Anda di halaman 1dari 6

Persahabatan sejati termasuk kesetiaan.

Ada dalam Alkitab,”Seorang sahabat menaruh kasih setiap


waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran” (Amsal 17:17).

Sahabat terbaik untuk dimiliki ialah Yesus. Ada dalam Alkitab,”Aku tidak menyebut kamu lagi hamba,
sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena
Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku” (Yohanes
15:15).

Pilihlah teman-teman yang mengasihi Tuhan dan memiliki hati yang murni. Ada dalam Alkitab, ”Sebab
itu jauhilah nafsu orang muda, kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih dan damai bersama-sama dengan
mereka yang berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni” (2 Timotius 2:22).

Apakah ciri-ciri seorang sahabat yang baik? Ada dalam Alkitab,”Dengan tidak mencari kepentingan
sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang
menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri; dan janganlah tiap-tiap orang hanya
memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga” (Filipi 2:3-4).

Gosip dapat merusak persahabatan. Ada dalam Alkitab,”Orang yang curang menimbulkan pertengkaran,
dan seorang pemfitnah menceraikan sahabat yang karib” (Amsal 16:28). “Gosip memisahkan teman-
teman akrab” (NIV).

Persahabatan harus dipelihara. Ada dalam Alkitab,”Jangan kautinggalkan temanmu dan teman ayahmu.
Jangan datang di rumah saudaramu pada waktu engkau malang. Lebih baik tetangga yang dekat dari
pada saudara yang jauh. Anakku, hendaklah engkau bijak, sukakanlah hatiku, supaya aku dapat
menjawab orang yang mencela aku” (Amsal 27:9-10).

Seorang sangat ingin bersikap jujur kepada anda walaupun menyakiti hati. Ada dalam Alkitab, ”Seorang
kawan memukul dengan maksud baik, tetapi seorang lawan mencium secara berlimpah-limpah”

(Amsal 27:6).
Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam
kesukaran.

Amsal 17:17

Persahabatan Yonatan dan Daud adalah contoh persahabatan sejati. Karena mereka menjadikan
Tuhan sebagai landasan persahabatan mereka. Yonatan berusaha keras membantu Daud yang
sedang menghadapi masalah dan ia juga menguatkan kepercayaan Daud pada Allah. Daud tetap
percaya pada sahabatnya itu meskipun Saul, ayah sahabatnya sendiri, mencoba membunuhnya.
Mereka juga saling berjanji dihadapan Tuhan dan menggenapi janji mereka masing-masing.
Persahabatan mereka bukan untuk saling mencari keuntungan, melainkan untuk saling memberikan
yang terbaik.

Kasih seorang sahabat tidak memandang rupa, status, ataupun jabatan. Seorang sahabat akan
menegur dengan jujur saat mengetahui kesalahan yang dilakukan sahabatnya, karena ia tidak mau
melihat sahabatnya terjerumus pada hal yang tidak benar dalam pandangan Tuhan. Dan juga akan
berusaha memberi pertolongan dan dukungan bila melihat sahabatnya dalam kesusahan. Mereka
menjadi tempat berbagi tawa dan juga kesedihan. Proses mematangkan persahabatan memang
membutuhkan usaha pemeliharaan dan kesetiaan. Apa yang kita alami dalam persahabatan
terkadang melelahkan dan menjengkelkan, tetapi itulah yang membuat persahabatan menjadi tahan
uji dan bernilai.

Persahabatan Kristen harusnya lebih dari sekedar berbagi minat yang sama atau berbagi cerita,
persahabatan Kristen juga bertujuan untuk mengokohkan iman masing-masing pada Tuhan.
Persahabatan di dalam Tuhan dibangun dengan tujuan sama-sama ingin menyenangkan hatiNya
dan harus dilandasi oleh kasih, bukan perkara untung rugi. Dan firman Tuhan adalah pegangan
utama dalam menjalin persahabatan yang sehat. Karena persahabatan yang dilandasi kasih Tuhan
akan menghasilkan pertumbuhan iman dan juga karakter.
8 Karakteristik Sahabat Menurut Alkitab
1. SETIA

