Ampu oleh :
Susiati, M.Pd.,Kons.
Disusun Oleh :
Penulis
BAB I
LATAR BELAKANG
I. PENDAHULUAN
Stres merupakan fenomena psikofisis yang manusiawih artinya stres
itu bersifat inheren pada diri setiap orang dalam menjalankan kehidupan
sehari – hari. Stress dialami setiap orang dengan tidak mengenal jenis
kelamin,usia,kedudukan,jabatan, atau status social-ekonomi. Stres biasa
dialami oleh bayi,anak- anak,remaja atau dewasa,pejabat atau warga
masyarakat biasa,pengusaha atau karyawan ,seriap pria maupun wanita.
II. TUJUAN
1. Mengantisipasi kemungkinan munculnya penyebab stress.
2. Mencegah terjadinya stress pada individu dan organisasi secara keseluruhan.
3. Mengelola stress agar tidak menimbulkan akibat yang lebih buruk.
4. Memulihkan individu dan atau organisasi dari stress.
III. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Teori stress ?
2. Bagaimana Stress pada setiap periode kehidupan ?
3. Bagaimana Gejala stress ?
4. Apa saja Factor-faktor penyebab atau pemicu stress
5. Bagimana Pengelolaan (manajemen) stress ?
6. Apa saja Macam-macam coping ?
BAB II
PEMBAHASAN
1. Teori Stress
Stress merupakan fenomena psikofisik yang manusiawi. Artinya,
stress itu bersifat inheren pada diri setiap orang dalam menjalani kehidupan
sehari-sehari. Stress dialami oleh setiap orang dengan tidak mengenal jenis
kelamin, usia, kedudukan, jabatan, atau status sosial-ekonomi. Stress bisa
dialami oleh bayi, anak-anak, remaja, atau dewasa; pejabat atau warga
masyarakat biasa; pengusaha atau karyawan; serta pria maupun wanita.
A. Eustress
B. Distress
Teori dasar tentang stress dapat disimpulkan ke dalam tiga variabel pokok, yaitu :
A. Variabel stimulus
B. Variabel respons
GAS terdiri atas tiga tahap. Pertama, reaksi alarm, yang terjadi ketika
organisme merasakan adanya ancaman, yang kemudian meresponsnya
dengan fight atau flight. Kedua, resistance, yang terjadi apabila stress itu
berkelanjutan. Di sini, terjadi perubahan fisiologis yang melakukan
keseimbangan sebagai upaya mengatasi ancaman. Ketiga, exhaustion, yang
terjadi apabila stress terus berkelanjutan di atas periode waktu tertentu,
sehingga organisme mengalami sakit (menurut Selye, organisme memiliki
keterbatasan untuk melawan stress).
C. Variabel interaktif
a. Teori interaksional
Stress yang dialami oleh orang dewasa pada umumnya bersumber dari
beberapa factor. Di antaranya adalah karena kegagalan perkawinan,
ketidakharmonisan hubungan dalam keluarga, masalah nafkah hidup atau
kehilangan pekerjaan (seperti di-PHK), ketidakpuasan dalam hubungan seks,
penyimpangan seksual suami atau istri, perselingkuhan suami atau istri,
keadaan hamil, menopause, gangguan kesehatan fisik dan anak yang nakal.
3. Gejala Stress
Gejala stress digolongkan menjadi dua yakni golongan fisik dan
psikis. Gejala fisik di antaranya ditandai dengan sakit kepala, sakit lambung
(maag), hipertensi (darah tinggi), saking jantung atau sakit berdebar-debar,
insomnia (sulit tidur), mudah lelah, keluar keringat dingin, kurang selera
makan, dan sering buang air kecil.
Sedangkan gejala psikis dari stress meliputi rasa gelisah atau cemas,
kurang dapat berkonsentrasi dalam belajar atau bekerja, sikap apatis (masa
bodoh), sikap pesimis, hilang rasa humor, bungkam seribu bahasa, malasa
belajar atau bekerja, sering melamun, dan sering marah-marah atau bersikap
agresif (baik secara verbal, seperti kata-kata kasar dan menghina; maupun
nonverbal, seperti menampar, menendang, membanting pintu, dan
memecahkan barang-barang).
Beberapa factor penyebab stress dari fisik antara lain penyakit yang
sulit disembuhkan, cacat fisik atau salah satu anggota tubuh kurang
berfungsi, wajah yang tidak cantik atau ganteng, dan postur tubuh yang
dipersepsi tidak ideal (seperti terlalu kecil, kurus, pendek, atau gemuk).
B. Stressor psikologis
C. Stressor sosial
Rasa marah, rasa cemas, rasa tkut, kehilangan semangat, dan duka
cita.
Keterkaitan antara stressor, respons, dan dampak stress dapat dilihat pada bagan
berikut :
a. Respons emosional
b. Respons fisiologis
c. Respons behavioral
A. Dukungan sosial
B. Kepribadian
c. Humoris
6. Macam-Macam Coping
Coping terhadap stress itu ada yang positif atau konstruktif, ada juga
yang negative. Berikut penjelasan masing-masing :
A. Coping negative
B. Coping positif
a. Rational-emotive therapy
Terapi ini merupakan pendekatan terapi yang memfokuskan pada
upaya untuk ubah pola berpikir klien yang irasional sehingga mengurangi
gangguan emosi atau perilaku yang maladaptive.
b. Meditasi
c. Relaksasi
b. DAFTAR PUSTAKA