SKRIPSI
Disusun oleh:
Linda Risnawati Sinaga
NIM: 131124030
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan kepada Para Suster Charitas (FCh) yang telah
Yogyakarta, para Romo Paroki dan Orang Muda Katolik (OMK) yang ada di
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO
Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
This study entitled “Description of the Ecclesial Life of Catholic Young People in
Saint Joseph Parish, Bintaran, Yogyakarta”. Is chosen based on the phenomenon
of today's young Catholic life. Nowadays, many young people are increasingly
rarely living a church life, whereas young people have many potentials to
contribute to the Church's progress. This research seeks to know the appreciation
of the Catholic young people living in St. Yusup Bintaran Parish, Yogyakarta.
The appreciation of the life in church is meant to the embodiment of life as the
member of the church in to the community of the faithful who receive and pass
the light of Christ embodied in good deeds for others. The embodiment of life in
church means that the living faith is manifested through the whole sphere of life
of the Church as has been done by the First Church.
The type of this research is one with a qualitative and descriptive
method. The data were collected by way of in-depth interviews and observation
combined with documentary study. To assess the validity of the obtained data, this
research employs the technique of triangulation by doing member check. The
technique of data interpretation employs an interactive model of data analysis that
includes some components: data collection, data display, data reduction, all of
these leading to verification as conclusion.
Based on the data obtained, it is found the image of Catholic young
people in Saint Joseph, Bintaran Parish. The appreciation of life in church of the
young people is only embodied in the proclamation field, which is the
accompaniment of children faith and the liturgical field becomes the liturgical
functionary. This clearly shows that the appreciaton of life in the church of
Catholic young people has not been manifested yet through the whole sphere of
life of the Church.
Based on this fact, the writer recommends to the Parish Priest and his
council to give attention, support, and help thatholic young people by mentoring
and debriefing to make them to be more skillful. The church must also invite the
young people to have a dialogue while also making them as colleagues in
developing Church ministry.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini disusun dalam
BINTARAN, YOGYAKARTA.
Orang muda pada zaman ini sedang berada pada arus zaman yang serba
instan, dan cenderung individualis. Situasi seperti ini tidak sedikit membawa
dampak merugikan bagi orang muda. Mereka semakin jauh dari kehidupan
menggereja. Oleh karena itu, selain menjadi salah satu syarat untuk memperoleh
skripsi ini juga dapat menjadi salah satu referensi bagi Gereja Katolik untuk
Selama proses penulisan dan penyusunan skripsi ini, penulis merasakan kasih
dan kebaikan Tuhan melalui dukungan dan perhatian dari berbagai pihak, baik
secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis ingin
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ini selesai.
3. Yoseph Kristianto, SFK, M.Pd, selaku dosen penguji ketiga yang telah
tulisan ini.
4. Seluruh staf dosen dan karyawan yang juga telah memberikan dukungan
dan informasi tentang dinamika dan gejolak orang muda kepada penulis.
7. Orang Muda Katolik di Paroki Santo Yusup Bintaran, Yogyakarta, yang telah
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR SINGKATAN
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Orang muda adalah harapan keluarga, Gereja, nusa, dan bangsa. Orang
muda merupakan penggerak suatu perubahan yang lebih baik, menjadi pemberi
potensi yang dimiliki orang muda dapat menjadi pelaku perubahan dalam
2014:70). Ciri khas yang pantas dimiliki OMK adalah katolisitas yaitu sikap iman
diselamatkan dan sekaligus menjadi saluran keselamatan bagi sesama, dengan itu
Saat ini peran aktif orang muda dalam Gereja semakin sulit ditemukan,
kehilangan generasi yang bisa diandalkan guna merancang kegiatan yang lebih
semangat, dan menghidupkan Gereja. Romo Heru sebagai pastor paroki melihat
dan menyadari bahwa pola pikir dan cara pandang orang muda mengalami
parokinya tidak dapat memenuhi gejolak dan harapannya, karena itu mereka
mencari Gereja lain untuk dapat memenuhi kesenangan, mimpi dan harapannya,
atau karena sudah terbiasa pergi ke Gereja itu sehingga lebih nyaman di Gereja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
antara orang dewasa dan orang muda. Perbedaan pola pikir dan cara pandang
kerohanian yang diadakan orang dewasa, padahal bagi orang muda, kegiatan
orang dewasa adalah sesuatu yang membosankan, sehingga orang muda tidak
Billy ketua OMK juga mengalami kenyataan ini, orang muda sekarang ini
cenderung hidup pada dunianya sendiri, mereka kurang melibatkan diri pada
kegiatan bersama orang lain khususnya pada kegiatan Gereja, nampak bahwa dari
±200 orang muda yang ada di Paroki Santo Yusup Bintaran, Yogyakarta. Namun,
yang hadir pada kesempatan kegiatan yang diselenggarakan orang muda Katolik
tempat kerja membuat sulit untuk berkumpul. Situasi orang muda sekarang ini
memang sangat kompleks akan dunia yang semakin sekuler, sikap tak mau tahu,
individualisme, sikap yang selalu mencari keuntungan bagi dirinya semata, kurang
orang muda yang tidak mau terlibat dalam kehidupan menggereja sebab orang
muda sekarang termasuk generasi Y yang lahir tahun 1981-1994 yang dikenal
dengan generasi millennium di mana mereka hidup dalam budaya instan dan
Meskipun generasi ini acuh tetapi mereka lebih terbuka dengan pandangan politik
kalau orang muda ingin sesuatu yang baru. Mereka ingin perubahan seperti situasi
pada zamannya. Salah satu bentuk penolakan dan keinginan akan pembaruan yang
Gereja lain, bahkan menikahpun demikian. Perubahan pada pola pikir misalnya,
banyak diantara orang muda memandang Gereja hanya sebagai bangunan yang
tergiur dengan hal-hal duniawi dan menempatkan kebutuhan jasmani paling tinggi
dibanding kebutuhan rohani. Terbukti bahwa sering dijumpai mental orang muda
misalnya mereka lebih memilih ke mal dan menghabiskan waktu bahkan uang di
Sekitar awal bulan Maret lalu, seorang Romo paroki Santo Yusup Bintaran
mengatakan; orang muda kurang menggeliat, selama ini orang muda hilang dari
pergulatan dan perjuangan Gereja, mereka terkadang hanya sebagai penonton dan
untuk kemajuan Gereja. Sikap orang muda yang demikian tentu tidak punya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gereja serta keteladanan orang tua dirasa kurang, akibatnya orang muda kurang
orang muda kurang terlibat adalah lemahnya pendidikan nilai kehidupan dan
keteladanan yang diberikan dalam keluarga sebagai wadah orang muda pertama
sekali mendapatkan pendidikan iman. Salah satu teladan orang tua yang ditiru
orang muda adalah misa kudus di Gereja lain sehingga membuat orang muda
Gereja tentu merindukan sosok orang muda yang mau merelakan dirinya
untuk berperan aktif dengan terlibat dalam karya-karya Gereja. Sebagai orang
muda Katolik diharapkan mereka lebih peduli untuk perkembangan dan kemajuan
Gereja sesuai semangat muda yang dimilikinya serta mengarahkan seluruh talenta
yang dikaruniakan Allah kepadanya untuk menyalurkan rahmat pada sesama dan
boleh tinggal diam begitu saja, tetapi mereka dituntut menjaga dan melestarikan
Gereja tidak mau kehilangan orang muda sebagai generasi penerus, maka
sebagai bentuk perhatian Gereja terhadap orang muda beberapa kali telah
muda Katolik keluar dari zona nyaman dan mulai memasuki dunia pergaulan
hidup yang lebih luas dengan menciptakan jejak yang dapat menghadirkan Kabar
menjadi murid-murid Yesus pada zaman sekarang tanpa rasa takut mendorong
perubahan setiap hati orang muda untuk sanggup menanggapi mimpi Allah pada
sesama (http://www.kompasiana.com/gordi/pesan-paus-fransiskus-di-hari-orang-
dukungan sekaligus ajakan kepada orang dewasa agar membantu orang muda
dalam menghadapi beban-beban baru di zaman ini mengingat orang muda dituntut
adanya kegiatan merasul sebagaimana dinyatakan dalam Konsili (AA 12). Pada
persiapan Yubileum Agung Tahun 2000 Paus Yohanes Paulus II dalam suratnya
kepada kaum muda, berpesan bahwa Gereja tidak melihat orang muda hanya
sebagai sekelompok orang dari sebuah tahapan usia tertentu sekaligus agar orang
Mudika (Muda-mudi Katolik) bagi kaum muda Katolik, lewat PMKRI (Persatuan
mahasiswa. Baru-baru ini juga telah dirancang suatu kegiatan yang diberi nama
menganimasi orang muda agar lebih mengenal ajaran Gereja Katolik dengan
beberapa Orang Muda Katolik juga ada yang terlibat menjadi lektor, dan organis
Gereja. Pada kesempatan rekoleksi orang muda, Romo Constantinus Eko Wahyu
Djoko mengatakan; orang muda tidak perlu menunggu mapan untuk bisa
melayani, karena pelayanan bisa dilakukan kapan, dan di mana saja yang penting
dibutuhkan kerendahan hati dan mau meluangkan waktu serta tenaga (potensi)
untuk Tuhan, sehingga tidak ada alasan untuk tidak terlibat dalam hidup
menggereja. Hidup matinya Gereja Katolik tergantung pada orang muda, karena
Disadari bahwa sebagai Orang Muda Katolik, mereka kurang aktif dalam
padahal mereka punya talenta, potensi, dan kreativitas. Untuk itulah penulis ingin
B. Identifikasi Masalah
generasi Gereja?
C. Batasan Masalah
ruang lingkup penulisan ini dibatasi pada deskripsi penghayatan hidup menggereja
demikian, pembahasan ini lebih fokus pada obyek dan permasalahan yang diteliti.
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penulisan
F. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Praktis
Menjadi sarana guna membantu orang muda agar dapat lebih memahami
c. Bagi Penulis
2. Manfaat Teoretis
yang lebih ilmiah tentang orang muda bagi lembaga pendidikan, Gereja, dan
masyarakat.
G. Sistematika Penulisan
sistematika penulisan.
yang di dalamnya dipaparkan tentang pengertian orang muda dan dinamika hidup
orang muda zaman sekarang mencakup di dalamnya siapa orang muda zaman
sekarang, karakteristi orang muda, harapan Gereja terhadap OMK, dan perhatian
10
penelitian berupa kata perkata dari hasil wawancara dengan responden dan hasil
perkembangan zaman yang semakin modern. Pada akhir bagian ini penulis
Orang Muda Katolik dalam hidup menggereja. Melalui kegiatan ini diharapkan
Gereja sekaligus menyadari bahwa mereka adalah bagian dari Gereja bahkan
itu, penulis juga memberi saran atau rekomendasi kepada Pastor Paroki, dewan
penelitian ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Kitab Suci dan Tradisi Gereja yang telah dihidupi oleh Jemaat Perdana sejak
dahulu. Jemaat Perdana telah mewarisi iman akan Yesus Kristus dengan bertekun
berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa. Mereka bersekutu dan saling
berbagi. Inilah bagian dari iman orang Kristen sampai saat ini. Dengan beriman
berarti manusia menyerahkan dirinya kepada Allah (DV 5). Penyerahan diri ini
mengandung konsekuensi nyata bahwa manusia terlibat penuh dalam segala aspek
hidup demi tercapai tujuan hidupnya. Orang beriman tidak cukup pergi ke gereja,
sebagaimana telah dilakukan oleh Jemaat Perdana, terlebih orang muda. Iman
dunia yang membuatnya pada suatu pilihan yang sulit, antara memilih ajaran
membentuk kecenderungan sosial kaum muda, seperti yang terjadi pada generasi
7 April 2017).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
OMK, dan upaya yang dilakukan Gereja sebagai bentuk perhatiannya pada OMK.
A. Hidup Menggereja
1. Pengertian Gereja
Asal Usul dan arti kata Gereja. Kata “Gereja” berasal dari kata igreja yang
dibawa ke Indonesia oleh para misionaris Portugis. Kata tersebut adalah ejaan
Portugis untuk kata Latin ecclesia, yang ternyata berasal dari bahasa Yunani,
ekklesia. Kata Yunani itu berarti „kumpulan‟ atau „pertemuan‟, „rapat‟. Namun
jemaat dirasa sangat istimewa, sehingga lebih baik menggunakan kata “Gereja”,
yakni ekklesia. Kata Yunani itu berasal dari kata yang berarti „memanggil‟. Gereja
adalah umat yang dipanggil Tuhan. Itulah arti sesungguhnya kata “Gereja” (Iman
batasan atau definisi. Ekklesia adalah kata yang biasa pada zaman para rasul. Dari
jemaat Allah (1Kor 10:32). Dalam suratnya Paulus mengatakan jemaat berkumpul
13
“Gereja” karena imannya akan Yesus Kristus, kususnya akan wafat dan
(1Kor 1:2) dengan demikian ada tiga nama yang dipakai untuk Gereja dalam
Perjanjian Baru: “Umat Allah”, “Tubuh Kristus”, dan “bait Roh Kudus” ketiganya
beriman yang menerima dan meneruskan cahaya Kristus yang diwujudkan dalam
perbuatan yang baik dan berguna bagi sesama. Gereja disebut sebagai sakramen
yakni tanda dan sarana persatuan mesra dengan Allah dan dalam kesatuan dengan
Gereja tampak sebagai “umat yang disatukan berdasarkan kesatuan Bapa dan
Vatikan II, Gereja bukan lagi dilihat sebagai institusi hirarkis, sebagaimana
“misteri” tidak menunjuk pada sesuatu yang tidak dapat dimengerti atau yang
14
kesatuan antar umat manusia dengan Allah dan kesatuan seluruh umat manusia
digerakkan untuk berkumpul oleh Firman Allah, yakni, berhimpun bersama untuk
membentuk umat Allah dan yang diberi santapan dengan Tubuh Kristus, menjadi
Tubuh Kristus”. Himpunan umat Allah ini diwujudkan (secara lokal) dalam hidup
berparoki. Di dalam Paroki inilah himpunan umat Allah mengambil bagian dan
percaya. Gereja juga disebut tubuh Kristus, “Dan segala sesuatu telah diletakkan-
Nya di bawah kaki Kristus dan Dia telah diberikan-Nya kepada jemaat sebagai
Kepala dari segala yang ada. Jemaat yang adalah tubuh-Nya, yaitu kepenuhan
Dia, yang memenuhi semua dan segala sesuatu” (Ef 1: 22-23). Karena Kristus
adalah kepala maka semua umat beriman adalah anggota tubuh-Nya. Dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Kerajaan Allah ditengah dunia lewat hidup menggereja. Jemaat Perdana telah
lebih dahulu melakukan ini sebagai bagian dari tubuh Kristus mengemban tugas
dari Allah lewat empat tugas Gereja yakni dengan bertekun dalam pengajaran
(liturgia). Semua orang yang telah percaya tetap bersatu (koinonia), dan menjual
Menurut Tom Jacobs (1979: 14), Gereja adalah tempat dimana dorongan
sehingga dengan kesadaran itu seseorang dapat mengenal Kristus. Bila iman
sudah ada dorongan rahmat akan dimulai. Gereja menurut Tom Jacobs adalah
menerima baik seluruh organisasi serta segala upaya keselamatan yang diberikan
adalah himpunan umat orang yang percaya akan Kristus. Paulus dan Yohanes
mengatakan bahwa Gereja adalah “communion” dari mereka yang percaya akan
karya keselamatan Allah dalam Kristus. Kesatuan yang dikerjakan Allah dalam
diri Kristus bertujuan untuk mempersatukan umat manusia dengan Allah dan antar
umat sendiri oleh karena iman, karena iman itu pula seluruh umat beriman
mengambil bagian dalam hubungan Kristus dengan Bapa. Persatuan tidak hanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
diantara Gereja itu sendiri, tetapi kesatuan Gereja sekaligus menjadi sakramen
kesatuan dunia, sebab dalam Gereja sudah terungkap dan terwujud iman dunia.
Gereja bukan hanya sebuah institusi hirarkis, tetapi umat Allah yang
merasakan dan mengalami rahmat Allah. Menjadi Gereja berarti menjadi umat
Allah, sesuai dengan rencana besar dari cinta kebapaan Allah. Gereja harus
menjadi ruang kemurahan hati yang secara bebas dianugerahkan, di mana setiap
orang dapat merasa diterima, dicintai, dimaafkan, dan didorong untuk menghidupi
Injil.
dalam pengajaran para rasul, mengadakan perjamuan kudus, dan berdoa kepada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Tuhan. Dengan cara ini Jemaat Perdana terus menambah pengetahuan akan Allah
dan mendapatkan kekuatan agar bertahan dalam penganiayaan. Dalam Kitab Suci
cara hidup menggereja. Kehadiran KBG tidak sepenuhnya diterima baik oleh
cara hidup menggerejanya sangat ekstrim. Berkat Konsili Vatikan II KBG mulai
Lambat laun, KBG bukan lagi menjadi gerakan perlawanan atau suatu gerakan
ideologis tertentu, KBG bertumbuh menjadi sebuah “cara hidup menggereja yang
baru”. Paus Paulus VI mengakui keberadaan KBG yang dibangun oleh Gereja
hidup dalam persaudaraan kasih, saling menolong terutama mereka yang miskin,
yang tertindas, dan yang hidup dalam ketidakadilan (Bernard. S. Balun, 2012:
71).
untuk melihat komitmen bersama dalam komunitas, yang mana setiap anggota
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
mengalami kebersamaan dan ambil bagian secara aktif dalam tugas bersama.
Paul Suparno SJ (2007: 33) dalam bukunya Saat Jubah Bikin Gerah
zaman ini yang ditandai dengan pesatnya jumlah umat beriman aktif dalam
kehidupan menggereja. Partisipasi umat dalam hidup menggereja dan juga dalam
perutusan Gereja. Banyak umat rela bekerja dan berkarya bagi perkembangan
Gereja terhadap dunia dan agama-agama lain. Kisah hidup Jemaat Perdana dalam
Kis 2: 41-47, di sana dapat dilihat kehidupan komunitas beriman yang ditandai
19
pelayanan (diakonia).
dalam pelayanan Gereja di dunia (LG 31). Pelayanan Gereja seperti yang
menunaikan tugas dan kewajiban secara nyata di dunia (GS 43). Pelayanan
Gereja ini merupakan perwujudan dari Tri tugas Yesus Kristus sendiri. Pelayanan
dalam diri Yesus Kristus, Allah menyelamatkan manusia. Pewartaan akan Yesus
Kristus harus dilaksanakan tanpa henti agar umat beriman dapat senantiasa
Melalui bidang karya ini, umat beriman Kristiani diberi kepercayaan, dipanggil
dan diutus Yesus untuk mengambil bagian dalam tugas pewartaan Kabar Gembira
(LG 35). Yesus mengutus manusia dengan bersabda: “Pergilah, jadikanlah semua
bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Putera dan Roh
Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan
kepadamu“ (Mat 28: 19-20). Pewartaan ini dapat dilakukan lewat berbagai cara
seperti berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
1) Melayani Sabda
Kabar Baik yang diwartakan dengan kesaksian hidup cepat atau lambat
haruslah diwartakan dengan Sabda Kehidupan. Hal penting dari pewartaan Sabda
Kehidupan adalah kotbah dan katekese (EN 22). Gereja melayani Sabda dapat di
a) Kotbah
lewat kotbah/homili. Khotbah merupakan salah satu sarana pewartaan sabda Allah
dan pewartaan iman kristiani karena kotbah bertolak dari pengalaman iman dan
tidak selalu menjelaskan teks Kitab Suci. Umat beriman yang mendengar khotbah
firman Tuhan di dunia. Selain pewartaan dari mimbar, umat beriman juga dapat
b) Evangelisasi
manusia karena manusia perlu berkembang dalam Kristus (EG 160). Evangelisasi
adalah rahmat dan panggilan khas Gereja, karena merupakan jati dirinya yang
paling dasar. Sebab Gereja ada untuk mewartakan Injil (EN 14). Bagi Gereja
dan melalui pengaruhnya Injil mengubah umat manusia dari dalam dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
membuatnya menjadi manusia baru (EN 18). Injil harus diwartakan melalui
pelaku evangelisasi yakni umat Allah yang sedang bergerak maju dalam
perjalanan menuju Allah (EG 111). Gereja diutus Allah sebagai sakramen
keselamatan, “disini Gereja bekerjasama sebagai sarana rahmat ilahi yang bekerja
tanpa henti” (EG 112). Kabar gembira yang di wartakan Gereja tidak hanya
diperuntukkan kepada kelompok kristen saja melainkan kepada setiap orang (EG
113), agar semakin banyak orang mengenal Kristus, sebab keselamatan tidak
c) Katekese
pengembangan iman agar orang Kristen semakin dewasa dalam iman (Marinus,
22
“baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus”, dan “ajarlah
para katekis dan imam semata, melainkan karya seluruh komunitas beriman (AG
atas dasar wahyu dan iman. Dalam berkatekese hendaknya menggunakan bahasa
peserta agar pesan yang disampaikan lewat pewartaan mudah dihayati (CD 14).
