Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu perkembangan dalam perkembangan individu adalah masa dewasa, dan
dalam masa perkembangan dewasa, dibagi menjadi tiga bagian yaitu masa dewasa awal,
masa dewasa tengah, dan masa dewasa akhir.

Dewasa awal adalah masa peralihan dari masa remaja. Masa remaja yang ditandai
dengan pencarian identitas diri, pada masa dewasa awal, identitas diri ini didapat sedikit-demi
sedikit sesuai dengan umur kronologis dan mental ege-nya. Berbagai masalah juga muncul
dengan bertambahnya umur pada masa dewasa awal. Dewasa awal adalah masa peralihan
dari ketergantungan kemasa mandiri, baik dari segi ekonomi, kebebasan menentukan diri
sendiri, dan pandangan tentang masa depan sudah lebih realistis.

Erickson (dalam Monks, Knoers & Haditono, 2001) mengatakan bahwa seseorang
yang digolongkan dalam usia dewasa awal berada dalam tahap hubungan hangat, dekat dan
komunikatif dengan atau tidak melibatkan kontak seksual. Bila gagal dalam bentuk keintiman
maka ia akan mengalami apa yang disebut isolasi (merasa tersisihkan dari orang lain,
kesepian, menyalahkan diri karena berbeda dengan orang lain).
Hurlock (1990) mengatakan bahwa dewasa awal dimulai pada umur 18 tahun samapi
kira-kira umur 40 tahun, saat perubahan-perubahan fisik dan psikologis yang menyertai
berkurangnya kemampuan reproduktif.

Secara umum, mereka yang tergolong dewasa muda (young ) ialah mereka yang
berusia 20-40 tahun. Menurut seorang ahli psikologi perkembangan, Santrock (1999), orang
dewasa muda termasuk masa transisi, baik transisi secara fisik (physically trantition) transisi
secara intelektual (cognitive trantition), serta transisi peran sosial (social role trantition),
Transisi secara pekerjaan, transisi secara pendidikan.

1.2 Rumusan Masalah


a. Bagaimana perkembangan fisik yang terjadi pada dewasa awal ?
b. Bagaimana perkembangan kognitif yang terjadi pada dewasa awal ?
c. Bagaimana perkembangan sosial yang terjadi pada dewasa awal ?
d. Bagaimana masa perkejaan pada dewasa awal ?
e. Bagaimana masa pekerjaan pada dewasa awal ?
1.3 Maksud dan tujuan
a. Mengerti tentang perkembangan fisik yang terjadi pada dewasa awal.
b. Mengerti tentang perkembangan kognitif yang terjadi pada dewasa awal.
c. Mengerti tentang perkembangan sosial yang terjadi pada dewasa awal.
d. Mengerti tentang masa pekerjaan pada dewasa awal.
e. Mengerti tentang masa pendidikan pada dewasa awal.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Perkembangan Fisik

Puncak dan penurunan kemampuan fisik, status fisik puncak dicapai pada umur 19-
30 tahun, terutama pada umur 19 dan 26 tahun. Kesehatan juga mencapai puncaknya pada
masa-masa tersebut. Ada bahaya tersembunyi dalam kemampuan fisik dan kesehatan dalam
puncak ini. Kebiasaan yang jelek untuk kesehatan mungkin terbentuk. Menuju bagian akhir
dari masa dewasa awal, pelambatan dan penurunan kondisi fisik mulai tampak.

Kondisi kesehatan kaum muda dapat ditingkatkan dengan mengurangi gaya hidup
yang merusak kesehatan, seperti makan terlalu banyak, dan dengan meningkatkan gaya hidup
yang meningkatkan kesehatan yang mencakup nutrisi yang baik dan olah raga.

