Anda di halaman 1dari 4

No. Form : FORM.Pudir I.

04
Tgl. Terbit : 15 Sept. 2011
RESUME MATERI PERKULIAHAN Revisi : 00

PRODI D-IV (SARJANA TERAPAN) KEBIDANAN SAMARINDA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KALIMANTAN TIMUR

MATA KULIAH : PBAK HARI/TANGGAL : KAMIS, 01 JULI 2021


SKS/SEMESTER : 7 WAKTU : 16.00 – 18.00
TINGKAT/KELA : ALIH JENJANG KUBAR DOSEN PENGAJAR : Ns. YESSI
S CHRISTIANTO, S.Kep

Pokok Bahasan

Upaya Pemberantasan Korupsi

Mengapa korupsi timbul dan berkembang demikian masif di sebuah negara ? Sulit untuk dibereskan
karena tidaklah sederhana Korupsi di Indonesia menempel pada semua aspek atau bidang kehidupan
masyarakat. Dimanapun dan sampai pada tingkatan tertentu, korupsi akan selalu ada dalam suatu
negara atau masyarakat. Strategi pemberantasan harus disesuaikan dengan konteks masyarakat
maupun organisasi yang dituju.

Upaya penindakan dalam pemberantasan korupsi adalah upaya penindakan dalam perwujudan dari
strategi represif. Upaya penindakan merupakan perwujudan dari strategi represif. Upaya represif yaitu
upaya penanganan yang menitik beratkan pada sifat penumpasan setelah kejahatan korupsi terjadi
Diharapkan dapat memberikan efek jera

Strategi pemberantasan korupsi bukan hal yang sederhana, oleh karena itu perlu disesuaikan dengan
konteks masyarakat dan organisasi yang ditangani serta karakteristik pihak terkait dan lingkungannya.
Terdapat 6 (enam) strategi nasional yang telah dirumuskan, sementara Komisi Pemberantasan Korupsi
mengelompokkannya menjadi 3 (tiga) strategi yaitu :
1. Penindakan (represif)
2. Perbaikan system
3. Edukasi dan kampanye.

Upaya penindakan merupakan upaya represif yang menitikberatkan pada penumpasan setelah tindak
pidana korupsi terjadi.Ada 5 (lima) langkah dalamupaya penindakan yaitu:
1. Penanganan laporan pengaduan,
2. penyelidikan,
3. penyidikan,
4. penuntutan
5. pelaksanaan putusan.

Upaya pencegahan korupsi ditujukan untuk mempersempit peluang terjadinya tindak pidana korupsi
pada tatanan kepemerintahan dan masyarakat.
Upaya pencegahan mencakup :
1. Pembentukan lembaga lembaga anti korupsi,
2. pencegahan korupsi di sektor publik,
3. pencegahan sosial dan pemberdayaan masyarakat,
4. pembuatan instrumen hukum,
5. monitoring dan evaluasi.

Kerjasama internasional sangat penting untuk mengembangkan strategi global melawan korupsi melalui
pembuatan kebijakan pencegahan korupsitingkat internasional yang wajib dipatuhi setiap negara.
Nilai-nilai dan Prinsip-prinsip Anti Korupsi

Nilai-nilai antikorupsi harus dimiliki oleh setiap individu untuk menghindari munculnya faktor internal.
Sedangkan untuk mencegah faktor eksternal, selain memiliki nilai-nilai antikorupsi, setiap individu juga
harus memahami dengan mendalam prinsip-prinsip antikorupsi

Nilai-nilai antikorupsi meliputi :


1. jujur
2. Disiplin
3. Tanggung jawab
4. Adil
5. Berani
6. Peduli
7. Kerja keras
8. Sederhana
9. Mandiri

Prinsip-prinsip antikorupsi :
1. Akuntabilitas
2. Transparansi
3. Kewajaran
4. Kebijakan antikorupsi
5. Kontrol kebijakan
PEMERINTAH YANG BAIK & BERSIH
(CLEAN AND GOOD GOVERNANCE )

Proses pengambilan keputusan di berbagai level pemerintahan & Proses bagaimana keputusan tersebut
dilaksanakan atau tidak dilaksanakan

Prinsip-prinsip Good Governance menurut United Nations Development Program (UNDP) :


1. Partisipasi (Participation)
Syarat utama warga negara dalam berpartisipasi :
a. ada rasa kesukarelaan dan tanpa paksaaan;
b. ada keterlibatan secara emosional;
c. memperoleh manfaat, secara langsung dan tidak langsung dari keterlibatannya.
2. Penegakan Hukum (Rule of Law);
Membangun sistem hukum yang sehat, baik perangkat lunaknya (software),perangkat keras
(hardware) maupun sumber daya manusianya (humanware)
3. Transparansi (Transparancy);
Keterbukaan mencakup semua aspek aktivitas yang menyangkut kepentingan publik, mulai dari
proses pengambilan keputusan, penggunaan dana publik sampai pada tahapan evaluasi.