Bentuk pengajaran dan katekese ini dapat dilakukan di Paroki dan di Sekolah.
i) Paroki
Salah satu tugas yang amat penting yang disadari berasal dari tugas
langkah dalam proses evangelisasi (CT 18). Semua kegiatan evangelisasi (baik
23
iman umat beriman, baik sebagai perorangan maupun sebagai kelompok sesuai
tanggungjawab orang tua. Mengingat keterbatasan orang tua dalam hal waktu dan
dari tugas Yesus sebagai imam, nabi dan raja. Demikian halnya dengan remaja
Katolik, orang muda dan orang dewasa. Katekese bertujuan untuk melayani
pembinaan lanjut yang diarahkan kepada komunitas Kristiani agar matang dalam
hidup batin dari cinta Allah dan saudara-saudara serta terbuka kepada dunia
sesuai dengan tingkat usia mereka. Materi katekese, metode dan sarana yang
pewartaan mudah diterima sehingga mudah pula untuk dihayati dalam hidup
ii) Sekolah
24
agama agar bersifat ekumenis dan memiliki kesadaran antar agama yang lebih
besar.
agama di sekolah bagi siswa yang percaya pada Tuhan harus dapat membantu
mereka untuk memahami lebih baik pesan kristiani dalam hubungannya dengan
keprihatinan umum pada segala agama dan manusia. Sedangkan bagi siswa yang
sedang mencari atau ragu-ragu akan imannya dapat menemukan dalam pelajaran
agama kemungkinan menemukan arti iman yang tepat kepada Yesus Kristus
d) Media Komunikasi
pendidikan Kristen (IM 13). Dalam ensiklik Communio et Progressio 128, Paus
Injil dan ajaran otentik Gereja. Namun juga perlu mengintegrasikan pesan Injil ke
dalam kebudayaan baru yang diciptakan oleh komunikasi modern” (RM 37).
mengangkat tema imam dan pelayanan pastoral di dunia digital sebagai media
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
baru demi pelayanan sabda. Pada zaman ini penggunaan teknologi komunikasi
sangat perlu, khususnya untuk menjawab secara tepat tantangan yang dihadapi
orang muda di tengah dunia. Para imam selaku pewarta sabda Allah, diharapkan
dapat menjadi saksi setia terhadap Injil dalam dunia komunikasi digital dengan
berbeda' dalam pasaraya digital. Maka para imam, ditantang untuk mewartakan
gambar, video, animasi, blog dan website, sehingga dapat membuka wawasan
baru dan luas demi dialog, evangelisasi, dan katekese”. Melalui sarana multimedia
pewartaan bisa ditujukan kepada semua umat Katolik, sehingga umat bisa tetap
berkontak satu sama lain, saling menguatkan, dan memperluas pengalaman iman
(http://www.mirifica.net/2010/03/17/pesan-bapa-suci-pada-hari-komunikasi-ke-
mengakui peran dan keterlibatan umat beriman awam dalam pewartaan (LG 37).
Mereka yang terlibat dalam karya bidang komsos dapat menolong sesama agar
lewat dunia digital mereka juga turut merasakan kehadiran Tuhan, menumbuhkan
kerinduan dan harapan serta mendekatkan diri pada Sabda Allah yang
harinya, sebagai kesempatan baik untuk menaburkan benih Injil, yang dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
dilakukan melalui: Telpon, BBM, SMS, E-mail, Facebook, Twitter, Website atau
Blog.
Pada hakekatnya pewartaan Injil dilakukan oleh semua umat lewat hidup
yang total (EG 111). Berkat baptisan yang diterima, semua orang Kristen menjadi
"murid missioner" (EG 120). Pewartaan adalah tugas dan panggilan setiap orang
yang percaya kepada Kristus. Secara khusus tugas ini dipercayakan kepada
status hidup, mereka memberi kesaksian tentang kebenaran Injil. Lebih khusus
lagi “barisan para katekis, baik pria maupun wanita, yang dijiwai semangat
merasul dan dengan banyak jerih payah memberi bantuan istimewa yang sungguh
perlu demi penyebarluasan iman Gereja” (AG 17). Tugas pewartaan ini tidak
hanya lewat pewartaan verbal namun terlebih pewartaan melalui kesaksian hidup
yang diwujudkan melalui kegiatan rohani dan pendalaman iman di Paroki dan di
lingkungan sehingga dapat mendorong dan memotivasi orang lain untuk terlibat.
internet yang bersifat kerohanian dapat dipakai sebagai sarana pewartaan agar
2) Melayani Sakramen
27
Kata “liturgi” pada mulanya berarti "karya publik", "pelayanan dari rakyat
dan untuk rakyat". Dalam tradisi Kristen, kata itu berarti bahwa Umat Allah
mengambil bagian dalam "karya Allah". Melalui liturgi, Kristus Penebus dan
bersama dia dan oleh dia (KGK 1069). Dalam Perjanjian Baru kata liturgi tidak
hanya berarti "perayaan ibadat", tetapi juga pewartaan Injil dan cinta kasih yang
melayani.
lahir serta dilaksanakan dengan cara yang khas bagi masing-masing. Dalam liturgi
dilaksanakan ibadat umum yang seutuhnya oleh Tubuh Mistik Yesus Kristus,
yakni kepala beserta para anggota-Nya. “Oleh karena itu setiap perayaan liturgis,
sebagai karya Kristus Sang Imam serta Tubuh-Nya yakni Gereja, merupakan
kegiatan suci yang sangat istimewa. Tidak ada tindakan Gereja lainnya yang
menandingi daya dampaknya dengan dasar yang sama serta dalam tingkatan yang
28
melaksanakan dan menyatakan Gereja sebagai tanda persekutuan antara Allah dan
hidup baru. Mengandaikan bahwa semua orang mengambil bagian dalam liturgi
kudus dengan "sadar, aktif, dan penuh makna" (SC 11). Lewat liturgi nampak
keikutsertaan dalam doa yang disampaikan Kristus kepada Bapa dalam Roh
(KGK 1073).
Umat beriman, dipanggil ikut serta dalam perjamuan suci perayaan liturgi.
Dengan merayakan liturgi umat beriman dapat membantu umat beriman lain
pelayanan Gereja yang sejati (Suwita, 2003:1-2). Sehingga umat beriman yang
2003:3-19). Umat beriman yang ikut terlibat dalam liturgi setelah dipuaskan
sesama. Liturgi adalah perayaan resmi Gereja. Liturgi Gereja dapat diwujudkan
terutama dalam himpunan pada hari Minggu. Misteri yang sama meresapi dan
menyinari jam-jam setiap hari oleh perayaan Ibadat Harian, "ofisi ilahi". Sambil
29
ini "disusun sedemikian rupa, sehingga seluruh kurun hari dan malam disucikan
dengan pujian kepada Allah" (SC 84). Doa Gereja merupakan doa resmi atau
“liturgi”, yang disebut “kebaktian” atau “ibadat resmi Gereja”. Doa resmi bukan
Tuhan.
Allah melalui Kristus dalam Roh Kudus, yang dihadirkan Gereja pada peristiwa-
dalam liturgi resmi Gereja, namun dari tujuh sakremen, Ekaristi menjadi puncak
sakramen ditampilkan dan terlaksana yang disebut dengan Gereja (SC 2).
3) Ibadat Harian
imam maupun anggota Gereja lainnya. Dengan mendoakan ibadat harian semua
yang mendoakannya terbagung dalam kesatuan doa Gereja di seluruh dunia dalam
kesatuan dengan Kristus sang kepala. Konsili mengajak semua umat ambil bagian
dalam doa resmi Gereja, terutama mereka yang tergabung dalam karya-karya
30
juga dengan cara-cara lain (SC 83). Dengan mendoakan ibadat harian umat
beriman telah ambil bagian dalam tugas Gereja (SC 85). Sebagai anggota Gereja,
umat beriman menyadari bahwa ia tidak bisa lepas dari kepalanya yaitu Kristus
sebagaimana dikatakan, “tanpa Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa” (Yoh 15:
5), karena itulah umat beriman perlu menjalin relasi dengan Tuhan lewat doa dan
Pada hari Minggu dan pada hari raya wajib lain umat beriman
berkewajiban untuk ambil bagian dalam misa. Selain itu, mereka tidak melakukan
kepada Allah atau merintangi kegembiraan hari Tuhan atau istirahat yang
dibutuhkan bagi jiwa dan raga (KHK 1247). Perintah untuk ambil bagian dalam
Misa dipenuhi oleh orang yang menghadiri misa di manapun misa itu dirayakan
menurut ritus Katolik, entah pada hari raya itu sendiri atau pada sore hari
5) Sakramentali
Dalam bidang liturgi Gereja tidak terbatas pada sakramen dan ibadat
31
Gereja bagi orang tertentu, baik secara pribadi maupun kelompok. Sakramentali
doa-doa tertentu, tanda salib, jalan salib, segala macam berkat, pengusiran setan,
juga patung, khususnya salib, medali, air suci, abu (pada Rabu abu), palma (pada
perayaan sakramen, seperti pemberkatan air baptis, juga pemberian lilin baptis
dan pakaian putih, dan pengurapan sesudah permandian. Intinya adalah segala
situasi kehidupan yang penting dan disertai doa permohonan Gereja di sana ada
boleh dikatakan tidak ada satu pun yang dapat dimanfaatkan untuk menguduskan
6) Devosi
sikap bakti berupa penyerahan seluruh pribadi kepada Allah dan kehendak-Nya
sebagai perwujudan cinta kasih, atau kebaktian khusus kepada berbagai misteri
iman yang dikaitkan dengan pribadi tertentu seperti; devosi kepada sengsara
Yesus, devosi kepada Hati Yesus, devosi kepada Sakramen Mahakudus, devosi
32
Devosi harus selaras dengan liturgi kudus, bersumber pada liturgi dan
mengantar umat kepada perayaan liturgi. Semua kegiatan devosional harus
memuncak pada perjumpaan dengan Allah dalam perayaan liturgis. Devosi
yang benar mestinya sesuai dengan kehendak Allah dalam kesatuan Gereja
Katolik. Devosi harus didasarkan pada perjumpaan orang beriman dengan
Allah, melalui Kitab Suci, sakramen-sakramen, dan karya kasih, serta
dalam hati nurani umat beriman. Macam-macam devosi seperti: adorasi
sakramen maha kudus, jalan salib, novena, ziarah, dan devosi kepada
Bunda Maria (SC 13).
partisipasi intim. Kata ini sering digunakan dalam Perjanjian Baru untuk
hidup sehati sejiwa, milik bersama, dan hidup dalam kasih (Ardhisubagyo,
perjamuan kudus. Dengan dasar itu anggota Gereja dapat saling peduli dan
secara nyata.
33
Tuhan. Mereka mendapat banyak ikan. Karena banyak ikan mereka mengambil
bagian menarik jala (Luk 5: 10). Koinonia adalah persekutuan Jemaat di dalam
dalam koinonia kita tidak hanya sekedar bersekutu, tetapi juga mewartakan Injil
dan cinta” (LG 8), Kesatuan Gereja bukan hanya karya Roh Kudus, tetapi juga
Allah Bapa dan sesama manusia melalui Yesus Kristus. Bidang karya ini dapat
untuk menyatukan jemaat sebagai Tubuh Mistik Kristus. Oleh karena itu,
diharapkan dapat menciptakan kesatuan antar umat, kesatuan umat dengan Paroki,
dan umat dengan masyarakat. Paguyuban ini diwujudkan untuk menghayati hidup
34
PIA, OMK, PPA, prodiakon, kelompok lektor dan organis, komunitas Tritunggal
macam kegiatan sesuai tingkat umur dan kelompoknya. Selain melayani Gereja,
sama mengemban tugas Yesus sebagai awam sebagaimana telah dilakukan oleh
Jemaat Perdana.
Keyakinan ini menyadarkan kita bahwa dunia dan segala isinya sungguh
universal adalah dengan peduli dan ikut serta dalam usaha pelestarian lingkungan
terhadap alam karena alam merupakan tempat tinggal makhluk hidup, termasuk
manusia. Semua yang ada dalam alam saling terikat dan saling mempengaruhi.
Belajar dari spirit ekologis yang dihidupi Santo Fransiskus Asisi, semasa
hidupnya Fransiskus menyebut semua ciptaan sebagai “saudara dan saudari” (Leo
sesuatu berasal dari Allah dan kembali kepada Allah. Bagi Fransiskus, ciptaan lain
adalah saudara dan saudarinya. Maka, manusia perlu menyadari misi dan
tanggung jawabnya untuk hidup bersaudara dengan ciptaan lain. Sebagai sesama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
ciptaan Tuhan, sebaiknya manusia hidup penuh perhatian dan ramah terhadap
lingkungan hidup.
Katolik tidak pernah menolak apapun yang ada dalam agama-agama lain, Gereja
menaruh sikap hormat yang tulus terhadap perbedaan keyakinan dan ajaran.
Karena itu Gereja mendorong para puteranya, supaya bijaksana dan penuh kasih
melalui dialog dan kerjasama dengan para penganut agama-agama lain dapat
tradisi-tradisi iman yang ada. Secara khusus dikatakan Gereja Katolik tidak
menolak sesuatu pun yang benar dan kudus dalam agama-agama lain. Dengan
norma-norma dan ajaran yang meskipun dalam banyak hal berbeda dengan yang
dianutnya (NA 2). Bahkan Gereja menolak diskriminasi atau penindasan terhadap
manusia karena alasan ras atau warna kulit, status atau agama yang bertentangan
dengan semangat Kristus (NA 5). Konsili berharap agar Gereja Katolik mampu
36
tidak tinggal di luar dunia melainkan tinggal di dunia dengan ambil bagian
dihantui oleh rasa sakit, cemas dan kuatir yang tak kunjung berakhir (PT 111).
pelayanan. Diakonia dalam bahasa Ibrani disebut syeret yang artinya melayani.
siapa menyatakan diri murid, ia wajib hidup sama seperti hidup Kristus.
Perwujudan Iman Kristiani adalah pelayanan. Yesus berkata "apabila kamu selalu
37
Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna, kami hanya melakukan apa yang
harus kami lakukan" (Luk 17:10). Sebagai pelayan, Yesus menyuruh para murid-
Nya untuk selalu bersikap "yang paling rendah dari semua dan sebagai pelayan
dari semua" (Mrk 9:35). Yesus sendiri telah memberi teladan sebagai pelayan
dengan berkata: “sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya
kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu” (Yoh 13:13-15).
tujuan utama pelayanan Yesus adalah kaum miskin dengan bersikap rendah hati.
Pelayanan Gereja didasari oleh Yesus Kristus sang kepala, Gereja yang
(Ardhisubagyo, 1987: 30). Pelayanan yang diberikan oleh Gereja tidak hanya
sebatas dalam lingkup Gereja saja tetapi terbuka bagi masyarakat luas karena
Gereja bukan sebuah lingkungan tertutup yang kuatir akan pengaruh luar yang
melainkan juga dalam dia yang dilayani. Dalam kehidupan bersama di masyarakat
Gereja dipanggil menjadi pelopor pelayanan dan hadir pada orang lain sebagai
sesamanya.
juga dengan perbuatan atau pelayanan (diakonia), sebab ada kalanya suara
perbuatan lebih nyaring gaungnya dari pada perkataan. Gereja, baru menjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
kerajaan Allah di dunia. Misi tersebut tidak dapat dilakukan tanpa pelayanan
karena pelayanan adalah fungsi Gereja yang sebenarnya. Tugas Gereja melayani
dan tenaga.
c) Ambil bagian pada tugas-tugas liturgi Gereja seperti menjadi lektor, organis,
d) Menjadi Pembina. Umat beriman dapat ambil bagian sebagai tenaga pengajar
39
Menjadi saksi Kristus adalah tugas Gereja dan warganya yang berlaku
sepanjang masa. Seperti Kristus berkeliling ke semua kota dan desa melakukan
perbuatan baik (Mat 9:35). Demikian juga umat beriman dapat keluar melakukan
perbuatan baik dengan membangun relasi pada semua orang, khususnya mereka
yang miskin dan tertimpa kemalangan serta dengan sukarela mengorbankan diri
manusia. Umat beriman yang percaya kepada Yesus, berarti ikut serta dengan
kerjasama, empati, partisipasi, dan keiklasan hati untuk berbagi satu dengan
masyarakat berpola pada pelayanan Yesus yang mengambil rupa Allah dengan
mengosongkan diri dan mengambil rupa sebagai pelayan dan hamba (Fil 2:5-7).
Gereja memiliki dua mandat yang diterimanya dari Allah yaitu mandat
40
akan Yesus Kristus. Sebagai sakramen yang kelihatan, Gereja dapat menjadi alat
Kristus, dan menjadi tangan Tuhan menyelamatkan semua orang (LG 9).
lewat politik dapat mengantar segenap umat manusia kepada kebaikan bersama.
