Anda di halaman 1dari 3

China dan Dilema Transplantasi Organ

Penulis : Palupi Annisa Auliani

BEIJING, KOMPAS.com — Untuk mengurangi ketergantungan pada organ tubuh dari narapidana yang
dieksekusi mati, China meluncurkan program percontohan donor organ sukarela di 25 provinsi dan kota
sejak Februari 2013. Pada akhir tahun, ditargetkan skema di tingkat nasional sudah dapat berjalan.
Mantan Wakil Menteri Kesehatan China, Huang Jiefu, mengatakan, transplantasi menggunakan organ
donor melonjak menjadi 900 kasus pada tujuh bulan pertama tahun ini. Pada 2007, Pemerintah China
sudah melarang transplantasi dari donor yang masih hidup. Pengecualian hanya berlaku untuk pasangan
dan kerabat baik dari hubungan darah, perkawinan, maupun adopsi.

Euthanasia: Solusi atau Masalah?


19 Agustus 2019 21:52 Diperbarui: 19 Agustus 2019 21:54

Euthanasia itu sendiri sering dikenal sebagai kematian disengaja yang dibantu oleh seorang profesional
seperti dokter atau tenaga kesehatan. Pada prinsipnya, jika seseorang ingin mengakhiri hidupnya
dengan cara yang damai dan aman maka euthanasia merupakan salah satu pilihannya. Euthanasia juga
dapat dilakukan secara sukarela maupun tidak. Seringkali isu ini menjadi sebuah dilema akibat berbagai
aspek dinamika seperti legal, etika, dan hak asasi manusia. Karena pada dasarnya, Euthanasia ini masih
termasuk sebagai perilaku yang mengakhiri kehidupan seseorang. Maka hal tersebut masih merupakan
cukup sensitif untuk dibicarakan pada komunitas yang cenderung konservatif. Euthanasia juga masih
dilarang di banyak negara. Baru sedikit saja negara yang memperbolehkan hal tersebut yakni Kanada,
Swiss, Belgia, Belanda, Luxemburg, Kolombia, dan beberapa bagian negara AS.
Saat korban pemerkosaan melakukan aborsi: Mengapa dipenjara
dan bukan dikuatkan?
Tunggal Pawestri

31 Juli 2018

Baru saja putus sekolah karena ketiadaan biaya, ia diperkosa oleh tetangga kampungnya. Bintang tiada
pernah menceritakan kejadian yang menimpanya kepada siapapun. Tak lama, ia memutuskan pindah ke
Jakarta, bekerja sebagai pekerja rumah tangga. Pada satu hari Bintang sakit perut begitu hebat dan
sebuah gumpalan keluar dari rahimnya. Lalu Bintang membuangnya ke tempat sampah. Seterusnya ia
bekerja seperti biasa sampai dua hari kemudian petugas kebersihan menemukan bungkusan yang
ternyata berisi janin. Beberapa hari kemudian Bintang ditangkap oleh polisi, saat usianya masih 15
tahun. Ia ditetapkan sebagai tersangka pelaku aborsi dan masuk tahanan dewasa.

Seorang bayi prematur dengan masa gestasi 28 minggu,lahir melalui proses sectiocaesaria karena terjadi
gawat janin. Rencana masuk ruangan NICU dengan kondisiaspiksia berat dan mengalami gagal nafas
disamping itu bayi mengalami beberapakelainan kongenital. Berdasarkan kondisi tersebut maka bayi
memerlukan alat bantunafas melalui ventilasi mekanik (ventilator). Orang tua pasien sudah diberi
penjelasantentang kondisi bayi saat ini, dan rencana tindakan yang akan dilakukan, juga biaya
perawatan di NICU yang berkisar 1 ± 2 jt /hari. Namun karena keadaan mendesak, makaorang tua bayi
menyetujui hal tersebut dan menandatangani surat persetujuan tindakan juga surat persetujuan masuk
NICU.Beberapa jam kemudian, orang tua pasien diberitahukan bahwa kondisi bayinyamakin kritis.
Akhirnya orang tua bayi tersebut memberitahukan pada keluarganya yanglain. Beberapa saat kemudian,
orang tua bayi datang kepada dokter dan perawat ruang NICU untuk memberitahukan bahwa akan
membawa bayinya pulang sesuai keputusankeluarga besarnya.Dokter menjelaskan pada orang tua dan
keluarga pasien bahwa saat ini nafas bayitergantung pada ventilator, dan apabila ventilator dilepas,
maka kemungkinan bayi akanmeninggal. Namun berdasarkan keputusan keluarga, maka orang tua
pasien tetap akanmembawa pulang bayinya. Akhirnya orang tua bayi menandatangani surat pernyataan
pulang paksa dan surat penolakantindakan.
Dilema Perawat DS yang Bikin Kepala Bayi Putus
Minggu, 17 Januari 2016 | 08:19 WIB

VIVA.co.id - Diduga melakukan kelalaian saat melakukan tugas, perawat DS ditetapkan sebagai
tersangka. Kasus ini bermula pada 12 Januari 2016, sekitar pukul 20.15 WIB di rumah perawat DS. Saat
itu, FH dan keluarga datang untuk meminta pertolongan agar FH ditolong karena sudah mau melahirkan.
Oleh perawat DS, FH diperiksa dan ternyata bayinya cukup besar. Saat itu DS menganjurkan FH untuk
dirujuk ke rumah sakit. Namun keluarga menolak dan tetap minta perawat DS menolong FH. Menurut
perawat DS, pasiennya harus ditolong segera. Karena keluarga tetap meminta agar segera diberi
pertolongan, DS kemudian melakukan proses persalinan. Namun nahas, pada saat pengeluaran, terjadi
robek. Kepala bayi terlepas dari badan. Kemudian keluarga FH melaporkan DS ke kepolisian setempat.

Anda mungkin juga menyukai