Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH KONDISI KONDISI DEWASA

AWAL

NAMA : MUHAMMAD FIKRI


AHSAN TAQWIM

DOSEN PENGAMPU : MOCHAMMAD SYAFIQ S.Psi M.pd

FAKULTAS DAKWAH
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING

UNIVERSITAS AGAMA ISLAM INTERNASIONAL


DARULLUGHAH WAD DA’WAH

1
Daftar Isi
BAB I...................................................................................................................................3
PENDAHULUAN..................................................................................................................3
A. LATAR BELAKANG....................................................................................................3
BAB II..................................................................................................................................4
PEMBAHASAN....................................................................................................................4
A. PEMBAHASAN MENGENAI KONDISI DEWASA AWAL..............................................4
1. Perkembangan Fisik dan Seksualitas pada Masa Dewasa Awal..........................4
2. Perkembangan Kognitif Pada Masa Dewasa Awal..............................................7
3. Karir dan Pekerjaan di Masa Dewasa Awal.........................................................8
4. Perkembangan Sosio-Emosional Masa Dewasa Awal.......................................12
BAB III...............................................................................................................................15
KESIMPULAN....................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................16

2
BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Psikologi perkembangan merupakan ilmu yang mempelajari
perkembangan fase kehidupan manusia baik jasmaniah maupun rohaniahnya
ataupun kejiawaan manusia dari sejak lahir hingga akhir hidupnya, dimana
pada setiap fase memiliki ciri-ciri khas tersendiri. Menurut penelitian
ternyata bahwa manusia itu mengalami grafik kehidupan jasmaniah maupun
rohaniah ataupun kejiwaan maksudnya dalam usia muda ataupun sejak usia
kelahiran sampai usia tua dan setiap waktu usia tertentu, terjadi perubahan-
perubahan hidup yang mempunyai ciri-ciri khas tersendiri.
Berdasarkan adanya perubahan-perubahan dan ciri-ciri khas tersendiri
dari usia-usia tertentu tersebut, para psikolog pun mengadakan pembagian
terhadap masa-masa itu dimana setiap ahli mempunyai pembagian-
pembagian yang berbeda, tetapi materi dan peristiwa tersebut pada
hakekatnya adalah sama.
Berdasarkan latar belakang di atas diperolehlah rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana perkembangan fisik dan seksualitas pada masa dewasa
awal?
2. Bagaimana perkembangan kognitif pada masa dewasa awal?
3. Bagaimana karir dan pekerjaan pada masa dewasa awal?
4. Bagaimana perkembangan sosial-emosional pada masa dewasa awal?
5. Apa saja tugas-tugas perkembangan pada masa dewasa awal?

3
BAB II

PEMBAHASAN
A. PEMBAHASAN MENGENAI KONDISI DEWASA AWAL
Masa dewasa awal adalah masa untuk bekerja dan bercinta, terkadang
menyisikan sedikit waktu untuk hal lainnya. Masa dewasa awal merupakan
masa peralihan dari masa remaja menuju masa dewasa. Peralihan dari
ketergantungan ke masa mandiri baik dari ekonomi, kebebasan menentukan
diri, dan pandangan masa depan lebih realistis.
Masa dewasa awal dimulai pada umur 18 tahun sampai kira-kira 40
tahun.1 Masa dewasa awal juga bisa disebut pula dengan istilah “adult” yang
berasal dari kata kerja latin, seperti juga istilah “adolescence- adolescere”
yang berarti tumbuh menjadi kedewasaan. Akan tetapi kata adult berasal dari
bentuk lampau participle dari kata kerja adultus yang berarti “telah tumbuh
menjadi kekuatan dan ukuran yang sempurna” atau “telah menjadi dewasa”.
Oleh karena itu, orang dewasa adalah individu yang telah menyelesaikan
pertumbuhannya dan siap menerima kedudukan dalam masyarakat bersama
dengan orang dewasa lainnya.2 Hal ini jelas berbeda dengan fase-fase
sebelumnya dimana perkembangan fisik misalnya memiliki perubahan yang
sangat signifikan pada seseorang.

