Anda di halaman 1dari 3

Ciri-ciri umum perkembangan fase usia dewasa madya, sebagai berikut:

• Masa yang ditakuti


Diakui bahwa semakin mendekati usia tua, periode usia madya semakin terasa lebih
menakutkan dilihat dari seluruh kehidupan manusia. Oleh karena itu orang-orang dewasa
tidak akan mau mengakui bahwa mereka telah mencapai usia tersebut.
• Masa transisi
Seperti halnya masa puber, yang merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa
remaja dan kemudian dewasa, demikian pula usia madya merupakan masa di mana pria dan
wanita meninggalkan ciri-ciri jasmani dan perilaku masa dewasanya dan memasuki suatu
periode dalam kehidupan yang akan diliputi oleh ciri-ciri jasmani dan perilaku baru.
• Masa stress
Penyesuaian secara radikal terhadap peran dan pola hidup yang berubah, khususnya bila
disertai dengan berbagai perubahan fisik, selalu cenderung merusak homeo stasis fisik dan
psikologis seseorang dan membawa ke masa stress, suatu masa bila sejumlah penyesuaian
yang pokok harus dilakukan di rumah, bisnis, dan aspek sosial kehidupan mereka.
• Usia yang berbahaya
Pada umumnya bahwa usia ini dianggap atau dipandang sebagai usia ini dianggap atau
dipandang sebagai usia yang berbahaya dalam rentang kehidupan
• Usia Canggung
Sama seperti remaja, bukan anak-anak dan bukan juga dewasa, demikian juga pria dan wanita
berusia madya bukan “muda” lagi tapi bukan juga tua. Franzblau (dalam Hurluck, 1980)
mengatakan bahwa “orang yang berusia madya seolah-olah berdiri di antara Generasi
Pemberontak yang lebih muda dan Generasi Warga Senior”.
186
• Masa Berprestasi
Menurut Erikson (dalam Hurlock, 1980), usia madya merupakan masa krisis “generativitas”
(generativity) kecenderungan untuk menghasilkan maupun kecenderungan untuk tetap
berhenti akan dominan.
• Masa Evaluasi
Karena usia madya pada umumnya merupakan saat pria dan wanita mencapai puncak
prestasinya, maka logislah apabila masa ini juga merupakan saat mengevaluasi prestasi
tersebut berdasarkan aspirasi mereka semula harapan–harapan orang lain, khususnya semula
dan harapan-harapan orang lain, khususnya anggota keluarga dan teman.
• Usia madya dievaluasi dengan standar ganda
Pada masa ini dievaluasi dengan standar ganda, satu standar bagi pria dan satu lagi bagi
wanita. Walaupun perkembangannya cenderung mengarah ke persamaan peran antara pria
dan wanita baik di rumah, perusahaan, perindustrian, profesi maupun dalam kehidupan sosial,
namun masih terdapat standar ganda terhadap usia
• Masa Sepi
Pada masa sepi (empty nest), masa ketika anak-anak tidak lama lagi tinggal bersama
orangtua. Kecuali dalam beberapa kasus di mana pria dan wanita menikah lebih lambat
dibandingkan dengan usia rata-rata, atau menunda kelahiran anak hingga mereka lebih mapan
dalam karir, atau mempunyai keluarga besar sepanjang masa, usia madya merupakan masa
sepi dalam kehidupan perkawinan.
• Masa Jenuh
Banyak atau hampir seluruh pria dan wanita mengalami kejenuhan pada akhir usia tiga
puluhan dan empat puluhan. Para pria mejadi jenuh dengan kegiatan rutin sehari-hari dan
kehidupan bersama keluarga yang hanya memberikan sedikit hiburan.
Aspek-aspek
1. Perkembangan Fisik
Kesehatan Badan
Bagi wanita, perubahan biologis yang utama terjadi selama pertengahan masa dewasa
adalah perubahan dalam hal kemampuan reproduktif, yakni mulai mengalami
menopause atau berhentinya menstruasi dan hilangnya kesuburan. Pada umumnya
menopause mulai terjadi pada usia sekitar 50 tahun, tetapi ada juga yang sudah
mengalami menopause pada usia 40. Peristiwa menopause disertai dengan
berkurangnya homon estrogen. Bagi sebagian besar perempuan, menopause tidak
menimbulkan problem psikologis.
Tetapi, bagi sebagian lain menopause telah menyebabkan munculnya sejumlah besar
gejala psikologis, termasuk depresi dan hilangnya ingatan. Sejumlah studi belakangan
ini menunjukkan bahwa problem-problem tersebut sebenarnya lebih disebabkan oleh