A. Nutrisi dan Perilaku Makan


Penyebab kelebihan berat badan adalah kompleks dan melibatkan faktor genetik,
mekanisme fisiologis, kognitif, dan pengaruh lingkungan. Kita telah menjadi populasi yang
semakin kelebihan berat badan, dan program penghilang berat badan akan meningkat. Obat-
obatan tidak efektif mengontrol berat badan dalam jangka panjang. Olah raga adalah salah
satu cara yang paling efektif untuk menghilangkan berat badan, khususnya jika
dikombinasikan dengan konsumsi lemak yang sedikit.

B. Olahraga
Baik olah raga dengan tingkata sedang, maupun intensif menghasilkan efek fisik dan
psikologis yang penting, seperti rendahnya resiko penyakit jantung dan pengurangan
kecerdasan. Para ahli semakin menganjurkan bahwa tingkat olah raga kita harus
menyenangkan.

C. Ketergantungan dan pemulihan


Ketergantungan dan obat-obatan adalah persoalan yang umum pada masyarakat kita
dengan alkoholisme yang makin menonjol. Banyak orang yang menyebut alkoholisme
sebagai suatu penyakit yang implikasinya berarti alkoholisme memiliki sumber penyebab
genetik biologis, tetapi alkoholisme disebabkan oleh beberapa banyak faktor, todak hanya
faktor keturunan saja. Pemulihan dan ketergantungan adalah sangat sulit alcoholics
anonymous adalah kelompok dukungan sosial untuk self help lain.

2.2 Perkembangan Kognitif


1. Fase-Fase Kognitif

Menurut Piaget, dia percaya bahwa seorang remaja dan dewasa berfikir dengan cara
yang sama. Baru pada masa dewasa banyak individu yang mengkonsolidasi pemikiran
operasional mereka, dan banyak ornag dewasa lainny tidak berpikir secara operasional formal
sama sekali. Labouvie-Vief berpendapat bahwa orang dewasa muda memasuki fase
pemikiran yang pragmatis. Terry berteori bahawa bersamaan dengan individu memasuki
masa dewasa, pemikiran mereka lebih relatifistik.

Sudut pandan lain tentang perubahan kognitif pada orang dewasa disampaikan oleh K.
Warner Schaie (1977). Ia percaya bahwa tahap-tahap kognitif piaget menggambarkan
peninngkatan efisiensi dalam pemerolehan informasi yang baru. Namun demikian , seperti
yang dinyatakan schaie, orang dewasa lebih maju dari remaja dalam penggunaan
intelektualitas mereka. Ada beberapa urutan fase-fase kognitif :

a. Fase mencapai presitasi (achieving stage) adalah fase di masa dewasa awal yang
menurut schaie, melibatkan penerapan intelektualitas pada situasi yang memiliki
konsekuensi besar dalam mencapai tujuan jangka panjang, seperti pencapaian karir
dan pengetahuan.
b. Fase tanggung jawab (the responbility stage) adalah fase yang terjadi ketika keluarga
terbentuk dan perhatian diberikan pada keperluan-keperluan pasangan dan keturunan.
c. Fase eksekutif ( the executive stage) adalah fase yang dinyatakan oleh schaie terjadi
di masa dewasa tengah, di mana seseorang bertanggung jawab kepada sistem
kemasyarakatan dan organisasi sosial (pemerintahan atau perusahaan, misalnya).
Dalam fase eksekutif individu membangun pemahaman tentang bagaimana organisasi
sosial bekerja dan berbagi hubungan kompleks yang terlibat di dalamnya.
d. Fase reintegrasif (the reintegrative stage), yang terjadi pada bagian akhir masa
dewasa, adalah fase terakhir yang disebutkan oleh schaie, dimana orang dewasa yang
lebih tua memilih untuk memfokuskan tenaga mereka pada tugas dan kegiatan yang
bermakna bagi mereka.
2. Kreatifitas
Produktifitas tertinggi dari kerja yang hebat tampaknya terjadi di usia 30-an meskipun
jika dihitung produktifitas total, hal itu tergantung pada bidangnya. Hampir 80% sumbangan
kreatif terpenting yakni diselesaikan pada usia 50 tahun. Dalam pendekatan lain, produktifitas
total, bukan hanya karya tertinggi, dari individu yang kreatif dalam bidang seni, sains, dan
humaniora yang menjadi terkenal dalam waktu yag lama (Dennis, 1966).

