnesium dengan Tekanan Darah pada Ibu Hamil Trimester II dan III (Studi di
Wilayah Kerja Puskesmas Bulu Kabupaten Temanggung)
Target Angka Kematian Ibu di Indonesia pada tahun 2015 adalah 102 kematian per 100.000 kelahiran hidup. Sementara itu
berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, AKI yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas
sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini masih cukup jauh dari target yang harus dicapai pada tahun 2015
Mineral kalsium dan magnesium selama ini diketahui dapat menurunkan tekanan darah. Mineral-mineral tersebut menghambat
terjadinya konstriksi pembuluh darah yang menyebabkan penurunan resistensi perifer sehingga terjadi penurunan tekanan darah. Selama
ini penelitian epidemiologi tentang asupan kalsium dan magnesium dalam menurunkan tekanan darah masih kontroversial.
Ada beberapa zat gizi mikro yang memiliki hubungan dengan tekanan darah seperti natrium, kalsium dan magnesium. Suatu
penelitian membuktikan adanya hubungan antara tingginya asupan natrium dengan tingginya tekanan darah, namun ditemukan juga bahwa
asupan tinggi natrium tidak meningkatkan tekanan darah pada semua orang. Kepekaan individu terhadap asupan rendah garam yang
berbeda-beda dipengaruhi oleh faktor genetik dan usia
b. Gurita

No Database IdentitasJurnal (Namajurnal, NamaPeneliti/ Penulis Judul Artikel Link Jurnal


jurnal volume, nomor, halaman, (URL)
ISSN/DOI, penerbit,
tanggal/tahunterbit)
1 Google scholer JURNAL ILKES Dewi Pengaruh Pemakaian http://www.ilkeskh.org/index.php/
(Jurnal Ilmu Taurisiawati Bengkung ilkes/article/view/59/42
Kesehatan) Vol. 8 Rahayu Terhadap Nyeri
No. 2 Desember Punggung Pada
2017 , ISSN : 2087 Ibu Nifas di Desa
-1287 Keling
Kecamatan Pare
Kabupaten
Kediri
2 Google scholer Asian Research Nurhayati Analysis Of The Use Of Analysis Of The Use Of
Midwifery And Bengkung And Bengkung And Herbaldrinks In
Basic Science Herbaldrinks In Post Partum Mother In
Journal E-Issn: Post Partum Mother In Rancabango Village Patokbeusi
2723-6463 Rancabango Village Subang In 2020
Patokbeusi
Subang In 2020
3 Google scholer STRADA Jurnal Ilmiah Indria Nursaini Correlation between https://sjik.org/index.php/sjik/artic
Kesehatan Postpartum Traditions le/view/261/235
DOI:10.30994/sjik.v and the
9i2.261 ISSN: 2252- Process of Uterine
3847 (print); 2614- Involution
350X (online) Vol.9
No.
2November 2020
Page.412-419
4 Google scholer Jurnal Ilmu Dewi Efektivitas Bengkung http://ejournal.stikestelogorejo.ac.
Keperawatan dan Taurisiawati Dan id/index.php/jikk/article/view/734
Kebidanan (JIKK), Rahayu Gurita Terhadap
Vol. III No. 4, Involusi Uterus
Desember 2018 197 Dan Pengeluaran
– 254 Lochea Di
Puskesmas Keling
Kabupaten
Kediri
5 Google scholer

Pengaruh Pemakaian Bengkung Terhadap Nyeri Punggung Pada Ibu Nifas di Desa Keling Kecamatan Pare Kabupaten Kediri
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh penggunaan bengkung pada nyeri punggung pada ibu nifas (nilai p =0,006, CI = 95%).
Penggunaan bengkung yang dilakukan dengan prosedur yang aman dapat membantu wanita postpartum untuk mengurangi
ketidaknyamanan selama pemulihan kesehatan, salah satunya mengurangi nyeri punggung pada postpartum.

