Anda di halaman 1dari 8

BAB 1 PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah Dalam bahasa yunani disebut nous,sedangkan penggunaan kekuatan disebut noesis.kemudian dua istilah tersebut dalam bahasa latin dikenal sebagai intellectus & intelligentia.dalam bahasa inggris masing-masing diterjemahkan sebagai intellect & intelligence.ternyata,transisi bahasa tersebut membawa pula perubahan makna.intelligence,yang dalam bahasa Indonesia kita sebut inteligensi. B.Rumusan Masalah 1.bagaimana sejarah tentang intellegensi? 2.apa pengertian dari intellegensi? 3.faktor-faktor yang mempengaruhi intellegensi? C.Tujuan penulis tujuan dari penulisan makalah ini adalah selain untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah pesikologi guna untuk daya menyesuaikan diri dengan keadaan baru dengan mempergunakan alat-alat berpikir.

BAB II PEMBAHASAN A.Pengertian intelegensi Perkataan intelegensi berasal dari kata intelligere yang berarti menghubungkan atau menyatukan satu sama lain.menurut Stren,intelegensi ialah daya menyesuaikan diri dengan keadaan baru dengan mempergunakan alat-alat berpikir menurut tujuannya.disini terlihat bahwa Stren menitikberatkan pada soal penyesuaian diri (adjustnebt) terhadap masalah yang dihadapi.dengan demikian.orang yang intelegensinnya tinggi (orang cerdas) akan lebih cepat menyesuaikan diri dengan masalah baru yang dihadapi,bila dibandingkan dengan orang yang tidak cerdas.adapunThorndike seorang tokoh pesikologi koneksionisme memberikan pengertian bahwa Terman berusaha menjelaskan ability yang berhubungan degan hal-hal yang abstrak.seseorang dapat dikatagorikan sebagai orang yamg cerdas,bila mempunyai kemampuan berfikir abstrak secara benar dan tepat. Mengenai faktor-faktor apa yang dapat ditemukan dalam intelegensi,samapi saat ini belum ada kesamaan pendapat secara utuh dan bulat.seperti yang disampaikan oleh Thorndike dengan teori multifaktor yang menjelaskan bahwa intellegensi itu tersusun oleh beberapa faktor yang terdiri atas elemen-elemen,dan tiap elemn-elemen terdiri atas atom,tiap-tiap atom merupakan hubungan stimulus respons.jadi,suatu aktivitas adalah kumpulan dari atom-atom aktivitas yang berkombinasi satu dengan yang lain.adapun menurut Spearman,intellegensi mengandung 2 faktor,yaitu: General ability (faktor G) dan Specific ability (Faktor S).Teori dari Searman ini juga dikenal dengan Two Factor Theory. Manusia dalam menghadapi kehidupannya senantiasa menghadapi berbagai masalah dan tantangan yang amat besar dan rumit yang tidak seluruhnya mudah dipecahkan.fungsi kognitif manusia menghadapi objek dalam bentuk representatif yang menghadirkan objek tersebut dalam kesadaran,hal tersebut tampak jelas pada aktivitas berfikir,mengaturan kegiatan kognetif merupakan suatu kemahiran tersendiri.orang yang memiliki kemahiran tersendiri,orang yang mempunyai kemahiran ini ia akan mengontrol dan menyalurkan aktivitas kognetif yang berlangsung dalam dirinya sendiri.sebagai contoh bagaimana ia memusatkan perhatian,bagaimana belajar,bagaimana menggali ingatan,bagaimana menggunakan pengetahuan

yang dimiliki,dan bagaimana berfikir dengan menggunakan konsep dalam menghadapi permasalahan

B.Beberapa Tokoh Teori intelegensi 1.Teori Faktor (Charles Spearman) Teori faktor berusaha mendeskripsikan struktur intellegensi,yang terdiri atas dua faktor yang utama,yakni faktor g(general) yang mencangkup semua kegiatan intelektual yang dimiliki oleh setiap orang dalam berbagai drajat tertentu,dan faktor S (specific) yang mencangkup berbagai faktor khusus yang relevan dengan tugas tertentu,kedua faktor ini kadangkadang tumpang tindih,tetapi juga sering berbeda.faktorg lr genetis dan faktors lebih banyak diperoleh melalui latian dan pendidikan. Biografi Charles Sperman

