Anda di halaman 1dari 5

Muda, Berkarya, Bahagia

Karya: Rani Aulia

Saya Rani Aulia cerpen ini ditulis dalam rangka mengikuti kompetisi menulis yang diadakan
oleh @Smarteen.id

#smarteenTangsel #RamadhanBersamaSmarteen #RamadhanProduktif

Gerak kita mungkin terbatas namun impian kita tidak boleh terhempas, dengan adanya social
distancing dan banyak berdiam di rumah adalah kesempatan baik untuk mengisi hati dan
fikiran. Pada masa ini juga kita diperkenankan untuk banyak banyak bersyukur juga
mengambil hikmah, melihat hal-hal baik dalam berbagai situasi, menemukan bahagia sejati
untuk menjalani ramadan di tahun ini.

Kepercayaan diri tidak bisa kamu ungkapkan, menjadikan media sosial sebagai patokan
kehidupan mu, cukup kan dirimu dengan apa yang kamu miliki.

Melihat ke atas sebagai motivasi

bukan berarti menjadi rendah diri,

Dan dapat melihat ke bawah agar kamu menjadi orang yang lebih bersyukur,

bukan menjadi sombong.

Bukan...bukan kamu enggak boleh cantik...tapi ada nilai-nilai lain yang kamu harus usahakan
lelah memang melawan rasa tidak percaya diri disaat hati ini meronta ronta ingin dihargai,
terpaku dengan bibir yang membisu.

Mengapa rasa percaya diri sangat menakutkan menghantui sela-sela hati?

Mengapa rasa ini begitu menyakitkan sampai-sampai aku tidak dapat menikmati kebebasan,
takut tanpa arah, merasa tidak layak untuk dicintai dan mencintai, selalu merasa kurang
dengan apa yang kamu miliki saat ini.

Sekarang aku ingin bertanya, Kenapa kamu harus khawatir tentang takdir hidupmu? Bukan
kah kamu memilki sang pencipta yang maha kuasa, maha adil, maha penyayang,
padahal kamu tahu kan fikiranmu itu tidak baik untuk dirimu,

untukmu, rasa takutmu saat ini, rasa tidak layak dirimu, akan menjadi pengingat di suatu saat
bukan rasa takut lagi yang menemanimu, tapi perasaan berjuang dan melangkah yang akan
kamu temukan karena sebelumnya pun kamu mampu melewati masa masa sulit ini.

Selain menghadapi masa pandemi Covid-19 ini, manusia juga sedang juga mengalami krisis
kepercayaan diri yang di dominasi dirasakan oleh para pemuda, remaja, anak sekolah.

Hal ini bukanlah hal sepele karena dapat mengganggu kejiwaan atau psikologis manusia yang
dapat menurunkan imunitas tubuh sehingga mudah untuk terserang penyakit, selama pandemi
ini juga banyak sekali orang yang menghabiskan waktu untuk scroll dunia media sosial,
menikmati kehidupan orang lain tanpa kita tahu wajah dibalik layar kacamu itu, berkeluh
kesah mengapa hidup mu tak seperti dia.

“Andai saja aku cantik seperti mereka, pasti banyak orang yang menyukaiku, membelaku,
mencintaiku.”

“Andai saja kulit aku putih bersih bebas dari jerawat gak punya komedo, uang banyak, rumah
yang bagus”

sebagian orang masih terjebak oleh slogan usang yaitu,

“Kamu cantik atau kamu tampan, kamu aman”

sedikit prihatin mendengarnya, mengapa kamu menjadikan segi fisik dan segi finansial
sebagai takdir hidup mu, padahal aku saja sangat yakin kamu mampu menemui kelebihan di
hidupmu.

Hidup selalu adil mungkin kita yang tak mau percaya hal itu, jika kamu mengukur kekayaan
hanya sebatas nominal saat itu juga kamu terperangkap dalam fikiran yang negatif, padahal
kehidupan juga bukan juga bukan tentang angka followersmu, like postinganmu, juga bukan
uang di bank u namun tentang seberapa kayanya dan luasnya rasa syukur mu,

mengapa kekurangan selalu melekat pada dirimu, Ya karena rasa cukup dan rasa syukurmu
yang tidak luas.

“Tapi kak aku lelah banget fisik menjadi tolak ukur kehidupan sakit rasanya mendengarkan
lontaran jahat mereka”
ingat ingat ya perihal kalimat ini...

