Anda di halaman 1dari 11

PAPER PSIKOLOGI PERKEMBANGAN

MASA DEWASA MADYA

Dosen Pengampu : Latifah Nur Ahyani, S.Psi, M.A

Disusun Oleh :

Dwi Bela Agustin (202260154)

PROGAM STUDI PSIKOLOGI


FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
2022
Perkembangan Fisik
Pada umumnya usia madya atau usia setengah baya dipandang sebagai usia antara 40 sampai 60
tahun, biasanya terjadi penurunan fisik, sering pula diikuti oleh penurunan daya ingat. Karakteristik
usia madya Berikut ini akan diuraikan beberapa karakteristik yang amat penting:

1. Usia madya merupakan periode yang sangat di takuti

Ciri pertama dari usia madya adalah bahwa masa tersebut merupakan periode yang sangat
menakutkan. Diakui bahwa semakin mendekati usia tua, periode usia madya semakin terasa lebih
menakutkan dilihat dari seluruh kehidupan manusia.

2. Usia madya merupakan masa transisi.

Seperti halnya masa puber, yang merupakan masa transisi dari masa anak-anak ke masa remaja dan
kemudian dewasa, demikian pula masa madya meruoakan masa di mana pria dan wanita
meninggalkan ciri-ciri jasmani dan perilaku masa dewasanya dan memasuki suatu periode dalam
kehidupan yang akan di liputi oleh ciri-ciri jasmani dan perilaku baru.

3. Usia madya adalah masa stres.

Penyesuaian secara radikal terhadap peran dan pola hidup yang berubah, khususnya bila disertai
degan berbagai perubahan fisik, selalu cenderung merusak homeostasis fisik dan psikologis
seseorang dan membawa ke masa stres.

4. Usia madya adalah usia yang berbahaya.

Ciri keempat dari usia madya adalah bahwa umumnya usia ini di anggap atau di pandang sebagai
usia yang berbahaya dalam rentang kehidupan. Saat ini merupakan masa dimana seseorang
mengalami kesusahan fisik sebagai akibat dari terlalu banyak bekerja, rasa cemas yang berlebihan,
ataupun kurang memperhatikan kehidupan.

5. Usia madya adala masa berprestasi.

Menurut Erikson usia madya marupakan masa krisis di mana baik “generasivitas” (generatifity)
kecenderungan untuk menghasilkan maupun stagnasi kecenderungan untuk tetap berhenti akan
dominan. Menurut Erikson, selama usia madya orang akan menjadi lebih sukses atau sebaliknya
mereka berhenti dan tidak mengerjakan sesuatu apapun lagi.

6. Usia madya adalah masa evaluasi

Usia madya pada umumnya merupakan saat oria dan wanita mencapai puncak prestasinya, maka
logislah apabila pada masa ini juga merupakan saat mengevaluasi prestasi tersebut berdasarkan
aspirasi mereka semula dan harapanharapan orang lain, khususnyaa anggota keluarga dan teman.

7. Usia madya merupakan masa jenuh.

Banyak atau hampir seluruh pria dan wanita mangalami kejenuhan pada akhir usia tigapuluhan atau
empatpuluhan. Kejenuhan tidak akan mendatangkan kebahagiaan ataupun kepuasan pada usia
mana pun. Akibatnya, usia madya seringkali merupakan peride yang tidak menyenangkan dalam
hidup.
Tanda – tanda Perubahan Fisik di Usia Madya
a) Berat badan bertambah atau menurun.

Selama usia madya lemak mengumpul pada perut dan paha.Adapun individu kehilangan tinggi
badan di usia paruh baya. Rata-rata, pria berusia 30 hingga 50 tahun kehilangan sekitar satu inci
tingginya, kemudian dapat kehilangan satu inci lagi pada usia 50 hingga 70 tahun. Penurunan tinggi
badan untuk wanita dapat mencapai 2 inci dari usia 25 hingga 75 tahun.

b) Berkurangnya rambut dan beruban.

