PENDAHULUAN
membanggakannya menjadi remaja yang telah dewasa. Selain itu, juga bertujuan
untuk mengajak para pembaca khususnya para remaja supaya mau berusaha
mendewasakan dirinya serta memahami dorongan dan halangan menuju kedewasaan.
1.3 Ruang Lingkup Pembahasan
Ruang lingkup pembahasan masalah dalam karya tulis ini meliputi makna
kedewasaan bagi para remaja, faktor-faktor yang menentukan kedewasaan seorang
remaja, hal-hal yang dapat mendewasakan seseorang, sikap hidup remaja yang
dewasa, yang menarik dari kedewasaan, usaha mencapai kedewasaan, rintangan
menuju kedewasaan, dan tenaga pendorong menuju kedewasaan.
1.4 Sumber Data
Penulis mendapatkan data dan informasi untuk menulis karya tulis ini
dari sumber tertulis berupa buku literatur mengenai kedewasaan seorang remaja.
Selain itu data juga diperoleh dari hasil pengamatan penulis terhadap objek data.
1.5 Metode dan Teknik
Metode yang digunakan penulis untuk menulis karya tulis ini adalah
metode penelitian kepustakaan. Sedangkan teknik yang digunakan penulis adalah
membaca sumber tertulis, menganalisis data, dan menarik kesimpulan serta
menuangkannya dalam karya tulis ini. Selain itu, penulis juga melakukan observasi
atau pengamatan terhadap para remaja.
BAB II
KIAT MENJADI REMAJA YANG DEWASA
sering disalahartikan dan sebenarnya kita masih membutuhkan orang lain sebagai
sandaran kita. Selanjutnya, fase ketiga adalah masa dewasa yang semakin matang.
Kemampuan-kemampuan orang itu berkembang dan sekarang ia telah menjadi orang
yang sangat bertanggung jawab.
2.2 Sikap Remaja yang Gagal Menuju Kedewasaan
Remaja-remaja yang gagal mendewasakan dirinya menunjukkan sifatsifat yang negatif. Berikut sifat-sifat manusia yang telah gagal menuju kedewasaan.
a. Pertumbuhan yang terhambat
Susu dan daging adalah makanan manusia. Susu adalah makanan yang
sesuai untuk bayi, sedangkan daging adalah untuk orang dewasa. Susu
merupakan makanan yang telah dicernakan yang diterima oleh bayi dari ibunya,
dan bayi itu hidup darinya. Remaja yang belum dewasa adalah remaja yang
belum disapih dari susu yang adalah kehidupan anak-anaknya dan remaja yang
belum siap untuk makan daging dalam artian belum siap untuk dewasa. Bayi
remaja yang belum dewasa itu memiliki sistem pencernaan yang lemah untuk
hidup dewasa dan memerlukan bumbu-bumbu untuk menyedapkannya.
b. Ketidakstabilan emosi
Ketidakstabilan sama-sama dialami oleh anak kecil dan remaja yang
belum dewasa. Remaja yang belum dewasa tak pernah mencapai keyakinan diri
yang begitu kuat yang membuat ia mau menderita demi keyakinannya itu.
Remaja yang belum dewasa cenderung untuk hidup dalam alam emosi yang
berubah-ubah, dan hal ini bisa bersifat tidak stabil dan kejam. Bukannya
didorong oleh prinsip-prinsip kehidupan yang benar, bayi remaja itu malah
digerakkan oleh perasaan-perasaan yang sementara.
c. Perselisihan
Sebagian besar anak kecil sangat lekas marah dan perasaan mereka mudah
terluka. Mereka sangat dipengaruhi oleh rasa suka dan tidak suka dan cenderung
bersifat suka bertengkar. Bila sifat-sifat seperti ini muncul dalam kehidupan
remaja, maka remaja itu akan sama seperti anak kecil yang suka berselisih dan
belum dapat berpikir mengenai akibat-akibat yang akan diterimanya. Remaja
yang belum dewasa menimbulkan berbagai kesulitan sedangkan remaja-remaja
yang telah dewasa mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut.
d. Kecenderungan memikirkan hal-hal duniawi
Remaja yang telah menganggap dirinya dewasa tetapi masih cenderung
memikirkan hal-hal duniawi, masih berpikir untuk sekarang, bukan untuk besok
bukanlah remaja yang benar-benar telah dewasa. Bisa disebut, itu adalah remaja
yang munafik dan belum tahu benar keadaan dirinya. Ia menikah dengan
kedewasaan tetapi ia bercumbu dengan kekanak-kanakan.
e. Ketidakpekaan terhadap kejahatan
Ketidakmampuan untuk membedakan antara baik dan buruk merupakan
suatu tanda lain dari ketidakdewasaan. Remaja yang dewasa adalah remaja yang
telah melatih dirinya untuk membedakan yang baik dan yang buruk. Tidak
hanya sebatas tahu, melainkan menerapkannya di dalam kehidupan. Remaja
yang belum dewasa tidak menganggap hal-hal yang meragukan itu berbahaya
untuk
hidup adalah bersikap dewasa. Jadi, apa salahnya bersikap dewasa mulai dari
sekarang.