Charles Edward Spearman (September 10, 1863 - September 7, 1945) adalah seorang psikolog Inggris yang dikenal untuk pekerjaan dalam statistik, sebagai pelopor analisis faktor, dan untuk koefisien korelasi Spearman rank. Dia juga melakukan pekerjaan mani pada kecerdasan manusia, termasuk penemuan faktor g. Spearman memiliki latar belakang yang tidak biasa bagi seorang psikolog. Setelah 15 tahun sebagai perwira di Angkatan Darat Inggris ia mengundurkan diri untuk belajar untuk PhD dalam psikologi eksperimental. Di Inggris psikologi secara umum dipandang sebagai cabang filsafat dan Spearman yang ingin belajar di Leipzig di bawah Wilhelm Wundt. Selain Spearman tidak memiliki kualifikasi konvensional dan Leipzig memiliki persyaratan masuk liberal. Dia mulai pada tahun 1897 dan setelah beberapa gangguan (dia dipanggil kembali ke tentara selama Perang Afrika Selatan) ia memperoleh gelar sarjana pada tahun 1906. Dia telah menerbitkan makalah mani pada analisis faktor kecerdasan (1904). Spearman bertemu dan terkesan psikolog William McDougall yang mengatur untuk Spearman untuk menggantikannya ketika dia meninggalkan posisinya di University College London. Spearman tinggal di University College sampai ia pensiun pada 1931. Awalnya ia Reader dan kepala laboratorium psikologi kecil. Pada tahun 1911 ia dipromosikan ke jabatan guru Grote dari Filsafat Pikiran dan Logika. Gelarnya diubah menjadi Profesor Psikologi pada tahun 1928 ketika Departemen terpisah Psycholgy telah dibuat. Ketika Spearman terpilih untuk Royal Society pada tahun 1924 kutipan membaca "Dr Spearman telah membuat banyak penelitian di psikologi eksperimental

banyak makalah-Nya diterbitkan meliputi tema yang luas,. Tapi dia terutama dibedakan oleh pekerjaan pelopor dalam penerapan metode matematika untuk analisis dari pikiran manusia, dan studi aslinya korelasi dalam bidang ini. Dia telah memberikan inspirasi dan diarahkan riset oleh banyak murid. " Spearman sangat dipengaruhi oleh karya Francis Galton. Galton melakukan pekerjaan perintis dalam bidang psikologi dan dikembangkan korelasi, alat statistik utama yang digunakan oleh Spearman. Spearman dikembangkan korelasi rank (1904) dan banyak digunakan untuk koreksi atenuasi (1907). Pekerjaan statistik Nya tidak dihargai oleh-Nya University College rekan Karl Pearson dan ada perseteruan panjang antara mereka. Meskipun Spearman mendapat pengakuan paling untuk pekerjaan statistik, ia dianggap pekerjaan ini sebagai bawahan usahanya mencari hukum-hukum dasar psikologi.

2. teori struktur Intellegensi (Guilford) Menurut Guilford struktur kemampuan intelektual terdiri atas 150 kemampuan dan memiliki tiga parameter,yaitu operasi,produk,konten.parameter operasi terdiri atas evaluasi,produksi,konvergen,produksi,divergen,memori,kognisi.Parameter Produk terdiri atas,unit,kelas,relasi,sistem,transformasi,dan implikasi.parameter konten terdiri atas figurasi,simbolis,semantik,dan perilaku. 3.teori Multiple Intelligensi (Gardner) Menurut Gardner,intellegensi manusia memiliki tujuan dimensi yang semiotonom,yaitu linguistik,musik,matematik logis,visual spesial,kinestetik fisik,sosial interpersonal,dan intrapersonal.setiap dimensi tersebu,merupakan kopentensi yang exsistensinya berdiri sendiri dalam sistem neuron Artinya,memiliki organisasi neurologis yang berdiri sendiri dan bukan hanya terbatas kepada yang bersifat intelektual. 4. Teori Uni Factor (Wilhelm Stren) Menurut teori ini,intellegensi merupakan kapasitas atau kemampuan umum.oleh karna itu,cara kerja intellegensi juga bersifat umum.reaksi atau tindakan seseorang dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan atau dalam memecahkan masalah,bersifat umum pula.Kapasitas umum itu timbul akibat pertumbuhan fisiologi ataupun akibat belajar. 5.Teori Multifaktor (E.L. Thorndike) Menurut teori ini,intellegensi terdiri atas bentuk hubungan neural antara stimulus dengan respons.hubungan neural khusus inilah yang mengarahkan tingkah laku individu.Manusia