Analysis Of The Use Of Bengkung And Herbaldrinks In Post Partum Mother In Rancabango Village Patokbeusi Subang In 2020

Untuk kembalinya otot perut hari ke-7 Didapatkan hasil nilai p 0,317 dan hari ke 40 p 0,358 sehingga tidak ada pengaruh penggunaan
bengkung dan herbal pada kembalinya otot perut ibu. Kebugaran ibu nifas hari ke 7 diperoleh hasil p 0,218 sehingga tidak ada pengaruh
penggunaan bengkung dan herbal pada kebugaran ibu.Sedangkan pada kebugaran ibu nifas hari ke 40 diperoleh hasil p0,023 sehingga
ada pengaruh penggunaan bengkung dan minuman herbal pada kebugaran ibu nifas di Desa Rancabango Kecamatan Patokbeusi Subang.
Dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan signifikan antara penggunaan bengkung dan minuman herbal terhadap kembalinya otot
perut ibu nifas.

Correlation between Postpartum Traditions and theProcess of Uterine Involution

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 14 responden (36,8%) tidak melakukan tradisi nifas seperti memakai bengkung/gurita dan
mengalami involusi rahim normal. Hasil analisis data menggunakan Chi Square diperoleh (ρ = 0,744). Dapat disimpulkan bahwa tidak
ada korelasi antara tradisi pascapersalinan memakai bengkung dengan keterlibatan involusi Rahim
Efektivitas Bengkung Dan Gurita Terhadap Involusi Uterus Dan Pengeluaran Lochea Di Puskesmas Keling Kabupaten Kediri

Berdasarkan uji statistik Chi square test bisa disimpulkan bahwa H1 ditolak yang artinya tidak ada perbedaan kejadian involusi uterus.
Berdasarkan uji statistik kruskall wallis test bisa disimpulkan bahwa H1 ditolak yang artinya tidak ada perbedaan kejadian pengeluaran
lochea. Rekomendasi dari penelitian ini adalah ibu nifas boleh memakai bengkung atau gurita denga tehnik yang benar karena bisa
membantu pemulihan kesehatannya.

c. Tanpon vagina

No Database IdentitasJurnal (Namajurnal, NamaPeneliti/ Penulis Judul Artikel Link Jurnal


jurnal volume, nomor, halaman, (URL)
ISSN/DOI, penerbit,
tanggal/tahunterbit)
1 Google scholer Articel Of PPH 2nd, D. Danso and P. Internal Uterine www.glowm.com/pdf/PPH_2nd_e
W. Reginald Tamponade dn_Chap-46.pdf
2006
2 Google scholer Original Research Eiji Kondoh, Novel Intrauterine https://obgyn.onlinelibrary.wiley.c
Articel, Received: 8 Yoshitsugu Ballon Tamponade om/doi/epdf/10.1111/aogs.13692
May 2019, DOI: Chigusa Systems For
10.1111/aogs.13692 Postpartum
Hemorrhage
3 Google scholer The New England J. S. GREENE, Some Uses of the https://www.nejm.org/doi/pdf/10.
Journal Of Medichine, M.D. Vaginal Tampon in 1056/NEJM188905021201801
Boston Med Surg J Obstetric Art
1889; 120:425-427
DOI:10.1056/NEJM1
88905021201801
4 Google scholer African Jounals Ernest T Maya, Condom Tamponade in https://www.ajol.info/index.php/aj
Online, Published Kennedy A the Management of rh/article/view/124910
2015-10-29 Issue Vol. Buntugu Primary Postpartum
19 No. 3 (2015) Haemorrhage : A
Report of three cases in
Ghana
5 Google scholer Santosh University Neelima Agarwal, Resurgence of Balloon www.ipinnovative.com/media/jou
Journal of Health , Manisha Gupta , Tamponade in the rnals/SUJHS_2(1)_21-24.pdf
Sciences Amita Sharma ,
2016;2(1):21-24 Professor, Alpana Agarwal Management of Post-
Dept. of Partum Haemorrhage
Obstetrics and
Gynaecology, Santosh
Medical College &
Hospital, Ghaziabad,
UP

Internal Uterine Tamponade

Test ini mendapatkan hasil yang dianggap positif, Namun, jika kemungkinan dilakukan histerektomi akan dihindari. Dalam studi ini,
14 dari 16 wanita (87%) dengan perdarahan yang banyak merespon secara positif. Dari wanita yang tidak merespon, satu terus
berdarah karena serviks yang terabaikan ekstensi insisi uterus transversal bawah di persalinan sesar. Intervensi akhir pada 1 kasus
tersebut dengan menggunakan Balon urologi tamponade telah berhasil digunakan.