Bagi orang Kristen, terlibat dalam dunia politik adalah suatu kesempatan untuk
zaman sekarang, serta membela keadilan dan cinta kasih untuk kesejahteraan umat
ketimpangan ekonomi yang tidak wajar. Dalam hal ini umat beriman menjadi
keuntungan pribadi (GS 85). Orang Kristen terutama orang muda dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
(GS 88).
untuk semua orang. Pelayanan medis yang dilakukan para tenaga medis adalah
dan pelayanan Yesus terhadap penderitaan manusia. Dedikasi yang tinggi dari
adalah untuk melaksanakan perintah yang Ilahi yaitu untuk mewartakan misteri
manusia, karena situasi zaman yang mendesak, maka setiap orang perlu
setiap orang dapat belajar karena belajar adalah hak semua manusia khususnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
anak-anak serta orang muda. Pada kenyataannya masih banyak anak-anak dan
Tugas Gereja melayani dunia diselenggarakan lewat bidang ini, dalam hal
supaya seluruh hidup mereka diresapi oleh semangat Kristus. Di sinilah Gereja
(GE 3).
beriman sebagai bagian dari Gereja yang diwujudkan lewat 4 bidang tugas Gereja
43
menggereja sama halnya dengan penghayatan iman. Seorang yang beriman perlu
mewujudkan imannya lewat perwujudan hidup sehari-hari, sebab “jika iman itu
tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati” (Yak 2: 17)
B. Orang Muda
istilah pemuda, anak muda, mahasiswa, dan remaja, karena keempat istilah ini
sering bersilangan. Sebutan pemuda atau “muda” pada umumnya tidak memiliki
batasan yang jelas. Dari segi usia, secara legal tampak adanya semacam perluasan
batasan. PBB mendefinisikan usia youth (pemuda) antara 15-24 tahun, tetapi
berusia 16-30 tahun” UU No 40/2009, pasal 1.1. Perlu disadari bahwa tren
berkembang yang sekarang didefinisikan batas usia muda hingga 35 atau bahkan
lajang berusia 13-35 tahun, dan sudah di baptis. Rentang usia 13-35 tahun dalam
hal ini masuk akal dalam pastoral OMK karena alasan perkembangan psikologis
44
Dari definisi di atas, penulis dalam skripsi ini menentukan bahwa yang
termasuk usia muda adalah yang berusia antara 13-35 tahun sebagaimana
dirumuskan dalam buku Pedoman Karya Pastoral Orang Muda Katolik Indonesia.
millennial, lahir tahun 1981-1994. Tujuan utama hidup mereka adalah diri sendiri
koran besar Amerika Serikat pada Agustus 1993. Generasi ini banyak
dan media sosial seperti facebook dan twitter. Lebih terbuka dengan pandangan
politik dan ekonomi dan terlihat reaktif terhadap perubahan lingkungan yang
2014).
1) Tidak sabar, tak mau rugi, dan banyak menuntut. Generasi ini terbiasa
dengan segala hal yang sifatnya instan, cenderung tidak sabar, jika memiliki
2) Percaya diri dan optimis. Generasi ini cenderung lebih mudah menerima
perubahan, karena lebih open minded dan berkeinginan tinggi untuk belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
segala hal baru. Mereka lebih percaya diri tampil di depan forum dan
mengemukakan pendapatnya.
3) Family centric. Generasi yang mandiri, tetapi cenderung dekat, bahkan masih
4) Suka berinovasi dan memunculkan ide baru. Mereka selalu mengikuti trend
5) Memiliki semangat yang luar biasa. Mereka mengerjakan tugas dengan lebih
6) Tidak menyukai jadwal yang detail. Generasi ini adalah koordinator, bertemu
dengan klien atau teman misalnya, tanpa perlu perjanjian yang rumit dan
mereka, bekerja dari cafe atau toko merupakan hal lumrah. Namun, mereka
(http://www.kompasiana.com/erna.fatmasari/eksistensi-generasi-digital-gen-
tampak kelakuan orang muda yang dirasa aneh, tetapi banyak juga menganggap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
wajar “penyimpangan” orang muda. Perkembangan zaman tentu tidak luput dari
kemudahan mengakses informasi baik melalui media cetak, TV, internet, komik,
dan media ponsel, telah memberikan manfaat yang besar. Namun setiap teknologi
pasti memberikan efek positif dan negatif. Salah satu dampak komunikasi global
adalah telah merusak moral anak muda zaman sekarang. Nusantara News pernah
memuat kisah pengakuan Neila (nama samaran), pelajar kelas 3 sebuah SMA di
Jakarta Timur tidak lagi perawan karena sering melakukan hubungan seks
pranikah, baginya itu biasa sehingga tidak takut dosa sebab melakukannya bukan
karena paksaan tetapi sama-sama mau. Baginya dosa terjadi kalau ada paksaaan.
Menurutnya hubungan seks pranikah di kalangan orang muda sekarang bukan hal
dimiliki oleh Gereja Katolik belum sebagai kesadaran namun lebih karena terlahir
sebagai orang Katolik. Orang muda tidak puas dengan kegiatan berupa proyek
yang diorganisir untuk mereka. Hanya sedikit saja yang rajin pergi ke Gereja di
hari Minggu. Bagi OMK belajar agama hanya berdampak sedikit bagi mereka.
Meskipun mereka hadir pada perayaan ekaristi pada hari Minggu namun belum
kebutuhan materinya saja daripada kehidupan rohani, bahkan di antara mereka ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
yang menolak Allah. Kegiatan yang bersifat rohani, termasuk berdoa dianggap
kurang bermanfaat.
Salah satu contoh realitas orang muda zaman ini terungkap lewat surat
Anak saya saat ini usianya 17 tahun, laki-laki, berwatak keras, tapi
perasaannya sangat halus, yang berakibat saya jadi sangat hati-hati kalau
bicara kawatir tersinggung. Sebab kerap kali jika berbicara dengan
ayahnya, sering beda pendapat dan berakibat perang mulut, akhirnya
marah, pernah anaknya kabur. Anaknya pintar bicara dan setia kawan, jika
sudah kumpul sama teman-temannya lupa waktu, meskipun tempat di
mana dia ngumpul/nongkrong, orangtua tahu, termasuk nomor hand phone
teman-temannya. Menurut dia ke Gereja cukup setor muka saja, maka
kerap tidak mau komuni. Sepertinya dia mengalami kehampaan. Pernah
suatu kali dia mengatakan Tuhan tidak pernah mendengar doanya, jadi
percuma berdoa (http://www.katolisitas.org/orang-muda-katolik-omk-dan-
penghayatan imannya, diakses 7 April 2017).
Surat di atas adalah salah satu dari sekian banyak peristiwa kehidupan
orang muda zaman ini yang mana menjadi kekhawatiran orang dewasa. Orang
dewasa mengeluhkan tentang iman orang muda, karena orang muda terkadang
bingung dan ragu akan imannya, sehingga orang dewasa menjadi ragu
pewarta Kabar Gembira. Tentu tidak semua orang muda mudah bingung dan
kecewa pada Tuhan, masih ada yang setia mendengarkan ajakan dan ajaran Tuhan
lewat Gereja-Nya.
Gereja memiliki harapan besar terhadap orang muda karena mereka adalah
generasi yang akan meneruskan pewartaan Yesus. Dalam Kitab Suci Perjanjian
Lama diungkapkan, Allah menaruh harapan besar kepada orang muda, Ia sangat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
mengapresiasi orang muda dengan memanggil orang muda sebagai rekan kerja-
pemimpin Gereja-Nya. Perhatian Yesus kepada orang muda tidak hanya berupa
pemberian tugas memimpin Gereja, tetapi juga memberi nasihat agar orang muda
hidup seperti yang dikehendaki-Nya. Yesus mengakui pentingnya peran serta dan
sumbangsih orang muda betapapun kecilnya agar bermakna bagi banyak orang.
Dihadapan Yesus, orang muda adalah pribadi istimewa karena mereka adalah
2014: 42-43).
muda sebagai generasi Gereja. Tujuan pembinaan dimaksudkan agar orang muda
Sebagai generasi Gereja, orang muda tidak boleh tinggal diam. Orang
muda harus mampu memainkan perannya dalam hidup bernegara dengan hidup
jujur dan wajar, dengan cinta kasih dan ketegasan politik, membaktikan diri bagi
dunia dan Gereja membutuhkan orang muda, tak satupun dari orang muda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
dianggap orang asing dalam Gereja. Dalam Gereja ada tempat untuk semua orang
muda, bahkan jika orang muda mau memberikan kritik-kritik karena tetap
merupakan kritik yang konstruktif. Paus mengajak orang muda mencintai Gereja,
Gereja, dunia dan harapanku. Harapan Paus ini hendak mendorong orang muda
muda tidak lagi selalu memikirkan “saya” atau “pendapat saya” tetapi menjadi
memikirkan orang lain. OMK harus bermakna bagi orang lain sebagaimana Yesus
pun telah wafat bukan untuk diri-Nya sendiri melainkan untuk manusia (Komisi
Pewartaan adalah tugas setiap orang yang percaya dan mengimani Yesus.
Perintah mewartakan injil merupakan satu dari empat tugas pokok Gereja.
Perintah itu merupakan tugas yang langsung diberikan sendiri oleh Yesus.
Perintah mewartakan Injil, menyadarkan umat Kristen, bahwa Injil, kabar baik
dari Allah, ditujukan kepada semua bangsa. Dengan kata lain, perintah
memberitakan Injil adalah keinginan Allah. Umat Kristen yang mengenal dan
50
masing. Tugas mewartakan Injil bukan suatu pilihan, boleh atau tidak, tetapi
Kebanyakan orang muda pada zaman ini di baptis sejak bayi, mereka
mengalami yang disebut dengan ”re-inisiasi” hanya dalam masa persiapan komuni
pertama, dan sakramen penguatan. Persiapan diberikan ketika pada masa kanak-
kanak dan menjelang masa akhir remaja. Kesempatan belajar hanya formalitas
atau suatu keharusan tanpa pembatinan. Maka tidak heran bila orang muda
imannya belum mantap, dan belum sunggung menaruh cinta pada ajaran Yesus.
Itulah sebabnya mereka belum sanggup menjadi saksi iman bagi teman-temannya
kemanusiaan agar dapat merubah umat manusia dari dalam dan membuatnya
menjadi baru (EN 18). Paus Paulus II menekankan kepada orang muda bahwa
hidup mereka harus memiliki makna dan menjadi anugerah cuma-cuma bagi
sesama yang lebih luas (Komisi Kepemudaan KWI, 2014: 87). Orang muda yang
telah menjalin relasi dengan Kristus dan komunitasnya harus bergerak keluar
untuk bermisi. Tanda relasi iman kepada Kristus adalah bersedia menerima
hidup menggereja. Maka, pada acara Asian Youth Day 7 KWI mengangkat
Orang Muda. Menghidupi Injil dalam Konteks Asia yang Multikultur). Gereja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Katolik Asia mengajak orang muda sebagai penerima sekaligus pembawa kabar
gembira. Orang muda harus memahami bahwa kegiatan pewartaan adalah sebuah
com/2016/10/29/19393/surat-sapaan-sumpah-pemuda-untuk-omk.html, diakses 7
April 2017).
ungkapan iman Gereja, di mana orang yang ikut dalam perayaan iman mengambil
bagian dalam misteri yang dirayakan. Berpartisipasi bukan saja secara lahiriah
tetapi yang paling penting adalah hati yang ikut menghayati apa yang dirayakan.
antara Allah dan manusia melalui Kristus. Ia mendorong umat beriman ke dalam
dalam liturgi kudus dengan "sadar, aktif, dan penuh makna" (SC 11).
“Katolik KTP”. Hal ini pula terjadi di kalangan orang muda, mereka pergi ke
Gereja mengikuti misa hanya karena alasan tradisi Gereja dan keluarga namun
tidak mengetahui landasan ajaran iman Katolik. Banyak orang muda di baptis
dalam Gereja Katolik namun tidak tumbuh dalam Gereja Katolik (Komisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Kepemudaan KWI, 2014: 66). Sikap bebas merdeka, datang kepada Kristus
imannya pada Kristus secara pribadi belum menjadi suatu kesadaran. Orang muda
kurang menjalin relasi dengan Allah dan sesamanya demi pertumbuhan iman.
Banyak pula orang muda memandang liturgi sekedar ritual dan rutinitas
setiap hari Minggu. Liturgi bagi mereka adalah sesuatu yang kering dan mungkin
tidak bermakna. Ketika orang muda mendesain liturgi ekaristi untuk orang muda
tidak lagi sakral, nampak dari lagu-lagu profan dan non-liturgis yang dipilih. Bagi
orang muda liturgi tidak lagi berpusat pada Kristus sebagaimana hakekat dari
liturgi itu sendiri melainkan berbalik dengan pusatnya adalah manusia. Mereka
tidak bersemangat merayakan liturgi karena tidak sesuai dengan semangat muda.
Bagi mereka liturgi sangat kaku sebab tidak sesuai dengan jiwa muda mereka.
imannya dan menanggapi karya keselamatan Allah dengan bersyukur memuji dan
berdoa. Sebagai generasi Gereja, orang muda harus membangun hidup di dalam
iman yang kokoh kuat lewat kegiatan-kegiatan liturgi yang ada dalam Gereja.
Iman akan Yesus Kristus harus dibangun dan berakar agar siap membarui,
meremajakan, dan memberikan energi baru bagi Gereja. Kegiatan liturgi yang
dapat dilakukan orang muda adalah dengan ambil bagian menjadi petugas liturgi
seperti lektor, pemazmur, dan lainya. Terlibat menjadi tim liturgi agar dapat
merancang doa dan lagu yang bervariasi untuk menyemangati umat dan orang
muda. Lebih dari itu, orang muda dengan segala daya kreativitasnya dan gelora
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
aktif. Kumpulan umat Allah yang hidup bersekutu, bersatu dalam nama Tuhan.
berhenti pada tingkat tertentu. Pada umumnya orang muda hanya memikirkan
kelompoknya saja dan mengabaikan kelompok yang lebih besar yaitu masyarakat
dalam kegiatan dan proyek yang penting secara kemasyarakatan dan Gerejawi
(Komisi Kepemudaan KWI, 2014: 70). Mereka tenggelam dengan kegiatan yang
menyita waktu dan perhatiannya. Mereka menarik diri dari dunia dengan
Bahkan ada yang meninggalkan keluarga dan teman-temannya dan menutup diri
dari orang-orang tersebut. Ada pula yang terjebak dengan aliran keagamaan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
aneh. Diantara orang muda ada pula yang terpuruk karena kasus narkotika
Memang tidak semua orang muda menutup diri dan tidak mau bergaul.
Masih ada orang muda berusaha menjalin relasi dengan teman sebayanya, sebab
(Komisi Kepemudaan KWI, 2014:101-102). Maka dari itu orang muda sering
saling melayani sebagai umat Kristiani. Agar mereka hidup dalam persekutuan
dan persaudaraan sesuai dengan imannya akan Yesus Kristus. Agar dalam
Sebagai koinonia, mereka tentunya tidak hanya duduk dan berdiam diri,
Keterlibatan yang diharapkan dari orang muda yakni melibatkan diri dalam
keluarga manusia, bersama bumi dan semua ciptaan yang membentuk lingkungan
55
yang datang ke dunia bukan untuk dilayani melainkan melayani. Iman yang
dimiliki akan mati bila tanpa tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Orang muda zaman ini banyak yang ingin dilayani, dan lambat untuk
melayani. Meskipun mereka punya waktu luang biasanya diisi dengan berkumpul,
setuju dengan sikap Gereja dalam permasalahan sosial namun banyak yang tidak
terlibat.
Mgr. Pius Riana Prapdi Ketua Komisi Kepemudaan KWI dalam suratnya
keterlibatan nyata ditengah suka dan duka masyarakat. Orang muda harus
mengambil peran sebagai murid Yesus di bumi Indonesia, tidak menutup mata
dan teliga terhadap penderitaan orang lain, tetapi melakukan sesuatu dengan
segala talenta, potensi, dan kreativitasnya untuk membawa kesegaran baru bagi
Gereja Katolik Indonesia. Gereja berharap orang muda dapat berbagi kisah-kisah
hidupnya supaya terjadi Pentekosta yakni kelahiran Gereja Katolik masa kini
dan connected; yang kreatif dan tahan banting mengikuti Yesus dalam perjalanan
56
Perhatian Gereja terhadap orang muda terungkap lewat Konsili Vatikan II yang
menyatakan bahwa:
Orang muda adalah kekuatan yang amat penting dalam masyarakat dan
Gereja, karena itulah Gereja tidak pernah mengabaikan orang muda dan berupaya
generasi Gereja. Berikut ini bentuk perhatian Gereja yang pernah dilaksanakan.
dilakukan bagi orang muda merupakan wadah dan kesempatan untuk membangun
iman dan saling meneguhkan. Melalui sharing iman, mereka memperoleh inspirasi
Perjumpaan orang muda disebut World Youth Day untuk tingkat dunia, Asian
Youth Day untuk tingkat regional dan Diocese Youth Day untuk tingkat
57
sekarang maupun masa depan baik bagi Gereja maupun masyarakat, oleh karena
itu orang muda memerlukan wawasan luas. Maka Gereja memberikan perhatian
kepada orang muda melalui kegiatan AYD, agar orang muda diberi peluang untuk
membuka perspektif yang lebih luas sehingga tidak melulu di lingkup Paroki dan
jejaring, dan kesatuan iman Katolik (Komisi Kepemudaan KWI, 2014: 47).
Usaha lain sebagai bentuk perhatian Gereja terhadap orang muda yaitu
perkembangan iman dan pengetahuannya, yaitu buku Oase Rohani, Youcat, dan
masa depan, mereka tak jauh dari Yesus. Dengan demikian orang muda berani
Gereja tidak melihat orang muda hanya sebagai sekelompok orang dari
sebuah tahapan usia tertentu. Orang muda memiliki keberanian dan semangat
tinggi walau penuh risiko. Mereka memiliki komitmen radikal, dan kemampuan
kreatif untuk memberikan tanggapan baru terhadap perubahan dunia. Karena itu,
segenap unsur Gereja Katolik Indonesia secara khusus dewan Paroki di bawah
58
C. Fokus Penelitian
yang meliputi aspek tempat (place), pelaku (actor), dan aktifitas (activity) yang
berinteraksi secara sinergis. Pada penelitian ini fokus penelitian adalah mengenai
sebagai pelaku (actor), dan Paroki Santo Yusup Bintaran sebagai tempat (place)
nya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab ini penulis menguraikan metode penelitian yang meliputi jenis
dan teknik analisis data. Penggunaan metode ini bertujuan untuk mendiskripsikan
Yogyakarta.
A. Jenis Penelitian
metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang
alamiah. Obyek alamiah yang dimaksudkan adalah obyek yang alamiah, tidak
dimanipulasi oleh peneliti sehingga kondisi pada saat peneliti memasuki obyek,
setelah berada di obyek, dan keluar dari obyek relatif tidak berubah. Jadi selama
Santo Yusup Bintaran, peneliti sama sekali tidak mengatur kondisi tempat
adalah terhadap makna. Dalam hal ini penelitian naturalistik tidak peduli terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
didasari pula oleh kenyataan bahwa makna yang ada dalam setiap orang berbeda-
beda. Oleh karena itu, tidak mungkin untuk mengungkap kenyataan yang ada
dalam diri orang yang unik menggunakan alat lain kecuali manusia sebagai
instrumen.
Pada penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan untuk menggali penghayatan
hidup menggereja Orang Muda Katolik Paroki Santo Yusup Bintaran Yogyakarta
jenis dan tipe subyek yang ditemui. Peneliti melakukan penelitian mengenai
(Moleong, 2008:14).
