Dosen Pengampu
Ponidi, M.Pd
Disusun Oleh
Kelompok VII
TAHUN 2022
1
PERKEMBANGAN PADA MASA DEWASA
Masa dewasa adalah masa perbaikan tubuh yang menurun seiring dengan
bertambahnya usia seseorang, di masa dewasa awal insentif untuk menuai sesuatu
mungkin sangat besar yang didukung melalui kekuatan tubuh yang luar biasa.
Kematangan awal adalah kelanjutan dari tahun-tahun formatif.
a. Mulai bekerja
b. Memilih pasangan hidup
c. Belajar hidup dengan suami/istri
d. Mulai membentuk keluarga
e. Mengasuh anak
f. Mulai bertanggung jawab sebagai warga negara secara layak
g. Mengelola/mengemudikan rumah tangga
h. Menemukan kelompok sosial yang menyenangkan.
Kedewasaan menengah adalah masa yang dimulai pada usia empat puluh
tahun sampai dengan usia 60 tahun, yang merupakan waktu yang sangat baik
seiring dengannya, kemampuan fisik dan mental benar-benar terlihat oleh semua
orang.
Tugas perkembangan dalam kedewasaan pusat:
2
d. Kembangkan olahraga hiburan yang sesuai untuk orang dewasa.
e. Ciptakan pacaran bersama dengan suami atau pasangan Anda sebagai orang
yang hebat.
f. Terima dan sesuaikan dengan modifikasi fisiologis pada masa jatuh tempo.
g. Menyesuaikan dengan gaya hidup orang tua usia.
Masa dewasa lanjut atau usia lanjut dimulai pada umur 60 tahun sampai
kematian. Pada waktu ini baik kemampuan fisik maupun psikologis cepat menurun,
tetapi teknik pengobatan modern, serta upaya dalam hal berpakaian dan dandanan,
memungkinkan pria dan wanita berpenampilan, bertindak, dan berperasaan seperti
kala mereka masih lebih muda.
Orang dewasa awal biasanya berada pada puncak kebugaran tubuh mereka.
Namun, sistem penuaan telah dimulai, kerangka mulai berevolusi menjadi usia,
namun setelah mencapai usia pusat (center age) maka hasil penuaan mulai terlihat.
Hanya sedikit penyesuaian tubuh yang terlihat pada usia 20-30 tahun, namun
setelah mencapai usia empat puluh banyak manusia mulai menunjukkan
penyesuaian tubuh. Salah satu hasil maksimal yang signifikan adalah berkurangnya
pori-pori dan elastisitas kulit, khususnya di bagian wajah. Hasil ini berupa bekas dan
kerutan yang terlihat sebagai salah satu gejala dan gejala awal penuaan. Kedua
3
jenis kelamin mulai jarang atau lambat menikmati rambut yang menipis, energi dan
keserbagunaan juga mulai menurun.
Seperti setiap panjang dalam gaya hidup, usia tengah terkait dengan sifat
positif yang membuatnya berbeda. Kematangan tengah berlangsung dari usia
empat puluh-60 tahun. Kedewasaan menengah adalah panjang transisi dari sebuah
karakter, di mana wanita dan pria meninggalkan ciri-ciri tubuh dan perilaku dewasa
mereka dan memasukkan panjang dalam gaya hidup dengan ciri-ciri tubuh dan
perilaku baru. Panjang ini pada akhirnya akan ditandai dengan bantuan modifikasi
tubuh dan intelektual. Pada usia 60 tahun, sering terjadi penurunan kekuatan tubuh,
secara teratur diamati dengan bantuan penggunaan memori yang lebih rendah.
a. Kedewasaan menengah atau yang populer disebut usia tengah, dilihat dari
faktor usia dan prevalensi modifikasi tubuh dan mental, memiliki banyak
kesamaan dengan kehidupan awal.
b. Jika kehidupan awal adalah masa transisi, dalam pengalaman bahwa itu
bukan kehidupan awal namun tidak dapat disebut sebagai orang dewasa,
maka pada usia pusat, itu tidak dapat disebut sebagai muda, namun juga
tidak dapat dinyatakan sebagai tua.
c. Secara fisik, pada masa awal kehidupan mungkin ada kemajuan pesat
(menuju kesempurnaan atau kemajuan) yang mempengaruhi kondisi
mentalnya, pada saat yang sama dengan karakter lansia-sentra ini dan juga
modifikasi cerita dalam kondisi tubuh, namun di luar pengalamannya.
kemunduran atau kemunduran, dalam perjalanannya juga berdampak pada
kondisi mentalnya.