4. Daya Tanggap (Responsiveness);


Sektor publik selama ini dianggap tertutup,arogan dan berorientasi pada kekuasaan.
5. Berorientasi pada konsensus (Consensus Orientation);
Dalam pengambilan keputusan lebih menitikberatkan konsensus . Musyawarah merupakan proses,
sedangkan mufakat merupakan hasil.
6. Keadilan/kesetaraan (Equity)
Setiap warga negara memiliki kesempatan yang sama untuk memperoleh kesejahteraan, walaupun
kemampuan individu berlainan namun sektor publik harus berperan agar kesejahteraan dan
keadilan seiring sejalan.
7. Keefektifan dan Efisiensi (Effectiveness & Efficiency);
Perlunya kompetisi untuk menciptakan keefektifan dan efisiensi pada sektor publik.
8. Akuntabilitas (Accountability)
Pertanggungjawaban setiap aktivitas menyeluruh kepada publik/masyarakat luas, disamping kepada
atasan.
9. Visi Strategis (Strategic Vision)
Perlunya visi jangka pendek (short-term vision) dan visi jangka panjang (long-term vision).

Reformasi Birokrasi pada dasarnya adalah proses menata-ulang, mengubah, memperbaiki, dan
menyempurnakan birokrasi agar menjadi lebih baik (profesional, bersih, efisien, efektif, dan produktif).

6 Strategi Nasional (Stranas) Pencegahan & Pemberantasan Korupsi Perpres N0.55 Tahun 2012 :
1. Melaksanakan upaya-upaya pencegahan
2. Melaksanakan langkah-langkah strategis dibidang penegakan hukum
3. Melaksanakan upaya-upaya harmonisasi penyusunan peraturan perundang undangan di bidang
pemberantasan korupsi & sektor terkait lainnya
4. Melaksanakan kerjasama internasional & penyelamatan asset hasil Tipikor
5. Meningkatkan upaya pendidikan & Budaya anti korupsi
6. Meningkatkan koordinasi dlm rangka mekanisme pelaporan pelaksanaan upaya pemberantasan
korupsi

SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PEMERINTAH (SPIP) PP 60 TAHUN 2008


SPI adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh
pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan
organisasi melalui :
1. Kegiatan yang efektif dan efisien
2. Keandalan pelaporan keuangan
3. Pengamanan aset negara, dan
4. Ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.
Tindak Pidana Korupsi

Tindak pidana korupsi adalah suatu tindak pidana yg dengan manipulasi dan perbuatan-perbuatan
melawan hukum yang merugikan atau dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara,
merugikan kesejahteraan atau kepentingan rakyat/umum.

SEJARAH PEMBERANTASAN KORUPSI DI INDONESIA


1. PRA KEMERDEKAAN
 Masa kerajaan
 Masa kolonial belanda

2. PASCA KEMERDEKAAN
 Orde lama
 Orde baru
 Reformasi

Lembaga Penegak Hukum Dalam Pemberantasan Korupsi


1. Kepolisian ;
2. Kejaksaan ;
3. Komisi Pemberantasan Korupsi;
4. Pengadilan Tipikor

TINDAK PIDANA KORUPSI DALAM PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA


 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1971 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi;
 Undang-undang Nomor 11 Tahun 1980 Tentang Pidana Suap;
 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih, Bebas
Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;
 Undang-undang No 31 tahun 1999, diubah dengan nomor 20 tahun 2001 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi;
 Instruksi Presiden No 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi;
 Instruksi Presiden No 2 Tahun 2014 tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun
2014.

7 kelompok tindak pidana korupsi


1. Kerugian uang Negara
2. Suap menyuap
3. Penggelapan dalam jabatan
4. Pemerasan
5. Perbuatan curang
6. Benturan kepentingan dalam pengadaan
7. Gratifikasi

Samarinda, .................................
Mengetahui
Koordinator Mata Kuliah, Dosen Pengajar,

(.................................................) (...........................................)
NIP NIP.

Anda mungkin juga menyukai