diperkirakan memiliki tiga belas milliar urat saraf,sehingga memungkinkan adanya hubungan neural yang banyak sekali.jadi,intellegtual menurut teori ini adalah jumlah koneksi aktual dan potensial di dalam sistem syaraf. 6.Teori Primary Mental Ability (Thurstone) Teori ini mencoba menjelaskan tentang organisasi intellegensi yang abstrak,dengan membagi intellegensi menjadi kemampuan primer,yang terdiri atas kemampuan numercial/matematis,verbal atau berbahasa,abstarksi,berupa fisualisasi atau berfikir,membuat keputusan,induktif maupun deduktif,mengenal atau mengamati,dan mengingat. Menurut teori Primary Mental Ability masing-masing dari kemampuan primer tersebut adalah independen serta menjadikan fungsipikiran yang berbeda atau berdiri sendiri-sendiri.oleh karena itu,para ahli yang lain menilai bahwa teori ini mengandung kelemahan,karena kemampuan individu itu pada hakekatnya saling berhubungan secara integratif. 7.Teori Sampling (Godfrey H.Thomson) Menurut teori ini,intellegensi merupakan berbagai kemampuan sampel.dunia berisikan berbagai bidang pengalaman dan sebagian terkuasai oleh pikiran manusia.masing-masing bidang hanya terkuasai sebagian saja,dan ini mencerminkan kemampuan mental manusia.intellegensi beroprasi dengan terbatas pada sampel dari berbagai kemampuan atau pengalaman dunia nyata.1 8.Teori Hirarkis Burt Model Hirakis yang dikemukaan oleh Brut merupakan model intellegensi yang logis yang didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan analitis faktor luas,bukan didasarkan pada proses induktif yang berasal dari studi empiris. 9.Teori Hirarkis Vernon Mengenai faktor-faktor spesifik,Vernon sendirdan berpendapat bahwa sebenarnya faktorfaktor spesifik itu tidak banyak memiliki nilai praktis dikarnakan kurang jelas relevasinya dalam kehidupan nyata sehari-hari.oleh karena itu,menurut Vernon.lebih baik membicarakan faktorfaktor yang umum dikarnakan faktor umum itulah yang berkolerasi lebih konsisten dan substansional dengan masalah kehidupan sehari-hari.2

Drs Saifudin azwar Ma.pesikologi Intelegensi(Yogyakarta :Pustaka Pelajar,1996)hal 72-73 Drs.MDalyono,pesikologi pendidikan(Jakarta:rineka cipta,1997)hal 23-25

C. Jurnal penelitian Pengaruh tentang Tingkat intellegensi dan motivasi belajar terhadap prestasi Akademik Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar mereka. Belajar adalah istilah kunci (key term) yang paling vital dalam setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tak pernah ada pendidikan. Pencapaian individu dari proses belajar disebut dengan prestasi akademik.Individu yang mempunyai prestasi akademik yang tinggi akan mampu bersaing dalam berbagai bidang. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi prestasi akademik seseorang. Salah satu faktor internal yang dapat mempengaruhi prestasi akademik seseorang adalah intelegensi dan motivasi belajar. Penulisan ini bertujuan untuk menguji apakah ada pengaruh tingkat intekegensi dan motivasi belajar secara parsial maupun bersama terhadap prestasi akademik siswa SMA. Subjek penulisan ini adalah siswa-siswi kelas II SMA Negeri 11 Ambon, sebanyak 180 orang siswa. Alat ukur yang digunakan untuk variabel intelegensi adalah dengan menggunakan tes intelegensi, dimana tes intelegensi yang dipakai dalam penelitian ini adalah tes CFIT (Culture Fair Intelligence Test) skala 3A. Sedangkan alat ukur yang digunakan untuk variabel motivasi belajar adalah skala motivasi belajar yang disusun berdasarkan aspekaspek motivasi belajar dari Frandsen (dalam Suryabrata, 2006), yang berbentuk skala Likert. Sedangkan untuk variabel prestasi akademik diukur berdasarkan rata-rata nilai rapor siswa pada semester terakhir yang telah dilalui subjek penelitian. Analisis data dilakukan dengan metode penelitian parametrik yaitu teknik analisis regresi berganda. Berdasarkan analisis data yang dilakukan, diperoleh bahwa secara parsial intelegensi dan motivasi belajar berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi akademik. Hal ini dibuktikan dari t hitung masing-masing sebesar 2,305 dan 3,703, dengan tingkat signifikansi 0,022 dan 0,000. Berdasarkan analisis data, juga diperoleh nilai F sebesar 9,018 dengan tingkat signifikansi 0,000 (p < 0,01). Hal ini berarti bahwa secara bersama intelegensi dan motivasi belajar berpengaruh terhadap prestasi akademik. Selain nilai F, diperoleh juga nilai R square sebesar 0,093, yang berarti bahwa 9,3% prestasi akademik dipengaruhi oleh intelegensi dan motivasi belajar, sedangkan sisanya sebesar 90,7% dipengaruhi oleh faktor lain seperti iklim kelas, dukungan sosial dan lain-lain.hasil tersebut menunjukan bahwa ada pengaruh secara signifikan dari tingkat intellegensi dan motivasi belajar baik secara parsial maupun besamaterhadap prestasi akademik.

