Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

REMAJA YANG DEWASA SEBELUM WAKTUNYA

DOSEN PEMBIMBING:
Aliffia Ananta, S.Psi., M.Psi., Psi

DISUSUN OLEH :
Adam Aliem Putra W. 1512200214
Retno Larasati Widi M. 1512200221
Giadisca Wivaciella S. 1512200224
Safitri Wahyu Rahmadani 1512200241
Faris Eka Putra W. 1512200242
Feni Fredika 1512200262
Nabila Octaviola R. 1512200265

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA


FAKULTAS PSIKOLOGI
PRODI PSIKOLOGI
TAHUN AJARAN 2022-2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT.Karena limpahan rahmat-Nya makalah ini dapat
diselesaikan dengan tepat waktu. Penulisan makalah yang berjudul “Isu-isu Biopsikologi” ini
merupakan tugas kelompok yang pertama, ditujukan agar masing-masing anggota dapat bekerja
sama dengan baik dan dapat memahami materi dengan tepat.

Penulisan makalah ini tidak luput dari kekurangan-kekurangan.Hal ini desebabkan karena
keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki.Oleh karena itu, kritik sangat diperlukan
agar tiap-tiap anggota kelompok dapat mempelajari setiap kesalahan saat penulisan makalah.Kritik
dan saran sangat diterima dengan senang hati demi penulisan makalah yang lebih baik.

Makalah ini dapat terselesaikan berkat adanya kerja sama yang baik antar anggota kelompok,
serta adanya bimbingan dan dukungan dari ibu Aliffia Ananta, S.Psi., M.Psi., Psi selaku dosen
pembimbing mata kuliah Biopsikologi. Oleh karena itu, ucapan terimakasih sepantasnya diberikan
kepada ibu dosen pembimbing mata kuliah Biopsikologi.Semoga makalah yang masih perlu
banyak perbaikan ini ada manfaatnya.

Surabaya, 12 Sepetember 2022

Penulis
DAFTAR ISI

JUDUL MAKALAH …………………………………………………………………………….


KATA PENGANTAR ……………………………………..…………………………………….
DAFTAR ISI……………………………………..………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ……………………………………………………………………………
B. Rumusan Masalah ………………………………………………………………………...
C. Tujuan …………………………………………………………………………………….

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Isu Dalam Biopsikologi……………………………………………………….
B. Pengertian Remaja Ditinjau Dari Beberapa Prespektif …………………………………..
C. Penelitian Isu : Remaja yang Dewasa Sebelum Waktunya ………………………………
D. Metode Penyelesaian Isu : Remaja yang Dewasa Sebelum Waktunya …………………..

BAB III PENUTUPAN


A. Kesimpulan………………………………………………………………………….……..

DAFTAR PUSAKA ………………………………………………………………………………


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Belakangan ini marak nya pembahasan tentang isu-isu yang beredar soal cepat nya
kedewasaan Remaja di masa kini yang di pengaruhi oleh lingkungan. Sebagai remaja yang
aktif media sosial banyak diantaranya yang berlomba-lomba untuk menjadi dewasa yang
lebih cepat dari temannya, ada pula yang terdesak oleh tuntutan keadaan maupun beberapa
pihak, karena pemenuhan kebutuhan mereka. Pertumbuhan pada setiap remaja berlangsung
terus menerus dan tidak dapat diulang kembali. Setiap remaja pasti mengalami suatu
tahapan pertumbuhan(masa) dalam hidupnya, salah satu nya adalah masa kini(masa
remaja). Masa remaja merupakan masa yang dapat dikatakan masa yang paling indah,
karena masa itu remaja mulai merasakan hal yang belum mereka rasakan sebelumnya, dan
berkaitan dengan fisik maupun mental.