Novel Intrauterine Ballon Tamponade Systems For Postpartum Hemorrhage

Penelitian ini mengembangkan dua sistem tamponade intrauterin untuk mempertahankan penempatan balon yang tepat. Salah
satunya

adalah penutup poros dengan sistem perlengkapannya dan "sistem balon Kyoto" yang dirancang untuk memberikan tekanan
langsung

ke rongga rahim bagian atas. Kemanjuran sistem tamponade bal-loon intrauterine dievaluasi menggunakan model rongga Rahim
postpartum silikon tiga dimensi yang dicetak. Hasilnya perpindahan balon selama inflasi menunjukkan bahwa penutup poros secara
signifikan mencegah balon Bakri dipindahkan. Volume cairan residual di rongga rahim bagian atas secara signifikan lebih sedikit
dengan sistem balon Kyoto dibandingkan dengan sistem balon Bakri, yang menunjukkan efektivitas balon Kyoto untuk tamponade
rongga rahim bagian atas. Kesimpulan : Sistem tamponade balon intrauterin yang inovatif ini efektif untuk pencegahan perpindahan
balon dan untuk tamponade balon dari rongga rahim bagian atas dalam model rongga rahim khusus pascapartum.

Some Uses of the Vaginal Tampon in Obstetric Art

Dalam artikel ini dikatakan ada beberapa kegunaan / fungsi tampon vagina dalam seni kebidanan, salah satunya dirancang untuk
dapat

disisipkan dengan mudah ke dalam vagina saat masa nifas / menstruasi karena mampu menyerap aliran darah. Desain tampon
bervariasi.

Condom Tamponade in the Management of Primary Postpartum Haemorrhage : A Report of three cases in Ghana

Tamponade terbukti efektif dalam mengelola perdarahan post partum sekunder untuk atonia uterus. Dalam pengaturan sumber daya

rendah, membuat Penggunaan tamponade dapat membantu membendung arus pasang kematian ibu akibat perdarahan postpartum.
Kita menyarankan agar Layanan Kesehatan Ghana mencantumkan apremium untuk tamponade dan melatih semua penyedia layanan
bersalin dalam aplikasinya di setidaknya sebagai percontohan sebelum implementasi penuh.

Resurgence of Balloon Tamponade in the Management of Post-Partum Haemorrhage

Hasil penelitian ada 7 dengan hasil positif dari> 87% dalam penatalaksanaan perdarahan post partum yang berhasil. Selanjutnya
bahwa prosedur tamponade sederhana, murah, mudah untuk digunakan, dan tindakan efektif yang harus dipertimbangkan pada
wanita dengan perdarahan pascapartum yang sulit disembuhkan, terutama jika opsi lain mungkin tidak tersedia. Metode ini memiliki
kelebihan yaitu : Penyisipan mudah dan cepat dengan minimal anestesi, dapat dilakukan oleh yang relatif tidak berpengalaman,
Pelepasan tidak menimbulkan rasa sakit, Kasus yang gagal dapat diidentifikasi dengan cepat, Penggunaan tamponade balon lebih
awal mungkin diharapkan dapat mengurangi kehilangan darah total dan perdarahan terkait kematian ibu. Sampai saat ini, tidak
komplikasi langsung (seperti perdarahan atau sepsis) atau komplikasi jangka panjang (seperti masalah menstruasi atau masalah
dengan konsepsi) telah dilaporkan di wanita yang telah menjalani tamponade uterus.

d. Lotus birth

No Database IdentitasJurnal NamaPeneliti/ Penulis Judul Artikel Link Jurnal


Jurnal (Namajurnal, volume, (URL)
nomor, halaman,
ISSN/DOI, penerbit,
tanggal/tahunterbit)
1 Google DOI: 10.1097/01.inf. Parida Hanum, Sri Efektifitas metode Http://jurnal.uinsu.ac.id/index.php/
scholer 0000095429.97172.4 Wahyuni Nasution lotus birth terhadap kesmas/article/view/5591/2622
8 kejadian anemia
defisiensi zat besi pada
bayi
2 Google Jurnal Ilmu dan Herlyssa, Sri Mulyati, Perbedaan File:///C:/Users/as/Downloads/33-
scholer Teknologi Kesehatan Rus Martini pertumbuhan bayi baru Article%20Text-108-1-10-
Email: lahir pada metode 20181019.pdf
lyssafira@yahoo.co.i lotus birth
d Vol. 2, Nomor 2,
Maret 2015, hlm : 1 -
9
3 Google DOI: https://doi.org/1 Marta Imelda Br Sianturi Http://jurnal.stikes-
scholer 0.37104/ithj.v2i1.26 , Efektivitas lotus birth murniteguh.ac.id/index.php/ithj/art
Vol 2 No 1 (2019): dalam memproses icle/view/26/31
Indonesian Trust pembusukkan tali
Health Journal, pusat sebagai antibody
Published
2019-08-30,
Indonesian Trust
Health Journal
Volume 2, No.1 ,
Agustus 2019
Cetak ISSN : 2620
-5564
Online ISSN : 265-
1292