Kamu tidak akan membawa mati ucapan mereka di akhirat tetapi merekalah yang akan
mempertanggung jawab kan atas ucapan nya kelak nanti di akhirat.

Seringkali setiap waktu,kejadian, serta hal yang kita miliki adalah kutukan dari tuhan merasa
setiap jalan yang kau hadapi selalu buntu padahal kamu masih bisa menjadi penentu.

Kamu bukanlah korban dari ucapan mereka tapi kamu adalah korban dari standarisasi
kecantikan yang tidak memanusiakan yang memang sudah sepatutnya kamu memang harus
meninggalkan.

Apakah kamu pernah mendengar perihal ini,

“ Hidup adalah pilihan”

Ya, sangat benar dan cantik bukanlah pilihan satu satunya, namun, salah satunya.

Jangan mau didikte oleh kecantikan sosial karena cara pandangmulah sendiri yang dapat
mengubah ini semua, kamu bisa menjadi disukai mungkin karena sikap mu terhadap sosial,
lingkunganmu, kesopan santunanmu, kerendahan hati, prestasi mu.

Sebagian masalah krisis kepercayaan diri ini mayoritas terjadi pada usia usia remaja

yang seharusnya banyak melakukan hal-hal produktif namun, dihabiskan untuk berbaring,
bertekuk lemas, bermuka murung penuh dengan ketakutan, seakan tidak ada tujuan hidup,

hanya menanti motivasi enggan untuk beranjak hanya karena takut menjadi budak.

Sedih, menangis, kecewa

Itu adalah tamu yang tak dapat kamu kendalikan,

Kenali mereka, akui kedatangan mereka,

Marilah menerima nya...

Mereka hanyalah tamu di kehidupanmu bukan penghuni tetap dirumah mu.

mungkin juga kamu tidak mempunyai daya apa yang muncul di pintu mu,
tapi kamu punya daya untuk memutuskan apa yang boleh masuk dan apa yang harus pergi.

kamu adalah pemuda yang berdiri di atas negeri lima dasar ini, pada saat ini negeri ini amat
sangat membutuhkan kamu,

kamu adalah pemberi perubahan dengan pergerakan, di antara kalianpun pasti tahu beberapa
peristiwa yang terjadi di Indonesia ini adalah pemuda yang seperti kita yang beraksi,

dimulai dari Sumpah Pemuda, Gerakan reformasi 98 dan peristiwa yang sangat hangat adalah
gerakan mahasiswa yang menolak RUU KUHP tahun kemarin,

Hal inilah alasan kamu begitu istimewa kamu sangat dibutuhkan.

1) Pemuda seperti kita masih mau belajar mau berkolaborasi, usia muda mempunyai
jatah gagal dan kita masih mempunyai stok energi, kita lah yang mampu melawan
arus tidak mudah untuk termakan hoax karena kita dapat membedakan antara dusta
dan fakta dan pemuda mau keluar dari zona nyaman.
2) Pemuda punya selera, ia memilih seringkali selera kita lah yang dapat menyatukan
orang-orang, Zaman yang terus bergerak dapat diikuti dengan baik oleh pemuda,
kitalah yang akan menentukan nasib bangsa di beberapa tahun kemudian, orang tua
itu terlalu banyak beban, beban finansial kehidupan misalnya, ditambah orang tua
masih banyak yang percaya pada slogan usang yang selalu menggantungkan nasib
kepada segelintir elit politik. Namun pemudalah yang mampu berinisiatif bergerak
dan berani mengutarakan pendapat.

kita sangat di butuhkan, masih banyak yang membutuhkan uluran tangan kita.

Berarti juga kamu masih istimewa banyak-banyaklah pengalaman karena itu itu akan
menjadi sebuah pelajaran.

Jadilah penentu ketika semua arah jalan terasa buntu,

Angan angan dan impian tak akan menjadi kenyataan jika tanpa tindakan,

Jika kamu mungkin sedang merasa kurang ciptakanlah berbagai peluang,

Jika kamu mampu menjadi optimis kenapa kamu harus pesimis,

Berani mengkritisi tapi harus juga memberi solusi.

Bangkitlah para manusia baru dari segala derita dan duka.


jatuh cintalah terhadap apa yang ada dirimu...

“ Semoga getar dari seluruh perasaan kita adalah aku bisa dan aku mampu! ”

*Mohon maaf atas persamaan penulisan dari pihak manapun, karena tulisan ini adalah hal
yang spontan terlintas di fikiran saya.

Anda mungkin juga menyukai