Rambut pada pria yang berusia madya mulai jarang, menipis, dan terjadi kebotakan pada bagian
atas kepala. Rambut di hidung, telinga dan bulu mata menjadi lebih kaku, sedangkan rambut pada
wajah tumbuh lebih lambat dan kurang subur. Rambut wanita semakin menipis dan rambut diatas
bibir dan dagu semakin banyak. Baik rambut pria dan wanita mulai memutih menjelang usia lima
puluh tahunan.

c) Perubahan pada kulit.

Kulit pada wajah, leher, lengan, dan tangan menjadi labih karing dan keriput. Kulit di bagian
bawah mata menggembung seperti kantong, dan lingkaran hitam di bagian ini lebih permanen dan
jelas, warna merah kebiruan sering muncul di sekitar lutut dan di tengah tengkuk.

d) Tubuh menjadi gemuk.

Bahu sering kali berbentuk bulat, dan terjadi penggemukan pada bagian seluruh tubuh yang
membuat perut kejihatan menonjol sehingga seseorang kelihatan lebih pendek.

e) Perubahan otot.

Umumnya otot orang yang berusia madya menjadi kendur mengendur di sekitar dagu, pada
lengan bagian atas, dan perut karena hilangnya lemak dan kolagen di jaringan kulit bawahnya.

f) Masalah persendian.

Beberapa orang berusia madya mampunyai masalah pada persendian, tungkai dan lengan, yang
membuat mereka sulit berjalan dan memegang benda yang jarang sekali ditemukan pada orang-
orang muda.Fungsi puncak sendi tubuh biasanya terjadi pada usia dua puluhan. Bantalan untuk
pergerakan tulang (seperti tendon dan ligamen) menjadi kurang efisien di masa dewasa
pertengahan, saat banyak individu mengalami kekakuan sendi dan lebih sulit bergerak.

g) Perubahan pada gigi.

Gigi manjadi lebih kuning dan harus lebih sering di ganti, sebagian atau seluruhnya dengan gigi
palsu.

h) Perubahan pada penglihatan dan pendengaran

Akomodasi mata atau kemampuan untuk memfokuskan dan mempertahankan gambar di


retina4mengalami penurunan paling tajam antara usia 40 dan 59 tahun. Secara khusus, individu
paruh baya mulai mengalami kesulitan melihat objek dekat.

Pendengaran juga dapat mulai menurun pada usia 40 tahun. Penilaian pendengaran
menunjukkan bahwa gangguan pendengaran terjadi pada hingga 50 persen individu berusia 50
tahun ke atas. Kepekaan terhadap nada tinggi biasanya menurun terlebih dahulu; kemampuan untuk
mendengar suara bernada rendah tampaknya tidak banyak menurun di masa dewasa pertengahan.
Pria biasanya kehilangan kepekaan mereka terhadap suara bernada tinggi lebih cepat daripada
wanita.

i) Sistem Kardiovaskular

Tekanan darah tinggi (hipertensi) juga sering mulai muncul pada banyak individu di usia empat
puluhan dan lima puluhan. Saat menopause, tekanan darah wanita meningkat tajam dan biasanya
tetap di atas pria selama tahun-tahun terakhir kehidupan. Satu studi menemukan bahwa hipertensi
yang tidak terkontrol dapat merusak struktur dan fungsi otak pada usia akhir tiga puluhan dan awal
empat puluhan. Masalah yang meningkat pada masa dewasa pertengahan dan akhir adalah sindrom
metabolik, suatu kondisi yang ditandai dengan hipertensi, obesitas, dan resistensi insulin.

Sexuality
 Menopause

Menopause adalah waktu di usia paruh baya, biasanya selama akhir empat puluhan atau awal
lima puluhan, ketika periode menstruasi seorang wanita berhenti. Usia rata-rata di mana wanita AS
memiliki periode terakhir mereka adalah 51. Namun, ada variasi besar dalam usia saat menopause
terjadi4dari usia 39 hingga 59 tahun. Menopause kemudian dikaitkan dengan peningkatan risiko
kanker payudara. Perimenopause adalah masa transisi dari periode menstruasi normal ke tidak
menstruasi sama sekali, yang seringkali memakan waktu hingga 10 tahun.

