BAB II
LANDASAN TEORI
2.1.1. Pengertian
lebih beserta gandengannya yang digunakan di semua jenis jalan umum, dan
digerakkan oleh peralatan teknik berupa motor atau peralatan lainnya yang
berfungsi untuk mengubah suatu sumber daya energi tertentu menjadi tenaga
gerak kendaraan bermotor yang bersangkutan, termasuk alatalat berat dan alat-
Pajak Kendaraan Bermotor yang dapat disingkat PKB adalah pajak yang
3. Mobil barang atau beban meliputi: Pick-up, Delivery Van, Double Cabin, Tangki
dan sejenisnya.
4. Kendaraan khusus (alat-alat berat dan alat-alat besar) meliputi: Mixer dan
sebagainya.
5. Sepeda Motor
Sepeda motor adalah kendaraan beroda dua atau tiga tanpa rumah-rumah
baik dengan atau tanpa kereta samping. Sepeda yang digerakkan dengan
tenaga mesin dengan injakan-injakan kaki di sebelah kiri atau kanan dari
c. Scooter
a. Subjek PKB adalah orang pribadi atau badan yang memiliki dan atau menguasai
kendaraan bermotor.
b. Wajib Pajak PKB adalah orang pribadi atau badan yang memiliki dan atau
b. Objek pajak yang dikecualikan dari pajak adalah kendaraan bermotor yang
a. Dasar pengenaan pajak dihitung sebagai perkalian dari dua unsur pokok: Dasar
b. Dalam hal harga pasaran umum atas suatu kendaraan bermotor tidak diketahui,
- penggunaan KBM
- Jenis KBM
- Merek KBM
- Tekanan gandar
1. Masa pajak adalah 12 bulan berturut-turut yang merupakan tahun pajak, dimulai
2. Kewajiban pajak yang berakhir sebelum 12 bulan karena sesuatu hal, besarnya
3. Bagian dari bulan yang melebihi 15 hari dihitung sebagai satu bulan penuh.
5. Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD) adalah surat yang digunakan oleh
penguasaan
d. KBM pindah dari luar daerah dihitung 30 hari sejak tanggal Fiscal Antar
Daerah.
adalah 14 hari sejak saat kepemilikan. Kendaraan bermotor bukan baru wajib
kendaraan bermotor yang pindah keluar daerah adalah 30 hari sampai dengan
dilakukan di Kantor Kas Daerah atau tempat lain yang ditentukan oleh Gubernur.
3. Gubernur Kepala Daerah dapat memberi persetujuan kepada wajib pajak untuk
sebesar 2 %.
4. Kepada wajib pajak yang telah melunasi pajak kendaraan bermotor setahun
administrasi sebesar 100% dari jumlah kekurangan pajak. Kenaikan ini tidak
pemeriksaan.
5. Jumlah pajak yang terutang dalam SKPDKB dikenai sanksi administrasi berupa
kenaikan sebesar 25% dari pokok pajak ditambah bunga sebesar 2% sebulan
dihitung dari pajak yang kurang atau terlambat dibayar untuk jangka waktu paling
6. Gubernur Kepala Daerah dapat mengeluarkan STPD jika pajak dalam tahun
administrasi sebesar 2% setiap bulan dan paling lama 15 bulan sejak saat
terutangnya pajak.
8
8. Surat Ketetapan Pajak Daerah yang tidak atau kurang dibayar dikenakan sanksi
Kepala Daerah.
pajak dalam jangka waktu paling lama 3 bulan sejak tanggal surat ketetapan
diterima oleh Wajib Pajak dengan alasan yang jelas kecuali apabila Wajib Pajak
dapat menunjukkan bahwa dalam jangka waktu itu tidak dipenuhi karena keadaan
keputusan sesuai dalam jangka waktu setelah lewat 3 bulan, maka keberatan
jelas, tidak benar, dan tidak lengkap serta merugikan pemerintah daerah
2. Wajib pajak yang dengan sengaja tidak menyampaikan SPTPD atau mengisi
dengan tidak benar atau tidak lengkap atau melampirkan keterangan yang tidak
paling lama 3 bulan dan atau denda paling banyak 4 kali jumlah pajak yang
terutang. Tindak pidana di bidang pajak daerah tidak dituntut setelah melampaui
jangka waktu 10 tahun sejak saat terutangnya pajak atau berakhirnya masa
pajak.
efektif.
klien.
20019:163).
sebagai berikut:
3. Mendorong efisiensi
( Mulyadi, 2019:180):
keyakinan mutlak.
manajemen.
“suatu SPI adalah yang baik jika tidak seorangpun berada dalam
Tiga persyaratan yang harus ada dalam SPI yang baik (Tuanakotta,
2020:97):
a. Prosedur
b. Pelaksana
yang cukup.
c. Pemisahan Tugas
dilakukan agar semua tahap transaksi tidak diselesaikan oleh satu unit
penyimpanan.
c. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi tiap bagian
organisasi.
menjadi
oleh satu orang atau satu unit organisasi, tanpa ada campur
melaksanakan tugasnya.
tersebut.
tersebut.
untuk
merupakan unsur SPI yang paling penting. Karyawan yang jujur dan ahli
intern, auditor menggunakan tiga macam prosedur audit berikut (Jusup, 2001:
197):
pengendalian.
