Anda di halaman 1dari 5

TUGAS

MATA KULIAH SPIKOLOGI


TENTANG INTELEGENSI

OLEH :

NAMA : NI KETUT PUTRIANI

NIM : 200911155

JURUSAN TRAPIS GIGI


UNIVERSITAS NAHDALATUL ULAMA GORONTALO
TAHUN 2022

INTELEGENSI
A. DEFINISI
Kata intelegensi berasal dari bahasa Inggris, yaitu intelligence yang berawal pula
dari bahasa Latin, yaitu intellectus dan intellegere atau intelligentia. Menurut beberapa
sumber disebutkan bahwa Charles Darwin merupakan tokoh yang memperkenalkan teori
intelegensi. Akan tetapi, beberapa sumber lain menyebutkan bahwa Spearman dan Wynn
Jones Pol yang pertama kali mengemukakan teori intelegensi pada tahun 1951.
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), intelegensi ialah daya
reaksi atau disebut pula sebagai penyesuaian yang tepat serta cepat, baik itu dalam fisik
maupun mental pada pengalaman yang baru, dan membuat pengalaman serta pengetahuan
yang telah dimiliki oleh seseorang siap untuk digunakan jika dihadapkan pada suatu fakta
atau kondisi yang baru, dan bisa pula dikatakan sebagai kecerdasan.
David Wechsler mendefinisikan intelegensi sebagai suatu kemampuan yang
digunakan oleh individu untuk bertindak dengan terarah, berpikir dengan cara yang rasional
serta menghadapi lingkungan dengan cara efektif. Secara garis besar, Wechsler
menyimpulkan intelegensi sebagai suatu kemampuan mental yang melibatkan proses
berpikir secara rasional. Oleh sebab itu, intelegensi tidak bisa diamati dengan langsung dan
harus disimpulkan dengan berbagai macam tindakan nyata yang menjadi manifestasi dari
sebuah proses berpikir rasional
Intelegensi juga didefinisikan oleh Edward Thorndike sebagai kemampuan yang
dimiliki oleh individu untuk memberikan respons yang tepat dan baik pada stimulasi yang
akan diterima oleh individu tersebut
Intelegensi atau kecerdasan diartikan dalam berbagai dimensi oleh para ahli.
Donald Stener, seorang Psikolog menyebut intelegensi sebagai suatu kemampuan untuk
menerapkan pegetahuan yang sudah ada untuk memecahkan berbagai masalah.
Tingkat intelegensi dapat diukur dengan kecepatan memecahkan masalah-masalah tersebut.
Intelegensi merupakan bahasan yang sudah ada sejak perkembangan awal ilmu
psikologi, terutama pada psikologi pendidikan. Penggambaran secara sepintas tentang
inteligensi sebagai suatu kemampuan dasar yang bersifat umum telah berkembang menjadi
berbagai teori inteligensi.
B. TEORI
Teori ini dipandang sebagai teori yang tertua. Alfred Binet termasuk salah satu ahli
psikologi yang mengatakan bahwa inteligensi bersifat monogenetik, yaitu berkembang dari
satu faktor satuan atau faktor umum. Menurut Binet, inteligensi merupakan sisi tunggal dari
karakteristik yang terus berkembang sejalan dengan proses kematangan seseorang.
Ada beberapa teori intelegensi yang menjadi kiblat perkembangan teori intelegensi,
diantaranya adalah:
1. Teori Uni factor
Teori ini dipandang sebagai teori yang tertua. Alfred Binet termasuk salah satu ahli
psikologi yang mengatakan bahwa inteligensi bersifat monogenetik, yaitu berkembang
dari satu faktor satuan atau faktor umum. Menurut Binet, inteligensi merupakan sisi
tunggal dari karakteristik yang terus berkembang sejalan dengan proses kematangan
seseorang.
2. Teori Dwifaktor (The Two-Factor Theory)
Teori dwifaktor dikembangkan oleh Charles Spearman seorang psikolog dan ahli statistik
dari Inggris. Spearman (1927) mengusulkan teori kecerdasan dua faktor yang menurutnya
dapat menjelaskan pola hubungan antara kelompok tes kognitif yang ia analisis. Kedua
faktor ini, baik faktor “g” maupun faktor “s” bekerja bersama-sama sebagai suatu
kesatuan. Semua faktor yang spesifik akan bersama-sama membentuk single common
factor “g” faktor. Spearman berpendapat bahwa kemampuan seseorang bertindak dalam
setiap situasi sangat bergantung pada kemampuan umum maupun kemampuan khusus.