1. Perkembangan Fisik dan Seksualitas pada Masa Dewasa Awal


Masa dewasa awal disebut pula dengan masa dimana kondisi fisik
tidak hanya mencapai puncaknya, tetapi juga mulai mengalami
penurunan. Sebagian besar orang, puncak dari kemampuan fisik dicapai
pada usia di bawah 30 tahun, seringkala antara usia 19 dan 26 tahun.
Puncak dari kemampuan fisik ini terjadi bukan hanya pada rata-rata
orang dewasa muda, tetapi juga pada atlet terkenal. Selain itu, seseorang

1
Laura E. Berk, Development Through The Lifespan: Dari Dewasa Awal sampai Menjelang Ajal,
terj. Daryatno, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), Edisi Kelima, hal. 4.
2
Elizabeth B. Hurluck, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Erlangga, 2007), Edisi Kelima, hal.
246.

4
yang berada pada masa dewasa awal juga berada pada kondisi yang
paling sehat. Hanya sedikit orang dewasa muda yang memiliki masa
masalah kesehatan kronis, dan mengalami flu dan masalah pernapasan
yang lebih sedikit dibandingkan ketika masih kanak-kanak. 3 Namun, di
balik itu terdapat beberapa bahaya yang tersembunyi dalam masa puncak
kemampuan dan kesehatan pada masa awal dewasa. Pada saat kaum
dewasa awal dapat menggunakan sumber daya fisik untuk banyak
kesenangan, ditambah kenyataan bahwa seringkali mereka pulih dengan
mudah dari setres fisik dan cedera, menjadikan mereka memaksa tubuh
terlalu jauh. Akibat negative dari penyalahgunaan tubuh seseorang
mungkin tidak terlihat pada permulaan masa dewasa awal, tetapi
nantinya mungkin muncul pada masa dewasa awal lebih lanjut atau
pertengahan masa dewasa.4 Kondisi kesehatan kaum muda dapat
ditingkatkan dengan mengurangi gaya hidup yang merusak kesehatan
seperti makan terlalu banyak atau tidak menjaga pola makan, dan dengan
menerapkan gaya hidup yang meningkatkan kesehatan yang mencakup
nutrisi yang baik dan olah raga.
Selain perkembangan fisik di masa dewasa awal merupakan puncak
dan penurunan kemampuan fisik juga merupakan masa dimana
seksualitas seseorang meningkat.
SEKSUALITAS. Mengumpulkan informasi mengenai sikap dan
perilaku seksual bukan tugas yang mudah. Hal ini karena seksualitas
merupakan hal yang sifatnya privasi oleh kebanyakan orang. Dengan
mengingat catatan tersebut, pada makalah ini akan dikaji beberapa survei
sikap dan perilaku seks pada beberapa titik berbeda pada abad ke-20 dan
21 dengan mempertimbangkan sikap dan perilaku heteroseksual dan
homoseksual, dan beberapa ketidakwajaran lainnya mengenai
seksualitas.

3
Jhon W. Santrock, Life-Span Development: Perkembangan Masa Hidup, terj. Achmad Chusairi,
(Jakarta: Erlangga, 2002), Edisi Kelima, jilid II, hal. 75.
4
Ibid., hal.

5
Sikap dan Perilaku Heteroseksual. Heteroseksual merupakan
penyuka lawan jenis, dimana laki-laki tertarik pada perempuan dan
sebaliknya. Heteroseksual merupakan orientasi seksual yang paling
umum ditemukan. Sikap dan perilaku heteroseksual dari waktu ke waktu
mengalami pergeseran. Dalam sebuah penelitian di Amerika Serikat yang
dilakukan oleh Darling, Kallon, dan Van Deusen pada tahun 1984,
perilaku dan sikap seksual pelajar dari tahun 1900 sampai 1980
menunjukkan dua kecenderungan penting. Pertama, persentase dari kaum
muda yang melakukan hubungan seksual meningkat tajam, dan kedua,
proporsi perempuan yang melaporkan berhubungan seksual meningkat
lebih cepat dari kaum laki-laki meskipun laki-laki lebih sering
berhubungan seksual. Sebelum tahun 1970-an, kurang lebih dua kali lipat
jumlah mahasiswa dibandingkan mahasiswi menyatakan berhubungan
seksual, tetapi sejak tahun 1970 jumlah dari laki-laki dan perempuan
menjadi seimbang. Perubahan ini menunjukkan adanya pergeseran besar
dalam standar yang mengatur perilaku seksual, yaitu perubahan terhadap
standar ganda yang menyatakan bahwa lebih tepat bagi laki-laki daripada
perempuan untuk melakukan hubungan seksual.5
Dalam survei nasional, lebih 2000 orang dewasa di Amerika
Serikat, sebagian besar dari mereka melakukan praktik monogamy serial-
sedikit hubungan yang eksklusif, perkawinan yang setia, diikuti oleh
perceraian dan hubungan tambahan.6