Promotif Dan Preventif


Upaya promotif dan preventif yang dapatdilakukan oleh kader dalam perawatan bayi baru lahir menjadi salah satu hal yang dapat
mempengaruhi status kesehatan BBL.Pemberian informasi oleh kader secarabertahap dan berkelanjutan diharapkan mampumeningkatkan
pengetahuan ibu tentang perawatan bayi baru lahir. Informasi akan lebihmudah diterima oleh masyarakat karena kaderlebih mengenal kebiasaan
dan karakteristikmasyarakat. Peran kader sebagaipenyuluh/pemberi informasi dapat dilaksanakan jika kader diberikan pendidikan dan pelatihan
secara berkelanjutan
Manfaat Lotus Birth
Beberapa kalangan tertentu mengklaim metode lotus birth memiliki banyak manfaat. Bayi yang masih terhubung dengan plasenta akan
mendapatkan pasokan darah tambahan sebanyak 30 persen, sehingga meningkatkan sel darah merah juga zat besi.Kekebalan tubuh bayi jadi
lebih baik karena darah yang mengalir dari plasenta bisa memberikan tambahan oksigen, makanan dan antibodi untuk bayi yang baru lahir

Kekurangan lotus birth


Menurut dr. Bram Pradipta SpOG dalam live chat bersama redaksi Popmama.com mengatakan, metode ini terbilang merepotkan saat mengurus
bayi di hari-hari pertamanya. Kondisi ini riskan karena plasenta yang mengandung darah muda tersebut mudah terinfeksi. Kedua bayi
mengalami kuning karena kelebihan bilirubin yang disebabkan pasokan darah ekstra dari tali pusar. Organisasi kesehatan dunia (WHO) pun
merekomendasikan penundaan pemutusan tali pusar hanya sekitar 1-3 menit setelah bayi

JURNAL 1: Efektifitas metode lotus birth terhadap kejadian anemia defisiensi zat besi pada bayi
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa lotus birth berhubungan dalam proses pembusukan tali pusat sebagai antibody dan
sangat efektiv sebanyak 7,631 kali didalam proses pembusukan tali pusat sebagai antibody pada bayi baru lahir di klinik Bidan
Eka Kecamatan Medan Denai.

JURNAL 2 : Perbedaan pertumbuhan bayi baru lahir pada metode lotus birth
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertambahan rata-rata berat badan bayi dari sejak lahir sampai usia 7 hari adalah sebesar
346,40 gram dengan standar deviasi 268,134 gram, sedangkan pertambahan BB usia 28 hari sebesar 1457,21 gram dengan standar
deviasi 511,408 gram. Pertambahan ini lebih besar dibandingkan dengan Whaley and Wong (2010) yang menyebutkan bahwa
pertambahan Berat badan bayi dalam enam bulan pertama adalah sebesar 140-200 gram per minggu. Pertambahan berat badan ini
dapat disebabkan oleh faktor maternal dan neonatal yang ada.
JURNAL 3: Efektivitas lotus birth dalam memproses pembusukkan tali pusat sebagai antibody
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil bahwa metode lotus birth tidak efektif terhadap kejadian anemia defisiensi zat besi
pada bayi di Klinik Pratama Sejahtera. Hasil ini tidak sesuai dengan penelitian Siswati dan Natiqotul(2013) yang memperoleh
hasil bahwa tindakan lotus birth tidak efektif untuk mengurangi kejadian anemia defesiensi zat besi bayi baru lahir.