Banyak persahabatan hancur karena hilangnya kepercayaan. Dalam kitab Amsal 18:19 dikatakan,
"Saudara yang dikhianati lebih sulit dihampiri daripada kota yang kuat, dan pertengakran adalah seperti
palang gapura sebuah puri." Dalam bagian lain dikatakan bahwa kesetiaan yang sejati sulit diketemukan.
"Banyak orang menyebut diri baik hati, tetapi orang yang setia, siapakah menemukannya." (Amsal 20:6)

Hal yang perlu dilakukan untuk menjaga kesetiaan adalah memelihara kepercayaan. Hilangnya
kepercayaan terhadap orang lain merupakan gejala kejiwaan yang cukup sulit diatasi. Karena itu cobalah
sedapat mungkin mencegah hal itu dengan belajar menahan diri untuk tidak menceritakan hal-hal yang
kita anggap rahasia.

"Belalah perkaramu terhadap sesamu itu, tetapi jangan buka rahasia orang lain, supaya jangan orang
yang mendengar engkau akan mencemoohkan engkau dan umpat terhadap engkau akan tidak hilang."
( Amsal 25:9-10)

Kesetiaan juga berarti tetap mendorong baik dalam keadaan suka maupun duka. "seorang sahabat
menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran." (Amsal 17:17)
2. SALING MEMBAGI

Yang dimaksud dengan saling membagi di sini adalah dapat berbagi suka duka termasuk perasaan.
Mungkin dapat diartikan saling mengemukakan setiap masalah yang dihadapi. Hal itu jelas tidak dapat
dilakukan kepada setiap orang. Dan ada 4 kunci untuk dapat melakukan hal ini :

* MENDENGAR

"Hai, saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar,
tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah." (Yakobus 1:19).

Yang dimaksud cepat mendengar adalah memusatkan pendengaran dan pikiran kepada apa yang
dikatakan lawan bicara kita. Seharusnya kita belajar mendengar kata-kata yang diucapkan, menangkap
pesan yang terkandung dan mengartikannya secara tepat.

* BERBICARA

"Jikalau seseorang memberi jawab sebelum mendengar, itulah kebodohan dan kecelaannya." (Amsal
18:13).

Sementara itu dibagian lain dari kitab amsal dikatakan, "perkataan yang diucapkan tepat pada waktunya
adalah seperti buah apel

di pinggan perak." ( Amsal 25:11).

Walaupun persahabatan yang kita bina telah sampai pada tahap cukup erat, kita tetap tidak bisa
berbicara seenaknya. Oleh sebab itu untuk menjaga ucapan, kita perlu bersikap jujur dan bijaksana
dalam mengucapkan segala sesuatu.

Jangan takut berbicara, tetapi juga jangan takut berdiam diri.

*MENERIMA

Yesus memang tidak senang akan dosa-dosa kita, tapi Ia tetap bersedia menerima kita sebagaimana
adanya. Sebagai orang percaya seharusnya kita dapat mengikuti jejak Yesus sehingga dapat berkata
kepada orang lain, "Saya menerima Anda sebagaimana adanya walaupun saya tidak setuju dengan apa
yang Anda katakan atau kerjakan."

* MENGERTI

Komunikasi akan gagal bila tak ada pengertian. Mendengar saja belum cukup. Kita perlu mengerti
maksud pembicaran orang lain. Pengertian yang benar sesungguhnya pemberian Tuhan, "Karena

Tuhanlah yang memberikan himkmat, dari mulutNya datang pegetahuan dan kepandaian." (Amsal 2:6).
Bila kita besedia memperhatikan sungguh-sungguh teman-teman kita, maka Tuhan akan mengaruniakan
pengertian untuk melakukan hal itu. Sikap untuk memahami orang lain merupakan dasar yang kokoh
tempat bertumbuhnya persahabatan yang saling memberi dan menerima.
3.MENIKMATI BERSAMA

Seorang sahabat tentu tidak akan senantiasa ada sepanjang hari di samping kita untuk berbicara serta
mendorong terus-menerus. Ada waktunya kita berjalan bersama ke tempat rekreasi, makan bersama,
tertawa dan merasakan kebahagiaan bersama-sama.