20
pengendalian.
dilaksanakan.
2. Gangguan
mengakibatkan gangguan.
3. Kolusi
terhadap unsur-unsur suatu saldo atau rekening atau kelompok transaksi yang
kurang dari seratus persen dengan tujuan menilai beberapa karateristik saldo
Audit sampling dibagi menjadi dua macam yaitu sebagai berikut (Jusup, 2021:397):
serta pengalamananya.
sample yang efisien, (2) mengukur kecukupan bukti yang diperoleh, dan (3)
menilai hasil sample. Selain itu yang paling penting ialah bahwa sampling
yang tercantum dalam akun (dalam pengujian subtantif). Attribut sampling ada
4. Stop-or-go sampling
Model pengambilan sample ini sering juga disebut decision attribute sampling.
Medel ini dapat mencegah auditor dari pengambilan sample yang terlalu
banyak, yaitu dengan cara menghentikan pengujian sedini mungkin. Model ini
5. Discovery sampling
Model pengambilan sample ini cocok digunakan jika tingkat kesalahan yang
diperkirakan dalam populasi sangat rendah (mendekati nol). Dalam model ini
besar dari yang diharapkan. Discovery sampling dipakai oleh auditor untuk
ini dapat diatasi dengan menggunakan model attribute sampling yang lain, yaitu
24
1. Tentukan decired upper precision limit (DUPL) dan tingkat keandalan. Pada
tahap ini auditor menentukan tingkat keandalan yang akan dipilih dan tingkat
minimum yang harus diambil oleh auditor dengan bantuan Tabel Besarnya
kurang dari 95% dan menggunakan DUPL > 5%. Dengan demikian pada
pengendalian, auditor tidak pernah memilih besarnya sampel kurang dari 60.
2 96 1 2 4
3 126 2 3 4
4 156 3 4 4
Berikut ini diuraikan cara penyusunan tabel stop-or-go decision seperti yang tercantum
Sampel Kumulatif pada baris Langkah 1. Jika dari pemeriksaan terhadap 60 anggota
internal yang diperiksa adalah ekeftif. Pengamgilan sampel dihentikan jika DUPL =
AUPL (decired upper precision limit sama dengan achired upper precision limit).
Pada tingkat kesalahan sama dengan 0, AUPL dihitung dengan rumus sebagai
berikut:
Berdasarkan confidence level factor pada R%=95 dan tingkat keandalan sama
dengan 0 adalah 3, oleh karena itu, AUPL = 3 ÷ 60 = 5%. Pada tingkat keandalan
pengendalian internal klien adalah baik, karena AUPL tidak melebihi DUPL. Jika
sama dengan 1, maka confidence level factor pada R%=95 adalah sebesar 4 , 8.
27
Dengan demikian, jika tingkat kesalahan yang dijumpai dalam sampel sebanyak 1,
AUPL = 4,8 ÷ 60 = 8% adalah melebihi DUPL yang ditetapkan sebesar 5%. Oleh
karena itu AUPL> DUPL, maka auditor perlu mengambil sampel tambahan. Sampel
Desire Upper Precision Limit (DUPL) Dalam contoh tersebut di atas besarnya
sampel dihitung sebagai berikut: 4,8 ÷ 5% = 96. Angka besarnya sampel ini
auditor akan mengambil 30 anggota sampel tambahan sehingga pada langkah ke-3
ini jumlah sampel kumulatif menjadi sebanyak 126. Jika dari 126 anggota sampel
tersebut hanya dijumpai 2 kesalahan, maka achired upper precision limit (AUPL) =
6,3 ÷ 126 = 5%. Dengan demikian jika dari 126 anggota sampel tersebut hanya
internal klien adalah efektif, dan jika auditor menghentikan pengambilan sampelnya,
karena AUPL sama dengan DUPL. Namun, jika dari 126 anggota sampel tersebut
auditor menemukan 3 kesalahan, mala AUPL menjadi sebesar 6,19% (7,8 ÷ 126).
28
Dalam keadaan ini auditor memerlukan tambahan sampel sebanyak 156 (7,8% ÷
langkah ke-4.
Langkah 4. Jika dalam pemeriksaan terhadap attribute 126 anggota sampel pada
auditor akan mengambil 30 anggota sampel tambahan sehingga pada langkah ke-4
ini jumlah sampel kumulatif menjadi sebanyak 156. Jika dari 156 anggota sampel
tersebut hanya dijumpai 3 kesalahan, maka achired upper precision limit (AUPL) =
7,8 ÷ 156 = 5%. Dengan demikian jika dari 156 anggota sampel tersebut hanya
internal klien adalah efektif, dan jika auditor menghentikan pengambilan sampelnya,
karena AUPL sama dengan DUPL. Namun, jika dari 156 anggota sampel tersebut
auditor menemukan 4 kesalahan, mala AUPL menjadi sebesar 5,9% (9,2 ÷ 156).
Dalam keadaan ini auditor beralih ke langkah ke-5, yaitu mengambil kesimpulan
bahwa unsur pengendalian internal yang diperiksanya tidak dapat dipercaya atau
alternatif.