Jadi setiap faktor baik faktor “g” maupun faktor “s” memberi sumbangan pada setiap
perilaku yang intelegen
3. Teori Multifaktor (Multiple factor Theory)
Teori multifaktor dikembangkan oleh Edward Lee Thorndike (1916). Menurut teori ini,
inteligensi terdiri dari hubungan-hubungan neural antara stimulus dan respon. Thorndike
mengemukakan empat atribut inteligensi, yaitu: Tingkatan, Rentang, Daerah, dan
Kecepatan
4. Teori Hirearki
Model Hirearki dicetuskan oleh Vernon. Dalam menjelaskan teori inteligensinya, teori ini
menempatkan satu faktor kognitif umum (g) dipuncak hierarki, kemudian dibawahnya
terdapat dua faktor inteligensi utama (mayor) yaitu verbaleduacitional (v:ed) dan
practical-mechanical-spatial (k:m)
5. Teori Primary Mental Ability
Thurstone berpendapat bahwa inteligensi terdiri dari faktor yang jamak (multiple factors),
mencakup tujuh kemampuan mental utama (primary mental abilities), yaitu:
a. Verbal meaning (V) : Memahami gagasan dan arti kata,  yang diukur dengan tes kosa
kata.
b. Number (N) : Kecepatan dan akurasi melakukan perhitungan aritmatika.
c. Space(S) : Kemampuan visualisasi hubungan yang berbentuk dalam tiga dimensi,
seperti dalam mengenali gambar dalam orientasi berbeda.
d. Perceptual speed (P) : Kemampuan untuk membedakan detail visual, serta
menetapkan persamaan dan perbedaan antara obyek dalam gambar secara cepat.
e. Word fluency (W) : Kecepatan dalam memikirkan katakata, seperti dalam membuat
puisi atau dalam memecahkan anagram.
f. Memory(M) : Kemampuan untuk menghafal katakata, angka, huruf, dan sejenisnya,
dengan Inductive reasoning (I) cara menulis.
g. : Kemampuan untuk menurunkan aturan dari informasi yang diberikan, seperti dalam
menentukan aturan dari serangkaia angka dari hanya sebagian dari rangkaian angka
tersebut.
C. APLIKASI UNTUK TERAPI GIGI
Tunadaksa adalah individu yang memiliki gangguan gerak yang disebabkan oleh
kelainan neuro-muskular dan struktur tulang yang bersifat bawaan, sakit atau akibat
kecelakaan, termasuk celebral palsy, amputasi, polio, dan lumpuh. Tingkat gangguan pada
tunadaksa adalah ringan yaitu memiliki keterbatasan dalam melakukan aktivitas fisik tetap
masih dapat ditingkatkan melalui terapi, sedang yaitu memilki keterbatasan motorik dan
mengalami gangguan koordinasi sensorik, berat yaitu memiliki keterbatasan total dalam
gerakan fisik dan tidak mampu mengontrol gerakan fisik.
Tunalaras adalah individu yang mengalami hambatan dalam mengendalikan emosi
dan kontrol sosial. individu tunalaras biasanya menunjukan prilaku menyimpang yang tidak
sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku disekitarnya. Tunalaras dapat disebabkan
karena faktor internal dan faktor eksternal yaitu pengaruh dari lingkungan sekitar.
Kesulitan Belajar adalah individu yang memiliki gangguan pada satu atau lebih
kemampuan dasar psikologis yang mencakup pemahaman dan penggunaan bahasa, berbicara
dan menulis yang dapat memengaruhi kemampuan berfikir, membaca, berhitung, berbicara
yang disebabkan karena gangguan persepsi, brain injury, disfungsi minimal otak, dislexia,
dan afasia perkembangan. individu kesulitan belajar memiliki IQ rata-rata atau diatas rata-
rata, mengalami gangguan motorik persepsi-motorik, gangguan koordinasi gerak, gangguan
orientasi arah dan ruang dan keterlambatan perkembangan konsep.
Masalah kesehatan gigi dan mulut yang sering dialami anak-anak berkebutuhan khusus:
1. Gigi berlubang (karies gigi)
2. Penyakit jaringan penyangga gigi (periodontal)
3. Maloklusi terjadi karena adanya keterlambatan erupsi gigi
4. Bernafas melalui mulut (pernapasan mulut kronik)
5. Trauma atau benturan sering terjadi pada anak-anak dengan gangguan psikososial dan
perilaku karena jatuh ataupun kecelakaan.

Anda mungkin juga menyukai