Pada masa remaja terjadi perubahan-perubahan fisik, baik yang bersifat structural
maupun fungsinya yang berbeda antara remaja laki-laki dan remaja perempuan. Gejala-
gejala perubahan fisik remaja muncul ketika anak mulai memasuki masa remaja awal,
dimana perubahan tersebut ditandai dengan perubahan sikap dan perilaku. Contohnya
mereka tidak mau bersosialisasi dan lebih asik dengan dirinya sendiri. Hal ini
menyebabkan seiring terjadinya permasalahan ataupun ketidak seimbangan pada remaja.
Oleh karena itu makalah ini disusun untuk mengetahui dampak dari pertumbuhan fisik
remaja dan implikasi terhadap pendidikan.
B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan dari Latar Belakang tersebut maka kami mendapatkan rumusan masalah
sebagai berikut:

1. Apa pengaruh pertumbuhan fisik terhadap tingkah laku remaja?


2. Apa saja faktor-faktor yang akan dirasakan oleh mereka(para remaja) saat mengalami
pertumbuhan fisik remaja?
3. Apa penyebab adanya perubahan fisik pada remaja?
C. TUJUAN
1. Untuk menjelaskan pengaruh pertumbuhan fisik terhadap tingkah laku ramaja.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang dirasakan oleh para remaja saat mengalami
pertumbuhan fisik remaja.
3. Untuk mengetahui penyebab adanya perubahan fisik pada remaja.
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN ISU DALAM BIOPSIKOLOGI

Isu, rumor, atau desas-desus adalah suatu konsekuensi atas beberapa tindakan yang
dilakukan oleh suatu pihak yang dapat menghasilkan negosiasi dan penyesuaian sektor
swasta, kasus pengadilan sipil atau kriminal yang dapat menjadi masalah kebijakan public
melalui tindakan legislatif atau perundungan(Hainsworth & Meng). Isu juga bisa
dikatakan, sebuah masalah yang belum terpecahkan yang siap diambil keputusannya(Barry
Jones & Chase). Berdasarkan definisi yang telah disebutkan di atas, isu adalah suatu hal
yang terjadi baik di dalam maupun di luar organisasi yang apabila tidak ditangani secara
baik akan memberikan efek negatif terhadap organisasi dan berlanjut pada tahap krisis.

Biopsikologi merupakan pendekatan psikologi dari aspek biologi. Biopsikologi juga


bisa disebut dengan studi ilmiah tentang biologi perilaku. Ada yang menyebut bidang ini
psikobiologi, biologi perilaku, atau neurosains perilaku, tetapi biasanya disebut
biopsikologI karena menunjukan pendekatan denga biologis pada studi psikologi bukan
pendekatan psikologi pada bidang biologi.
B. PENGERTIAN REMAJA

Ditinjau dari berbagai perspektif, kata “remaja” memiliki beberapa pengertian,


diantaranya akan dijelaskan secara berikut :

1. Remaja Ditinjau dari Perspektif Hukum

Konsep “remaja” merupakan konsep yang relatif baru yang muncul kira-kira
setelah era industrialisasi merata di negara-negara Eropa, Amerika Serikat, dan Negara-
negara maju lainnya. Dengan perkataan lain, masalah remaja baru menjadi pusat
perhatian ilmu-ilmu sosial dalam 100 tahun terakhir ini saja.

Jika dipandang dari segi hukum terutama Indonesia, konsep “remaja” tidak dikenal
dalam sebagian undang-undang yang berlaku. Hukum Indonesia hanya mengenal anak-
anak dan dewasa, walaupun batasan yang diberikan itu pun macam-macam. Pada
hukum perdata diberikan batas 21 tahun(kecuali sudah menikah). Jika dibawah itu
masih membutuhkan wali untuk melakukan tindakan hokum perdata.

Selain itu, ada hukum pidana yang memberi batasan 18 tahun sebagai usia
dewasa(kecuali sudah menikah). Anak-anak yang berusia 18 tahun masih tanggung
jawab walinya jika ia melakukan tindakan pidana dan dianggap sebagai ”kenakalan”.

Namun lain lagi jika kenakalannya patut dijatuhi hukuman Negara karena telah
meresahkan masyarakat dan orang tua atau walinya tidak mampu mendidik anak
tersebut maka anak itu akan diserahkan kepada Lembaga Permasyarakatan Khusus
anak-anak dan menjadi tanggung jawab Negara.
2. Remaja Ditinjau dari Batasan Menurut WHO

Pada tahun 1947, WHO mengemukakan definisi remaja dengan 3 kriteria yaitu
biologik, psikologik, dan sosial ekonomi. Jika secara lengkap definisi tersebut berbunyi
sebagai berikut:

1. Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual


sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual.
2. Individu yang mengalami perkembangan psikologik dan pola identifikasi dari
kanak-kanak menjadi dewasa.
3. Terjadinya peralihan dari ketergantungan sosial ekonomi yang penuh kepada
keadaan yang relatif lebih mandiri.(Muangman, 1980, halaman 9)

3. Remaja Ditinjau dari Perspektif Medis

Dalam ilmu medis, remaja dikenal sebagai suatu tahapan perkembangan fisik
dimana alat-alat kelamin manusia mencapai kematangannya. Sebagai makhluk yang
lambat perkembangannya, masa permatangan fisik berjalan kurang lebih 2 tahun dan
biasanya dihitung mulai haid pertma bagi wanita dan sejak pertama kali mulai
mengalami mimpi basah bagi laki-laki. Masa 2 tahun ini dinamakan dengan pubertas,
tetapi usia mulainya ini sulit untuk ditetapkan, karena setiap individu memiliki kondisi
tubuh masing-masing.

Jika menemukan titik awal dari masa remaja cukup sulit, menemukan titik akhirnya
lebih sulit karena remaja dalam arti yang luas jauh lebih besar jangkauannya dari pada
masa pubernya. Remaja berasal dari kata “adolescere” yang artinya tumbuh ke arah
kematangan(Muss, 1968, halaman4).

Kematangan disini tidak hanya berarti kematangan fisik, tetapi terusan kematangan
sosial psikologis. Remaja dalam artian psikologis sangat berkaitan dengan kehidupan
masyarakat dimana masa remajanya sangat panjang.
4. Remaja Ditinjau dari Perspektif Sosial-Psikologi

Csikszentimihalyi & Larson, (1948, hlm. 19), menyatakan bahwa remaja adalah
“restrukturisasi kesadaran”. Di dalam buku itu juga dinyatakan bahwa puncak
perkembangan jiwa itu ditandai dengan adanya proses perubahan dari kondisi
“entropy” ke kondisi “negentropy”.

Entropy adalah keadaan dimana kesadaran manusia masih belum tersusun rapi.
Walaupun isinya sudah banyak(pengetahuan, perasaan, dsb), namun isi-isi tersebut
belum saling terkait dengan baik, sehingga belum bias berfungsi secara maksimal.
Kondisi entropy ini semasa remaja, secara bertahap disusun, diarahkan, distrukturkan
kembali, sehingga lambat laun terjadi kondisi negentropy(negative entropy).

Lalu, kondisi negentropy adalah keadaan dimana isi kesadaran disusun dengan
baik, pengetahuan yang satu terkait dengan pengetahuan yang lain, dan pengetahuan
jelas hubungannya dengan perasaan. Orang yang dalam keadaan negentropy ini akan
merasa dirinya sebagai kesatuan yang utuh dan bias bertindak dengan tujuan yang jelas,
tidak bimbang lagi, sehingga bisa mempunyai tanggung jawab dan semangat kerja yang
tinggi.
C. PENELITIAN KASUS

Di dalam penerapan salah satu adat jawa ada budaya dimana anak remaja diharuskan
dan bahkan dipaksa untuk menikah dini, salah satu contohnya adalah adat madura yang
sebagian orang beranggapan agar anak-anaknya tidak melanggar ajaran agama karena rata-
rata penduduk madura menjunjung tinggi nilai agama, sehingga tidak heran bahwa mereka
pintar mengaji dan lantunan ayat kajiannya enak untuk di dengar.

Namun, karena hal itu pula banyak orang tua yang memiliki pemikiran bahwa “banyak
anak banyak rejeki” bahkan mereka mau mengesampingkan pendidikan dan mengira
pendidikan itu tidaklah begitu penting, mereka beranggapan dengan kalimat “banyak anak
banyak rejeki” itulah yang menjadi pedoman orang tua untuk memaksa anaknya untuk
menikah segera dan tidak terlalu mempedulikan jika usia anaknya terlalu dini untuk
menikah.