3. Karier dan Pekerjaan

Teori-teori perkembangan karier:

Tiga teori pokok yang menggambarkan bagaimana cara individu membuat pilihan
menyangkut karier adalah teori perkembangan (Developmental Theory) Ginzberg, teori
konsep diri (self concept thery) Super, dan teori tipe kepribadian ( personality type theory)
Holland.

A. Teori perkembangan ( Developmental Theory) oleh Ginzberg, yang menyebutkan bahwa


individu melalui 3 fase pemilihan karier-fantasi, tentetis, dan realistik. Ginzberg
berpendapat bahwa sampai umur kurang lebih 11 tahun, anak-anak masih dalam berada
fase fantasi dari pemilihan karier. Mulai umur 11-17 tahun remaja berada dalam fase
tentatif dalam pemilihan karier. Periode dari 17-18 tahun menuju awal usia 20-an disebut
Ginzberg fse realistik dari pemilihan karier. Pada fase ini, individu mngeksplorasi lebih
luas karier yang ada, kemudian memfokuska diri pada karier tertentu dan akhirnya
memilih pekerjaan tertentu dalm karier tersebut.
B. Teori konsep diri (Self Concept Theory) adalah pandagan Donnald super, bahwa konsep
diri individu memainkan peran pokok dalam pemilihan karier. Super percaya banyak
perubahan perkembangan dalam konsep diri tentang pekerjaan terjadi pada waktu remaja
dan dewasa muda. Pertama pada usia 14-18 tahun, remaja mengembangkan gagasan
tentang bekerja yang berhubungan dengan konsep diri, global yang sudah mereka miliki,
fase ini disebut fase kristalisasi (crystallization). Antara usia 18-20 tahun, mereka
mempersempit pemilihan karier dan memulai perilaku yang memungkinkkan mereka
memasauki beberapa tipe karier- fase ini disebut fase pengkhususan (spesification).
Antara usia 21-24 tahun, orang dewasa muda menyelesaikan pendidikandan pelatihan
mereka dan memasuki dunia kerja, fase ini disebut implementasi (implementation).
Keputusan untuk memilih dan cocok dalam karier tertentu dibuat antara usia 25 dan 35
tahun- disebut dengan stabilisasi akhirnya setelah usia 30 tahun individu berusaha untuk
memajukan karier dan mencapai posisi status yang lebih tinggi, fase ini disebut
konsolidasi ( conslidation).
C. Teori tipe kepibadian Holland, Teori tipe kepribadian adalah pandangan ahli teori
pekerjaan, John Holland 1973-1987 yaitu bahwa penting membangun keterkaitan atau
kecocokan antara tipe kepribadian individu dan pemilihan karier tertentu. Holland
mengajuka 6 tipe kepribadian dasar yang berhubungan dengan karier: realistik,
investigatif, artistik, sosial, wiraswasta dan konvensional.
a. Realistik, individu yang memiliki minat pekerjaan seperti ini menyukai aktivitas
diluar ruangan dan bekerja dalam kegiatan manual.
b. Investigatif, tipe lebih menyukai mengenai gagasan dari pada orang. Tidak menyukai
hubungan sosial dan meresa terganggu oleh situasi yang sangat emosional, serta
biasanya dipandang oleh orang lain sebagai penyendiri dan sangat cerdas.
c. Artistik. Tipe ini memiliki orientasi kreatif. Individu-individu ini menikmati bekerja
dengan ide-ide dan bahan-bahan untuk mengekspresikan dirinya dengan cara yang
baru.
d. Sosial. Tipe ini orientasi bekerja untuk dan dengan orang lain. Tipe sosial cenderung
memiliki orientasi menolong. Mereka menikmati kegiatan memeliara dan
mengembangkan orang lain, mungkin bekerja mendampingi orang lain yang
menbutuhkan, terutama yang kurang beruntung.
e. Wiraswasta. Tipe lain yang lenih berorientasi pada orang dari pada terhadap hal atau
gagasan adalah tipe wiraswasta.indvidu semacam ini akan cenderung mendominasi
orang lain, terutama ketika mereka ingin mencapai suatu tujuan.
f. Konvensional. Tipe semacam ini biasanya berfungsi paling baik dalam lingkungan
dan pekerjaan yang terstruktur dengan baik dan terlatih dengan pekerjaan yang
memerlukan ketelitian. Individu yang konvensional menyukai bekerja dengan angka
dan mengerjakan tugas-tugas administrasi, tidak suka bekerja dengan ide-ide dan
orang.