Pembahasan

a. Kalsium
Kalsium merupakan mineral yang peting untuk pembentukan tulang, kontraksi otot, dan metabolisme enzim dan hormon.
Pembentukan jaringan pada janin membutuhkan kalsium sehingga kebutuhan kalsium pada ibu hamil meningkat. Ibu hamil yang
mendapatkan asupan kalsium < 500 mg/hari berisiko mengalami pengurangan massa tulang selama kehamilan. Asupan kalsium terendah
di dunia terjadi pada negara berkembang khususnya Asia. Suplementasi kalsium pada kehamilan dikaitkan dengan penurunan risiko
hipertensi dalam kehamilan, kelahiran prematur, dan peningkatan berat lahir
Suplementasi kalsium direkomendasikan oleh WHO untuk populasi dengan asupan kalsium yang rendah sebagai upaya
pencegahan preeklamsi khususnya bagi mereka yang memiliki risiko tinggi hipertensi. Dosis yang dianjurkan oleh WHO adalah 1,5 – 2,0
gram unsur kalsium per hari dibagi dalam 3 dosis pemberian mulai dari usia 20 minggu hingga akhir kehamilan. (WHO, 2013) Namun,
asupan kalsium pada ibu hamil belum sepenuhnya dievaluasi (Cormick et al., 2014).
Menurut “The National Academy of Sciences dan National Osteoporosis Foundation” di Amerika Serikat merekomendasikan wanita
hamil dan menyusui membutuhkan lebih banyak kalsium, yaitu setidaknya 1500 mg/hari. Jauh lebih banyak dibanding kebutuhan kalsium
pada manusia biasa yang hanya 1.000 mg per hari. Ibu yang tidak mengkomsumsi cukup kalsium dari makanan memerlukan suplemen
kalsium tambahan. Untuk dapat memenuhi kecukupan kalsium ibu hamil dapat memperoleh jenis makan tinggi kalsium yaitu diantar lain
susu kedelai, sayur brokoli, kacang kedelai dan ikan salmon. (Mulya, 2014)
b. Gurita
Rekomendasi dari beberapa penelitian adalah ibu nifas boleh memakai bengkung atau gurita denga tehnik yang benar karena bisa
membantu pemulihan kesehatannya. bahwa tidak ada korelasi antara tradisi pascapersalinan memakai bengkung dengan keterlibatan
involusi rahim. Penggunaan bengkung yang dilakukan dengan prosedur yang aman dapat membantu wanita postpartum untuk
mengurangi ketidaknyamanan selama pemulihan kesehatan, salah satunya mengurangi nyeri punggung pada postpartum namun
penggunaan gurita tidak mempercepat terjadinya involusi atau menurut pemikiran dari masyarakat. Penggunaan gurita akan menopang
organ yang dilam agar cepat sembuhnya.kelemehan nya di sini kurang nya pemahamnan masyarakat terhadap penggunaan gurita yang
mengakibatkan pemasangan gurita yang begitu ketang sehingga menekan oragan-organ sehingga ibu mengalami susah beraktifitas
trutama mangalami sesak.
c. Tampon vagina
Cuci Tangan Sebelum Pakai:Mencuci tangan harus dilakukan sebelum Anda menggunakan tampon. Hal ini wajib dilakukan guna
memastikan tidak ada kuman atau bakteri penyebab penyakit yang masuk ke vagina saat memasukkan tampon.Disarankan mencuci
tangan menggunakan air mengalir dan sabun.
Posisi Duduk yang Nyaman: Sebagai newbie dalam menggunakan tampon, mencari posisi duduk yang nyaman dan relaks adalah hal
wajib kedua yang perlu dilakukan.Pasalnya, jika Anda tidak mencari posisi duduk yang nyaman, maka proses pemasukan tampon ke
vagina akan sangat sulit. Anda bisa duduk di atas dudukan toilet, lalu buka kedua kaki dengan lebar, dan usahakan tetap santai. Bantu
dengan latihan pernapasan agar tubuh terasa lebih relaks.
Waktunya Pasang Tampon: Dokter Arina mengatakan, setelah mendapatkan posisi duduk yang nyaman dan tubuh sudah terasa lebih
relaks, saatnya memasukkan tampon.Bagi wanita yang baru pertama kali, mengalami kesulitan saat memasukkan tampon ke vagina itu
wajar.Sebaiknya, gunakan tangan yang biasa dipakai untuk memegang tampon. Pastikan tali tampon menjuntai ke bagian bawah (bukan
