Oleh : Kelompok 2
Bertrilia (216118)
Kelas : E7
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kehadirat-
Nya yang telah memberikan rahmat dan kasih sayang-Nya kepada saya sehingga
makalah ini dapat kami selesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Berikut
ini akan kami persembahkan sebuah makalah yang berjudul “ Tawuran Antar
Siswa Sekolah”
Saya menyadari sekali bahwa makalah ini jauh dari ketidaksempurnaan
baik dari segi bentuk penyusunannya ataupun secara keseluruhannya. Apabila
terdapat salah penulisan dalam makalah ini kami mohon maaf yang sebesarnya
karena kami juga masih dalam tahap belajar. Dengan demikian, kami ingin
mengucapkan terimakasih untuk para pembaca yang telah ,membaca makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat yang baik untuk kita semua.
DAFTAR ISI
Daftar isi.......................................................................................................... ii
Bab I Pendahuluan......................................................................................... 1
Lampiran .........................................................................................................
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari rumusan permasalah diatas antara lain :
1. Menjelaskan pengertian dari tawuran
2. Mengetahui faktor-faktor penyebab tawuran antar pelajar / siswa sekolah
3. Mengetahui tujuan dari tawuran
4. Mengetahui bagaimana hubungan BK dalam kasus tawuran
5. Mengetahui fungsi BK untuk kasus tawuran
6. Mengetahui pendekatan yang digunakan dalam BK untuk kasus tawuran
7. Mengetahui bagaimana penaganan BK untuk kasus tawuran
BAB II
LANDASAN TEORI
2. Faktor Sekolah
Di sekolah anak-anak berjam-jam lamanya setiap hari harus
melakukan kegiatan yang tertekan, duduk, dan pasif mendengarkan
sehingga mereka menjadi jemu, jengkel, dan apatis. Dewasa ini
sekolah masih banyak berfungsi sebagai ‘ Sekolah dengar’ daripada
memberikan kesempatan luas untuk membangun aktivitas, kreativitas,
dan intentivitas anak. Sehingga sekolah tidak membangun dinamisme
anakdan tidak merangsang kegairahan belajar anak. Kurikulum selalu
berubah dan tidak menentu, sangat membingungkan para pengajar dan
murid sendiri, serta jelas mengganggu proses belajar anak. Akibaatnya
anak menjadi jemu belajar, menjadi cepat jenuh, dan lelas secara
psikis.
Sekolah adalah sebagai media atau perantara bagi pembinaan
jiwa anak-anak, atau dengan kata lain sekolah itu bertanggung jawab
atas pendidikan anak-anak, baik pendidikan keilmuan maupun
pendidikan tingkah laku. Banyaknya atau bertambahnya kenakalan
anak-anak secara tidak langsung menunjukkkan kurang berhasilnya
sistem pendidikan di sekolah-sekolah.
Ketika pelajar di kelas sering mengalami frustasi dan tekanan
batin karena merasa dikekang ketat oleh disiplin mati disekolah.
Anak-anak harus patuh terhadap perintah orangtua agar bersekolah
secara teratur dan berdisiplin. Akan tetapi, anak tidak menemukan
kesennangan dan kegairahan belajar di kelas. Apabila jika mereka
banyak melihat ketidakadilan peraturan . sebagai akibatnya, anak jadi
ikut-ikutan tidak mematuhi semua aturan, ingin jadi bebas liar, mau
berbuat semaunya sendiri, menjadi agresif, juga suka melakukan
perkelahian di luar sekolah untuk melampiskan kedongkolan dan
frustasinya.
3. Faktor Lingkungan
Ada beberapa hal atau tujuan siswa sekolah melakukan aksi tawuran baik
itu sesama teman sekolahnya atau dengan siswa di sekolah lain, antara lain :
2. Fungsi Pemahaman
Fungsi pemahaman yang dimaksud yaitu fungsi Bimbingan dan
Konseling yang akan menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh
pihak-pihak tertentu sesuai dengan keperluan pengembangan siswa,
pemahaman ini mencakup :
a) Pemahaman tentang diri siswa, terutama oleh siswa sendiri, orangtua,
guru, dan guru pembimbing
b) Pemahaman tentang lingkungan siswa (termasuk di dalam lingkungan
keluarga dan sekolah) terutama oleh siswa sendiri, orangtua, guru, dan
guru pembimbing.
c) Pemahaman tentang lingkungan yang lebih luas (teruama di dalamnya
informasi pendidikan, jabatan/pekerjaan, dan/atau karier dan informasi
budaya / nilai-nilai terutama oleh siswa
3. Fungsi Perbaikan
Walaupun fungsi pencegahan dan pemahaman telah dilakukan, namun
mungkin saja siswa maih menghadapi masalah-masalah tertentu. Disinilah
fungsi perbaikan itu berperan, yaitu fungsi Bimbingan dan Konseling
yang akan menghasilkan terpecahnya atau teratasinya berbagai
permasalahan yang dialami siswa. Yaitu fungsi bimbingan dan konseling
untuk membantu konseli sehingga dapat memperbaiki kekeliruan dalam
berpikir, berperasaan dan bertindak. Konselor melakukan intervensi
(memberikan perlakuan) terhadap konseli supaya memiliki pola berpikir
yang sehat, rasional dan memiliki perasaan yang tepat sehingga dapat
mengantarkan mereka kepada tindakan atau kehendk yang produktif dan
normatif.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tawuran adalah suatu tindakan anarkis yang dilakukan oleh dua
kelompok dalam bentuk perkelahian massal di temapat umum. faktor yang
menyebabkan tawuran berasal dari dalam dan dari luar individu siswa, yaitu
keluarga, sekolah, dan lingkungan. Tawuran itu tidak ada sisi positifnya bagi
kita. Merugikan buat kita karena tawuran tidaklah mencerminkan kita sebagai
orang yang terdidik.
Dengan berbagai terobosan-terobosan baru dalam hal kegiatan
menanggulangi tawuran pelajar antar sekolah secara perlahan akan
menciptakan persepsi di mana tawuran itu adalah kegiatan bodoh yang sia-sia
sehingga tidak layak ikut serta. Diharapkan lama-kelamaan tawuran akan
segera punah dari dunia pelajar indonesia.
B. Saran
Dalam menyikapi tawuran antar pelajar tersebut, peran aktif orang tua
dan sekolah sangat dibutuhkan. Seorang anak mendapatkan pendidikan
pertama dalam lingkungan keluarga dan akan menghabiskan waktunyalebih
banyak di sekolah untuk mengikuti proses belajar. Disinilah dituntut pihak
orang tua harus ekstra dalam memberikan pengajaran nilai dan moral, arahan
yang baik bersifat mendidik serta perhatian agak anak tersebut tidak merasa
diacuhkan. Pihak sekolah pundalam hal ini juga tidak kalah penting
peranannya dalam bertanggung jawab untuk memberikan pelayanan yang
baik bagi pelajar dalam mengasah kemampuan dan mengembangkan potensi
yang ada dalam dirinya. Pihak masyarakat dan pemerintah pun harus
menyadari perannya dalam menciptakan situasi yang kondusif dan
memberikan pengawasan di lingkungan sekitar.
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
http://journal.unair.ac.id/filerPDF/jppp83858bed71full.pdf
https://lib.unnes.ac.id/22253/1/3301411037-S.pdf
http://digilib.uinsby.ac.id/10648/4/bab%201.pdf
https://www.scribd.com/document/127506989/Tawuran-Antar-Pelajar