61
1. Tempat Penelitian
2. Waktu Penelitian
setengah, yakni pada bulan Mei akhir sampai dengan Juni 2017. Penetapan
diperoleh sudah mencapai validitas, bila jawaban orang muda yang bukan
responden cenderung sama dengan apa yang dikatakan responden. Selain itu, para
seluruh OMK yang ada di Paroki Santo Yusup Bintaran Yogyakarta. Maka dari
itu penetapan waktu penelitian pada prinsipnya sesuai dengan target waktu yang
C. Responden Penelitian
berdasarkan pada asas subyek yang menguasai permasalahan, memiliki data, dan
62
ibarat bola salju yang menggelinding lama menjadi besar. Dalam penentuan
sampel, pertama-tama dipilih satu atau dua orang yang ditunjuk oleh orang
berusia 13-35 tahun, dan sudah dibaptis. Dengan pertimbangan bahwa mereka
yang ditunjuk telah memiliki pengetahuan tentang Gereja dan pengalaman terlibat
D. Pertanyaan Penelitian
triangulasi. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teknik triangulasi data yaitu
dokumentasi).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
1. Wawancara
dengan wawancara terstruktur. Tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk
bantu rekam untuk memudahkan dalam proses pengolahan data. Tehnik ini
bidang liturgi.
pengumpulan data menyatakan terus terang kepada sumber data, bahwa peneliti
mengetahui dari awal sampai akhir tentang aktivitas peneliti. Tetapi suatu saat
peneliti juga tidak terus terang atau tersamar dalam observasi, hal ini untuk
menghindari jika suatu saat data yang dicari merupakan data yang masih
64
tidak diijinkan untuk melakukan observasi. Teknik ini dilakukan untuk mengamati
yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
monumental dari seseorang. Hasil penelitian juga akan semakin kredibel apabila
didukung oleh foto-foto yang telah ada untuk menunjang pengumpulan data
F. Instrumen Penelitian
penelitian adalah peneliti itu sendiri. Peneliti harus paham terhadap metode
kualitatif, menguasai teori dan wawasan terhadap bidang yang diteliti, serta
memiliki kesiapan untuk memasuki lapangan. Ciri khas penelitian kualitatif tidak
wawancara, pedoman observasi, studi dokumen, alat rekam, dan alat dokumentasi.
pengumpulan data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
1. Pedoman Wawancara
bidang pewartaan dan bidang liturgi. Responden adalah pemberi informasi yang
Pedoman Wawancara
Wawancara ke : ………………………………….
66
b. Apa saja bentuk pewartaan yang dilakukan oleh Gereja Paroki anda?
b. Apa saja bentuk liturgi yang dilakukan oleh Gereja Paroki anda?
b. Apa saja bentuk koinonia yang ada dalam Gereja Paroki anda!
b. Apa saja bentuk pelayananan yang ada dalam Gereja Paroki anda!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Faktor Pendorong:
berilah alasan!
Faktor Penghambat:
2. Pedoman observasi
menggereja pada dua bidang tugas Gereja yaitu bidang pewartaan dan bidang
Pedoman Observasi
68
b) bidang liturgi seperti: timja putra altar, paduan suara (kor, dirigen, dan
2) Konteks/suasana
4) Kegiatan subyek
5) Perkataan subyek
adalah berupa foto kegiatan-kegiatan yang diikuti oleh subyek. Dokumentasi yang
dipakai berkisar satu tahun terakhir. Dokumentasi diperoleh dari sumber yang
dapat dipercaya yaitu pendamping OMK, dan ketua OMK. Pedoman studi
bidang liturgi.
Pewartaan b. PIUD,
c. PIA,
d. PIR,
e. OMK/PIOM,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
f. PIUL,
g. Katekis,
c. timja lektor,
d. prodiakon,
f. panduan misa,
devosi.
(2015:366) meliputi uji kredibilitas data, uji transferability, uji depedability, dan
uji confirmability. Pada penelitian ini digunakan uji kredibilitas untuk menguji
keabsahan data, yaitu triangulasi sumber, triangulasi teknik dan triangulasi waktu
(Sugiyono, 2014:125).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
teknik adalah menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan cara mengecek
data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda (Sugiyono, 2015:
373).
triangulasi, diskusi dengan teman, analisis kasus negatif, dan member check.
dengan cara member check. Member check adalah, proses pengecekan data yang
diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuan member check adalah untuk
mengecek informasi yang diperoleh dan akan digunakan dalam penulisan laporan
2015:375).
jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Jika
data yang ditemukan kemudian disepakati oleh para pemberi data, maka data
disepakati oleh pemberi data, maka peneliti perlu diskusi dengan pemberi data.
Apabila perbedaannya tajam, maka peneliti harus merubah temuannya dan harus
menyesuaikan dengan apa yang diberikan oleh pemberi data (Sugiyono, 2015:
375-376).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
menyusun data secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara,
pola, memilih yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan
sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Miles and
analisis data, yaitu reduksi data, display data, dan conclusion drawing/verification
data.
1. Reduksi
memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema
dan polanya. Data yang telah ada direduksi sehingga akan memberikan gambaran
yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data.
Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang
2. Display
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya dalam analisi data ini
adalah display data atau penyajian data. Miles and Huberman (Sugiyono,
data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. Dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi,
3. Verification/Conclusion Drawing
sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang
yang dikemukakan pada tahap awal, di dukung oleh bukti-bukti yang valid dan
BAB IV
A. Hasil Penelitian
Pada bab IV ini akan dibahas hasil penelitian yang diperoleh dengan
memunculkan melalui tiga aspek yakni pemahaman tentang Gereja dan hidup
tugas Gereja yaitu kerygma, liturgia, koinonia, dan diakonia, dan faktor
pendorong dan penghambat untuk terlibat dalam hidup menggereja. Dari tiga
1. Profil Responden
tehnik snowball sampling. Responden ini dipilih oleh peneliti atas petunjuk dari
kordinator dan ketua OMK yang mana mereka dianggap telah memiliki
menggereja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
a. Responden 1
Subjek pertama berinisial BT. Perempuan lahir 8 Maret 98, merupakan anak
adalah pribadi yang supel, senang bekerja, berpenampilan rapih dan ramah. Hoby
bernyanyi, dan senang terlibat pada kegiatan. Pada waktu duduk di bangku
sekolah SMA BT pernah terlibat TONTI (Peleton Inti), ikut ekstra Karawitan
dengan peran sebagai sinden. Pernah menjadi panitia pada event yang diadakan
oleh sekolah seperti pensi. Ia masuk menjadi anggota OMK pada usia remaja.
dan memberi teladan kepadanya sehingga sampai saat ini tetap setia melakukan
b. Responden 2
Subjek kedua berinisial Ben. Laki-laki lahir tanggal 13 April 1996 anak
kedua dari dua bersaudara. Mahasiswa semester 6 di salah satu perguruan tinggi di
sudah menjadi Katolik sejak kecil diajak oleh ibunya ke Gereja, sedangkan Ben
tidak dibaptis karena permintaan ayahnya sebab ayahnya beragama Islam. Atas
75
Islam. Selama menganut agama Islam Ben rajin berlajar di TPA bersama teman
bangku kelas 3 SD, ayah Ben meninggalkan rumah (istri dan anak-anaknya) tidak
tahu kemana, lama kemudian baru diketahui kalau ayahnya menikah lagi.
menjadi Putra Altar. Dalam keluarga, Ben sendiri yang beragama Islam sementara
ibu dan saudaranya beragama Katolik. Ben meminta kepada ibunya untuk belajar
agama Katolik. Ben akhirnya di baptis menjadi Katolik ketika ia duduk di kelas 4
Sekolah Dasar.
Setelah dibaptis, Ben aktif menjadi Putra Altar dan kemudian ikut
bergabung menjadi anggota OMK. Dalam struktur organisasi dewan Paroki, Ben
kegiatan yang dilaksanakan oleh Paroki seperti Misa Natal, Paskah, hari-hari
besar Gereja, dan event-event penting Gereja. Selain menjadi tim KOMSOS, juga
menjadi devisi perlengkapan untuk Timja PIA. Dalam timja PIA Ben termasuk
anggota dari salah satu tim. Tugas yang sering dilakukan sebagai timja PIA adalah
suatu pilihan tetap dipegang teguh oleh Ben. Selalu hadir dan konsisten dengan
76
c. Responden 3
Managemen. Lahir 19 Agustus 1996, merupakan anak ke dua dari dua bersaudara,
selalu ikut sekolah Minggu di Gereja Baptis diantar oleh ibunya, tetapi ayahnya
Pada saat kelas 4 SD, ibunya menyuruh YS ikut pelajaran agama Katolik
supaya dibaptis. Setelah dibaptis, YS diikutkan menjadi putra Alltar dan berlanjut
menjadi anggota PIR. Setelah YS dibaptis, ibu juga menjadi Katolik pada tahun
2006. Ben adalah lulusan SMA Martoyudan Magelang. Pilihan sekolah di SMA
Sempat mengikuti pembinaan calon imam di Semarang, namun pada bulan Juni
YS tidak mau mengikuti misa kudus di Gereja Santo Yusup Bintaran. Malu
karena keluar dari seminari, YS memilih misa kudus di Gereja Kidoloji. Sesekali
misa kudus di Gereja Bintaran tetapi duduk sendiri di pojok Gereja pada bagian
belakang. Kurang lebih lima bulan YS merasa kesepian dan hampa. Sebagai orang
muda menganggap diri tidak berguna karena tidak ada kegiatan. Kerinduannya
punya banyak teman belum juga tercapai, mau bergabung dengan OMK di Gereja
77
undangan dari OMK Bintaran untuk dekorasi natal di Gereja. Ajakan dari OMK
d. Responden 4
anak tunggal. Tinggal di jalan Surokarsan 21, termasuk lingkungan Santa Theresia
Lisieux. Pribadi yang ramah dan rendah hati, sopan, setia dan berdedikasi tinggi,
Selama ini UT belum pernah bergabung dan terlibat dalam kegiatan OMK.
alasan UT tidak mau bergabung di OMK karena tidak ada kegiatan. Menurut UT,
dulu pengurus OMK tidak merangkul OMK yang lain, sehingga kegiatan di
Paroki tidak banyak OMK yang mengetahui dan mau terlibat. Ditambah lagi
dalam kepengurusan OMK ada konflik yang akhirnya membuat OMK vakum
cukup lama. Sampai saat ini UT juga tidak bergabung dengan OMK karena
merasa sudah cukup tua dibandingkan dengan teman-temannya yang lain. Untuk
saat ini ia lebih memilih terlibat di paguyuban lektor dan tidak mau terlibat
e. Responden 5
lembut serta berdedikasi tinggi pada tugas. Rendah hati dan ringan tangan
membantu sesama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Bintaran namun Rth tidak aktif di Gereja Bintaran. Sebelum aktif di Gereja
Bintaran, Rth selalu diajak oleh ibunya misa di Gereja Santo Antonius Kota Baru
sehingga kegiatan di Gereja Bintaran praktis tidak pernah di ikuti dan tidak tahu
apa kegiatannya. Beberapa kegiatan OMK diikuti di Gereja Kota Baru seperti
Rth baru masuk persekutuan OMK di Gereja Bintaran pada tahun 2015
dengan kepengurusan OMK yang lama. Berhubung ketua OMK sudah bekerja di
Jakarta, romo kordinator OMK meminta Rth untuk menggerakkan OMK, dan
dewan Paroki yang baru, dibentuk kepengurusan OMK dengan masa bakti periode
2016-2018 tetapi Rth tidak masuk dalam kepengurusan OMK, tetapi masuk timja
pewartaan PIA. Sampai sekarang Rth terlibat di pewartaan PIA sebagai kordinator
timja PIA.
Seperti yang telah dikemukakan pada bab III, data yang dikumpulkan
dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan tiga teknik yaitu wawancara,
observasi, dan studi dokumentasi. Data yang tidak terungkap melalui wawancara,
dilengkapi dengan data hasil observasi langsung oleh peneliti. Untuk memperkuat
dokumen yang ada. Semua data hasil penelitian diuraikan berdasarkan pertanyaan
79
mengatakan:
“Bagi saya Gereja memiliki dua arti. Arti pertama secara fisik adalah
bangunan, arti kedua adalah manusia. Bangunan, maksudnya di dalam
Gereja itu ada umat yang menjadi satu keluarga, beribadah bersama, hidup
bersama menjadi satu keluarga” (wawancara Sabtu, 28 Mei 2017).
“Menurutku sih, Gereja itu ya selain arti fisik bangunan begitu, tetapi juga
orang-orang yang berkumpul untuk bersama-sama berdoa dan membangun
persaudaraan satu dengan lainnya, itu saja sih yang saya tahu”(wawancara
Kamis, 13 Juli 2017).
“persekutuan orang-orang beriman. Ya…beriman pada Kristus, itu yang saya tahu
Responden 3 mengatakan:
kepada Yesus, umat beriman yang berkumpul dalam satu wilayah yang percaya
tempat atau rumah secara fisik, atau rumah Tuhan (wawancara Sabtu, 8 Juli2017).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
dapat dipercaya.
masing-masing responden. Gereja dapat memiliki dua arti yang pertama Gereja
dalam arti fisik atau bangunan yang di dalamnya ada umat yang menjadi satu
keluarga, hidup bersama sebagai satu keluarga. Dan Gereja dalam arti umat Allah
Dari hasil observasi yang lakukan oleh peneliti ditemukan fakta bahwa
persekutuan itu sebagai satu saudara yang saling membutuhkan. Gereja sebagai
persekutuan yang dimaksudkan oleh mereka terlebih pada persatuan antar OMK
sendiri, belum menyeluruh dengan semua umat beriman yang ada di Paroki Santo
Yusup Bintaran. Nampak bahwa mereka baru pada awal tahun 2016 yang lalu
mereka belum mewujudkan diri sebagai bagian dari Gereja. Sebagai anggota
orang pilihan Allah, dipanggil secara khusus yang terhimpun dalam suatu Paroki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
kegiatan umat seperti rosario di lingkungan, pendalaman kitab suci, dan terlibat
diungkapkan oleh responden 5, saya terlibat untuk melayani apa yang dibutuhkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
berarti terlibat dalam kehidupan bersama, tidak hanya sekedar ke Gereja tetapi
sungguh terlibat dalam keprihatinan dan gerak Gereja itu sendiri. Karena Gereja
itu satu keluarga, maka semua orang berpartisipasi menyelesaikan tantangan yang
dalam lingkup Gereja yang terorganisir sebagai wujud hidup menggereja, berarti
setiap hari, dan responden 5 juga selalu melaksanakan tugas mengajar PIA di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Paroki. Namun demikian penghayatan hidup menggereja orang muda masih pada
batas pewartaan.
hanya sekedar ke Gereja tetapi benar-benar terlibat dalam Gereja. Sebagai umat
Gereja, terlibat dalam suatu organisasi Gereja, dan terlibat dalam kehidupan
masyarakat.
“Dasar hidup menggereja adalah Injil. Dalam injil dikatakan meskipun kita
semua berbeda tetapi satu tubuh. OMK dan PIA tidak perlu konflik”
(wawancara Sabtu, 28 Mei 2017).
Kisah Para Rasul yaitu hidup Gereja Perdana, mereka berkumpul berdoa,
membaca Kitab Suci, memecahkan roti melakukan pelayanan, dan berkotbah. Apa
yang dilakukan oleh Gereja Perdana, Gereja ini juga melakukannya sekarang,
seperti dalam liturgi, pewartaan, dan paguyuban (wawancara Kamis, 6 Juli 2017).
responden tentang kebenaran data yang diperoleh atas jawaban yang diungkapkan,
84
jawaban dengan baik yaitu kehidupan Jemaat Perdana adalah pola dan dasar dari
hidup menggereja sekarang ini, sebagaimana yang dikisahkan dalam Kisah Para
setiap orang adalah saudara sehingga tidak perlu ada konflik satu dengan lainnya,
Dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti juga ditemukan fakta
bahwa responden 1 cukup terampil dan aktif bila ada kegiatan di Paroki, namun
menyenangkan dan dapat diterima oleh semua kalangan OMK dan anak-anak.
mewujudkan seperti apa yang dihayati oleh Jemaat Perdana yakni ikut ekaristi
tentang dasar hidup menggereja demikian juga dalam penghayatan hidup setiap
hari. Walaupun tidak tahu dasar hidup menggereja namun responden 5 sudah bisa
Melaksanakan tugas dengan pengorbanan, meskipun capek dari kerja namun tetap
85
belajar dari cara hidup Gereja Perdana, dimana mereka berkumpul berdoa,
“… keterlibatan itu artinya ikut berperan dan ambil bagian dalam tugas
Gereja seperti ikut membantu kegiatan yang dilaksanakan oleh Gereja,
ambil bagian dalam organisasi Gereja, dan peduli pada sesama …”
(wawancara Sabtu, 28 Mei 2017).
Responden 4 mengatakan:
menggereja itu tidak hanya sekedar menjadi umat tetapi harus ambil bagian dan
itu seperti ikut berperan dan ambil bagian dalam tugas Gereja seperti ikut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
organisasi Gereja, dan peduli pada sesama. Menjadi putra Altar, lektor, atau
umat dewasa.
sudah mulai terlibat dalam hidup menggereja namun baru sebatas lingkup Paroki
dan di bagian pewartaan, sementara responden 2, tidak lagi aktif di Karang Taruna
dan jarang aktif di PIA. Adapun responden 3 juga belum banyak terlibat,
ikut berperan dan ambil bagian dalam tugas Gereja seperti ikut membantu
kegiatan yang dilaksanakan oleh Gereja, ambil bagian dalam organisasi Gereja,
mengatakan:
87
Responden 2 mengatakan:
Responden 3 mengatakan:
dalam kegiatan-kegiatan Gereja seperti; misalnya kegiatan liturgi atau apapun itu,
mengajak umatnya mulai dari tingkat usia dini sampai usia lanjut mengikuti
2017).
Dari hasil wawacara ditemukan bahwa Gereja harus lebih terbuka baik
keluar maupun ke dalam, lebih merangkul orang muda agar semakin aktif dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
kegiatan Gereja. Para romo dan ketua lingkungan agar menyapa orang muda.
Dari hasil observasi ditemukan fakta bahwa, kegiatan sosial yang diadakan
Gereja baru sedikit dan kurang melibatkan orang muda, relasi antara orang muda
dengan Romo Paroki belum nampak akrab, demikian halnya relasi antara orang
tua dengan orang muda masih nampak kaku, sehingga komunikasi tidak terjadi.
Di beberapa lingkungan orang muda nyaris tidak kelihatan. Orang tua yang
mempunyai anak usia muda juga kurang memberikan dukungan pada anaknya
ikut berkegiatan di Gereja, tidak sedikit orang tua marah bila anaknya sering pergi
ke Gereja. Dijumpai pula, banyak orang tua mengajak anaknya untuk misa di
Gereja Santo Antonius Kota Baru sehingga Gerejanya sendiri tidak dikenal. Salah
satu contoh orang tua kurang mendukung anak adalah ketika ada kegiatan estafet
Salib AYD di Gereja. Dari data yang diperoleh jumlah OMK di Paroki Santo
Yusup Bintaran sekitar ± 200 jiwa, sementara yang aktif dan hadir pada kegiatan
estafet Salib AYD hanya pengurus dan panitia. Bahkan pada saat PENSI di
Gereja, tidak banyak orang tua yang datang. Orang tua kurang memberikan
apresiasi pada orang muda, sebab dengan orang tua hadir saja, orang muda sudah
lingkungan juga tidak dapat menjadi kesempatan berdialog dengan orang muda
Hasil observasi yang dilakukan peneliti juga diperkuat dengan data yang
diperoleh dari pendamping OMK Paroki yang mengatakan, Gereja masih belum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
mampu membangun dialog dengan orang muda, komunikasi sering kurang lancar,
orang tua enggan memberikan kepercayaan kepada orang muda untuk maju, orang
Gereja bersama teman OMK lainnya. Fakta lain ditemukan bahwa relasi orang tua
dan orang muda tidak harmonis, dampaknya orang muda berjalan sendiri tanpa
pendampingan orang tua, padahal orang muda ingin di rangkul, ingin di dampingi
dan diberi kepercayaan, dan tanggungjawab. Demikian halnya dengan para ketua
bahwa, Gereja harus lebih terbuka terhadap umat lain di luar Gereja. Gereja perlu
“OMK diharapkan bisa menjadi kader pemimpin Gereja dengan pola pikir
yang lebih fres (baru) dengan adanya ide-ide baru. Kaderisasi untuk suatu
pembaruan dan inovasi bagi kehidupan menggereja. Orang muda
melakukan sesuatu untuk membuka ruang bagi remaja. Karena selama ini
remaja kurang pendampingan. Agar OMK menyadari potensi diri, dan
yakin bahwa OMK punya potensi menjadi wadah bagi remaja”
(wawancara Sabtu, 28 Mei 2017).
ada tahun orang muda… ya Gereja berarti berharap orang muda makin aktif di
muda harus lebih bisa mengayomi yang lebih muda. OMK lebih berani tampil,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
karena pada kenyataannya ada banyak OMK yang memiliki kelebihan, tetapi
mereka tidak berani. Banyak OMK di Paroki tetapi yang tampil cuma orang-orang
itu aja” (wawancara Sabtu, 3 Juni 2017). Adapun responden 4 dan 5 memiliki
pemahaman yang sama yaitu agar OMK lebih berani tampil, lebih aktif di
Gereja.