D.faktor-faktor yang mempengaruhi Intellegensi Intellegensi orang satu dengan yang lain cenderung berbeda-beda.hal ini karena adanya beberapa faktor yang mempengaruhinya.adapun faktor yang mempengaruhi intellegensi antara lain : 1.Faktor Pembawaan,dimana faktor ini ditemukan oleh sifat yang dibawa sejak lahir 2.Faktor Minat dan pambawaan yang khas,dimana minat mengarahkan perbuatan kepada satu tujuan dan merupakan dorongan bagi perbuatan itu. 3.Faktor Pembentukan,dimana pembentukan adalah segala keadaan di luar diri seseorang yang mempengaruhi perkembangan intellegensi.di sini dapat di bedakan antara pembentukan sengaja.,seperti yang dilakukan di sekolah dan pembentukan tidak sengaja,misalnya pengaruh alam sekitar. 4.faktor kematangan,di mana tiap orga dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangansetiap organ manusia baik fisik maupun psikis,dapat di katakan telah matang,jika ia telah tumbuh atau berkembang hingga mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya masing-masing.oleh karena itu,tidak mengherankan bila anak-anak belum mampu mengerjakan atau memecahkan soal-soal matematika di kelas empat sekolah dasar,karena soalsoal itu masih terlampau sukar bagi anak.organ tubuhnya dan fungsi jiwanya masih belum matang untuk menyelesaikan soal tersebut dan kematangan berhubungan erat dengan umur. 5.Faktor kebebasan,yaitu berarti manusia dapat memilih metode tertentu dalam memecahkan masalah yang di hadapi,di samping kebebasan memilih metode,juga bebas dalam memilih masalah yang sesuai dengan kebutuhannya. Kelima faktor itu saling terkait satu dengan yang lain.jadi,untuk menentukan kecerdasan seseorang,tidak dapat hanya berpedoman kepada salah satu faktor tersebut. E.Implikasi dalam pendidikan islam Dalam konsep pendidikan Islam, telah menjadi maklum bahwa subjek sekaligus objek dari pendidikan itu sendiri adalah manusia. Manusia dengan seperangkat anatomi tubuhnya sebagai bagian dari jasmani, sedangkan ruhani serta spiritualnya sebagai bagian lain dalam sudut pandang yang berbeda. Jika jasmani merupakan sesuatu yang nyata dan dapat ditelaah secara ilmiah, begitupun juga dengan ruhani yang meliputi dunia kejiwaan manusia, walaupun bisa saya katakan wilayah ini merupakan daerah abu-abu, yaitu sesuatu yang dapat ditelaah ilmiah

namun tidak sekonkrit kajian pada objek jasmani yang mampu diamati dan disentuh. Karena sifat kejiwaan ini dapat diamati dengan disiplin khusus-, dan dirasakan saja. Termasuk dalam hal ini adalah dunia spiritual yang bersifat transeden menyangkut masalah keimanan, ketuhanan, dan alam eskatologi lainnya yang hingga kini pun belum selesai diperdebatkan. Namun di tangan olahan psikologi, sisi transcendental manusia tetap bisa ditelaah secara empiris untuk menambah wacana pemikiran dalam bidang kecerdasan ruhaniah. Salah satu alasan yang tidak bisa dibantah atas kelebihan manusia adalah aspek kecerdasannya (baca: intelegensi). Disinilah sebuah akal memainkan peran untuk mengistimewakan makhluk bernama manusia dengan makhluk lainnya. Bahkan ada statement terkini yang menyebutkan: secanggih-canggihnya alat teknologi pada zaman modern saat ini, tetap saja tak lebih canggih dari manusia karena ia yang menciptakan semua itu. Walaupun tidak bisa dipungkiri bahwa bicara tentang manusia seutuhnya yang dimaksud disini bukanlah saja persoalan akal, logis, maupun rasionalitas ansich. Khususnya dalam dunia pendidikan, teori yang terbilang baru mengatakan bahwa manusia yang cerdas intelegensinya adalah sosok yang bisa menguasai dan menerapkan banyak kecerdasan yang kemudian sering disebut sebagai kecerdasan ganda atau multiple-intellegences. F.Kesimpulan Perkataan intelegensi berasal dari kata intelligere yang berarti menghubungkan atau menyatukan satu sama lain. intelegensi ialah daya menyesuaikan diri dengan keadaan baru dengan mempergunakan alat-alat berpikir menurut tujuannya.intellegensi juga mempunyai faktor-faktor yaitu :Pembawaan,Minat dan pembawaan yang khas,Pembentukan,Kematangan,Kebebasan. G.Daftar Pustaka Azwar,Saifudin,1996 Pesikologi Intelegensi Yogyakarta:Pustaka Pelajar Offset Cattel &Cattle.(2006).manual CFIT Skala 3a/b.urusan reproduksi &distribusi alat tes pesikologi (URDAT) Fakultas Pesikologi universitas Indonesia Dalyono,muhamad,1997 Pesikologi Pendidikan Jakarta:Rineka Cipta

Anda mungkin juga menyukai