ke atas). Setelah itu, gunakan tangan yang satu lagi untuk membuka labia vagina. Lalu, masukkan tampon secara perlahan. Bila semua
bagian tampon sudah masuk ke vagina, pastikan tali penarik tampon telah tergantung di bagian ujung vagina. Setelah itu, jangan lupa
mencuci tangan dengan sabun.
Lepas Tampon: Sama seperti pembalut, Anda harus mengganti tampon selama 4-8 jam sekali. Hal ini guna mencegah “kebocoran”.
Cara melepasnya pun sangat mudah. Cukup tarik tali tampon yang tergantung di ujung vagina. Kalau Anda ingin kembali memasang
tampon, ulangi langkah-langkah sebelumnya. Klebihan tampon: Tampon cocok digunakan bagi wanita yang aktif dan ingin banyak
melakukan gerak atau olahraga pada masa menstruasi. Dengan ukuran tampon yang kecil, tampon mudah dibawa di dalam kantong
beserta aplikatornya.
Tampon: Bagi Anda yang ingin tetap bebas bergerak selama haid, tanpa harus khawatir pembalut bocor atau bergeser, tamponlah pilihan
yang tepat. Jika Anda juga aktif berolahraga atau ingin tetap menjalankan aktivitas seperti berenang, tampon bisa digunakan karena akan
menyumbat dan menyerap darah supaya tak keluar dari lubang vagina.
Kekurangan Tampong: Tampon yang dipakai berjam-jam lamanya tanpa diganti, bisa menimbulkan Toxic shock syndrome (TSS). TSS
adalah adalah penyakit langka yang disebabkan oleh infeksi bakteri, bukan karena tampon itu sendiri. Umumnya sindrom ini disebabkan
oleh racun yang diproduksi oleh bakteri Staphylococcus aureus (staph). TSS bisa terjadi pada wanita yang menggunakan tampon yang
sudah lama berada di dalam vagina tanpa diganti. Tampon tak hanya menyerap darah menstruasi Anda, tapi juga berbagai cairan alami
yang dibutuhkan oleh vagina. Terutama jika darah menstruasi Anda sedang sedikit tapi Anda memakai tampon dengan daya serap tinggi.
Akibatnya, berbagai bakteri bisa tumbuh dan berkembang biak, termasuk bakteri penyebab TSS Pada beberapa kasus, tampon juga bisa
tertinggal di dalam vagina. Biasanya disebabkan oleh benang penarik yang terputus dari bagian tampon utama. Jika terjadi, Anda
disarankan untuk mencari pertolongan pertama ke puskesmas, klinik, atau unit gawat darurat terdekat.
d. Lotus birth
Setelah menelaah dari ke 3 jurnal ini. Dimana pada persalinan metode lotus birth ini dipercaya dapat mencegah anemia dan membuat
bayi memiliki kekebalan tubuh yang tinggi, karena dipercaya bahwa darah yang masih mengalir dari plasenta dapat memberikan
tambahan oksigen, makanan dan antibodi untuk si bayi. Namun secara kedokteran, metode ini masih dianggap kontroversial dan belum
ada penelitiannya secara ilmiah. Metode lotus birth dianggap dapat menambah kekebalan tubuh dan mencegah anemia pada bayi baru
lahir. Dengan metode ini, bayi diharapkan mendapatkan lebih banyak darah yang mengandung oksigen, makanan dan antibodi. Namun
perlu ditegaskan bahwa plasenta bisa memproduksi antibodi hanya bila masih berada di dalam rahim ibu. Apabila sudah berada di luar
rahim ibu maka secara otomatis tidak dapat memproduksi antibodi lagi dan anemia defisiensi pada bayi baru lahir dipengaruhi pada
status kesehatan si ibu. Ibu hamil yang menderita anemia defisiensi besi meningkatkan risiko terjadinya pendarahan, preeklampsia, dan
infeksi. Ibu hamil yang menderita anemia juga berisiko melahirkan bayi dengan berat lahir rendah, bayi dengan anemia ataupun
kekurangan zat besi, bahkan kematian pada bayi dan metode lotus birt ini masih jarang adanya trutama di lombok. Hanya klinik yang
ternama saja yang menyediakan metode lotus birth sedangkan bidan-bidan yang ada di daerah daerah masih ragu dan masih banyak
kontrofersi nya mengunakan metode
ini

Anda mungkin juga menyukai