2. Perkembangan Kognitif Pada Masa Dewasa Awal


Piaget percaya bahwa seorang remaja dan dewasa berpikir dengan
cara yang sama. Namun, beberapa ahli perkembangan percaya bahwa
baru pada saat masa dewasalah individu mengatur pemikiran operasional
formal (mampu berpikir abstrak dan logis dengan menggunakan pola
berpikir “kemungkinan/hipotesis”) mereka. Sehingga mereka mungkin
merencanakan dan membuat hipotesis tentang masalah-masalah seperti
5
Ibid., hal. 83.
6
Ibid.

6
remaja, tetapi mereka menjadi lebih sistematis ketika mendekati masalah
sebagai seorang dewasa. Sementara beberapa orang dewasa lebih mampu
menyusun hipotesis daripada remaja dan menurunkan suatu pemecahan
masalah dari satu permasalahan, banyak orang dewasa yang tidak
berpikir dengan cara operasional formal sama sekali.7
William Perry juga mencatat perubahan-perubahan penting tentang
cara berpikir orang dewasa muda yang berbeda dengan remaja. Ia
percaya bahwa remaja sering memandang dunia dalam dualisme pola
polaritas mendasar seperti benar/salah, baik/buruk. Tetapi, pada waktu
kaum muda mulai matang dan memasuki masa dewasa, mereka mulai
menyadari perbedaan pendapat dan berbagai perspektif yang dipegang
orang lain, yang kemudian mengguncang pandangan dualistik mereka.
Pemikiran dualistik mereka digantikan dengan pemikiran beragam, saat
itu individu memahami bahwa orang dewasa tidak selalu memiliki semua
jawaban. Mereka mulai memperluas wilayah pemikiran individualistic
dan mulai percaya bahwa setiap orang memiliki pandangan pribadi
masing-masing serta setiap pendapat yang ada sebaik pendapat lainnya.
Selanjutnya adalah fase tanggung jawab (the responsibility stage)
adalah fase yang terjadi ketika keluarga terbentuk dan perhatian
diberikan pada keperluan-keperluan pasangan dan keturunan. Perluasan
kemampuan kognitif yang sama diperlukan pada saat karir individu
meningkat dan tanggung jawab kepada orang lain muncul dalam
pekerjaan dan komunitas. Fase tanggung jawab sering dimulai pada masa
dewasa awal dan terus berlanjut ke masa dewasa tengah.
Fase eksekutif adalah fase yang dinyatakan oleh Schaie terjadi di
masa dewasa tengah, dimana seseorang bertanggung jawab kepada
system kemasyarakatan dan organisasi sosial (pemerintahan atau
perusahaan). Dalam fase ini, individu membangun pemahaman tentang
bagaimana organisasi sosial bekerja dan berbagi hubungan kompleks
yang terlibat di dalamnya.

7
Fase reintegratif, yang terjadi pada bagian akhir masa dewasa,
dimana orang dewasa yang lebih tua memilih untuk memfokuskan tenaga
mereka pada tugas dan kegiatan yang bermakna bagi mereka. Pada masa
dewasa akhir, kebutuhan untuk mencari pengetahuan lebih lanjut
menurun. Secara ringkas,
Adapun titik pada perkembangan orang dewasa dimana
kreatativitas memuncak berbeda dari satu disiplin dengan disiplin
lainnya.8 Selanjutnya, tidak tepat pula untuk menyimpulkan bahwa
terjadi penurunan secara linier pada kreativitas selama tahun-tahun masa
dewasa. Hal ini sebagaimana kita saksikan saat ini, terus terjadi
pergeseran-pergesaran termasuk yang berkaitan dengan temuan-temuan
terbaru mengenai perkembangan kognitif dan kreativitas dan
produktivitas seseorang.

