Disusun oleh :
Salah satu karakteristik dari manusia dewasa dapat dilihat dari fisiknya, lebih tepatnya
perkembangan fisiknya. Perkembangan fisik orang dewasa di bagi menjadi tiga tahap.
Di bawah ini, Elizabeth B. Hurlock membagi masa dewasa menjadi tiga bagian.
Ciri-ciri yang menyangkut pribadi dan sosialnya , antara lain tahap dewasa madya
merupakan masa transisi, di mana pria dan wanita beranjak dari ciri-ciri jasmani dan
perilaku masa dewasanya yang dahulu, kemudian memasuki suatu masa dalam
kehidupan dengan ciri-ciri jasmani dan perilaku yang baru. Tahap dewasa madya ini
berlangsung dari umur 40 sampai 60 tahun.
Tahap manusia dewasa lanjut usia (lansia) merupakan tahap akhir (penutup) dalam
rentang kehidupan seseorang manusia. Tahap ini dimulai dari umur 60 tahun sampai
akhir hayat, yang ditandai oleh adanya perubahan yang bersifat fisik dan psikologis
yang semakin menurun. Berikut terdapat ciri-ciri yang berkaitan dengan penyesuaian
pribadi dan sosial pada manusia lansia, yaitu perubahan yang menyangkut kemampuan
motorik, kekuatan fisik, perubahan dalam fungsi psikologis, perubahan dalam sistem
saraf, dan penampilan.
Berikut penjelasan mengenai tahap-tahap dari manusia dewasa jika dilihat dari
perkembangan fisiknya menurut Buku Psikologi Perkembangan (Thahir, n.d.)
1. Dewasa Awal
Dewasa awal merupakan tahap yang dialami oleh setiap manusia, tepatnya
remaja. Berikut beberapa ciri-ciri fisik yang dapat terlihat dari manusia dewasa
awal (remaja).
Kebanyakan manusia dewasa awal berada di puncak kesehatan, kekuatan, energi, daya
tahan dan fungsi motorik. Pada tahap ini, manusia dewasa (kisaran usia 20-40 tahun)
memiliki ketajaman visual yang dapat dikategorikan paling menonjol. Selain itu,
manusia dewasa pada tahap ini memiliki pengecapan, pembauan, dan sensitivitas
terhadap rasa sakit dan suhu yang umumnya bertahan hingga usia paling tidak 45 tahun.
• Status Kesehatan
Pada masa dewasa awal dasar fungsi fisik yang permanen diletakkan. Kesehatan
dipengaruhi sebagian oleh gen, tetapi faktor tingkah laku – apa yang dimakan, apakah
mereka cukup tidur, seberapa aktif mereka secara fisik dan apakah mereka merokok,
minum atau mengkonsumsi obat-obatan – sangat berkontribusi terhadap kesehatan serta
kesejahteraan di masa sekarang dan mendatang. Kemisikinan dan diskriminasi juga
memberikan kontribusi pada perbedaan kesehatan.
Pada umumnya usia pertengahan (usia madya) dipandang sebagai usia antara 40 sampai
60 tahun, biasanya mulai terjadi penurunan fisik, sering pula diikuti oleh penurunan
daya ingat. Berikut tanda-tanda perubahan fisik pada tahap manusia dewasa madya:
1. Berat badan mengalami penambahan. Selama berada pada usia pertengahan, lemak
pada manusia dewasa mengumpul pada perut dan paha.
2. Berkurangnya rambut dan rambut mengalami pemutihan (uban). Rambut pria dan
wanita mulai memutih menjelang usia lima puluh tahunan.
3. Perubahan pada kondisi kulit. kulit pada wajah, leher, lengan, dan tangan menjadi
lebih karing dan keriput. Kulit di bagian bawah mata menggembung seperti kantong,
dan lingkaran hitam di bagian ini lebih permanen dan jelas, warna merah kebiruan
sering muncul di sekitar lutut dan di tengah tengkuk.
4. Tubuh menjadi gemuk. Bahu sering kali berbentuk bulat, dan terjadi penggemukan
pada bagian seluruh tubuh yang membuat perut kejihatan menonjol sehingga seseorang
kelihatan lebih pendek.
5. Perubahan otot. Umumnya otot orang yang berusia madya menjadi lembek
mengendur di sekitar dagu, pada lengan bagian atas, dan perut.
7. Perubahan pada gigi. Gigi manjadi cepat menguning dan beberapa orang harus
mengganti gigi mereka dengan gigi palsu.
8. Perubahan pada mata. Mata kelihatan kurang bersinar dari pada nereka ketikamasih
muda, dan cenderung mengeluarkan kotoran mata yang menumpuk di sudut mata.