2.3 Perkembangan Sosial

PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL
1. Daya Tarik Cinta dan Hubungan Dekat

Apa yang membuat kita tertarik dengan orang lain?. Validasi konsensual memberikan
sebuah penjelasan mengapa seorang individu tertarrik kepada orang yang memiliki kesamaan
dengannya. Sikap dan perilaku kita didukung ketika sikap dan perilaku orang lain sama
dengan kita. Sikap dan perilaku mereka menguatkan sikap dan perilaku kita. Juga karena
orang lain yang tidak mirip, tidak sama dengan kita, dengan demikian lebih tidak dikenali.
Kita mungkin lebh dapat mengontrol orang lain yang sama dengan kita, yang sikap dan
perilakunya dapat kita prediksi. Dan implikasi dari kesamaan adalah kita akan menikmati
interaksi dengan orang lain dalam kegiatan yang saling menguntungkan, dimana sebagian
besar memerlukan pasangan dengan perilaku dan sikap yang sama.

 Wajah cinta
Cinta mengacu pada perilaku manusia yang sangat luas dan kompleks. Klasifikasi yang
umum menggambarkan beberapa bentuk cinta: persahabatan, cinta yang romantis/bergairah,
dan cinta yang penuh perasaan/ persahabatan.

 Persahabatan
Persahabatan (friendship) adalah suatu bentuk hubungan dekat yang melibatkan
kenikmatan(kita suka menghabiskan waktu dengan sahabat kita), penerimaan(kita menerima
teman kita tanpa kita mencoba untuk merubahnya), kepercayaan(kita menganggap seorang
teman akan bertindak untuk kepentingan kita yang paling baik), homat(kita berpikir teman
kita membuat keputusan yang baik), saling menolong(kita menolong dan mendukung teman
kita dan sebaliknya), menceritakan rahasia(kita berbagi pengalaman dan hal-hal yang rahasia
dengan seorang teman), mengerti( kita merasa seorang teman sangat memahami kita dan
memahami apa yang kita suka), dan spontanitas(kita merasa bebas untuk menjadi diri sendiri
didepan seorang teman),( davis,1985).

 Cinta yang romantis/bergairah


Cinta yang romantis(romantic love) juga disebut “cinta yang bergairah” atau “eros”, cinta
tersebut memiliki elemen seksual dan kekanak-kanakan, dan sering kali mendominasi bagian
awal suatu hubungan cinta. Peneliti cinta yang terkenal Ellen Berscheid(1988) mengatakan
bahwa cinta romantis inilah yang kita maksudkan “jatuh cinta” dengan seseorang. Cinta yang
romantid adalah hal yang harus kita pahami jika akan mempelajari apa cinta itu
sesungguhnya. Cinta yang romantis mencakup jaringan yang rumit dari emosi-emosi yang
berbeda-ketakutan,kemarahan, gairah seksual, kesenangan, dan kecemburuan.