4
tidak pada usia ini, dimulai pada usia empat puluh tahun.
Meskipun kemampuan untuk memperhatikan suara bernada rendah tidak
terlalu terdengar.
Selain itu, perubahan tubuh dalam perjalanan era ini meliputi: pertumbuhan
rambut beruban/putih, pori-pori dan kulit mulai berkerut, gigi bergerigi kuning, tulang
bergeser ke arah satu sama lain, masalah melihat benda jauh, berkurangnya
kepekaan. mendengarkan kehilangan, dan menopause dengan perubahan
hormonal yang terjadi di dalam kurangnya kemampuan untuk berkembang biak di
tengah (tengah) hingga akhir (lansia).
5
Orang dewasa paruh baya mampu memasukkan logika internasional yang
berlaku secara benar dan universal, khususnya sektor cita-cita terbaik. Orang
dewasa paruh baya mampu memahami batasan yang ada dalam diri mereka dan
mampu menceritakan fakta lingkungan mereka. Orang dewasa
dalam memperbaiki masalah juga merefleksikan pertimbangan secara teoritis
terlebih dahulu. Ini menganalisis masalah dengan bantuan
menggunakan memperbaiki berbagai hipotesis yang layak. Berdasarkan ide analisis
ini, orang dewasa kemudian membuat strategi keputusan verbal.
Kemunduran intelektual pada usia lanjut biasanya merupakan suatu hal yang
tidak dapat dihindari, karena berbagai faktor, termasuk penyakit, kecemasan, atau
depresi. Timbulnya penyakit pikun pada orang dewasa yang lebih tua, membuat
orang tersebut dalam keberadaannya menikmati ketidakteraturan. Pada usia inilah
minat yang lebih besar dibutuhkan dari manusia terdekat untuk mengarahkan dan
mengarahkan orang dewasa yang lebih tinggi dalam melakukan sesuatu, termasuk
mengarahkan meletakkan barang-barang di wilayah mereka dan mengingatkan
mereka untuk menempatkan hal-hal di mana mereka mungkin dibutuhkan.
Namun keterampilan orang tua pada dasarnya dapat dipertahankan. Salah satu
elemen dengan tujuan untuk mempertahankan keadaan ini adalah untuk
menawarkan lingkungan yang dapat merangsang atau mendidik keterampilan tinggi
mereka, dan dapat mengasumsikan kepikunan.
6
Menurut Hurlock (2012), seseorang dikatakan memasuki kedewasaan dini
jika memiliki kekuatan kerangka yang maksimal, siap untuk bereproduksi, dan
diprediksi memiliki kesiapan kognitif, kuat, dan psikomotorik, serta dapat diprediksi
untuk memainkan fungsinya secara kolektif dengan cara yang berbeda. orang-
orang dalam masyarakat. Masa dewasa juga merupakan masa penyesuaian
terhadap gaya hidup baru dan diprediksi akan memainkan peran baru, keinginan
baru, meningkatkan sikap baru, dan nilai-nilai baru.
Untuk perbaikan sosial, era ini disebut sebagai masa krisis sosial. Ini karena
tekanan lukisan dan lingkaran kerabat sendiri. Peran sosial biasanya dibatasi,
memengaruhi persahabatan, pengelompokan sosial, dan nilai yang diberikan pada
popularitas pria atau wanita. Peningkatan etik kedewasaan dini juga tidak dapat
dipisahkan dari referensi penguasaan tanggung jawab perkembangan yang
berkonsentrasi pada harapan sosial.