Dari hasil wawancara ditemukan bahwa OMK harus bisa menjadi kader
pemimpin, berinovasi, berani tampil dan lebih aktif terlibat di lingkungan. OMK
bisa menjadi kakak sulung dan tempat curhat anggota PIR. Orang muda
menyadari diri dengan potensi yang dimiliki agar dikembangkan untuk membantu
harapan Gereja nampak senada dengan apa yang diungkapkan oleh responden.
Responden melihat dan merasakan apa yang menjadi harapan Gereja kepada
orang muda. Harapan Gereja ini sudah sedikit mereka realisasikan misalnya
organisasi, dan berani tampil pada acara-acara Gereja. Orang muda mulai
menampilkan ide-ide baru pada saat misa orang muda dan misa PIA. Mereka
91
mengatakan bahwa orang muda hendaknya lebih aktif di Gereja dengan tetap
melaksanakan tugas hariannya agar sejak muda mereka belajar terlibat dalam
hidup menggereja sehingga kelak mereka dewasa akan lebih aktif. OMK harus
dan di masyarakat. Tidak hanya penggerak di lingkup Paroki tetapi juga bergerak
menjadi perombak. Gereja sudah membuka kesempatan untuk orang muda agar
Pada pertanyaan ini ditemukan bahwa baik responden, pastor paroki, dan
pendamping OMK mempunyai harapan yang sama yakni agar orang muda lebih
berani tampil, belajar mengkader diri dengan mulai aktif dalam kegiatan-kegiatan
di Gereja, agar orang muda berani tampil karena kelak masa depan Gereja ada
pada orang muda. Bila sejak awal orang muda aktif, maka kelak mereka dewasa
diperoleh jawaban.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Responden 1 mengatakan:
“Pewartaan adalah tim kerja yang mewartakan Injil atau Kabar Gembira
lewat berbagai cara. Lewat berbagai cara menyampaikan nilai-nilai injil
lewat PIOM, dengan sasaran usia yang berbeda-beda” (wawancara Sabtu,
28 Mei 2017).
responden 3 juga tidak tahu, malah menjawab sarana, sebagai wadah pewartaan
seperti PIA, PIR, OMK (wawancara Minggu, 4 Juni 2017). Sedangkan responden
4 mengatakan “Apa ya, pewartaan adalah mewartakan sukacita Injil kepada semua
orang dan mengajak umat untuk menjadi pewarta sabdaNya. Yang diwartakan
adalah sukacita Kristus, itu saja yang saya tahu” (wawancara Kamis, 7 Juli 2017)
diungkapkan, sehingga jawaban responden ini sungguh benar dan dapat dipercaya.
pewartaan belum tepat, sebab mereka bingung memberikan jawaban, ada yang
mengatakan sarana, ada yang mengatakan tim kerja, dan ada yang tidak tahu sama
sekali.
Dari hasil observasi yang dilakukan, ditemukan fakta bahwa secara konsep
responden tidak tahu arti pewartaan. Mereka hanya melaksanakan tugas di bidang
pewartaan. Apa yang diwartakan mereka juga belum memahaminya dengan baik.
Mereka yang mendampingi PIA juga masih bingung apa yang diwartakan. Pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
pertanyaan apa arti pewartaan, ditemukan bahwa jawaban responden belum tepat.
tidak tahu.
Responden 4 mengatakan:
Responden 5 mengatakan:
“Sosialisasi PIA, BKSN, BKL,APP, dan adven yang saya tahu itu sih. Itu
ada ke anak-anak, orang muda juga untuk lingkungan. Kalau untuk remaja
saya tidak tahu. Musti yang dilakukan selama ini untuk anak-anak dan di
lingkungan, terus pengkaderan untuk para katekis setau ku ada”
(wawancara Sabtu, 8 Juli 2017).
Paroki diberikan lewat EKM, PIA, dan OMK. Bentuk lain diberikan lewat
Dari hasil observasi yang dilakukan ditemukan fakta bahwa belum semua
orang muda terlibat di bidang pewartaan. Ada responden yang tidak tahu bentuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
dilakukan oleh Gereja namun ia memilih untuk tidak aktif karena kurang percaya
diri. Responden 1 dan 5 cukup giat dalam tugas pewartaan yang ada di Paroki
yang diwujudkan lewat kegiatan PIA. Pewartaan disampaikan lewat kegiatan PIA
yang didalamnya terkadang disampaikan materi MKSN, BKL atau APP. Peneliti
juga telah mempelajari dokumen yang didapat dari sumber yang dapat dipercaya,
ditemukan fakta bahwa Gereja melakukan tugas pewartaan yakni lewat beberapa
bidang seperti timja Inisiasi, PIUD, PIA, PIR, OMK/PIOM, PIUL, Katekis,
di Paroki, tetapi dua diantara responden sudah dapat memberikan jawaban yang
tepat.
Responden 1 mengatakan:
“Ya, di Paroki terlibat sebagai pengurus PIA, PIOM, dan PIR. Bentuk
keterlibatan di PIR sebagai pendamping tugasnya menjadi jembatan antara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
dewan dan pengurus, memantau event yang diadakan pengurus PIR tugas
mereka mengelola event, menjadi dewan penasehat bila ada kesulitan
membantu. Di PIA mengajar sekolah Minggu, terlibat dalam kepanitiaan
kalau ada acara ekaristi anak pada masa Natal, Paskah dan pesta, terlibat
juga menjadi panitia misa se-Kevikepan DIY. PIOM sebagai pengurus,
terkadang juga sebagai panitia pada event-event tertentu. Contoh sebagai
devisi acara pada rekoleksi di gua Maria Pereng dan Leadershep camp
sebagai devisi acara. Sebagai sekretaris pada misa OMK. Dalam rangka
kegiatan AYD juga sebagai devisi acara. Di lingkungan pernah menjadi
panitia natal, juga sebagai ketua OMK dan menjadi jembatan antara OMK
lingkungan dengan OMK Paroki pada event-event di Gereja.
Dimasyarakat belum pernah terlibat, hanya menjadi warga masyarakat yag
baik saja” (wawancara Sabtu, 28 Mei 2017).
Responden 2 mengatakan:
“Peran saya menjadi anggota tim PIA. Saya ditugaskan menjadi sie
perlengkapan dan biasanya setiap kali mau bertugas timja membagi tugas,
tetapi saya memilih sie konsumsi yang paling aman sus. Saya pernah
memimpin doa tapi kalau saya disuruh memberi materi saya bingung sus.
Yang paling sering jadi konsumsi, datang membawa makanan, disobeki,
lalu dibagikan satu-satu” (wawancara Sabtu, 3 Juni 2017).
menyampaikan materi APP, BKSN, adven, dan mengkader pemberi materi untuk
96
setiap responden berbeda sesuai bakat dan kemampuannya. Orang muda sudah
dilaksanakan setiap hari Minggu 1 sampai Minggu ke tiga, tidak setiap Minggu
tetapi sesuai jadwal yang telah diatur oleh timja PIA sebagai pengajar (pemberi
materi), menjadi animator, memimpin doa, atau memimpin lagu. Ada juga yang
terlibat sebagai konsumsi. Tetapi pada kesempatan lain atau bila ada kegiatan PIA
sebagai perlengkapan dan dekorasi. Namun ada juga yang tidak terlibat karena
yang mengatakan bahwa responden 1 dan 5 aktif dan selalu melaksanakan tugas
pendampingan PIA. Untuk responden 3 selama ini memang belum pernah terlibat
Paroki.
97
aktif di Paroki.
mengatakan: “Karena senang ikut terlibat apalagi menjadi panitia. Untuk kegiatan
kepanitiaan paling senang kalau menjadi devisi acara” (wawancara Sabtu, 28 Mei
2017).
Responden 2 mengatakan:
“Ya senang-senang saja sih. Saya tidak mau terlibat terlalu banyak.
Senang melihat anak kecil apalagi melihat anak polos-polos gitu. Setiap
hari Minggu saya ikut mendampingi PIA, di PIA saya juga bisa ketemu
dengan sepupu” (wawancara Sabtu, 3 Juni 2017).
membantu Gereja karena ada kepuasan tersendiri bila bisa melayani” (wawancara
Sabtu, 8 Juli 2017). Sementara responden 3 dan 4 mereka tidak terlibat di bidang
belum bisa terlalu banyak berbuat, lagi pula saya sibuk kuliah” (wawancara
98
panitia dan bertugas di devisi acara. Dengan melayani merasakan ada suatu
pada tugas dan tanggungjawabnya, juga bahwa hampir tidak pernah absen
Paroki setiap hari Minggu pertama dan kedua pada bulan Juni 2017. Responden 1
membuat contoh prakarya dan mengajak gerak dan lagu, sedangkan responden 5
dan 4 tidak nampak partisipasinya di bidang pewartaan. Hal ini di benarkan oleh
Hampir semua event PIA dia berperan sebagai devisi acara yang diamini oleh
memang tidak banyak terlibat di PIA, kalau ada kegiatan PIA ia sebagai devisi
diakui orang muda sangat jarang. Romo paroki juga mengatakan bahwa orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
muda belum aktif di lingkungan sebab dari pengalaman, orang muda sangat sulit
senang ikut terlibat di bidang pewartaan. Membantu dan melayani orang lain
Dari pertanyaan yang diajukan kepada responden mengenai apa arti liturgi,
saya sih merayakan ekaristi yang didalamnya ada sabda dan ekaristi, itu sih sus.
itu adalah suatu perayaan iman Gereja yang dilakukan dengan partisipasi seluruh
warga Gereja umat Allah, yaitu Gereja Bintaran, umat Allah yang mengimani
“saya bingung, tidak tahu. Ini saya jujur, saya bingung menjawab …” (wawancara
Kebenaran data yang diperoleh dari responden telah diuji oleh peneliti
dapat dipercaya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Pada pertanyaan ini, ditemukan bahwa arti liturgi adalah tim kerja yang
ada sabda dan ekaristi. Suatu perayaan iman Gereja yang dilakukan dengan
partisipasi seluruh warga Gereja umat Allah yang mengimani Kristus dan ada
tentang liturgi masih sebatas terlibat dalam timja liturgi sebagaimana yang
dilakukan selama ini yakni menjadi timja yang menangani hal-hal yang liturgi
seperti pengadaan buku panduan misa. Sementara beberapa orang muda lainnya
sudah sedikit menghayati liturgi sebagai perayaan iman yang wujudkan dalam
suatu persekutuan yang diwujudkan dengan mengikuti ekaristi setiap hari Minggu.
l. Apa Saja Bentuk Liturgi yang Dilakukan oleh Gereja Paroki Anda?
mengatakan: “Liturgi terdiri dari dua bagian yaitu liturgi sabda dan liturgi
101
dalam liturgi ada perayaan ekaristi harian, mingguan, hari raya, penerimaan
bentuk-bentuk liturgi yang dilakukan oleh Parokinya. Ada yang mengatakan lewat
timja yang ada di Paroki. Ada pula yang mengatakan bentuknya liturgi sabda dan
organis, dan tatalaksana. Bagi orang muda, merayakan ekaristi setiap hari Minggu
dirasa sudah cukup. Selebihnya orang muda lebih banyak melakukan kegiatan-
kegiatan yang bersifat non liturgis seperti melakukan bakti sosial. Kegiatan ini
pun baru terlaksana menjelang kegiatan AYD 2017, sebelumnya orang muda
belum aktif.
Pada pertanyaan ini ditenukan bahwa hampir semua responden belum tahu
dengan pasti bentuk-bentuk liturgi yang dilakukan oleh Gereja Parokinya. Ada
jawaban responden baru pada petugas liturgi saja tetapi ada juga yang baru pada
Lingkungan?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
kegiatan yang dilakukan orang muda di Paroki, dan di lingkungan sebagai wujud
Responden 1 mengatakan:
“Terlibat sebagai putra Altar sejak 2008-2012 dan ikut Padus Fidelis sejak
tahun 2015. Menjadi lektor hanya pada saat dibutuhkan. Pernah lektor di
Paroki dan di lingkungan pada saat-saat tertentu. Pernah juga menjadi
pemazmur juga pernah namun tidak menjadi anggota. Di lingkungan saya
tidak terlibat, di masyarakat saya cukup menjadi masyarakat yang baik
saja” (wawancara Sabtu, 28 Mei 2017).
Responden 2 mengatakan:
Responden 3 mengatakan:
103
bila merayakan liturgi di Gereja. Di Paroki saya terlibat menjadi lektor bahkan
menjadi kordinator lektor, ikut kor meskipun suara tidak bagus, ikut rosario di
lingkungan dan di Paroki terkadang diminta memimpin rosario dan adorasi. Ikut
bernyanyi, kolekte dan bertugas tatalaksana pada saat perayaan ekaristi demikian
ia mengatakan ikut kor bila tidak ada yang tugas. Keterlibatan lain ikut bernyanyi
bidang liturgi, terlebih pada saat merayakan ekaristi. Peranserta pada saat ekaristi
misalnya dilakukan dengan ikut bernyanyi, kolekte, lektor bila dibutuhkan, kor
pada saat hari besar Gereja dan menggantikan petugas kor yang tidak datang.
ekaristi di Gereja Santo Yusup Bintaran pada hari Minggu sore. Dari pengamatan
peneliti selama bulan Juni sampai awal bulan Juli, responden selalu duduk
bersama satu kelompok dan selalu misa pada Minggu sore. Mereka mengikuti
ekaristi dengan aktif. Minggu tanggal 25 Juni mereka duduk dibangku kor karena
104
responden 4, ke Gereja selalu sendiri, hampir setiap misa harian maupun Minggu
bertugas lektor. Hasil observasi ini juga dibenarkan oleh pendamping OMK yang
mengatakan bahwa mereka rajin mengikuti ekaristi dan terlibat aktif. Mereka
“Karena senang bernyanyi. Menjadi putra Altar karena ikut berpartisipasi sebab
waktu itu baru ikut komuni” (wawancara Sabtu, 28 Mei 2017). Responden 2, 3, 4,
dan 5 juga memberikan jawaban senada dimana mereka senang ikut bernyanyi
meskipun suara tidak bagus. Di bidang liturgi saya juga terlibat merancang misa
Dari hasil observasi ditemukan fakta bahwa pada saat merayakan ekaristi
105
bertugas kor. Mereka pernah kor pada saat petugas tidak datang. Hasil observasi
ini dibenarkan oleh pendamping OMK, yang mana telah menyaksikan dan
rajin bertugas lektor pada saat perayaan ekaristi pagi hari maupun ekaristi pada
Minggu pagi.
mengatakan senang terlibat di bidang liturgi tetapi secara khusus pada saat ikut
kor. Rasa senang juga diungkapkan lewat keterlibatan pada saat merayakan
ekaristi. mengikuti misa dengan sukacita, ikut bernyanyi dan ambil bagian
masih fokus kuliah, dan kuliahnya padat sampai malam sehingga tidak bisa ikut
responden 4 mengatakan, kesulitan yang dialami misalnya pada saat ada lembur di
106
pada malam hari. Terkadang juga kegiatan di Paroki dan di lingkungan bersamaan
sehingga saya harus prioritas memilih mana yang lebih di dahulukan (wawancara
karena waktu. Banyak orang muda yang masih kuliah dan sudah bekerja. Jam
kuliah yang padat dan kerja lembur membuat mereka pulang sampai malam. Juga
responden 2 dan 3 mereka jarang hadir pada kegiatan di Paroki, tetapi ketika ada
waktunya. Responden 4 memang tidak nampak pada kegiatan AYD, tetapi setiap
107
2017).
Responden 2 mengatakan:
“Untuk sekarang ini saya tidak bisa banyak aktif karena terdang hari
Minggu pun saya masuk kerja. Tetapi ya…pintar-pintar bagi waktu saja.
Paling kalau saya datang kegiatan OMK di Paroki saja, di lingkungan
tidak pernah lagi” (wawancara Sabtu, 3 Juni 2017).
Responden 4 mengatakan:
saya tidak terlibat di lingkungan tapi saya harus prioritas, misalnya di Gereja ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
sehingga jawaban atau pernyataan responden sungguh benar dan dapat dipercaya.
injin di tempat kerja, membagi-bagi waktu, memilih mana kegiatan yang lebih
yang diadakan di Paroki, meskipun jadwal les prifat padat seperti yang dialami
responden 1, ia selalu hadir pada setiap kegiatan yang diadakan di Paroki, namun
yang tadinya tidak pernah hadir pada kegiatan Gereja sekarang sudah mulai ikut
kegiatan di Paroki, meskipun jumlahnya sedikit tetapi ini sudah diapresiasi oleh
109
mengusahakan sendiri dengan kondisi dan situasi yang dihadapi agar dapat aktif
B. Pembahasan
1. Arti Gereja
Menurut buku Iman Katolik, arti Gereja dilihat dari arti kata. Kata
“Gereja” berasal dari kata igreja yang merupakan ejaan Portugis, untuk kata Latin
ecclesia, yang berasal dari bahasa Yunani. Arti Gereja menurut kata Yunani
adalah kelompok orang yang sangat khusus. Untuk menunjukkan kekhususan itu
maka dipakai kata “jemaat”atau “umat”. Jadi Gereja adalah umat yang dipanggil
pada zaman Para Rasul, Jemaat Perdana memahami diri dan merumuskan karya
keselamatan Tuhan diantara mereka. Mereka berkata “Gereja Allah” atau “jemaat
Allah”. Paulus dalam suratnya mengatakan Gereja adalah jemaat Allah yang
dikuduskan dalam Kristus Yesus (1 Kor 1:2). Oleh Konsili Vatikan II sebutan
“Umat Allah” ini amat penting yaitu untuk menekankan bahwa Gereja bukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
yang konkret. Dalam Kitab suci Perjanjian Lama dikatakan: “jika kamu sungguh-
kamu akan menjadi harta kesayangan-Ku sendiri dari antara segala bangsa” (Kel
19:5). Gereja juga disebut Tubuh Kristus. Paulus dalam suratnya dikatakan bahwa
“sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, namum sekalipun
banyak merupakan satu tubuh …” (1 Kor 12: 12-13). Ini mau mengungkapkan
kesatuan jemaat, kendatipun ada aneka karunia dan pelayanan namun Gereja itu
satu. Sama seperti tubuh dimana setiap anggota tubuh saling membutuhkan.
kesatuan itu bukan hanya kesatuan antara manusia dengan jemaat lain tetapi juga
kesatuan antara jemaat dengan Allah. Sebab Kristus adalah kepala dan jemaat
adalah anggota tubuh-Nya. Gereja juga diartikan sebagai sakramen, yaitu tanda
dan sarana persatuan mesra dengan Allah dan kesatuan seluruh umat manusia (LG
1). Gereja dapat dipandang dari dua sisi, pertama Gereja dari segi lahiriah yaitu
“kelompok yang tampak” yang dilengkapi dengan jabatan hierarkis karena hidup
di dunia. Yang kedua adalah Gereja bermakna “ilahi” karena merupakan “tubuh
mistik Kristus” dan adalah “persekutuan rohani” yang diperkaya dengan karunia-
karunia surgawi (Iman Katolik, 1996:339). Konsili merumuskan arti Gereja yakni
oleh Firman Allah, yakni, berhimpun bersama untuk membentuk umat Allah dan
yang diberi santapan dengan Tubuh Kristus, menjadi Tubuh Kristus” (KGK 777).