Perimenopause biasanya terjadi pada usia empat puluhan tetapi dapat terjadi pada usia tiga
puluhan (Honour, 2018). Satu penelitian terhadap wanita berusia 30 hingga 50 tahun menemukan
bahwa perasaan tertekan, sakit kepala, kemurungan, dan jantung berdebar adalah gejala
perimenopause yang paling sering didiskusikan oleh wanita ini dengan penyedia layanan kesehatan.
Faktor gaya hidup seperti apakah wanita kelebihan berat badan, merokok, minum banyak, merasa
tertekan, atau berolahraga secara teratur selama perimenopause mempengaruhi aspek kesehatan
masa depan mereka seperti apakah mereka mengembangkan penyakit kardiovaskular atau penyakit
kronis.

 Perubahan Hormonal

Pada pria, mereka mengalami perubahan hormonal pada usia lima puluhan dan enam puluhan,
tetapi tidak ada penurunan dramatis dalam estrogen seperti yang dialami wanita. Produksi
testosteron mulai menurun sekitar 1 persen per tahun selama masa dewasa pertengahan, dan
jumlah sperma biasanya menurun secara perlahan, tetapi pria tidak kehilangan kesuburan mereka di
usia paruh baya. Istilah hipogonadisme pria digunakan untuk menggambarkan suatu kondisi di mana
tubuh tidak menghasilkan cukup testosteron.

Perkembangan Kognitif
1. Peran dari Keahlian
Kemajuan dalam keahlian berlanjut setidaknya melalui pertengahan masa dewasa dan
berhubungan dengan kemandirian kecerdasan umum serta penurunan lain dalam proses
pembentukan informasi pada otak. Dengan pengalaman, telah dinyatakan, proses informasi dan
kecerdasan cair telah terjadi pengapsulan, atau didedikasikan sebagai jenis pengetahuan spesifik,
membuat pengetahuan tersebut lebih mudah untuk diakses, ditambahkan, dan digunakan. Dengan
kata lain, pengapsulan menangkap kemampuan cair untuk menguasai pemecahan masalah,
Selanjutnya, meskipun individu di usia paruh baya mungkin mengambil waktu agak lebih lama
dibandingkan individu yang lebih muda dalam memproses informasi baru, dalam memecahkan
masalah di ranah mereka, mereka lebih mampu mengembangkan penilaian yang berkembang dari
pengalaman (Hoyer & Rybash, 1995; Rybash, Hoyer, & Roodin, 1986).

Dalam sebuah studi klasik (Ceci & Liker, 1986), para peneliti mengidentifikasi 30 individu usia
paruh baya dan laki-laki tua yang gemar pacuan kuda. Dalam keterampilan dasar untuk memilih
pemenang. penyelidik membagi laki-laki dalam dua kelompok; "ahli" dan "bukan ahli. Ahli
menggunakan lebih banyak metode penalaran yang menakjubkan, yang bersama sama
menginterpretasikan informasi yang saling berhubungan, sedangkan yang bukan ahli menggunakan
metode sederhana, yang kurang sukses. Penalaran superior tidak dihubungkan dengan IQ: tidak ada
perbedaan signifikan dalam rata-rata pengukuran kecerdasan antara dua kelompok, dan ahli dengan
IQ rendah menggunakan pemikiran yang lebih kompleks dibandingkan yang bukan ahli dengan IQ
tinggi.

Studi individu dengan pekerjaan yang berbeda seperti pemain catur, pedagang kaki lima,
penghitung dengan sempoa, ahli fisika, pekerja rumah sakit, pekerja bandara, dan pilot pesawat
menggambarkan bagaimana pengetahuan khusus berkontribusi pada performa superior dalam
domain tertentu dan dapat membantu menahan sumber daya kognitif yang berhubungan dengan
usia ketika memecahkan masalah dalam domain tersebut.

Individu yang ahli menyadari aspek situasi yang berbeda dibandingkan individu pemula, dan
mereka memproses infromasi serta memecahkan masalah secara berbeda. Pemikiran mereka sering
kali lebih fleksibel dan mudah beradaptasi. Mereka menyesuaikan dan menginterpretasi
pengetahuan baru lebih efisien dengan mengacu pada kekayaan pengetahuan, menyusun tempat
penyimpanan yang menghadirkan kembali kondisi mental dari apa yang mereka ketahui. Mereka
memilah informasi yang berdasarkan pada prinsip-prinsip yang mendasarinya, dibandingkan hanya
pada permukaan, pada persamaan, dan perbedaan. Dan mereka lebih menyadari mengenal apa
yang tidak mereka ketahui.