reaksi terhadap usia tua yang dicapai oleh wanita dalam suatu masyarakat yang sengat
menghargai anak-anak muda dari pada peristiwa menopause itu sendiri
(Feldman,1996 dalam Desmita,2009:235).
Bagi laki-laki, proses penuaan selama masa pertengahan dewasa tidak begitu terlihat
karena tidak ada tanda-tanda fisiologis dari peningkatan usia seperti berhentinya haid
pada perempuan. Lebih dari itu, laki-laki tetap subur dan mampu menjadi ayah anak-
anak sampai memasuki usia tua. Hanya beberapa kemunduran fisik juga terjadi secara
berangsur-angsur, seperti berkurangnya produksi air mani dan frekuensi orgasme yang
cenderung merosot.
• Perkembangan Sensori
Pada masa dewasa tengah perubahan-perubahan dalam penglihatan dan pendengaran
merupakan dua perubahan fisik yang paling menonjol. Pada usia antara 40 dan 59
tahun, daya akomodasi mata mengalami penurunan paling tajam. Karena itu, banyak
orang pada usia setengah baya mengalami kesulitan dalam melihat objek- objek yang
dekat (Kline & Schieber, 1985 dalam Desmita, 2009:236). Sementara itu,
pendengaran juga mengalami penurunan pada usia
193
sekitar 40 tahun. Penurunan dalam hal pendengaran ini lebih terlihat pada sensitivitas
terhadap nada tinggi.
Dalam hal penurunan sensitivitas terhadap nada tinggi ini, terdapat perbedaan jenis
kelamin, yakni laki-laki biasanya kehilangan sensitivitasnya terhadap nada tinggi
lebih awal dibandingkan perempuan. Perbedaan jenis kelamin ini mungkin lebih
disebabkan oleh pengaruh pengalaman laki-laki terhadap suara gaduh dalam
pekerjaan sehari-hari, seperti pertambangan, perbengkelan, dan sebagainya.
2. Perkembangan Kognitif
Salah satu pertanyaan yang paling banyak menimbulkan kontroversial dalam studi
tentang perkembangan rentang hidup manusia. Gisela (dikutip dalam Desmita, 2006),
menyatakan bahwa pemikiran dewasa madya menunjukkan suatu perubahan yang
signifikan. la percaya bahwa masyarakat kita yang kompleks memiliki pertimbangan-
pertimbangan yang praktis dan bahkan mengubah bentuk logika kaum idealis. Karena
itu, pemikiran orang dewasa madya menjadi lebih konkret dan pragmatis, sesuatu
yang dikatakan sebagai tanda kedewasaan. Dengan demikian, kemampuan kognitif
terus berkembang selama masa dewasa. Akan tetapi, bagaimana pun tidak semua
perubahan kognitif pada masa dewasa tersebut yang mengarah pada peningkatan
potensi. Bahkan kadang-kadang beberapa kemampuan kognitif mengalami
kemerosotan seiring dengan pertambahan usia. Meskipun demikian, sejumlah ahli
percaya bahwa kemunduran keterampilan kognitif yang terjadi terutama pada masa
dewasa akhir, dapat ditingkatkan kembali melalui serangkaian pelatihan (Desmita,
2006).
3. Perkembangan Sosioemosional
Perkembangan Sosial
Pada masa dewasa madya ini berlansung dari umur 40-60 tahun, masa ini individu
memasuki peran kehidupan yang lebih luas dan kompleks dibandingkan dengan masa-
masa sebelumnya, dan pada masa ini lebih giat bermasyarakat dan mengenal tetangga,
serta hubungan dengan saudara, persahabatan dengan beberapa teman, semakin
meningkat pada usia ini, karena berbagai aktivitas sosial maupun olahraga dilakukan
bersama. Adapun individu pada masa ini adanya hubungan antar generasi tampak
pada keterdekatan anak-anak yang beranjak dewasa dengan orang tua.
• Perkembangan Emosi
Terjadinya kegoncangan jiwa, kaku dan canggung karena penampilnnya ingin terlihat
muda, bersifat introvert, proses penyesuaian dan penyeimbang, meningkatnya
penghayatan beragama. Stabilitas emosi masih sudah seimbang, dan terkontrol.
Seperti pada fase kehidupan keluarga, stabilitas dicapai karena perjuangan pasangan
dalam memupuk arti cintanya selama bertahun-tahun dengan dipengaruhi adanya
sikap toleransi terhadap pasangan, karena usia perkawinan yang sudah cukup panjang,
sehingga di dalam keluarga, pola-pola konflik lebih dikenal, lebih dapat diperkirakan,
sehingga dapat terselesaikan.

Anda mungkin juga menyukai