Hal tersebut tersebut bisa terjadi kemungkinan didukung oleh faktor lingkungan yang
mempengaruhi dalam cara mendidik anak ataupun kebisaan lingkungan yang memang
sudah menjadi tradisi untuk menikah muda atau menikah di usaia dini, bisa jadi pula karena
latar belakang kedua orang tua yang kemungkinan kedua orang tuanya dulu memang tidak
tamat sekolah sehingga beranggapan “untuk apa sekolah tinggi-tinggi jika nanti ujungnya
tetap mencari kerja bukan dicari untuk dipekerjakan”, dan untuk anak perempuan
dianggap, “untuk apa sekolah tinggi-tinggi kalau nantinya juga bekerja didapur mengurus
suami” atau bisa juga didukung faktor ekonomi yang tidak mencukupi untuk membiayai
anaknya sekolah perguruan tinggi, maka dari itu anak mereka di jodohkan atau bahkan
dipaksa menikah dengan syarat cukup lulus SMA, setelah itu mereka harus memutuskan
cita citanya demi menuruti keinginan kedua orang tuanya. Beberapa diantaranya ada juga
yang menyuruh anaknya untuk menikah di usia dini agar melanjutkan bisnis orang tuanya,
tetapi dengan syarat mereka harus menikah dahulu, jadi meskipun pihak laki laki ataupun
pihak perempuan tidak bekerja mereka tetap bisa hidup karena bisnis turun temurun dari
keluarga.
D. METODE PENYELESAIAN ISU-ISU BIOPSIKOLOGI

Kebiasaan menikah muda atau pernikahan dini tersebut merupakan hal yang dapat
berdampak buruk bagi setiap remaja. Pemerintah telah menghimbau masyarakat untuk
dapat menikah dengan umur se-minimnya adalah 19 tahun, tetapi mengapa masih ada saja
yang melanggar dan memilih untuk melalukan pernikahan sirih. Oleh karena itu, perlu
adanya diskusi guna mencari jalan keluar agar kebiasaan pernikahan dini tidak lagi marak
di Indonesia khususnya di Pulau Madura.

Berikut beberapa metode penyelesaian dari isu pernikahan dini :


1. Melakukan penyuluhan
Penyuluhan dilakukan agar masyarakat sadar akan dampak buruk yang terjadi
akibat pernikahan dini. Mulai dari penyuluhan dalam bidang kesehatan dan ekonomi.
2. Adanya pendekatan di desa terpencil
Desa yang terpencil mungkin saja masih perlu perhatian ekstra dari pemerintah,
tidak hanya penyuluhan saja. Oleh karena itu, perhatian dapat menjadi senjata awal
untuk mengajak pada pemikiran yang lebih berkembang
3. Memberikan fasilitas Pendidikan
Selain penyuluhan dan pendekatan, fasilitas dan kualitas pendidikan juga perlu
dibenahi, agar anak-anak paham dengan betul akan pentingnya mencari ilmu
BAB III

PENUTUPAN

A. Kesimpulan

“Remaja”, merupakan kata yang memiliki berbagai arti dalam perspektif yang berbeda.
salah satu arti remaja dalam perspektif medis yaitu suatu tahapan perkembangan fisik
dimana mulai menunjukkan perubahannya pada fisik dan psikis. Penyebab perubahan fisik
pada remaja ini disebabkan oleh proses pubertas. Remaja merasakan perubahan fisik yang
dialami, seperti suara pria yang semakin berat dan memiliki jakun. Wanita pun mengalami
perubahan fisik, seperti pinggul dan payudara yang membesar, serta telah mengalami siklus
menstruasi. Adanya perubahan fisik membuat tingkah laku remaja menjadi lebih ekspresif,
beberapa remaja mungkin merasa bangga akan perubahan tubuhnya atau justru beberapa
diantara mereka kurang nyaman adanya perubahan tersebut. Tidak hanya itu, remaja akan
mulai merasakan ketertarikan antar lawan jenis. Hal itu merupakan faktor, bahwa
perubahan fisik menjadikan pembeda dan daya tarik tersendiri antar lawan jenis.

Remaja belum sepenuhnya dapat menerima keadaan dirinya, dari segi fisik ataupun
psikisnya. Tidak heran, jika pemerintah melarang pernikahan dini yang dapat
menimbulkan dampak buruk. Penduduk Madura, sebagai contoh yang masih menerapkan
pernikahan dini. Oleh karena itu, mencetuskan beberapa metode penyelesaian agar
pernikahan dini di Madura dapat lambat tetapi pasti ditinggalkan.
DAFTAR PUSAKA

Anda mungkin juga menyukai