Performa kognitif bukan merupakan satu satunya bahan bagi individu yang ahli. Pemecahan
masalah terjadi dalam konteks sosial. Kemampuan membuat penilaian yang baik tergantung pada
hal yang berhubungan dengan keluarga dengan cara-cara yang dilakukan-dengan pengharapan dan
tuntutan pekerjaan serta budaya komunitas atau organisasi. Bahkan pianis yang mengadakan
konser, yang menghabiskan waktu berjam-jam untuk latihan, harus beradaptasi terhadap gedung
konser dengan instrumen musik akustik, yang mengiringi sesua waktu dan tempatnya serta selera
musik pendengarnya.

Individu yang ahli sering kali berpikir otomatis dan intuitif. Mereka biasanya tidak begitu
perhatian akan proses berpikir yang melatarbelakangi pengambilan keputusan mereka. Mereka tidak
dapat menjelaskan bagaimana mereka sampai pada kesimpulan, Seperti halnya intuisi, pengalaman
berdasarkan pemikiran juga merupakan karakteristik dari apa yang disebut pemikiran pascaformal.

2. Pikiran Integratif

Individu dewasa yang matang mengintegrasikan logika dengan intuisi dan emosi; mereka
mengintegrasikan fakta-fakta konflik dan ide-ide; serta mereka mengintegrasikan informasi baru
dengan apa yang sudah mereka ketahui. Mereka mengintepretasikan apa yang mereka baca, lihat,
atau dengar ke dalam istilah-istilah yang mereka pahami. Daripada sekadar menerima sesuatu hanya
bernilai permukaannya saja, mereka menyaringnya melalui pengalaman hidup dan pembelajaran
sebelumnya.

Masyarakat mendapatkan manfaat dari fitur integratif pikiran dewasa. Pada umumnya. dewasa
matang yang menerjemahkan pengetahuan mereka tentang kondisi manusia ke dalam cerita yang
menginspirasi kepada generasi muda dapat beralih untuk menjadi petunjuk.

3. Kreatifitas

Kreativitas berkembang dalam konteks sosial, dan tidak selalu dalam lingkungan pengasuhan.
Malah, rupanya muncul dari pengalaman yang beragam yang melemahkan hambatan konvensional
dan dari tantangan pengalaman yang memperkuat kemampuan untuk tekun dan mengatasi
hambatan (Simonton, 2000).

Pencapaian kreatif yang luar biasa, menurut seorang analis (Keegan, 1996). hasil dari hal paling
dalam, pengetahuan yang diorganisasikan dengan baik dari sebuah subjek, motivasi intrinsik, dan
kuatnya ikatan emosi pada pekerjaan, yang memacu para kreator untuk tekun mengatasi tantangan.
Individu pertama kali haruslah menekuni suatu bidang sebelum dia dapat melihat keterbatasannya.
berangkat dari hal yang radikal, dan mengembangkan sudut pandang yang unik dan baru.

- Karakteristik individu yang kreatif

Individu yang kreatif adalah mereka yang self-starter (mulai dari diri sendiri) dan suka
mengambil risiko. Mereka cenderung mandiri. nonkonformis, tidak konvensional, dan fleksibel, dan
mereka terbuka akan ide dan pengalaman baru. Proses berpikir mereka sering kali tanpa disadari,
menuntun pada momen-momen tiba-tiba dibandingkan individu lain lakukan dan muncul dengan
solusi yang individu lain tidak lakukan (Sternberg & Horvarth, 1998).

4. Pekerjaan dan Pendidikan

Pada masyarakat industri, peran dalam pekerjaan didasarkan pada usia. Individu muda sebagai
pelajar, dewasa usia pertengahan sebagai pekerja, dewasa yang lebih tua akan menuju kehidupan
pensiun dan kesenangan. Dalam masyarakat setiapindividu mengalami masa peralihan yang
beragam melalui kehidupan mereka. Siswa perguruan tinggi mengambil program studi atau berhenti
sementara sebelum menyelesaikan pendidika mereka. Peralihan masa dewasa mengeksplorasi
beragam jalan masuk sebelum akhirnya menentukan karier yang tetap dan bahkan kemudian, ada
individu yang bisa memiliki beberapa karier dan sukses, masing-masing menghendaki tambahan
pendidikan atau pelatihan. Dewasa yang matang mengambil kelas sore atau waktu selesai kerja
untuk mengejar ketertarikan khusus. Individu bisa pensiun lebih awal, nanti atau tidak sama sekali.
Masa pensiun memberikan waktu untuk belajar atau mencari jaringan pekerjaan baik yang dibayar
atau tidak.

5. Kerja versus Pensiun Dini

Sebelum tahun 1985, individu pensiun lebih awal dan lebih dini. Rata-rata usia pensiun bergerak
secara perlahan-lahan menurun. Sejak itu, trennya terbalik. Sebelum membawa kehidupan kerja
mereka hingga berhenti, individu mengurangi jam atau hari kerjanya, perlahan-lahan bergeser ke
masa pensiun setiap tahunnya. Praktik ini disebut fase pensiun. Atau, mereka berpindah dari satu
perusahaan ke jaringan kerja yang lain, yang disebut jembatan karyawan (Czaja, 2006). Sekitar
separuh dari pekerja berusia 55 hingga 65 tahun mencari batu loncatan sebelum akhirnya benar-
benar pensiun (Purcell, 2002).

Apa yang membawa perubahan tersebut? Individu mungkin melanjutkan pekerjaan untuk
memelihara kondisi fisik dan kesehatan mental serta peran personal dan sosial mereka atau hanya
karena mereka menikmati stimulasi kerja, dan alasan mereka berubah setiap saat. Pekerjaan lain
terutama untuk alasan finansial. Resesi baru baru ini, begitu juga tren pekerja jangka panjang di
Amerika Serikat, tampak memengaruhi usia pensiun dengan proporsi yang tinggi pada dewasa
berusia 55 hingga 64 tahun yang merencanakan untuk menunda pensiunnya hingga berusia 67
tahun dan sebanyak 16 persen mengatakan mereka tidak pernah berencana untuk pensiun.
Kebanyakan pekerja usia pertengahan dan yang lebih tua saat ini tidak memiliki tabungan pensiun
yang cukup atau asuransi kesehatan. Peningkatan dalam jaminan sosial usia pensiun 67 tahun
menawarkan manfaat agar tetap bekerja. The Age Discrimination in Employment Act, yang
mengeluarkan perintah agar menghilangkan usia pensiun di banyak bidang pekerjaan, dan the
America with Disabilities Act, yang menghendaki para pemberi kerja untuk membuat akomodasi apa
masuk akal bagi pekerja dengan kebutuhan khusus, membantu para pekerja yang matang untuk
tetap bekerja. Selanjutnya, ledakan kelahiran bayi, saat ini mendekati usia pensiun, merupakan
generasi terdidik dibandingkan generasi sebelumnya, dan pilihan mereka selanjutnya lebih luas.

6. Kerja dan Perkembangan Kognitif

Penelitian menyatakan bahwa pemikir yang fleksibel cenderung memenuhi substansi kerja yang
kompleks-kerja menghendaki pikiran dan penilaian independen. Jenis kerja ini, pada gilirannya
merangsang cara berpikir yang lebih fleksibel, dan berpikir fleksibel meningkatkan kemampuan
untuk melakukan pekerjaan yang kompleks. Selanjutnya, individu yang terikat dalam pekerjaan yang
kompleks cenderung menunjukkan performa kognitif yang lebih kuat dibandingkan sebaya mereka
dan individu yang memiliki keterbukaan akan pengalaman-variabel kepribadian yang memengaruhi
gaya berpikir -rupanya lebih memicu tingkat tinggi tampilan kognitif setiap saat.