 Cinta yang penuh perhatian/ afektif


Cinta yang penuh afeksi merupakan lebih dari cinta yang bergairah. Cinta yang seperti ini
juga disebut sebagai cinta yang penuh kebersamaan, adalah tipe cinta yang terjadi saat hasrat
individu untuk berada dekat dengan orang lain dan melibatkan perasaan yang dalam dan
sayang terhadap orang tersebut. Robert J. Sternberg (1988,1993) percaya cinta yang penuh
perasaan terdiri atas 2 tipe cinta, yakni keintiman dan komitmen.

2. Perkawinan dan Keluarga

Siklus kehidupan keluarga:

Meninggalkan rumah dan menjadi orang dewasa yang hidup sendiri


Ini merupakan fase pertama dalam sikus kehidupan keluarga dan melibatkan pelepasan
(launching) adalah proses diman orang muda menjadi orang dewasa dan keluar dari keluarga
asalnya. Keberhasilan yang baik dalam pelepasan memerlukan pisahnya orang dewasa dari
keluarga asalnya tanpa memutuskan ikatan sepenuhnya atau pergi secara reaktif untuk
menemukan bentuk-bentuk pengganti emosional. Periode pelepasan adalah waktu bagi kaum
muda dan orang dewasa muda untuk merumuskan tujuan hidupnya, untuk membangun
identitas, dan menjadi lebih mandiri sebelum bergabung dengan orang lain untuk membentuk
keluarga baru.

 Bergabung menjadi keluarga melalui pernikahan pasangan baru


Pasangan baru ( new couple) adalah fase kedua dari siklus ini, diman 2 individu dari 2
keluarga yang berbeda bersatu untuk membentuksuatu sistem keluarga yang baru. Fase ini
tidak hanya melibatkan satu sistem pernikahan baru, tetapi juga penyusunan kembali
hubungan dengan keluarga jauh dan teman-teman untuk melibatkan pasangan.

 Menjadi orang tua dan keluarga dengan anak


Pada fase ini, orang dewasa dituntut untuk maju satu generasi yang mana harus memberi
kasih sayang kepada generasi yang lebih muda. Disini orang tua mulai menyesuaikan sistem
pernikahan untuk memberi ruang bagi anak mereka, merawat anak, keuangan serta keluarga,
dan menyusun lagi hubungan dengan keluarga jauh dan yang tidak kalah pentingnya yakni
mampu berkomitmen serta memahami peran mereka dalam menyesuaikan perubahan
perkembangan pada anak.

 Keluarga dengan anak remaja


Pada fase keempat ini, keluarga mulai menghadapi perilaku-perilaku anak menreka yang
mana mulai remaja dan yang mana ditandai dengan keinginan anak untuk mendapatkan
otonomi dirinya. Untuk menghindari hal-hal negaif dari perubahn ketika remaja mulai
berotonomi, maka orang tua mulai merubah hubungannya dengan anak untuk mengijinkan
remaja keluar-masuk dari sistem dengan perjanjian batas yang di sepakati. Selain itutugas
orang dewasa pada fase ini yang lain yakni memfokuskan kembali pada masalah pernikahan
dengan usia tengah baya dan karier.

 Keluarga pada kehidupan usia tengah baya


Pada fase ini, inilah saat keluarga mulai melepas anak-anak, memainkan peran penting dalam
menghubungkan antar generasi dan menyesuaikan diri dengan perkembangan perubahan
hidup pada usia tengah baya.

Inti dari fase ini yakni keluarga mampu menerima keluar dan masuknya anggota keluarga
baru ke sistem keluarganya, seperti menantu dan cucu atau pihak keluarga lain.

 Keluarga pada usia lanjut


Fase terakhir ini merupakan fase diman seorang dewasa pensiun dan menjadi kakek-nenek
yang sangat mengubah gaya hidup mereka. Pada masa ini , mereka harus menerima
pergeseran peran antar generasi yang mana mulai menghadapi kurangnya kondisi fisik. Disini
mereka juga berperan dalam mendukung peran generasi tengah. Dalam fase ini pula mereka
harus menghadapi kehilangan pasangan, saudara, sebaya, dan yang lain serta mempersiapkan
diri untuk kematian diri sendiri.