Himpunan umat Allah ini diwujudkan (secara lokal) dalam hidup berparoki. Di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
dalam Paroki himpunan umat Allah mengambil bagian dan terlibat dalam
gedungnya tetapi kumpulan orang-orang yang percaya. Gereja juga disebut tubuh
Kristus, “Dan segala sesuatu telah diletakkan-Nya di bawah kaki Kristus dan Dia
telah diberikan-Nya kepada jemaat sebagai Kepala dari segala yang ada.
diperoleh gambaran arti Gereja menurut orang muda. Hampir semua responden
mengatakan arti Gereja adalah tempat berkumpulnya umat beriman yang percaya
kepada Yesus. Menarik bahwa responden 1 mengatakan di dalam Gereja itu ada
umat yang menjadi satu keluarga, beribadah bersama, hidup bersama menjadi satu
keluarga, tetapi juga dikatakan bahwa Gereja merupakan suatu organisasi. Dalam
hal ini Konsili Vatikan II sudah menekankan bahwa Gereja bukan pertama-tama
suatu organisasi manusiawi melainkan perwujudan karya Allah yang konkret (LG
9). Maka dari itu diperoleh gambaran bahwa responden belum sesungguhnya
memahami dan mengerti arti Gereja. Jawaban responden baru pada arti Gereja
berupa bangunan fisik yang kelihatan dan suatu organisasi manusiawi, dan
bagian dari Gereja dengan ambil bagian pada Tugas Yesus belum nampak dari
jawaban peserta. Arti persekutuan sebagai umat beriman juga belum dipahami
oleh responden.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Bila dilihat dari pendampingan iman yang diadakan oleh Gereja mula dari
PIA sampai pada OMK, kiranya pengertian Gereja sudah seharusnya dipahami
untuk memiliki pengetahuan tentang Gereja dirasa sangat minim. Itulah sebabnya
ketika ditanya lebih mendalam apa arti Gereja, hampir semua responden tidak
oleh Jemaat Perdana yang kisahkan dalam Kis 2:41-47. Berkat imannya pada
Yesus mereka memberi diri di baptis dan bertekun dalam pengajaran rasul.
Mereka selalu berkumpul memecahkan roti dan berdoa. Mereka yang telah
kepada semua orang yang membutuhkan. Cara hidup Jemaat Perdana ini juga
diperoleh gambaran arti hidup menggereja menurut orang muda. Hampir semua
113
permasalahan yang ada dalam Gereja. Pertisipasi yang dapat dilakukan dalam
hidup menggereja adalah menjadi salah satu pengurus di organisasi yang ada
hidup menggereja yaitu seperti kelompok Karang Taruna, di sana seseorang dapat
ambil bagian dan terlibat membangkitkan Karang Taruna yang sudah lama
meredup.
menggereja baru pada partisipasi melayani Gereja, yakni keterlibatan pada suatu
organisasi, peduli pada sesama, dan saling membantu. Responden belum sampai
pada pemahaman bahwa dalam hidup menggereja harus sampai pada keempat
sebagai pewarta (kerygma), bersama-sama umat yang lain berhimpun pada hari
Minggu dan hari-hari Raya Gereja, berdoa dan memecahkan roti (liturgia),
terlibat dalam suatu persekutuan (koinonia), dan bersedia melayani semua orang
Kisah hidup Jemaat Perdana dalam Kis 2: 41-47 adalah dasar hidup
114
Maka jelaslah bahwa disana dapat ditemukan corak hidup menggereja yang
halnya dengan responden 2, 3, dan 5 yang mengatakan tidak tahu dasar hidup
meskipun manusia berbeda tetapi merupakan satu tubuh, tidak perlu adanya
jelas. Hidup menggereja harus nampak dalam kehidupan komunitas beriman yang
baru pada satu wujud tugas Gereja yakni di bidang pelayanan. Adapun bidang lain
seperti kesadaran sebagai umat beriman dalam hidup menggereja untuk bersama-
bahwa responden belum memiliki pemahaman secara utuh tentang arti hidup
menggereja orang muda juga terbatas. Besar kemungkinan apabila orang muda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
hidup Jemaat Perdana. Gereja mengemban tugas Yesus sebagai imam nabi dan
guru. Untuk melaksanakan tugas ini Gereja merancang beberapa kegiatan yang
dilakukan untuk melayani umat yakni di bidang pewartaan, bidang liturgi, bidang
nabi, dan guru diwujudkan lewat tim kerja di bidang pewartaan, bidang liturgi,
bidang persekutuan, dan bidang pelayanan. Setiap orang beriman sebagai wujud
dimiliki. Tidak seorangpun dari antara anggota Gereja yang dapat mengabaikan
tugas ini, dan tidak seorangpun dapat mengatakan bahwa ia tidak mau terlibat.
Untuk itu orang muda sebagai generasi Gereja dapat terlibat aktif dalam
Namun keterlibatan orang muda baru terwujud pada bidang pewartaan di lingkup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
menunjukkan bahwa orang muda sudah ambil bagian dalam hidup menggereja
karena termasuk dalam timja Paroki. Hal ini menandakan bahwa hampir semua
orang muda di Paroki Santo Yusup Bintaran belum memiliki pemahaman yang
sedangkan orang muda baru sampai bidang pewartaan dan liturgi. Minimnya
hidup menggereja pada pendampingan PIA dan menjadi timja liturgi dan bertugas
terbuka dengan pandangan politik dan ekonomi dan terlihat reaktif terhadap
adalah Percaya diri dan optimis. Lebih mudah menerima perubahan, karena lebih
open minded dan berkeinginan tinggi untuk belajar segala hal baru. Mereka lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Gereja lebih terbuka kepada dunia luar, tidak hanya disekitar Gereja. Gereja perlu
mengunjungi dan mengenal umatnya lebih mendalam, supaya terjalin relasi yang
akrab antara gembala (pastor paroki) dan umatnya, khususnya kaum muda. Gereja
perlu menyapa orang muda secara personal. Informasi dari Gereja harus sampai
kepada orang muda sehingga tidak hanya sebagian orang muda saja yang
orang tua dengan orang muda khususnya ketua-ketua lingkungan agar giat
menjalin relasi dengan orang muda dan menjadikan mereka rekan kerja.
berdialog dan merangkul mereka dengan demikian banyak orang muda yang akan
terlibat dalam hidup menggereja. Peneliti menemukan sesuatu yang menarik dari
personal kepada orang muda. Beberapa orang muda ingin terlibat, namun karena
kurangnya pendekatan baik dari Paroki, ketua lingkungan dan pengurus OMK
membuat orang muda pasif dalam hidup menggereja. Selain itu banyak orang
muda malas dan enggan terlibat di Gereja dengan alasan kesibukan pribadi.
118
oleh karena itu dalam Kitab Suci Perjanjian Lama diungkapkan , Allah menaruh
harapan besar kepada orang muda. Allah sangat mengapresiasi orang muda dan
42).
Dalam kitab suci Perjanjian Baru, Yesus juga menaruh perhatian dan
sumbangsih orang muda bagi Gereja (Komisi Kepemudaan KWI, 2014: 42-43).
diperoleh gambaran pendapat orang muda tentang harapan Gereja terhadap orang
agar OMK lebih banyak aktif di Gereja. Keterlibatan itu dapat diwujudkan lewat
pendampingan PIA, devisi acara, devisi dokumentasi, dekorasi dan lain-lain. Paus
muda dan mengajak orang muda untuk mencintai Gerejanya dengan mulai
berpartisipasi aktif dalam misinya (Komisi Kepemudaan KWI, 2014: 48). Untuk
itulah Paus mengharapkan agar orang muda mencintai Gereja dengan peduli dan
ambil bagian pada tugas-tugas yang diemban Gereja. Orang muda juga harus aktif
di dalam komunitas maupun di luar komunitasnya. Orang muda tidak lagi hanya
memikirkan diri sendiri tetapi mulai memikirkan orang lain, hidupnya harus lebih
119
diri orang muda meskipun pada kenyataannya mereka masih berbenturan pada
kepentingan pribadi. Gejolak mementingkan diri sendiri masih kuat dalam diri
orang muda. Banyak orang muda belum memiliki kesadaran untuk menjadikan
dirinya bermakna bagi orang lain. Kalau orang muda mencintai Gerejanya
dalam dirinya. Tetapi jika rasa cinta pada Gereja kurang atau bahkan tidak ada,
maka dengan sendirinya kesadaran itu akan redup dan bahkan mati.
Dari pendapat responden jelas terlihat bahwa harapan Gereja sudah senada
dengan harapan orang muda. untuk itu perlu komunikasi antar kedua belah pihak,
yakni orang tua dan orang muda. Orang muda tidak harus menunggu Gereja untuk
merangkul dan mengajak terlibat, tetapi mulai ada kesadaran keluar dari diri
sendiri dan memberikan perhatian pada yang lain. Selain itu, Gereja juga perlu
potensi diri agar lebih banyak tampil, dan belajar bersosialisasi, sehingga mereka
7. Arti Pewartaan
harus dilaksanakan tanpa henti agar umat beriman dapat berjumpa dengan Yesus
120
dipanggil dan diutus Yesus untuk mengambil bagian dalam tugas pewartaan
Kabar Gembira (LG 35). Pewartaan (kerygma) ini dapat dilakukan lewat berbagai
muda tentang pewartaaan baru sebatas tim kerja yang mewartakan Injil lewat
berbagai cara seperti lewat PIA, PIOM, dan sebagai sarana. Jawaban responden
kepada sesama yang dijumpai. Tetapi kemudian dia bingung karena menurutnya
yang diwartakan tidak hanya sukacita sebab Yesus nyatanya menderita di salib,
Dari pernyataan responden ini jelas bahwa orang muda belum memiliki
responden adalah pendamping iman untuk PIA. Pendampingan iman anak adalah
awal kunci pengetahuan anak-anak tentang Yesus Kristus yang akan di imani.
Melihat jawaban responden ini jelaslah bahwa orang muda belum sungguh
harus tahu dan menghayati sekaligus mengimani apa yang diwartakan supaya
121
pelayanan Gereja di bidang pewartaan terlaksana lewat timja inisiasi, PIUD, PIA,
PIR, OMK/PIOM, PIUL, Katekis, Pemandu dan Kitab Suci. Bentuk pewartaan ini
diberikan sesuai tingkat usia peserta. Setiap pewartaan melaksanakan tugas sesuai
tugas dan fungsi masing-masing. Tujuan timja yaitu agar masing-masing kegiatan
Setiap timja pewartaan membuat program kerja dalam kurun waktu yang
dewannya.
yang dilakukan Gereja Paroki Santo Yusup Bintaran. Hampir semua responden
Yusup Bintaran adalah berupa pendampingan iman yang diberikan kepada PIA,
PIR, dan OMK. Ada juga sosialisasi materi BKSN, BKL, dan APP. Pernyataan
responden ini menunjukkan bahwa mereka sudah memiliki pemahaman yang baik
dilakukan Gereja baru sebatas tahu tetapi belum terlibat secara penuh dalam
pewartaan. Keterlibatan orang muda di bidang pewartaan baru pada katekese dan
122
menjadi pemandu bahan BKSN, BKL, dan APP masih sangat sedikit. Kurangnya
orang muda tentu dapat memanfaatkan media sebagai sarana pewartaan. Masih
banyak orang muda di Paroki Santo Yusup Bintaran tidak tahu apa yang
kegiatan lewat media sebagai sarana menjalin relasi dengan umat beriman
khususnya orang muda. Hal ini menunjukkan bahwa media belum digunakan
Bintaran, menyebabkan orang muda putus komunikasi dan informasi dari Gereja.
Gereja telah memakai facebook sebagai sarana komunikasi antar orang muda,
namun tidak banyak orang muda menanggapinya, jadi jelaslah bahwa orang muda
kurang pergaulan, dan tidak mau membuka diri untuk orang lain. Di satu sisi,
orang tua kurang percaya kepada orang muda, tugas mereka dibatasi. Komunikasi
Pewartaan adalah tugas setiap orang yang percaya dan mengimani Yesus.
Mewartakan Injil merupakan satu dari empat tugas pokok Gereja. Perintah
mewartakan Injil merupakan tugas yang langsung diberikan sendiri oleh Yesus.
Perintah mewartakan Injil, menyadarkan umat Kristen, bahwa Injil, kabar baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
dari Allah, ditujukan kepada semua bangsa. Allah ingin melihat semua manusia
tanpa kecuali hidup sebagai saudara dan beriman kepada Allah yang sama.
kemanusiaan agar dapat merubah umat manusia dari dalam dan membuatnya
menjadi baru (EN 18). Gereja mengajak OMK berefleksi dan menegaskan
agar orang muda menghidupi Injil dalam konteks Asia yang multikultural. Gereja
masyarakat.
Kehadiran dan perilaku yang baik dari responden sudah merupakan pewartaan di
belum menjadi miliknya. Itulah sebabnya masih banyak orang muda belum
terlibat dalam hidup menggereja karena sebagian orang muda belum membawa
kabar baik kepada segala tingkat kemanusiaan. Sukacita yang mereka wartakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
baru dikalangan orang muda dan diantara kelompoknya sendiri. Ada banyak orang
membawa perubahan bagi umat manusia dari dalam dan membuatnya baru karena
yang tertulis dalam Injil. Perintah itu merupakan tugas yang diberikan oleh Yesus,
pergilah ke seluruh dunia dan wartakanlah Injil. Dengan kata lain, perintah
Umat Kristiani yang sudah mengenal dan mengimani Yesus, memiliki keharusan
bukan suatu pilihan, boleh atau tidak, tetapi menjadi tugas yang harus dilakukan
pewartaan sesungguhnya bukan soal senang atau tidak senang, tetapi pertama-
tama karena perintah Tuhan (Mrk 16:15). Tidak seorang pun di antara umat
beriman berhak menolak tugas ini, karena itu setiap orang wajib
orang muda senang melakukan tugas, maka ia akan melakukannya dengan senang
hati, apalagi ketika responden mengatakan senang terlibat bila ada kegiatan-
kegiatan dan terlibat di salah satu devisi, seperti devisi acara. Menarik lagi bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
sedikit dan tidak banyak protes. Melihat jawaban responden ini, ada kemungkinan
bila tidak ada kegiatan dan tidak menjadi devisi acara mereka tidak akan terlibat.
Demikian halnya bila ada umat yang sedikit berani dan terpelajar orang muda
tugas ini sebagai panggilan. Sebab mereka melaksanakan tugas karena alasan
dan menyatakan Gereja sebagai tanda persekutuan antara Allah dan manusia
melalui Kristus. dengan itu diharapkan dapat membentuk persekutuan hidup baru
dimana orang yang ikut dalam perayaan iman mengambil bagian dalam misteri
yang dirayakan dengan “sadar, aktif, dan penuh makna” (SC 11).
diperoleh gambaran arti liturgi menurut orang muda. Ditemukan bahwa hampir
semua orang muda belum memahami betul arti liturgi. Meskipun sudah ditanya
dengan baik. Pengetahuan responden sebatas pada tim kerja yang menangani hal-
hal liturgi dalam Gereja seperti membuat panduan misa, menjadi pemazmur dan
organis. Sedangkan responden 3 dan 4 sudah mulai memahami arti liturgi dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
partisipasi seluruh warga Gereja umat Allah. Dari pernyataan responden 3 dan 4
ini menunjukkan bahwa sebagian responden telah memahami arti liturgi yakni
perayaan iman yang merupakan ungkapan iman Gereja, di mana orang yang ikut
dalam perayaan iman mengambil bagian dalam misteri yang dirayakan. Partisipasi
yang dimaksudkan bukan hanya berpartisipasi secara lahiriah saja, tetapi yang
paling penting adalah hati yang ikut menghayati apa yang diwartakan. Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian orang muda sudah memahami arti liturgi tetapi
pada partisipasi secara lahiriah seperti misalnya menjadi petugas lektor, kor,
Selain itu responden 2 dan 5 juga tidak tahu dan bingung apa arti liturgi
padahal mereka salah satu dari pengurus dewan harian Paroki dan menjadi
kordinator PIA. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa orang muda baru
memiliki sedikit pengetahuan tentang liturgi karena itu keterlibatan mereka juga
12. Bentuk Liturgi yang Dilakukan oleh Gereja Paroki Santo Yusup Bintaran.
pelayanan Gereja di bidang liturgi terlaksana lewat timja putra altar, paduan suara
melaksanakan dan menyatakan Gereja sebagai tanda persekutuan antara Allah dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
hidup baru. Ia mengandaikan bahwa semua orang mengambil bagian dalam liturgi
kudus dengan "sadar, aktif, dan penuh makna" (SC 11). Lewat liturgi nampak
keikutsertaan dalam doa yang Kristus sampaikan kepada Bapa dalam Roh Kudus.
1073).
pelayanan liturgi yang dilakukan oleh Gereja. Tetapi beberapa responden dapat
memberikan jawaban hampir sama dengan apa yang ada dalam buku pedoman
bidang liturgi diwujudkan lewat timja lektor, PPA, paramenta, padus, organis,
Banyak orang muda memandang liturgi sekedar ritual dan rutinitas setiap
hari Minggu yang penting ke Gereja. Mengikuti semua tata aturan liturgi
sebagaimana yang umat lain lakukan di Gereja seperti ikut bernyanyi dan lain-
lain. Kesadaran sebagai umat dengan berperanserta dan sadar aktif sebagaimana
dalam iman yang kokoh kuat lewat kegiatan-kegiatan liturgi yang ada dalam
Gereja. Namun hanya sedikit saja orang muda yang mau terlibat untuk kegiatan-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
kegiatan liturgi yang ada dalam Gereja. Orang muda juga kurang membangun
iman akan Yesus Kristus. Iman mereka kurang berakar sehingga mereka kurang
Lingkungan.
harapan, dan cinta (LG 8). Persekutuan yang dimaksud adalah persekutuan orang
yang menerima Yesus dengan iman dan cinta. Keterlibatan yang dapat dilakukan
seperti lektor, pemazmur, kor atau petugas lainnya. Partisipasi ini bukan karena
ditunjuk oleh orang lain tetapi terlebih merupakan suatu dorongan dari dalam diri
muda dapat berpartisipasi secara penuh dalam aneka tugas liturgi sesuai
kemampuannya. Mereka dapat menjadi pembaru di bidang liturgi dengan ide dan
bahwa keterlibatan OMK di bidang liturgi yakni pada saat perayaan ekaristi
dengan menjadi lektor, ikut bernyanyi, kolekte, petugas tatalaksana dan menjawab
dialog antara imam dan umat. Hampir semua responden terlibat di bidang liturgi
tetapi di Paroki, sementara di lingkungan orang muda belum melakukan tugas ini
dengan baik karena mereka sangat jarang ikut kegiatan liturgi di lingkungan.
129
tidak pernah, Rosario dan devosi lainya juga tidak pernah diikuti di lingkungan.