Studi Seattle menemukan bahwa penurunan kemampuan kognitif pada umumnya tidak terjadi
hingga di akhir kehidupannya, seperti setelah tahun-tahun kerjanya. Tentu saja, performa kerja
menunjukkan variasi yang besar dalam kelompok usia dibandingkan di antara mereka. Individu
dewasa secara aktif dapat memengaruhi perkembangan kognitif mereka di masa depan melalui
pilihan pekerjaan yang mereka buat. Hal itu yang secara terus-menerus mencari lebih banyak
rangsangan kesempatan untuk memacu ketajaman mental.
7. Pembelajar yang Matang

Di tahun 2005, sekitar 44 persen dewasa di Amerika Serikat, termasuk 48 persen dari usia 45
hingga 54 tahun dan 40 persen dari usia 55 hingga 60 tahun, berpartisipasi dalam pendidikan
dewasa, sebanyak 27 persen berhubungan dengan kursus kerja.

Pendidikan Memberikan kesempatan individu dewasa untuk mengembangkan potensi kognitif


mereka, memperbaiki harga diri mereka, membantu pekerjaan rumah anak-anak mereka, atau tetap
bisa mengikuti perubahan dunia kerja. Beberapa di antaranya mencari pelatihan khusus untuk
memperbarui pengetahuan dan keterampilan mereka. Beberapa di antaranya mencari pokurj baru.
Beberapa ingin berganti karier atau masuk ke dalam bisnis yang mereka buat sendiri Beberapa
perempuan yang menghabiskan tahun-tahun dewasa muda mereka dengan industri rumah tangga
dan pengasuhan membawa mereka ke langkah awal memasuki pasar kerja Individu yang mendekati
masa pensiun sering kali ingin memperluas pikiran dan keterampilannya agar lebih produktif dan
tertarik menggunakan belajar sebagai kesenangan Beberapa individu secara sederhana menikmati
belajar dan ingin tetap seperti itu selama hidupnya.

Perkembangan sosial emosional


Masa dewasa madya merupakan masa perubahan dari masa dewasa ke masa dewasa madya
yang meliputi perubahan penampilan fisik yang dikarenakan penuaan, kesepian yang disebabkan
oleh kehilangan pasangan hidup dan anak-anak yang sudah berkeluarga. Selain itu pekerjaan yang
sudah purna jabatan yang sangat dimungkinkan pendapatan sudah tidak agi diperoleh seperti saat
masa muda. Pada masa ini pula sudah bisa dipastikan bahwa tugas perkembangan di masa dewasa
madya ada peralihan.

Menurut Hurlock, sebagian tugas perkembangan pada masa dewasa madya lebih banyak
berkaitan dengan:

 tugas-tugas yang berkaitan dengan perubahan fisik


 tugas-tugas yang berkaitan dengan minat
 tugas-tugas yang berkaitan dengan penyesuaian keruan,
 tugas-tugas yang berkaitan dengan kehidupan keluarga.
Selain itu, Sikap yang menentang pemantapan hubungan yang baik dengan pasangan hidupnya
juga akan mengalami perubahan.

Dalam arti yang cukup kompleks, adjustment (penyesuaian diri) juga terkait dengan
penyesuaian terhadap minat-minat sosial dan keberagamaan, terutama pada fase akhir dewasa
madya. Hurlock (2005) dan Papalia dan Old’s (2001) menjelaskan bahwa minat keberagamaan
memiliki fungsi menjaga stabilitas psikologis sebagai bagian dari proses penurunan aktivitas sosial
dan pencapaian prestasi, dan agama dipandang sebagai salah satu coping emotional yang efektif
menurunkan stres dan ketidak bahagiaan. Kondisi tersebut menurut Papalia dan Old’s (2001), pada
usia akhir dewasa madya adalah penyesuaian secara radikal terhadap peran dan pola hidup yang
berubah, khususnya bila disertai dengan berbagai perubahan fisik, serta sejumlah penyesuaian yang
harus dilakukan di rumah, pekerjaan dan berbagai aspek sosial kehidupan seseorang, maka fase ini
sangat rentan dengan masalah gangguan kesehatan mental.