3. Karir dan Pekerjaan di Masa Dewasa Awal


Masa dewasa awal merupakan masa dimana seseorang mulai
mencari dan meniti karir. Pada point ini, pembahasan tidak hanya fokus
pada karir dan pekerjaan, namun bagaimana situasi perempuan dan laki-
laki kaitannya dengan karir dewasa ini, juga menyinggung tentang
perempuan dengan karir serta pernikahannya atau perannya sebagai ibu
secara sekilas.
Terdapat beberapa teori yang menggambarkan bagaimana cara
individu membuat pilihan menyangkut karir. Adapun teori-teori tersebut
adalah teori perkembangan Eli Ginzberg, teori konsep diri Super, dan
teori kepribadian Holland.
a. Teori Perkembangan Ginzberg
Menurut teori perkembangan dari pemilihan karir
(developmental theory of career choice) adalah pandangan Eli
Ginzberg yang menyebutkan bahwa individu dalam pemilihan karir

8
melalui tiga fase, yaitu: fantasi, tentatif, dan realistik. 9 Ginzberg
berpendapat bahwa sampai umur kurang dari 11 tahun, anak-anak
masih berada pada fase fantasi dari pemilihan karir. Oleh karena itu,
tidak jarang kita temukan anak kecil jika ditanyakan akan menjadi
apa ketika dewasa, mereka mungkin akan menjawab ingin menjadi
“dokter”, “polisi”, “pahlawan”, dan bahkan tidak jarang memiliki
satu keinginan. Pada masa anak-anak, masa depan tampaknya
memiliki kesempatan yang tak terbatas. Mulai umur 11 sampai 17
tahun, remaja berada pada fase tentatif dalam pemilihan karir. Fase
ini merupakan transisi dari fase fantasi menuju pengambilan
keputusan yang realistik pada masa dewasa muda. Ia percaya bahwa
remaja mengalami kemajuan dari menilai minat mereka, kemampuan
mereka, dan menilai nilai-nilai mereka. Periode dari 17-18 tahun
menuju awal usia 20-an disebutnya sebagai fase realistik. Pada fase
ini, individu mengeksplorasi lebih luas karir yang ada, kemudian
memfokuskan diri pada karir tertentu.
Teori Ginzberg ini mendapat beberapa kritikan seperti data
yang dikumpulkan hanya berasal dari anak muda kelas menengah
yang mungkin memiliki lebih banyak pilihan karir yang terbuka bagi
mereka. Kemudian, sebagaimana teori-teori psikologi perkembangan
lainnya, kerangka waktunya sangat kaku. Lebih lanjut, teori
Ginzberg tidak membahas masalah perbedaan individu yaitu bahwa
sebagian orang lebih awal dari apa yang disebutkan oleh Ginzberg di
atas dalam mengambil keputusan yang matang tentang karir. Tidak
semua anak juga memiliki fantasi karir. Hal ini sebagaimana dalam
teorinya yang telah diperbaiki bahwa individu dari kelas sosial
ekonomi rendah tidak memiliki pilihan sebanyak individu dari kelas
menengah.10
b. Teori Konsep Diri Super
9
Jhon W. Santrock, Life-Span Development: Perkembangan Masa Hidup, terj. Achmad Chusairi,
(Jakarta: Erlangga, 2002), Edisi Kelima, jilid II, hal. 94.
10
Ibid.