Demikian juga dengan responden 1, 2, 4, dan 5, perayaan liturgi, doa harian dan
devosi seperti doa Rosario, jalan salib, dan adorasi sangat jarang di ikuti. Dari
orang muda di bidang liturgi baru diwujudkan di Paroki seperti mengikuti ekaristi.
Orang muda sudah terlibat merancang kegiatan liturgi Gereja tetapi tetap
dalam pengawasan para senior. Dalam hal ini orang muda belum diberi
sebatas merancang liturgi untuk ekaristi kaum muda dan ekaristi anak. Terlibat
menjadi tim liturgi sebagai penanggungjawab merancang doa dan lagu variasi
belum terwujud. Lebih dari itu, orang muda dengan segala daya kreativitasnya dan
liturgi tanpa keterlibatan orang muda merupakan tanda nyata kematian Gereja.
Liturgi adalah puncak yang dituju oleh kegiatan Gereja dan sumber segala
daya kekuatannya. Melalui liturgi terutama ekaristi mengalir rahmat Allah kepada
diperoleh gambaran alasan orang muda terlibat di bidang liturgi. Pada umumnya
orang muda terlibat di bidang liturgi oleh karena senang terlibat. Meskipun
memiliki keterbatasan orang muda tetap mau memberikan diri melayani Gereja
khusunya kor. Saya ikut bergabung dengan kor Fidelis meskipun sering dioloh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
beberapa orang muda (pengurus OMK) sudah peka dan tanggap dengan situasi.
Mereka rajin mengikuti ekaristi, kalau tidak ada yang kor mereka bersedia
mengambil alih tugas kor. Mereka juga ambil bagian menjadi lektor dan petugas
tatalaksana.
puncak dan perayaan iman Gereja belum dihayati oleh orang muda. mengikuti
ekaristi setiap hari Minggu dirasa cukup, yang penting ikut dengan teman-teman
ke Gereja. Menjadi lektor karena terdaftar dalam paguyuban lektor, ikut kor hanya
karena senang dan lain sebagainya. Liturgi bukan dihayati sebagai pengudusan
jiwa tetapi terlebih untuk kesenangan diri dan kesempatan kumpul dengan teman-
teman muda.
panggilan (SC 1). Panggilan kaum awam adalah menjalankan tugas pengutusan
Gereja dengan meresapi seluruh tata hidup kemanusiaan dengan iman Kristiani.
maka mereka dipanggil oleh Allah untuk menunaikan tugasnya sebagai ragi di
dalam dunia dengan semangat Kristen yang berkobar-kobar (AA 2). Panggilan
kaum awam untuk menguduskan Gereja dilihat sebagai suatu bentuk kerasulan,
berangkat dari status awam sebagai kalangan yang hidup di tengah-tengah dunia
(LG 31).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
diperoleh gambaran kesulitan yang dihadapi orang muda untuk terlibat dalam
memberikan alasan waktu dengan jadwal kuliah dan kerja yang padat sampai
profesinya masing-masing. Namun dalam hal ini orang muda terlalu fokus pada
Paroki, orang muda sudah mulai memberi warna baru dengan memberikan
menyita perhatian orang muda dengan mengutamakan kepentingan diri dan bukan
yang dimiliki.
16. Usaha OMK Mengatasi Kesulitan untuk Aktif Dalam Hidup Menggereja.
Sebagai awam mereka menjalankan segala tugas dan pekerjaan duniawi. Di dunia
inilah Allah memanggil kaum awam menunaikan tugas dengan semangat injil.
(LG 31).
diperoleh gambaran usaha yang dilakukan orang muda mengatasi kesulitan aktif
132
diwujudkan oleh responden. Kaum awam dalam hal ini orang muda dipanggil
sehingga dengan demikian, orang muda tidak hanya aktif di Paroki, melainkan
masyarakat. Orang muda cenderung menutup diri pada masyarakat, mereka jarang
Dengan melihat hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dapat ditarik
kesimpulan bahwa penghayatan hidup menggereja orang muda yang ada di Paroki
Santo Yusup Bintaran Yogyakarta belum mendalam. Dari segi pemahaman, orang
muda belum memiliki pengetahuan tentang arti hidup menggereja. Memang bila
dilihat dari segi penghayatan nampaknya mereka ikut aktif mengemban tugas
baru pada sebatas karena rasa tanggungjawab pada tugas. Kesadaran pentingnya
menjalin relasi yang intim dengan Tuhan lewat doa dan sakramen-sakramen yang
dirayakan Gereja belum dihayati. Kebanyakan orang muda terlibat dalam hidup
menggereja hanya ikut-ikutan dengan teman dan karena tradisi. Pergi ke Gereja di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
rasa cukup, sehingga tidak perlu ikut kegiatan-kegiatan rohani di Paroki maupun
di lingkungan.
keterlibatan Orang Muda Katolik dalam hidup menggereja. Melalui kegiatan ini
diharapkan Orang Muda Katolik semakin sadar akan tanggung jawabnya sebagai
generasi Gereja sekaligus menyadari bahwa mereka adalah bagian dari Gereja
1. Latar Belakang
Orang muda adalah harapan dan masa depan Gereja. Dari hasil penelitian
yang dilakukan, beberapa orang muda di Paroki Santo Yusup Bintaran, sudah
muda nampak secara khusus di bidang pewartaan pada pendampingan PIA. Selain
pewartaan, orang muda juga sudah mulai ambil bagian menjadi petugas liturgi
Di sisi lain, orang muda belum memahami secara utuh cara hidup
menggereja. Hidup menggereja baru dipahami sebatas ambil bagian pada tugas-
tugas liturgi, dan pada pewartaan pendampingan PIA, kebanyakan orang muda
aktif hanya karena tugas dan ikut-ikutan dengan teman. Semangat hidup
menggereja orang muda masih sangat sulit dijumpai di Gereja Santo Yusup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
Bintaran, bahkan untuk berkumpul menjadi sesuatu hal yang sulit diwujudkan.
Beberapa kali diadakan kegiatan untuk mengumpulkan orang muda namun hanya
beberapa orang saja yang menanggapi undangan. Mereka yang datang juga adalah
studi yang di ikuti juga membuat orang muda memiliki sedikit waktu untuk
Gereja.
bagi orang muda. Melalui rekoleksi ini, diharapkan orang muda semakin
lingkungan, dan di masyarakat semakin nampak. Agar mulai sejak muda mereka
kualitas hidup beriman dan pengetahuan orang muda Katolik tentang hidup
Melalui kegiatan rekoleksi ini, orang muda diajak untuk memeriksa diri,
pribadi yang utuh. Artinya rekoleksi ini ibarat penyegaran kembali imannya. Agar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
Sebab arus zaman dapat memudarkan iman seseorang akan Kristus yang dapat
membuatnya menjauh dari Gereja. Dalam membuat usulan rekoleksi ini, penulis
3. Tujuan Program
c. Menjadi wadah bagi OMK agar dapat saling mengenal sehingga tidak merasa
warga Gereja.
a. Tujuan Umum
peranserta orang muda Katolik dalam hidup menggereja”. Tema ini diambil untuk
membantu orang muda Katolik agar memiliki semangat juang dan kepedulian
pada Gereja serta menghayatinya dalam hidup bersama dengan umat beriman
lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
c. Doa Pembuka
d. Pengantar
SESI I
3 08.30–10.00 Menggali Pengalaman Peserta Pendamping
Katolik?”
b. Diskusi/sharing
c. Pleno
SESI II
5 10.30-12.00 Realitas Orang Muda Katolik Pendamping
a. Makan siang
SESI III
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
hidup menggereja)
c. Ucapan terimakasih
Pendamping
c. Tujuan Rekoleksi
masyarakat.
d. Peserta
138
f. Bentuk Kegiatan
g. Sumber Bahan
memperkaya dan menunjang. Sumber bahan yang dipakai berupa kutipan Kitab
Suci Kis Kis 2:41-47, buku berjudul “Pedoman Karya Pastoral Orang Muda
h. Metode Rekoleksi
i. Sarana
j. Langkah-Langkah Pelaksanaan
pelaksanaan rekoleksi agar berjalan dengan lancar dan memberikan manfaat bagi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
Allah yang ada padanya. Tujuan khususnya, mengajak OMK untuk semakin
dan budi kita sebelum mengikuti rekoleksi ini. Silahkan teman-teman OMK
mengambil posisi duduk yang nyaman, hening sejenak, kita membuka hati di
hadapan Tuhan dan mengundang Tuhan hadir bersama kita sepanjang kegiatan
ini.
Doa Pembuka:
karena pada hari ini Engkau hadir di tengah-tengah kami. Bapa, pada hari ini kami
memotivasi, menjalin relasi dengan teman yang lain, dengan demikian kami bisa
bimbinglah kami agar OMK semakin giat terlibat dalam kehidupan menggereja,
sehingga kami sebagai generasi Gereja semakin menampakkan diri sebagai bagian
mohon penyertaanmu untuk seluruh acara hari ini sehingga pada akhir rekoleksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
nanti kami dapat membuka hati kepadaMu. Demi Kristus Tuhan dan pengantara
d) Langkah-Langkah :
kelompok 4-5 orang untuk menjawab pertanyaan dengan panduan sebagai berikut:
141
a) Pewartaan (kerygma)
panggil dan di utus Yesus untuk mengambil bagian dalam tugas pewartaan Kabar
jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan
Putera dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah
Kuperintahkan kepadamu“ (Mat 28: 19-20). Pewartaan ini dapat dilakukan lewat
3) Melayani Sabda
Kabar Baik yang diwartakan dengan kesaksian hidup cepat atau lambat
haruslah diwartakan dengan Sabda Kehidupan. Segi yang penting dari pewartaan
Sabda Kehidupan adalah kotbah dan katekese (EN 22). Gereja melayani Sabda
e) Kotbah
lewat kotbah/homili. Khotbah merupakan salah satu sarana pewartaan sabda Allah
dan pewartaan iman kristiani karena kotbah bertolak dari pengalaman iman dan
tidak selalu menjelaskan teks Kitab Suci. Umat beriman yang mendengar khotbah
142
f) Evangelisasi
Evangelisasi adalah rahmat dan panggilan khas Gereja, karena merupakan jati
dirinya yang paling dasar. Sebab Gereja ada untuk mewartakan Injil (EN 14).
Bagi Gereja evangelisasi berarti membawa Kabar Baik kepada segala tingkat
kemanusiaan, dan melalui pengaruhnya Injil mengubah umat manusia dari dalam
dan membuatnya menjadi manusia baru (EN 18). Injil harus diwartakan melalui
j) Paroki
Salah satu tugas amat penting, yang disadari berasal dari tugas perutusan
Yesus sendiri kepada para murid-Nya adalah menyelenggarakan katekese (CT 1).
Paroki adalah sebagai wujud yang menghadirkan Kerajaan Allah biarpun terbatas
inisiasi, katekese adalah suatu langkah atau momen dalam proses evangelisasi (CT
18).
iii) Sekolah
143
agama agar bersifat ekumenis dan memiliki kesadaran antar agama yang lebih
besar.
agama di sekolah bagi siswa yang percaya pada Tuhan harus dapat membantu
mereka untuk memahami lebih baik pesan kristiani dalam hubungannya dengan
keprihatinan umum pada segala agama dan manusia. Sedangkan bagi siswa yang
sedang mencari atau ragu-ragu akan imannya dapat menemukan dalam pelajaran
agama kemungkinan menemukan arti iman yang tepat kepada Yesus Kristus
g) Media Komunikasi
pendidikan Kristen (IM 13). Paus Paulus VI menegaskan bahwa media modern
mengangkat tema imam dan pelayanan pastoral di dunia digital sebagai media
baru demi pelayanan sabda. Pada zaman ini penggunaan teknologi komunikasi
sangat perlu, khususnya untuk menjawab secara tepat tantangan yang dihadapi
orang muda di tengah dunia. Para imam selaku pewarta sabda Allah, diharapkan
dapat menjadi saksi setia terhadap Injil dalam dunia komunikasi digital dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
berbeda' dalam pasaraya digital. Maka para imam, ditantang untuk mewartakan
gambar, video, animasi, blog dan website, sehingga dapat membuka wawasan
baru dan luas demi dialog, evangelisasi, dan katekese”. Melalui saran multimedia
pewartaan bisa ditujukan kepada semua umat Katolik, sehingga umat bisa tetap
berkontak satu sama lain, saling menguatkan, dan memperluas pengalaman iman
(http://www.mirifica.net/2010/03/17/pesan-bapa-suci-pada-hari-komunikasi-ke-
bidang pewartaan sebab “Gereja mengakui peran dan keterlibatan umat beriman
awam dalam pewartaan” (LG 37). Mereka yang terlibat dalam karya bidang
komsos dapat menolong sesama agar lewat dunia digital mereka juga turut
4) Melayani Sakramen
145
b) Liturgi (liturgia)
melaksanakan dan menyatakan Gereja sebagai tanda persekutuan antara Allah dan
hidup baru. Ia mengandaikan bahwa semua orang mengambil bagian dalam liturgi
kudus dengan "sadar, aktif, dan penuh makna" (SC 11). Lewat liturgi nampak
keikutsertaan dalam doa yang Kristus sampaikan kepada Bapa dalam Roh Kudus.
1073). Liturgi Gereja dapat diwujudkan dengan berbagai kegiatan Ibadat Resmi
Gereja.
terutama dalam himpunan pada hari Minggu. Misteri yang sama meresapi dan
menyinari jam-jam setiap hari oleh perayaan Ibadat Harian, "ofisi ilahi". Sambil
ini "disusun sedemikian rupa, sehingga seluruh kurun hari dan malam disucikan
dengan pujian kepada Allah" (SC 84). Ia adalah "doa resmi Gereja" (SC 98).
c) Persekutuan (koinonia)
hidup sehati dan sejiwa, milik bersama, hidup dalam kasih (Ardhisubagyo,
Perjamuan Kudus. Dengan dasar itu pula anggota Gereja dapat saling peduli dan
secara nyata.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
d) Pelayanan (diakonia)
utama pelayanan Yesus adalah kaum miskin dengan bersikap rendah hati dan
melihat dirinya sebagai “hamba yang tak berguna” (Luk 17:10). Pelayanan Gereja
30). Pelayanan yang diberikan oleh Gereja tidak hanya sebatas dalam lingkup
Gereja saja tetapi terbuka bagi masyarakat luas karena Gereja bukan sebuah
lingkungan tertutup yang kuatir akan pengaruh luar yang kemudian mengasingkan
Orang muda zaman ini adalah termasuk generasi Y yang sering disebut
millennial, lahir tahun 1981-1994. Tujuan utama hidup mereka adalah diri sendiri
koran besar Amerika Serikat pada Agustus 1993. Generasi ini banyak
147
dan media sosial seperti facebook dan twitter. Suka main game online, lebih
terbuka dengan pandangan politik dan ekonomi, mereka terlihat reaktif terhadap
sabar, tak mau rugi, dan banyak menuntut. Percaya diri dan optimis. Family
centric. Generasi yang mandiri, Suka berinovasi dan memunculkan ide baru.
Memiliki semangat yang luar biasa. Tidak menyukai jadwal yang detail. Anytime-
anywhere (http://www.kompasiana.com/erna.fatmasari/eksistensi-generasi-digital-
dimiliki oleh Gereja belum sebagai kesadaran namun lebih karena terlahir sebagai
orang Katolik. Orang muda tidak puas dengan kegiatan berupa proyek yang
diorganisir untuk mereka. Hanya sedikit saja yang rajin pergi ke Gereja di hari
Minggu. Bagi orang muda belajar agama hanya berdampak sedikit bagi mereka.
Meskipun mereka hadir pada perayaan ekaristi pada hari Minggu namun belum
148
Tujuan: membangun pemahaman agar orang muda bangga sebagai Generasi yang
memiliki banyak potensi sehingga dapat digunakan untuk terlibat dalam karya-
karya Gereja.
a) Yesus Kristus
Gereja memiliki harapan besar terhadap orang muda karena mereka adalah
generasi yang akan meneruskan pewartaan Yesus. Dalam Kitab Suci Perjanjian
Lama diungkapkan bahwa Allah menaruh harapan besar kepada orang muda, Ia
sangat mengapresiasi orang muda dengan memanggil orang muda sebagai rekan
Kitab Suci Perjanjian Baru juga ditemukan Yesus menaruh harapan besar kepada
Perhatian Yesus diungkapkan dengan memberi nasihat agar orang muda dapat
hidup seperti yang dikehendaki-Nya. Yesus mengakui pentingnya peran serta dan
banyak orang. Dihadapan Yesus, orang muda adalah pribadi istimewa karena
mereka adalah generasi Gereja khususnya bagi generasi sekarang, Yesus menaruh
perhatian pada orang muda dan tetap menyertai perjuangan orang muda (Komisi
dunia dan Gereja membutuhkan orang muda, tak satupun dari orang muda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
dianggap orang asing dalam Gereja... . Dalam Gereja ada tempat untuk semua
orang, bahkan jika mereka memberikan kritik-kritik karena kritik mereka tetap
merupakan kritik yang konstruktif. Paus mengajak orang muda untuk mencintai
harapan Gereja, dunia dan harapanku”. Harapan Paus ini hendak mendorong
komunitasnya. Orang muda tidak lagi selalu memikirkan “saya” atau “pendapat
saya” tetapi menjadi memikirkan orang lain. OMK harus bermakna bagi orang
lain sebagaimana Yesus pun telah wafat bukan untuk diri-Nya sendiri melainkan
Gereja mengharapkan agar OMK tidak lagi hanya memikirkan diri sendiri
tetapi mau keluar dari dirinya mulai memikirkan orang lain dan Gereja serta mau
memberikan diri agar menjadi bermakna bagi orang lain yang diwujudkan lewat
tugas-tugas Gereja.
Orang muda dapat terlibat dalam karya tugas pewartaan (kerygma) melalui
kemanusiaan agar dapat merubah umat manusia dari dalam dan membuatnya
menjadi baru (EN 18). Paus Paulus II menekankan kepada orang muda bahwa
hidup mereka harus memiliki makna dan menjadi anugerah cuma-cuma bagi
sesama yang lebih luas (Komisi Kepemudaan KWI, 2014:87). Orang muda yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
telah menjalin relasi dengan Kristus dan komunitasnya mau tidak mau harus
bergerak keluar untuk bermisi. Tanda relasi iman kepada Kristus adalah bersedia
dalam iman yang kokoh kuat lewat kegiatan-kegiatan liturgi yang ada dalam
Gereja. Orang Muda harus "berakar dan dibangun dalam Yesus Kristus, berteguh
dalam iman" (Kol 2:7) agar siap membarui, meremajakan, dan memberikan energi
imannya dan menanggapi karya keselamatan Allah dengan bersyukur memuji dan
berdoa. Sebagai orang muda sudah selayaknya terlibat dalam kegiatan liturgi.
Aktif dalam kegiatan liturgi merupakan wujud keterlibatan orang muda untuk
ambil bagian dalam tugas imamat Yesus Kristus. Partisipasi orang muda dalam
bidang liturgi dapat diwujudkan dengan ambil bagian menjadi petugas liturgi
seperti lektor dan pemazmur. Aktif menjadi tim liturgi sebagai penanggungjawab
agar perencanan doa-doa dan lagu variasi lainnya bisa menyemangati umat dan
OMK sendiri. Lebih dari itu, orang muda dengan segala daya kreativitasnya dan
Sebab liturgi tanpa keterlibatan orang muda merupakan tanda nyata kematian
Gereja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
muda agar saling melayani sebagai umat Kristiani. Agar mereka hidup dalam
persekutuan dan persaudaraan sesuai dengan imannya akan Yesus Kristus. Agar
kerukunan baik dalam komunitas itu sendiri maupun kelompok komunitas lain.