Tahap dewasa akhir (lansia) berkisar umur 60 tahun ke atas. Proses penuaan berarti
menurunnya daya tahan fisik, menurut kartari (1993) lanjut usia disebabkan oleh
meningkatnya usia, sehingga terjadi perubahan struktur dan fungsi sel, jaringan serta
sistem organ. Departemen kesehatan RI menyatakan bahwa menjadi tua ditandai
dengan kemunduran biologis yang terlihat dari gejala kemunduran fisik, antara lain:
a. Kulit mulai mengendur dam pada wajah timbul keriput serta garis-garis
yang menetap
b. Rambut beruban
c. Gigi mulai tanggal
d. Penglihatan dan pendengaran mulai berkurang
e. Mulai lelah
f. Gerakan menjadi lamban dan kurang lincah
g. Kerampingan tubuh menghilang, terjadi timbunan lemak terutama di
bagian perut dan pinggul. Kulit mereka yang sudah menua menjadi
memucat dan kurang elastis, dan seiring dengan mengkerutnya lemak dan
otot, kulit tersebut bisa jadi mengkerut. Pembengkakan pembuluh darah
dikaki menjadi hal yang umum.
h. Rambut dikepala menjadi putih dan menjadi semakin tipis, dan rambut
menjadi semakin jarang.
i. Orang dewasa yang lebih tua menjadi lebih pendek seiring dengan
melemahnya tulang vertebrae, dan postur bungkuk manjadikan mereka
semakin kecil.
j. Penipisan tulang dapat menyebabkan “dowager hump” pada belakang
leher, terutama bagi wanita dengan osteoporosis. Selain itu, komposisi
kimia tulang juga berubah, menciptakan resiko keretakan yang lebih
besar.
k. Perubahan Organis dan Sistematis Perubahan dalam fungsi organis dan
sistematis sangat bervariasi, baik diantara maupun didalam individu.
Sebagian sistem tubuh dan keberfungsian organ menurun, sedangkan
sebagian yang lain tetap sebagaimana adanya, Akan tetapi jantung
menjadi sensitif terhadap penyakit dan kemampuan pencadangan(reserve
capicity) menurun.
l. Penuaan Otak Pada lansia normal dan sehat, perubahan pada otak
biasanya bersifat rendah dan hanya membuat sedikit perbedaan ( kemper,
1994 ). Setelah usia 30 tahun, otak kehilangan beratnya, pertama- tama
sedikit, kemudian menjadi lebih cepat. Sehingga, pada usia 90 tahun, otak
kehilangan 10 % dari beratnya.
m. Fungsi Sensoris dan Psikomotoris Penglihatan
Terdapat banyak lansia yang kesulitan melihat warna atau melakukan
aktivitas sehari- hari seperti membaca, menjahit, berbelanja, dan
memasak. Sebagian besar manusia dewasa pada tahap ini mengalami
kerusakan visual (termasuk kebutaan) disebabkan oleh katarak (terdapat
bagian berkabut atau buram di sekeliling lensa mata, yang menyebabkan
pengaburan pandangan), degenerasi moskular yang berhubungan dengan
usia (retina secara gradual kehilangan kemampuan untuk membedakan
detail yang halus, menjurus kepada penyebab kerusakan mata permanen
pada lansia), glaukoma (kerusakan permanen pada saraf optik yang
disebabkan oleh peningkatan tekanan pada mata.), dan retinopathy
diabetes (komplikasi diabetes yang tidak berkaitan dengan usia).
Selain gangguan visual atau penglihatan, gangguan pendengaran juga
dialami oleh manusia dewasa pada tahap ini. Terdapat 40 % lansia
menderita kehilangan pendengaran, sering kali disebabkan oleh pres-
bycusis, penurunan dalam kemampuan mendengarkan suara bernada
tinggi yang berkaitan dengan usia ( O’Neill et al., 1999).
Kemudian, manusia dewasa pada tahap lansia juga mengalami penurunan
dalam sistem pengecapan dan penciuman. Kehilangan kedua indra ini
dapat merupakan bagian normal dari penuaan, tetapi juga dapat
disebabkan oleh berbagai jenis penyakit dan obat- obatan, pembedahan,
atau keterpaparan terhadap materi beracun di lingkungan. Selain itu dapat,
disebabkan juga oleh olfactory bulb, organ di otak yang bertanggung
jawab terhadap penciuman dan perasa yang rusak.
Terakhir, kekuatan, daya tahan, keseimbangan, dan kecepatan dalam
bereaksi yang dilakukan manusia dewasa pada tahap lansia jauh
berkurang dari yang pernah mereka miliki dan lebih terbatas
kemampuannya, seperti melakukan aktivitas yang mensyaratkan daya
tahan atau membawa beban berat.
Menurut pernyataan di atas, dewasa akhir (lansia) merupakan tahap dimana setiap
manusia akan mengalami penurunan fisik. Oleh karena itu, kesehatan merupakan hal
yang sangat krusial pada masa lansia. Sebagian besar orang tua sehat, terutama jika
mereka mengikuti gaya hidup yang sehat. Sebagian besar memang memillki kondisi
kronis dan ketidakberdayaan fisik biasanya memiliki satu atau lebih kondisi kronis
maupun ketidakberdayaan fisik, tetapi hal ini tidak amat membatasi aktivitas atau
menggangu rutinitas keseharian. Jumlah lansia dengan ketidakberdayaan fisik telah
menurun. Walaupun demikian, lansia membutuhkan lebih banyak perwatan medis
dibandingkan yang lebih muda.
Daftar Pustaka