9
Teori konsep diri tentang karir (the career self-concept theory)
adalah pandangan Donald Super bahwa konsep diri individu
memainkan peran pokok dalam pemilihan karir. Super percaya
banyak perubahan perkembangan dalam konsep diri tentang
pekerjaan terjadi pada waktu remaja dan dewasa muda. Sama seperti
Ginzberg, Super juga membagi fase-fase dalam pengambilan karir.
Pertama, fase kristalisasi (crystalilization), dimana pada usia 14
sampai 18 tahun remaja mengembangkan gagasan tentang bekerja
yang berhubungan dengan konsep diri global yang sudah mereka
miliki. Kedua, fase pengkhususan (specification) yakni antara usia
18-22 tahun, mereka mempersempit pemilihan karir dan memulai
perilaku yang memungkinkan mereka memasuki beberapa tipe karir.
Ketiga, fase implementasi (implementation) antara usia 21 dan 24
tahun, orang dewasa muda menyelesaikan pendidikan pendidikan
dan pelatihan mereka dan memasuki dunia kerja. Keempat, fase
stabilisasi (stabilization) yakni keputusan untuk memilih dan cocok
dengan karir tertentu dibuat antara usia 25 dan 35 tahun. Akhirnya
setelah 35 tahun, individu berusaha memajukan karir dan mencapai
posisi yang statusnya lebih tinggi, fase ini disebut dengan fase
konsolidasi (consolidation). Rentang usia hendaknya dianggap lebih
sebagai perkiraan bukan suatu yang bersifat kaku. Super percaya
bahwa eksplorasi karir pada masa remaja adalah unsur kunci untuk
konsep diri tentang karir pada remaja.11
Menyinggung soal pentingnya eksplorasi karir di atas terutama
pada remaja dan dewasa awal, Moh Khoerul Anwar dalam
tulisannya yang berjudul “Model Eksplorasi Karir sebagai Upaya
Persiapan Karir Siswa dalam Menghadapi Asean Global”
menjelaskan bahwa terdapat beberapa tahap dalam eksplorasi karir,
Pusat Eksplorasi Karir di Cornell University menyatakan diantaranya
adalah: Langkah pertama, memahami diri dan menilai diri.

11
Ibid.

10
Mengetahui tentang diri sendiri adalah dasar dari pengambilan
keputusan karir. Apa minat, keterampilan, nilai-nilai Anda? Apa yang
penting untuk Anda tentang pekerjaan Anda? Apa ciri-ciri pribadi
Anda dan karakteristik?. Langkah kedua, mengumpulkan informasi
tentang karir. Belajar tentang karir, jenis pekerjaan, persyaratan
pendidikan, dan fungsi pekerjaan yang penting dalam memahami
karier yang sesuai dengan minat dan tujuan. Langkah ketiga,
integrasi. Langkah ini mengharuskan Anda untuk mengambil apa
yang Anda ketahui tentang diri Anda dan satukan itu bersama-sama
dengan realitas dunia kerja. Anda mulai mengevaluasi pilihan karir
yang praktis untuk Anda. Beberapa langkah ini yang menjadi pijakan
dalam menyusun sebuah model eksplorasi karir. Dengan adanya
langkah yang sistematis dan struktural, siswa diharapkan mampu
mengenal dirinya dan dunia kerjanya sehingga ia mampu bersaing
dalam menghadapi AFTA. Selain itu, siswa akan percaya diri dan
siswa memiliki efficacy diri yang baik dalam menghadapi
lingkungan kerjanya.12 Siswa disini dapat kita tujukan pada remaja
dan dewasa awal sebagaimana penjelasan fase-fase di atas.
Gambaran nyata tentang pekerjaan di masa dewasa. Individu
di masa dewasa biasanya akan melewati siklus pekerjaan yang terdiri dari
empat fase yakni: seleksi dan masuk kerja, penyesuaian diri,
pemeliharaan, dan pensiun.13 Tapi siklus ini biasanya berlaku bagi
individu yang bekerja dalam satu gerak yang teratur (karir), berbeda
dengan bekerja seperti yang kita temukan dewasa ini seperti kerja paruh
waktu, membuka bisnis sendiri, dan sebagainya.
Selain teori-teori perkembangan karir di atas. Pada tema ini,
penting pula membahas tentang bagaimana laki-laki dan perempuan
kaitannya dengan pekerjaan atau karir mereka.

12
Moh Khoerul Anwar, “Model Eksplorasi Karir sebagai Upaya Persiapan Karir Siswa dalam
Menghadapi Asean Global”, dalam jurnal Program Studi Bimbingan dan Konseling Islam,
Universitas Islam Negeri Sunan kalijaga Yogyakarta, Vol. 3 No. 1, (Januari-Juni 2017), hal. 54-55.
13
Ibid., hal. 96.