Sebagai koinonia, orang muda tentunya tidak hanya duduk dan berdiam
diri saja tetapi dapat melakukan kegiatan-kegiatan seperti kegiatan rohani maupun
profan. Keterlibatan yang diharapkan dari orang muda yakni melibatkan diri
dalam keluarga manusia, bersama bumi dan semua ciptaan yang membentuk
Mgr. Pius Riana Prapdi Ketua Komisi Kepemudaan KWI dalam suratnya
Orang muda harus mengambil peran sebagai murid Yesus di bumi Indonesia,
tidak menutup mata dan teliga terhadap penderitaan orang lain, tetapi melakukan
kesegaran baru bagi Gereja Katolik Indonesia. Sekaligus turut membangun wajah
152
terjadi Pentekosta yakni kelahiran Gereja Katolik masa kini karena orang muda
kreatif dan tahan banting mengikuti Yesus dalam perjalanan yang tidak mudah.
Dengan demikian, dalam doa dan karya sebagai OMK dapat tersambung dengan
muda dalam bidang pelayanan ini diwujudkan dengan aksi sosial sebagai bentuk
(http://www.suarawajarfm.com/2016/10/29/19393/surat-sapaan-sumpah-pemuda-
8) Refleksi Pribadi
beriman tangguh sehingga kuat menghadapi tantangan zaman untuk siap sedia
melayani Gereja.
hidup menggereja.
153
9) Penutup
BAB V
PENUTUP
Pada bab ini penulis membuat kesimpulan mengenai hal-hal yang telah
dibahas pada bab-bab sebelumnya. Penulis akan menyampaikan saran bagi Pastor
A. Kesimpulan
untuk memuliakan Tuhan. Hidup menggereja menurut orang muda berarti terlibat
dalam kehidupan bersama, tidak hanya sekedar ke Gereja tetapi sungguh terlibat
Perdana seperti yang dikisahkan dalam Kisah Para Rasul. Penghayatan hidup
oleh Gereja seperti menjadi putra Altar, lektor, organis, dan pengembangan iman
di PIR, OMK dan pendampingan umat dewasa. Orang muda berharap agar Gereja
lebih terbuka baik keluar maupun ke dalam Gereja, merangkul dan menyapa
orang muda agar semakin aktif dalam kegiatan Gereja. Demikian pula bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
menurut orang muda, harapan Gereja adalah agar orang muda menjadi pemimpin,
sebab ada yang mengatakan sarana, sebagai tim kerja, dan ada yang tidak tahu.
Menurut orang muda bentuk pewartaan yang dilakukan oleh Gereja diberikan
lewat EKM, PIA, dan OMK. Bentuk lain diberikan lewat sosialisai BKSN, BKL,
misalnya terlibat di timja pewartaan PIA. Alasan orang muda aktif di bidang
Pemahaman orang muda tentang liturgi adalah tim kerja yang menangani
hal-hal liturgis dalam Gereja dan suatu perayaan iman Gereja yang dilakukan
dengan partisipasi seluruh warga Gereja umat Allah yang mengimani Kristus.
Orang muda belum memahami bentuk liturgi yang dilakukan oleh Gereja karena
ada yang mengatakan timja, liturgi sabda dan ekaristi, dan ada juga yang tidak
peransertanya pada saat ekaristi seperti menjadi lektor. Alasan aktif di bidang
Persekutuan yang dihayati oleh orang muda yaitu bergabung dalam persekutuan
OMK. Persekutuan ini baru dimulai pada awal tahun 2016. Orang muda tidak
orang muda tidak paham tentang diakonia. Dari pengalaman orang muda selama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
ini Gereja sudah melakukan pelayanan seperti kunjungan lansia dan mengantar
komuni untuk orang sakit. Penghayatan hidup menggereja orang muda di bidang
orang muda Paroki Santo Yusup Bintaran Yogyakarta belum diwujudkan lewat 4
bidang liturgi menjadi kordinator dan petugas lektor. Namun ada juga yang
B. Saran
1. Perlunya perhatian dan dukungan dari Pastor Paroki dan dewan Paroki.
sehingga orang muda terlatih. Pembinaan iman dan mental kiranya sangat
157
muda. Sejak dini mengajak anak-anaknya ikut kegiatan di Gereja dan ikut
pembinaan iman mulai dari PIA, PIR, dan OMK, sehingga Gereja bukanlah
Hidup di zaman sekarang ini semakin ditandai dengan berbagai tantangan dan
Oleh karena itu, iman perlu kuat agar tidak mudah ikut semua tawaran dunia
dan akhirnya bisa aktif dalam hidup menggereja. Untuk itu orang muda
Orang muda zaman ini adalah termasuk generasi Y yang memiliki banyak
Gereja. Maka dari itu, hendaknya orang muda Katolik mulai belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
meninggalkan zona nyaman dan menuju zona yang lebih bersemangat untuk
DAFTAR PUSTAKA
160
161
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[1]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[2]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a. Identitas
Inisial : BT (20 tahun)
Hari/Tanggal : Sabtu, 28 Mei 2017
Waktu : Pukul 17.00 – 18.15
Tempat : Paroki Ruang Yerusalem
b. Hasil Wawancara
[3]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Responden : Pewartaan adalah tim kerja yang mewartakan Injil atau Kabar
Gembira lewat berbagai cara. Lewat berbagai cara
menyampaikan nilai-nilai Injil contohnya lewat PIO, dengan
sasaran usia yang berbeda-beda.
Peneliti : Apa bentuk pewartaan yang dilakukan oleh Gereja Paroki anda!
Responden : EKM, Sekolah Minggu, rekoleksi OMK, Rekoleksi PIR.
Peneliti : Apakah anda terlibat dalam kegiatan pewartaan di Paroki,
lingkungan, dan masyarakat? Bagaimana wujud dari keterlibatan
anda? Apa peran anda?
Responden : Ya, saya terlibat sebagai pengurus PIA, PIOM, dan PIR. Bentuk
keterlibatan di PIR sebagai pendamping, tugasnya menjadi
jembatan antara dewan dan pengurus, memantau iven yang
diadakan pengurus PIR tugas mereka mengelola iven, menjadi
dewan penasehat bila ada kesulitan membantu. Di PIA mengajar
sekolah Minggu, terlibat dalam kepanitiaan kalau ada acara
ekaristi anak pada masa natal, paskah dan pesta, terlibat juga
menjadi panitia misa raya se-Kevikepan DIY. Di PIOM sebagai
pengurus, terkadang juga sebagai panitia pada event-event
tertentu. Contoh rekoleksi di Gua Maria Pereng sebagai devisi
acara. Pada misa OMK sebagai sekretaris. Dalam rangka
kegiatan AYD juga sebagai devisi acara. Di lingkungan pernah
menjadi panitia natal, dan ketua OMK yang menjadi jembatan
antara OMK lingkungan dan OMK Paroki pada event-event di
Gereja. Di masyarakat belum berbuat apa-apa.
Peneliti : Apa alasan anda terlibat di bidang pewartaan?
Responden : Karena senang ikut terlibat apalagi menjadi panitia. Untuk
kegiatan kepanitiaan paling senang kalau menjadi devisi acara.
Peneliti : Menurut anda, apa itu liturgi?
Responden : Tim kerja yang menangani hal-hal liturgis dalam Gereja seperti
panduan misa, pemazmur, dan organis.
Peneliti : Apa saja bentuk liturgi yang dilakukan oleh Gereja Paroki anda?
Responden : Lewat timja lektor, PPA, paramenta, padus, organis, tatalaksana,
dan prodiakon.
Peneliti : Apakah anda terlibat dalam kegiatan liturgi di Paroki dan di
lingkungan?
Responden : Terlibat suster… yaitu sebagai putra Altar sejak tahun 2008-
2012, ikut padus Fidelis sejak tahun 2015. Pernah lektor pada
saat dibutuhkan di Paroki maupun di lingkungan pada saat-saat
tertentu. Pernah juga menjadi pemazmur namun tidak menjadi
anggota.
Peneliti : Apa alasan anda terlibat di bidang liturgi?
Responden : Di padus karena senang bernyanyi. Menjadi putra altar, ikut
berpartisipasi saja karena baru ikut komuni pertama.
Peneliti : Apa yang membuat anda mau terlibat dalam hidup menggereja?
Apakah anda senang terlibat dalam hidup menggereja?
Responden : Pertama kepribadian saya itu ingin terlibat dan keinginan terus
[4]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[5]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a. Identitas
Inisial : Ben (21 tahun)
Hari/Tanggal : Sabtu, 3 Juni 2017
Waktu : Pukul 10.00 – 11.30
Tempat : Biara Charitas Jl Tamansiswa No 110 Yogyakarta
b. Hasil Wawancara
[6]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[7]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[8]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[9]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[10]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a. Identitas
Inisial : YS (21 tahun)
Hari/Tanggal : Minggu 4 Juni 2017
Waktu : Pukul 10.00 – 12.10
Tempat :Biara Jl. Tamansiswa No 110 Yogyakarta
b. Hasil Wawancara
[11]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Responden : Hidup menggereja itu adalah bahwa setiap orang tidak hanya
sekedar umat, tetapi sebagai umat ia harus mengabdikan diri
pada Gereja, berpartisipasi, berusaha mengenal Gereja, mau
berdiskusi, menemukan dan menyelesaikan masalah dan
tantangan yang dihadapi oleh Gereja.
Peneliti : Apa dasar hidup menggereja?
Responden : Hehe… tidak tahu sus apa dasar hidup menggereja.
Peneliti : Menurut anda, terlibat dalam hidup menggereja itu seperti apa?
Responden : Tidak tahu
Peneliti : Apa bentuk parsipasi yang sudah anda lakukan pada saat
merayakan misa?
Responden : Setiap Minggu sore selalu misa, mendengarkan dan menyimak
homili romo dan melakukannya dalam hidup sehari-hari.
Meskipun suara tidak bagus tetapi ikut anggota kor OMK, kor
lingkungan belum pernah, pernah juga menjadi mesdinar,
menjawab dialog dari romo, sebagai umat ikut bernyanyi, dan
menyambut komuni.
Peneliti : Munurut anda, apa itu pewartaan? Apakah anda terlibat di
bidang pewartaan? Apa peran anda?
Responden : Hehe…pewartaan…apa itu pewartaan…sarana sus. Wadah
pewartaan…PIA, PIR, itu yang saya tahu. Hehe saya belum
terlibat sus. Saya kan baru masuk anggota OMK. Saya belum
berbuat apa-apa ni sus.
Peneliti : Menurut anda, apa itu persekutuan?
Responden : Persekutuan itu adalah perkumpulan orang yang mempunyai
tujuan yang sama misalnya; mungkin persekutuan orangtua
terpanggil. Persekutuan OMK, PIR, PIA. Hehe….itu yang saya
tahu sus. Belum pernah mendengar persekutuan.
Peneliti : Menurut anda, apa arti pelayanan? Pernahkah anda mendengar
pelayanan yang dilakukan Gereja Paroki anda?
Responden : Arti pelayanan, apa ya sus…mungkin pelayanan lingkup
kunjungan lansia, memberikan komuni pada lansia dan orang
sakit, yang saya tahu itu sus. Saya tidak pernah mendengar
pelayanan yang dilakukan Gereja.
Peneliti : Sejauh yang anda lihat dan rasakan. Apakah Gereja sudah
memberikan pelayanan di luar Gereja? Apakah anda pernah
pernah terlibat?
Responden : Apa ya sus…belum pernah lihat e…. Kami OMK pernah sus
mengadakan bakti sosial, kunjungan ke pantiasuhan di Parakan.
Nanti pada tgl 24 Juni 2017, bagi takzil di perempatan jalan
lampu merah sekitar Bintaran dan Tamansiswa. Dekorasi lampu
Gereja, ikut kor, mesdinar, dan menjadi devisi acara dalam
rangkaian kegiatan AYD.
Peneliti : Pernahkan anda terlibat di lingkungan? Apa peran anda?
Responden : Di lingkungan saya belum berbuat apa-apa sus. Di lingkungan
tidak aktif, tetapi kalau ada misa peringatan arwah pernah juga
[12]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[13]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[14]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a. Identitas
Nama : Untung (25 tahun)
Hari/Tanggal : Kamis, 6 Juli 2017
Waktu : Pukul 06.15 – 08.20
Tempat : Pendopo Paroki Santo Yusup Bintaran, Yogyakarta
b. Hasil Wawancara
[15]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
lagi. Itu saja sih yang saya bisa jawab. Saya tidak tahu harapan
Gereja sesungguhnya, hehe….
Penulis : Apa yang anda ketahui tentang pewartaan?
Responden : Apa ya, pewartaan adalah mewartakan sukacita Injil kepada
semua orang dan mengajak umat untuk menjadi pewarta
sabdanya. Yang diwartakan adalah sukacita Kristus, itu saja
yang saya tahu.
Penulis : Apa saja bentuk pewartaan yang dilakukan oleh Gereja Paroki
anda?
Responden : Ada pendampingan iman kepada anak-anak, remaja, OMK, lalu
dewasa, usia lanjut terus juga ada e…apa ya…pendampingan
bagi mereka yang akan menerima sakramen inisiasi, jadi kalau
yang di Bintaran ini selain pendampingan pada calon baptis,
krisma juga ada di sini. Terus lainnya ada juga bidang APP, dan
mendampingi katekese. Yah… itu saja.
Penulis : Apakah anda terlibat dalam kegiatan pewartaan di Paroki,
lingkungan, dan masyarakat? Bentuknya apa? Apa peran anda?
Mengapa anda terlibat?
Responden : Kalau saya di Paroki tidak aktif tetapi kalau di lingkungan aktif
kalau di minta oleh ketua lingkungan untuk menjadi pemandu
Adven dan APP, selama ini sih peran saya lebih banyak
menjadi pemandu seperti APP, adven, dan BKSN. Di bidang
pewartaan saya cuma melakukan hanya sedikit itu saja tidak
banyak dampaknya, hehe. Kalau di masyarakat saya tidak
terlibat, cuma pernah mengurus salah satu seksi di RT.
Penulis : Mengapa anda terlibat?
Responden : Di Paroki senang melayani. Di lingkungan umatnya sedikit
enak diajak komunikasi, tetapi mungkin juga kalau
kelompoknya besar, orang-orangnya terpelajar berbeda lagi.
Penulis : Apakah ada pastisipasi lain yang anda lakukan dalam
pewartaan?
Responden : Cukup di bidang liturgi saja. Karena saya menyadari sedikit
pemahaman, di bidang pewartaan kan juga dibutuhkan
pengalaman dan juga pendidikan untuk terlibat di pewartaan.
Dulu pernah mendampingi PIA tapi di lingkungan.
Peneliti : Mewartakan tidak hanya lewat kata-kata tetapi juga lewat
perbuatan, bagaimana pengalaman anda memberi kesaksian
hidup di masyarakat?
Responden : Ya.tidak tahu e...mungkin tahu tapi belum tahu merumuskan
kata-kata.
Penulis : Mengapa anda mau terlibat di Paroki, lingkungan, dan di RT?
Responden : Saya senang melayani, dan saya bahagia melayani di
lingkungan karena umatnya sedikit, tidak terlalu sulit
mengadapi umat karena tidak ada yang terlalu mau berdebat.
Tetapi mungkin juga kalau kelompoknya besar, orang-orangnya
terpelajar berbeda lagi ya. Di RT ya ikut saya sebagai warga.
[16]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Penulis : Apakah ada pastisipasi lain yang anda lakukan dalam tugas
pewartaan?
Responden : Yah….tidak ada suster, saya cukup di bidang liturgi saja.
Karena saya menyadari sedikit pemahaman. Di bidang
pewartaan kan juga dibutuhkan pengalaman dan juga
pendidikan untuk terlibat. Dulu sih pernah mendampingi PIA
tapi di lingkungan, sekarang ini karena sudah dihendel di
Paroki ya….saya tidak mau aktif di bidang itu lagi saya cukup
di liturgi saja.
Penulis : Menurut anda, apa arti liturgi? Apakah pernah ikut perayaan-
perayaan liturgi di Gereja?
Responden : Pengertian liturginya…, ya…apa ya sus…ya… saya tidak tahu.
O…liturgi itu adalah suatu perayaan iman Gereja yang
dilakukan dengan partisipasi seluruh warga Gereja umat Allah,
yaitu Gereja Bintaran, umat Allah yang mengimani Kristus.
Penulis : Apa saja bentuk liturgi yang dilakukan oleh Gereja Paroki
anda?
Responden : Ada perayaan ekaristi harian, mingguan, hari raya, lalu juga
e…penerimaan sakramen-sakramen, lalu ibadat adorasi, dan
ada devosi-devosi.
Penulis : Apakah anda terlibat dalam kegiatan liturgi di Paroki dan di
lingkungan? Bentuknya apa?
Responden : Kalau di Paroki ya… terlibat di liturgi menjadi lektor dan baru
3 tahun ini. Dulu dari SD sampai SMA menjadi Putra altar.
Saya terlibat menjadi lektor, selain itu ikut kor walaupun tidak
bisa nyanyi, cuma ikut gandul, karena bapak-bapaknya sedikit.
Penjadi pengurus dan kordinator lektor, mengurusi para
kordinator dan semua anggota lektor. Setiap hari mengontrol
teman-teman lektor dan lektris yang hendak bertugas pagi. Jadi
setiap pagi tengok-tengok sakristi, kalau sudah ada ikut misa
biasa, kalau tidak ada ya saya menggantikan.
Peneliti : Bagaimana peran serta anda lewat sakramen-sakramen yang
dilakukan oleh Gereja?
Responden : Lewat sakramen-sakramen Gereja saya hanya terlibat dalam
sakramen ekaristi. Kalau devosi Santo Yusuf kadang datang,
kalau ada kegiatan Rosario kadang datang pada bulan Mei dan
Oktober. Kalau adorasi saya kadang lakukan sendiri tetapi juga
bersama lingkungan, peran saya kadang menjadi pemimpin.
Peran saya ketika Rosario ikut berdoa, ya.. kadang-kadang di
minta untuk memimpin. Partisipasi dalam perayaan ekaristi
ya…e…sebagai umat, peransertanya, ikut mendengarkan sabda
Tuhan, lalu ikut bernyanyi, menanggapi dialog antara imam
dengan umat, kolekte, jadi lektor, terlibat kor kalau sedang
dapat tugas, tata laksana dan kor, udah itu saja. Peran serta
bidang liturgi di lingkungan kalau ada ujub, lalu ada misa
lingkungan, terus kadang juga misa di kapel susteran PIJ.
[17]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[18]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a. Identitas
Nama : Ratih (24 tahun)
Hari/Tanggal : Sabtu, 8 Juli 2017
Waktu : Pukul 10.20 – 11.55
Tempat : Biara Charitas Jl.Tamansiswa No 110 Yogyakarta
b. Hasil Wawancara
[19]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[20]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[21]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[22]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[23]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Ya Bapa, semoga Kaum Muda yang di kasihi Kristus, terus berjuang untuk
mencapai kesempurnaan hidup dan juga bersikap murah hati untuk melayani
orang-orang yang menderita. Bantulah kaum muda kami untuk dapat melawan
godaan dan kepalsuan dunia. Tunjukkanlah kaum muda kami agar menggunakan
masa muda mereka guna mencapai yang terbaik dalam hidup mereka. Bantulah
juga mereka untuk dapat membantu orang lain demi kemuliaan Allah yang lebih
besar. Amin.
[24]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lagu Pembukaan
Lagu Penutup
“REMIX OMK “
[25]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[26]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[27]