Bila saat ini kita sedang mengembangkan persahabatan dengan seseorang, cobalah berfikir kreatif hal-
hal yang dapat dikerjakan dan dinikmati bersama. Lakukanlah dengan jujur sehingga kegembiraan yang
diperoleh tidak terasa dibuat-buat, dengan menikmati kegembiraan bersama-sama, keutuhan
persahabatan akan tetap terjaga.

4. MENDORONG

Seorang sahabat seharusnya mendorong kita ke arah pikiran-pikiran baru, pertumbuhan kepribadian
dan kedewasaan rohani.

"Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya." ( Amsal 27:17 ). Kita seharusnya dapat dan
bersedia mendorong orang lain untuk hidup secara benar. Dengan demikian kehidupan kita akan
diperkaya dengan hadirnya seorang sahabat. Namun bagaimanapun juga harus diakui bahwa tidak
setiap orang mampu mendorong dan memberi semangat kepada sesamanya. Oleh sebab itu kita tidak
perlu memaksakan diri menjadi orang yang pandai memberi semangat, tetapi jadilah diri kita
sebagaimana adanya.

Carilah hal-hal yang memang merupakan kelebihan dalam diri kita dan dapat diberikan kepada sahabat
kita.. "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam
pekerjaan baik." (Ibrani 10:24)

5. MEMBESARKAN HATI

Persahabatan yang menghasilkan tekanan bagi salah satu pihak tidak akan dapat bertahan lama.
Bagaimanapun kita perlu memberi dan diberi semangat. Untuk membangkitkan semangat, kita dapat
melakukannya melalui hal-hal kecil dan sederhana. Misalnya dengan mengirim kartu ucapan ulang
tahun, membicarakan hal-hal yang membangun, menyediakan waktu untuk mendengar keluhan-
keluhannya, dan lain-lain.

"Tetapi nasihatilah seorang akan yang lain setiap hari, selama masih dapat dikatakan, 'hari ini' supaya
jangan ada diantara kamu yang menjadi tegar hatinya karena tipu daya dosa" ( Ibrani 3:13 )

6. PENGORBANAN DIRI

"Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-
sahabatnya". (Yohanes 15:13).

Dalam persahabatan, masing-masing pihak biasanya saling memperhatikan kebutuhan mereka. Jika yang
satu mememerlukan sesuatu, maka yang lain dengan senang hati memberikannya.

Pengorbanan diri merupakan unsur penting dan merupakan ukuran dari erat tidaknya persahabatan
yang kita bina. "dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi
kepentingan orang lain juga." (Filipi 2:4).
7. KASIH

Persahabatan ideal dibangun di atas dasar kasih yang memberi dan rela berkorban, dan tidak
mengharapkan balasan. Memang benar kasih akan lebih terasa bila diungkapkan melalui tindakan tetapi
pada saat tertentu perlu juga dikatakan. Masalah kapan harus melakukannya, diperlukan hikmat. Oleh
sebab itu mintalah kepada Tuhan agar kasih yang kita sampaikan dapat dirasakan sebagai berkat dan
orang tidak salah menerima.

8. TANTANGAN ROHANI

Pergaulan yang buruk dapat merusak kebiasaan yang baik. Seharusnya melalui jalur persahabatan kita
dapat menyampaikan kabar keselamatan Kristus dan bila memungkinkan dapat membimbing mereka
kepada Yesus Kristus, "Siapa bergaul dengan orang bijak menjadi bijak, tetapi siapa berteman dengan
orang bebal menjadi malang." (Amsal 13:20).

Persahabatan yang dibangun hendaknya berpengaruh positif terhadap pertumbuhan rohani kita. Yang
penting untuk dijaga adalah agar kita dapat mempengaruhi dan bukan dipengaruhi orang lain.

Anda mungkin juga menyukai