11
4. Perkembangan Sosio-Emosional Masa Dewasa Awal

Selama masa dewasa, dunia sosial dan personal dari individu


menjadi lebih luas dan kompleks dibandingkan dengan masa-masa
sebelumnya. Pada masa ini, individu memasuki peran kehidupan yang
lebih luas. Pola dan tingkah laku sosial orang dewasa berbeda dalam
beberapa hal dari orang yang lebih muda. Perbedaan-perbedaan tersebut
tidak disebabkan oleh perubahan fisik dan kognitif yang berkaitan
dengan penuaan tetapi lebih disebabkan oleh peristiwa-peristiwa
kehidupan yang dihubungkan dengan keluarga dan pekerjaan. Selama
periode ini orang melibatkan diri secara khusus dalam karir, pernikahan,
dan hidup berkeluarga.14
Perkembangan sosio-emosional di masa dewasa awal lebih
ditekankan pada cinta atau hubungan dekat, pernikahan dan keluarga, dan
keragaman gaya hidup orang dewasa terutama mereka yang memilih
sendirian dan bercerai.
Cinta. Pada hakikatnya, masa dewasa awal masa seseorang mulai
merasa kesepian, dorongan seksual pun terus semakin meningkat, hingga
kemudian individu baik laki-laki maupun perempuan biasanya untuk
memutuskan untuk menikah. Menyinggung sekilas mengenai cinta, teori
Stenberg “teori tringular (the triangular theory of love) menyatakan
bahwa cinta memiliki tiga bentuk utama, yaitu: gairah, keintiman, dan
komitmen.15 Gairah adalah daya tarik fisik dan seksual pada pasangan.
Keintiman adalah perasaan emosional tentang kehangatan, kedekatan,
dan berbagi dalam hubungan. Komitmen adalah penilaian kognitif kita
atas hubungan dan niat kita untuk mempertahankan hubungan bahkan
ketika menghadapi masalah.
Pernikahan dan Keluarga. Ketika individu memutuskan untuk
menikah dan berkeluarga, maka terdapat fase-fase siklus kehidupan

14
Desmita, Psikologi Perkembangan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), 242.
15
Jhon W. Santrock, Life-Span Development: Perkembangan Masa Hidup, terj. Achmad Chusairi,
(Jakarta: Erlangga, 2002), Edisi Kelima, jilid II, hal. 112.

12
keluarga yang akan dilalui, mencakup: a. Meninggalkan rumah dan
menjadi orang dewasa yang hidup sendiri. Ini merupakan fase pertama
dalam siklus kehidupan keluarga dan melibatkan pelepasan. Pelepasan
adalah proses dimana orang muda menjadi dewasa dan keluar dari
keluarga asalnya, b. Bergabung menjadi keluarga melalui pernikahan
pasangan baru. Pasangan baru adalah fase kedua dari siklus kehidupan
keluarga, dimana dua individu dari dua keluarga yang berbeda bersatu
untuk membentuk satu sistem keluarga yang baru, c. Menjadi orang tua
dan keluarga dengan anak. Ini adalah fase ketiga dimana fase ini
menuntut orang dewasa untuk maju satu generasi dan menjadi pemberi
kasih sayang untuk generasi yang lebih muda, d. Keluarga dengan anak
remaja, adalah fase keempat dalam kehidupan keluarga. Remaja adalah
masa perkembangan dimana individu mendesak untuk memperoleh
otonomi dan berusaha mengembangkan identitas diri, e. Keluarga pada
kehidupan usia tengah baya. Ini adalah fase kelima dalam siklus
kehidupan keluarga. Ini adalah saat melepaskan anak-anak, memainkan
peran penting dalam menghubungkan antargenerasi, dan menyesuaikan
diri dengan perkembangan perubahan hidup pada usia tengah baya, f.
Keluarga pada kehidupan usia lanjut, adalah fase keenam dan terakhir
dalam siklus kehidupan keluarga. Pensiun mengubah gaya hidup sebuah
pasangan yang memerlukan penyesuaian diri.16