Hasil penelitian Oswald (2002); Barkan and Greenwood (2003), dan Qiang (2005),
menyimpulkan bahwa pada akhir dewasa madya seseorang memiliki kecenderungan persoalan yang
khas, seperti munculnya permasalahan pekerjaan yang telah terselesaikan karena mencapai masa
pensiun, tetapi dalam situasi-situasi yang menuntut usia dewasa madya mencapai status memadai
dalam jabatan. Banyak diantara dewasa madya (khususnya pria) merasa tidak puas dalam
pekerjaanya, masalah berkaitan dengan pola keluarga ada beberapa faktor yang menyulitkan
seseorang dewasa madya dalam mengadakan adjustment (penyesuaian diri). Kondisi tersebut
menurut Erikson (1992) dikenali sebagai kondisi despair, atau adanya hambatan dalam pencapaian
makna hidup yang integrated, menurut Fromm (2002), May (1999), dan McCullough and Willoughby
(2009), dipandang sebagai akibat perilaku hedonis, pencapaian aktualisasi yang berorientasi ke luar
diri sehingga mempengaruhi pencapaian kebermaknaan hidup, kepuasan, dan kebahagiaan.

Tugas Perkembangan Masa Dewasa Madya

Pada masa dewasa madya, tugas perkembangan berkaitan dengan enyesuaian diri individu terhadap
dirinya sendiri, kehidupan keluarga, pekerjaan, serta masyarakat. Menurut Hurlock (dalam
Mappiare, 1983) secara garis besarnya, tugas perkembangan masa dewasa madya dapat dibagi
menjadi 4 bagian besar, yaitu :

1. Tugas perkebangan yang berhubungan dengan penyesuaian terhadap keadaan fisiologis.

2. Tugas perkembangan yang berhubungan dengan adanya perubahan minat ; berkenaan


dengan aktivitas sosial, sebagai warga Negara, atau minat yang berhubungan dengan
kegiatan atau hobi yang berkaitan dengan keluarga.

3. Tugas perkembangan yang berhubungan dengan penyesuaian jabatan atau pekerjaan yang
berhubungan dengan pemantapan kehidupan ekonomi.

4. Tugas perkembangan yang berhubungan dengan kehidupan keluarga, misalnya


menyesuaikan diri dengan kehidupan orang tua yang sudah lanjut usia, atau mendidik anak-
anak yang remaja agar menjadi orang dewasa yang penuh tanggung jawab.

Adapun tugas-tugas perkembangan dalam masa dewasa madya lainnya sebagai berikut:

1) Penyesuaian diri terhadap perubahan fisik,


2) Penyesuaian diri terhadap perubahan mental,
3) Penyesuaian diri terhadap perubahan minat,
4) Penyesuaian diri terhadap perubahan kehidupan sosial,
5) Penyesuaian diri terhadap perubahan vokasional atau pekerjaan,
6) Penyesuaian diri terhadap perubahan pola keluarga,
7) Penyesuaian diri terhadap diri sendiri,
8) Penyesuaian diri terhadap kehilangan pasangan,
9) Penyesuaian diri terhadap menyongsong masa pensiun,
10) Penyesuaian diri terhadap menyongsong masa tua
Daftar Pustaka
Hurlock, B. E (2005). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang
Kehidupan. Jakarta: Erlangga

Jannah, M., Kamsani, S. R., & Ariffin, N. M. (2021). Perkembangan usia dewasa: tugas
dan hambatan pada korban konflik pasca damai. Bunayya: Jurnal
Pendidikan Anak, 7(2), 114-143.

Maulidya, F., & Adelina, M. (2018). Periodesasi perkembangan dewasa. Periodesasi


Perkembangan Dewasa, 1-10.

Putri, S. A. P. (2012). Karir dan pekerjaan di masa dewasa awal dan dewasa
madya. Majalah Ilmiah Informatika, 3(3), 193-212.

Rahmawati, H. K., Djoko, S. W., Diwyarthi, N. D. M. S., Aldryani, W., Ervina, D., Miskiyah,
M., ... & Irwanto, I. (2022). Psikologi perkembangan. CV WIDINA
MEDIA UTAMA.

Ringkasan perkembangan fisik dan kognitif dewasa madya (2021)


https://www.studocu.com/id/document/universitas-tarumanagara/psik
ologi-perkembangan-dewasa-dan-gerontologi/ringkasan-dewasa-
madya/34664741

Thahir, A. (2018). Psikologi perkembangan.

Anda mungkin juga menyukai