Menurut Fowler, saat ini orang tersebut mampu mengambil dan melakukan
kewajiban lengkap untuk apa yang dia yakini. Seringkali efek terburuk dari gagasan
itu perlu ditanggung. Teknologi saat ini telah memasuki tahap pasca-tradisional,
terutama karena mampu secara mandiri melihat cita-cita atau cita-cita yang mungkin
tidak bias dari pengaruh manusia atau kelompok jaringan yang berbeda. Ciri-ciri
sosial pada era ini meliputi:
7
4. Di era pusat ini, pandangan terhadap iman lebih dari pada di masa lalu,
dan sesekali hobi dan tantangan untuk iman ini terutama didasarkan
sepenuhnya pada kebutuhan non-publik dan sosial.
Selain apa yang telah dikatakan, Hurlock (1991) memberikan bahwa sejauh
mana pencapaian wanita dan pria dalam menyesuaikan diri dengan kedewasaan
pusat dapat dinilai dari 4 kriteria, khususnya: pencapaian, tingkat emosional yang
digambarkan sebagai bagaimana orang-orang yang cemas menghadapi konflik
dalam hal ini. usia, mempengaruhi perubahan tubuh, dan emosi kebahagiaan pada
usia tersebut.
8
moralnya. Skenario ini menyebabkan interaksi sosial orang lanjut usia menurun,
masing-masing dalam jumlah dan jumlah yang besar sehingga hal ini secara
perlahan menimbulkan kerugian dalam berbagai cara, khususnya, kurangnya posisi
dalam masyarakat, hambatan untuk kontak tubuh, dan berkurangnya komitmen.
Emosi adalah luapan emosi yang diamati melalui cara perubahan dari dalam
karakter sekitar intelektual dan kondisi tubuh dan dalam bentuk perilaku yang
terlihat. Manusia yang matang secara emosional akan memiliki kemampuan untuk
menerima emosi saja, selain cara mengekspresikannya secara eksplisit.
Di pusat kedewasaan, ada variasi gaya emosional antara pria dan wanita.
Bagi laki-laki, profesinya telah berakhir (masuk masa pensiun) dalam hal ini, mereka
mungkin bersenang-senang dengan frustrasi dan beban ide sehingga memengaruhi
perasaan mereka. Meskipun perasaan pada anak perempuan akan cenderung
sangat stabil, namun menikmati menopause lebih cepat.
9
2. Kaku dan kikuk karena penampilannya ingin terlihat seperti anak muda, namun
kondisi fisiknya sudah tua.
3. Introvert, malapetaka dalam mendidik anak, sering cemas, dan suka tidur.
4. Usia yang berbahaya, karena pertengkaran umum dan krisis dalam lingkungan
keluarga sendiri.
5. Apresiasi dan penerapan iman telah meningkat secara signifikan.
Manusia lanjut usia yang selanjutnya menjadi sulit diatur akan memiliki
kecenderungan untuk menjadi semakin sulit diatur di masa-masa selanjutnya, apa
yang diduga melalui penyesuaian dalam diri lansia adalah potensi manusia lanjut
usia untuk mengatasi ketegangan karena, modifikasi mental yang mereka nikmati
dan potensi untuk memperoleh harmoni. antara kebutuhan dari dalam dan
kebutuhan dari lingkungan, yang ditindaklanjuti melalui kemampuan untuk
mengembangkan mekanisme mental yang sesuai agar dapat memenuhi keinginan
mereka tanpa menimbulkan masalah baru.
10
hidup. Belajar untuk orang dewasa berkaitan dengan cara mengarahkan diri untuk
mengundang pertanyaan dan menemukan jawaban.
REFLEKSI AKHIR
Oleh karena itu, agar orang belajar berhasil, jauh lebih baik untuk
memperhatikan lingkungan yang sesuai untuk mereka, partisipatif, menyesuaikan
dengan kebutuhan mereka, menentukan tujuan belajar, mengembangkan rencana
belajar, dan mengevaluasi.
11
DAFTAR PUSTAKA
Djoko sumanto, dkk. 2020. Perkembangan Peserta Didik. Banten: UNPAM PRESS.
Hartinah, Siti. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT. Refika Aditama
Fahyuni, Eni Fariyatul dan Istikomah. 2016. Psikologi Belajar dan Mengajar.
Sidoarjo:
Nizama Learning Center
Yudrik, Jahja. 2011. Psikologi Perkembangan. Jakarta: PT. Kharisma Putra Utama
Tono, Hado Rahayu Sri. 2006. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
12