3. Keragaman Gaya Hidup Orang Dewasa

 Orang dewasa yang hidup sendiri


Seperti yang kita tahu, semakin dewasa kita maka akan sering muncul permasalahan-
permasalahan yang bersifat kompleks. Ketika kita menjadi orang dewasa, kita memiliki
sedemikian banyak pilihan contohnya: hidup sendiri atau hidup berpasangan.

Di zaman modern ini, jumlah individu yang memilih untuk hidup sendiri tanpa pasanagan
bertambah. Banyak faktor yang mempengaruhi mereka memilih untuk hidup sendiri,
beberapa diantaranya yakni bahwa pernikahan bukanlah jalan satu-satunya untuk keluar dari
rumah/ pemenuhan seks, dapat mengambil kepustusan secara mandiri, mengatur kepentingan
sendiri, ketersediaan privasi, inti dari semua itu yakni mereka dapat hidup bebas tanpa ada
ikatan.

Namun, berbeda lagi dengan orang dewasa yang meilih utuk menikah dan hidup bersama
pasangan mereka. Dimana mereka saling berbagi dalam keluarga, yang mana adanya
keluarga dalam rumah mereupakan hal yang sangat penting dalam perjalanan hidup mereka
yang memilih pillihan ini.

Berbeda lagi dengan seorang perempuan yang tadinya memilih hidup sendiri. Ketika usia
mereka mulai menginjak 30 tahunan, mereka mulai berfikir ingin mempunyai anak dan ingin
membina keluarga. Namun tampaknya ini berbeda dengan perempuan, laki-laki tidak ingin
menikah cepat-cepat yang mana masih condong mementingkan perkembangan karier mereka.

 Orang dewasa yang bercerai


Perceraian yakni proses berpisahnya sepasang laki-laki dan wanita yang mana telah menikah
dan biasanya dilatar belakangi oleh sesuatu hal. Sekarang perceraian sudah menjadi hal yang
umum dikalangan manapun, tak terkecuali pada kelompok sosial ekonomi yang
rendah.banyak hal-hal yang mendasari adanya perceraian diantaranya kehamilan sebelum
menikah, pernikahan kaum muda dengan tingkat pendidikan yang rendah, penghasilan yang
rendah, perselingkuhan, sudah tidak ada kecocokan dalam tujuan hidup bersama , kekerasan
dalam rumah tangga dan masih banyak lagi hal-hal yang menjadi penyebab sepasang
pasanagan untuk mengakhiri hubungan mereka dengan perceraian.

Dalam perceraian, dapat menimbulkan stres baik itu bagi laki-laki maupun perempuan dan
itu tingkat kemungkinannya sangat tinggi. Kemudian mereaka juga kemungkinan mengalami
gangguan psikiatri,masuk rumah sakit jiwa, depresi klinis, alkoholisme, dan masalah
psikosomatis seperti gangguan tidur, dari pada orang dewasa yang masih dalam hubungan
pernikahan.

4. Keintiman, Kemandirian, dan Gender

Pada masa dewasa ini, sebagian besar dari kita termotivasi dengan tidak hanya pada
keintiman namun juga dengan kemandirian. Keintiman (intimacy) yakni dimana seseorang
dewasa mulai membangun hubungan intim dengan individu lain, apabila proses ini tiddak
terlaksana dengan baik, maka sorang dewasa dapat dikatan “terisolasi” . Di masa ini, kita
juga muali meneukan identitas kita.

Jika seseorang dewasa tidak dapat membangun keintiman dengan individu lain, ini dapat
berbahaya bagi kepribadian individu dewasa itu sendiri. Yang mana seseorang akan menolak,
menagbaikan, atau menyerang orang-orang yang dianggap membuat mereka frustasi.