2.4 Hal-Hal yang Mendukung Kedewasaan
2.4.1 Bantuan Tuhan kepada Kedewasaan
Tuhan selalu bertindak dalam kehidupan umat-umat-Nya. Begitu pula
kepada kita para remaja, termasuk dalam hal kedewasaan. Campur tangan
Tuhan
dalam
kehidupan
sangat
besar
pengaruhnya.
Tuhan
mampu
10
Orang yang dewasa adalah orang yang telah belajar bagaimana cara
menghadapi suatu pencobaan dan muncul sebagai pemenang. Iblis, seperti yang
dikatakan sebelumnya memiliki banyak cara untuk menghancurkan kita. Salah
satunya dengan memberikan pencobaan kepada kita. Hanya remaja-remaja yang
berhasil menjadi pemenang dalam hal melawan pencobaan itulah yang akan
menjadi manusia dewasa.
2.6 Reaksi Remaja Dewasa terhadap Berbagai Keadaan
Kedewasaan kita tergambar dengan sangat jelas dalam sikap kita dan
reaksi spontan kita terhadap keadaan kita, terutama keadaan-keadaan yang tidak
diduga dan tidak diharapkan. Kedewasaan Rasul Paulus terpancar dengan jelas dalam
reaksinya ketika ia dipenjarakan dengan tidak adil.
Begitu pula dengan kita para remaja. Seorang remaja yang dewasa
mampu bertahan dalam kondisi apapun. Menilai apakah seorang remaja telah dewasa
atau belum adalah hal yang sangat mudah. Misalnya saja, seorang remaja ditawari
temannya untuk merokok. Bila ia adalah remaja yang dewasa maka ia akan menolak
tawaran temannya itu dengan sopan sambil berusaha menyelamatkan temannya yang
mungkin telah kecanduan merokok. Tetapi bila ia adalah remaja yang belum dewasa,
maka tawaran temannya itu akan ia terima dengan senang hati dan lebih parah dari itu
mungkin ia malah akan terjerumus ke dalam pemakaian obat-obatan terlarang.
Kebanyakan kita menunjukkan semangat hidup yang lebih baik ketika
kita
telah
menyadari
pentingnya
menjadi
11
seorang
remaja
yang
dewasa.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Menjadi remaja yang dewasa bukanlah hal yang mudah. Namun dengan
berbagai usaha memperbaiki diri, kita pasti akan mampu menjadi remaja yang lebih
dewasa. Apalagi dengan campur tangan Tuhan dalam hidup kita yang selalu
merencanakan yang terbaik untuk kita.
Masa remaja merupakan batas antara masa anak-anak dan dewasa.
Sebagai remaja, kita punya dua pilihan, yaitu menjadi remaja yang dewasa atau
menjadi remaja yang kekanak-kanakan. Pilihan itu ada di tangan kita, bukan orang
lain yang menentukannya.
Tanda kedewasaan setiap remaja dapat dilihat dari sikap hidupnya.
Jadilah remaja dengan sikap hidup yang baik maka kita akan menjadi remaja dewasa
yang luar biasa.
13
3.2 Saran
Teruslah berusaha menjadi remaja yang dewasa karena pada masa
mendatang akan ada banyak masalah yang menanti kita. Bila kita bisa menjadi remaja
yang dewasa, pasti kita bisa menjadi pemuda-pemudi yang dewasa pula, dan
selanjutnya kita akan menjadi orang tua yang dewasa yang siap mendidik anakanaknya.
Ketika hambatan menjadi dewasa itu datang, lawan semuanya dengan
kuasa Tuhan. Tuhan pasti akan membantu kita ketika kita mengalami kesulitan.
Tuhan tidak akan memberi kita beban yang tidak mampu kita pikul. Jadi tetaplah
berteguh pada Tuhan.
Dimulai dari sekarang, bukan besok. Itulah yang terpenting. Semakin
sering kita menunda, semakin besar kemungkinan kita untuk gagal menjadi remaja
yang dewasa.
14
DAFTAR PUSTAKA
15