16
Ibid., hal. 114-116.

13
BAB III

KESIMPULAN
Perkembangan fisik pada masa dewasa awal merupakan puncak dan
turunnya kemampuan fisik, sedangkan seksualitas mengalami peningkatan
dan merupakan masa produktif untuk reproduksi. Namun, seksualitas pada
masa ini memiliki beberapa kecenderungan yakni heteroseksual,
homoseksual, dan biseksual.
Perkembangan kognitif pada masa dewasa awal dipercaya bahwa baru
pada masa dewasa banyak individu mengkonsolidasi pemikiran operasional
mereka, dan banyak yang dewasa lainnya tidak berfikir dengan cara
operasional formal sama sekali. Labouvie-vief berpendapat bahwa orang
dewasa muda memasuki fase pemikiran yang pragmatis. Perry berteori bahwa
bersamaan dengan individu memasuki masa dewasa, pemikiran mereka lebih
relatifistik. Adapun Schaie mengajukan urutan fase-fase kognitif, yakni:
pengambilan, pencapaian, tanggung jawab, eksekutif, dan reintegratif.
Sedangkan kreativitas atau produktivitas tertinggi dari kerja yang hebat
tampaknya terjadi di usia tiga puluhan, meskipun jika dihitung produktifitas
total, hal itu tergantung pada bidangnya.
Masa dewasa awal juga disebut sebagai masa untuk bekerja atau karir.
Dimana individu mulai menentukan karirnya. Terdapat beberapa teori yang
menjelaskan tentang teori perkembangan karir yakni: pertama, teori
perkembangan Ginzberg yang menyebutkan bahwa individu dalam pemilihan
karir melalui tiga fase, yaitu: fantasi, tentatif, dan realistik. Kedua, teori
konsep diri Super yang membagi menjadi beberapa fase dalam pengambilan
karir, yaitu: fase kristalisasi, fase pengkhususan, fase implementasi, fase
stabilisasi, dan fase konsolidasi.
Perkembangan sosio-emosional pada masa dewasa awal lebih
ditekankan pada masa bercinta yang didorong oleh faktor gairah seksual yang
meningkat dan perasaan akan kesepian dan membutuhkan orang lain,

14
pernikahan dan keluarga, kemudian beberapa keragaman gaya hidup orang
dewasa termasuk memilih untuk hidup sendiri dan bercerai.

DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Moh Khoerul, “Model Eksplorasi Karir sebagai Upaya Persiapan Karir
Siswa dalam Menghadapi Asean Global”, jurnal Program Studi Bimbingan dan
Konseling Islam, Universitas Islam Negeri Sunan kalijaga Yogyakarta,
2017.

Berk, Laura E., Development Through The Lifespan: Dari Dewasa Awal sampai
Menjelang Ajal, penerjemah: Daryatno, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012,
Edisi Kelima.

Desmita, Psikologi Perkembangan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008.

Hulukati, Wenny dan Moh. Rizki Djibran, “Analisis Tugas Perkembangan


Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo”, jurnal
Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo, 2018.

Hurluck, Elizabeth B, Psikologi Perkembangan, Jakarta: Erlangga, 2007, Edisi


Kelima.

Masmuri dan Syamsul Kurniawan. Penyimpangan Seksual: Sebuah Interpretasi


Teologi, Psikologi dan Pendidikan Islam.

Oetomo, Dede dan Khanis Suvianita, Hidup sebagai LGBT di Asia: Laporan
Nasional Indonesia (Tinjauan dan Analisa Partisipatif tentang Lingkungan
Hukum dan Sosial bagi Orang dan Masyarakat Madani Lesbian, Gay,
Biseksual, dan Transgender (LGBT)).

Putri, Siska Adinda Prabowo, “Karir Dan Pekerjaan Di Masa Dewasa Awal Dan
Dewasa Madya”, Majalah Ilmiah INFORMATIKA Vol. 3 No. 3, Sept.
2012.

Rohman, Ma’mun, “Perceraian Dini di Yogyakarta”, Tesis, Fakultas Pascasarjana


Hukum Islam UIN Sunan Kalijaga, 2017.

Santrock, Jhon W., Life-Span Development: Perkembangan Masa Hidup,


penerjemah: Achmad Chusairi, Jakarta: Erlangga, 2002, Edisi Kelima, Jilid II.

15
16

Anda mungkin juga menyukai