Kemudian cara orang dewasa dalam interaksi intim menurut psikolog Jokob Orlofsky (1976)
ada 5 gaya yakni

 intim (intimate), yakni individu membentuk dan memelihara satu atau lebih hubungan
cinta yang mendalam dan lama.
 pra-intim (preintimate), yakni individu menunjukan emosi yang bercampur aduk
mengenai komitmen, suatu ambivalensi yang tercermin dalam strategi menawar cinta
tanpa kewajiban atau ikatan yang tahan lama.
 strereotip (stereotype), yakni individu memiliki hubungan artifisial yang cenderung
didominasi oleh ikatan persahabatan dengan orang lain yang berjenis kelamin sama darai
pada yang berjenis kelamin berbeda.
 intim yang semu (pseudointimate) , yakni seseorang individu memelihara attachment
seksual dalam waktu yang lama dengan kadar kedekatan yang sedikit atau tidak dalam.
 menyendiri (isolated), yakni individu menarik diri dari perjumpaan sosial dan memiliki
attachment yang sedikit atau tidak sama sekali dengan individu lain , baik berjenis kelamin
sama atau berbeda.
Selain keintiman, dalan awal masa dewasa mulai tertarik pada kemandirian dan kedewasaan.
Dimana seorang pada awal dewasa muali memtapkan identitas mereka dan mulai
meningkatkan kemandirian dari orang tua , membangun hunbungan intim dengan orang lain
dan juga meningkatkan keintiman persahabatan mereka, pada saat itu idividu mulai
berfikir untuk dirinya sendiri dan melakukan sesuatu tanpa perintah atau sesuai apa yang
dilakukan oleh orang lain. Sehingga pasa masa dewasa awal, mereka harus muali
membangun otonomi yang mana mempengaruhi kematanagan mereka. Namun, jika mereka
tidak dapat mandiri maka pada masa berikutnya , mereka akan kesusahan dalam menjalani
hidup, karena terbiasa tergantung dengan orang lain.

Kemudian berbicara mengenai gender, para pemikir feminis membnagun perspektif baru
yang memusatkan diri pada pengalaman dan perkembangan perempuan. Kekuatan
perempuan khususnya penting dalam hubungan ketertasikan dengan orang lain. Penekanan
yang penting adalah bahwa secara emosional, terkait dengan orang lain yang signifikan,
perempuan dapat meningkatkan kesejahteraan mereka dengan membangun penentuan diri
sendiri yang lebih kuat. Berbeda dengan laki-laki, geraka laki-laki melibatkan tema yang
berbeda, yang mana diantaranya adalh kepercayaan bahwa laki-laki masa kini terlalu lembut.
Corak lain dari pendapat itu yakni bahwa laki-laki perlu menjadi lebih sensitif dan
menghindari kekerasan.

5. Kontinuitas dan Dis-Kontinuitas dari Masa Kanak-Kanak Menuju Masa


Dewasa

Maksud dari ini yakni pertemuan yang umum bahwa semakin kecil interval waktu
yang kita gunakan untuk mengukur karakteristik keprbadian, semakin mirip tampilan
seseorang dari satu pengukuran ke pengukuran berikutnya. Semakin pendek waktu interval
kita mengukur kepribadian, semakin besar kontinuitas hasil yang akan kita tentukan. 20 tahun
pertama adalah penting untuk meramalkan kepribadian orang dewasa, tetapi begitu juga,
pengalaman yang terus berlangsung pada masa-masa dewasa. Sehingga, pendapat bahwa
kepribadian kita sebagai orang dewasa dapat diramalkan sejak usia 5 tahun oleh Sigmund
Freud terpatahkan.
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
DAFTAR PUSTAKA

Santrock, J. W. 2002. Life Span Development: Perkembangan Masa Hidup. Jakarta:


Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai