PAJAK DAERAH
Pajak Daerah adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan
yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara
langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Istilah-istilah di dalam Pajak Daerah:
Daerah Otonomm (Daerah)
adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempuyai batas-batas wilayah yang berwenang
mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat
menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam system Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Pemerintah Pusat (Pemerintah)
Adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan negara
Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945
Pemerintahan Daerah
Adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip
otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun
1945
Pemerintah Daerah
Adalah Gubernur, bupati atau walikota, dan perangkat daerah sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Daerah
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)
Adalah lembaga perwakilan rakyat daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan
Daerah.
Kepala Daerah
Adalah gubernur bagi daerah provinsi atau bupati bagi daerah kabupaten atau wlikota
bagi daerah kota
Pejabat
Adalah pegawai yang diberi tugas tertentu di bidang perpajakan daerah dan/atau retribusi
daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Peraturan Daerah
Adalah peraturan perundang-undangan yang dibentuk oleh DPRD provinsi dan/atau
daerah kabupaten/kota dengan persetujuan bersama Kepala Daerah.
Peraturan Kepala Daerah
Adalah Peraturan Gubernur dan/atau Peraturan Bupati/Walikota
Pajak Daerah terdiri atas:
1. PAJAK PROVINSI
Pajak Provinsi adalah pajak yang pemungutannya dilakukan oleh suatu pemerintahan
provinsi tertentu (kekuasaan tertinggi oleh Gubernur).
Pajak Provinsi terdiri dari:
a. PAJAK KENDARAAN BERMOTOR
Adalah pajak atas kepemilikan dan/atau penguasaan kendaraan bermotor.
Kendaraan bermotor adalah semua kendaraan beroda beserta gandengannya yang
digunakan di semua jenis jalan darat, serta air dan digerakkan oleh peralatan teknik
berupa motor atau peralatan lainnya yang berfungsi untuk mengubah energi tertentu
menjadi energi gerak.
Subjek Pajak
Subjek Pajak/wajib pajak Kendaraan Bermotor adalah Orang Pribadi atau Badan yang
memiliki dan/atau menguasai Kendaraan Bermotor.
Objek Pajak
Objek Pajak Kendaraan Bermotor adalah Kepemilikan dan/atau penguasaan Kendaraan
Bermotor.
Dasar Pengenaan Pajak
Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor adalah hasil perkalian dari dua unsur
pokok:
1. Nilai Jual Kendaraan Bermotor, dan
Tarif Pajak
Objek Pajak
Objek Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor adalah penyerahan kepemilikan
kendaraan bermotor.
Subjek Pajak
Subjek Pajak/wajib pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor adalah Orang Pribadi
atau Badan yang dapat menerima penyerahan Kendaraan Bermotor.
Tarif Pajak
Tarif Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor ditetapkan paling tinggi masing-masing
sebagai berikut:
1. Penyerahan Pertama sebesar 20%, dan
2. Penyerahan kedua dan seterusnya sebesar 1%
Khusus untuk kendaraan bermotor alat-alat berat dan alat-alat besar yang tidak
menggunakan jalan umum tarif pajak ditetapkan paling tinggi masing-masing sebagai
berikut:
1. Penyerahan pertama sebesar 0,75% ,dan
2. Penyerahan kedua dan seterusnya sebesar 0,075%.
Perhitungan Pajak Bea Balik Nama
Besaran pokok Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor yang terutang dihitung
dengan cara mengalikan tarif pajak dengan dasar pengenaan pajak.
Objek Pajak
Objek Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor adalah Bahan Bakar kendaraan bermotor
yang disediakan atau dianggap digunakan untuk kendaraan bermotor, termasuk bahan
bakar yang digunakan untuk kendaraan di air.
Subjek Pajak
Subjek Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor adalah konsumen bahan bakar
kendaraan bermotor. Wajib Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor adalah orang
pribadi atau badan yang menggunakan Bahan Bakar Kendaraan Bermotor.
Objek Pajak
Objek Pajak Air Permukaan adalah pengambilan dan/atau pemanfaatan air permukaan
Dikecualikan dari Objek Pajak
Dikecualikan dari objek Pajak Air Permukaan adalah:
1. Pengambilan dan/atau pemanfaatan air permukaan untuk keperluan dasar rumah
tangga, pengairan pertanian dan perikanan rakyat dengan tetap memerhatikan
kelestarian lingkungan dan peraturan perundang-undangan.
2. Pengambilan dan/atau pemanfaatan air permukaan lainnya yang ditetapkan dalam
Peraturan Daerah.
Subjek Pajak
Subjek Pajak/wajib pajak Air Permukaan adalah orang pribadi atau badan yang dapat
melakukan pengambilan dan/atau pemanfaatan air permukaan.
Tarif Pajak
Tarif Pajak Air Permukaan ditetapkan paling tinggi sebesar 10%
e. PAJAK ROKOK
Pajak Air Permukaan adalah pungutan atas cukai rokok yang dipungut oleh Pemerintah
Objek Pajak
Objek Pajak Rokok adalah konsumsi rokok. Rokok meliputi:
1. Sigaret
Sigaret adalah hasil tembakau yang dibuat dari tembakau rajangan yang dibalut
dengan kertas dengan cara dilinting, untuk dipakai, tanpa mengindahkan bahan
pengganti atau bahan pembantu yang digunakan dalam pembuatannya.
Sigaret terdiri atas Sigaret kretek, Sigaret putih, dan Sigaret kelembak kemenyan.
Sigaret kretek adalah Sigaret yang dalam pembuatannya dicampur dengan cengkih,
atau bagiannya, baik asli maupun tiruan tanpa memerhatikan jumlahnya.
Sigaret putih adalah Sigaret yang dalam pembuatannya tanpa dicampuri dengan
cengkih, kelembak, atau kemenyan.
Sigaret kelembak kemenyan adalah Sigaret yang dalam pembuatannya dicampur
dengan kelembak dan/atau kemenyan asli maupun tiruan tanpa memerhatikan
jumlahnya.
2. Cerutu
Cerutu adalah hasil tembakau yang dibuat dari lembaran-lembaran daun tembakau
diiris atau tidak, dengan cara digulung demikian rupa dengan daun tembakau, untuk
dipakai, tanpa mengindahkan bahan pengganti atau bahan pembantu yang digunakan
dalam pembuatannya.
3. Rokok daun
Rokok daun adalah hasil tembakau yang dibuat dengan daun nipah, daun jagung
(klobot), atau sejenisnya, dengan cara dilinting, untuk dipakai, tanpa mengindahkan
bahan pengganti.
Subjek Pajak
Subjek Pajak rokok adalah konsumen rokok. Wajib Pajak Rokok adalah pengusaha
pabrik rokok/produsen dan importir rokok yang memiliki izin berupa Nomor Pokok
Pengusaha Barang Kena Cukai.
Tarif Pajak
Tarif Pajak Rokok ditetapkan sebesar 10% dari cukai rokok.
2. PAJAK KABUPATEN/KOTA
Pajak Kabupaten/Kota adalah pajak yang pemungutannya dilakukan oleh suatu pemerintahan
kabupaten/kota tertentu (kekuasaan tertinggi oleh Bupati/walikota).
Pajak Kabupaten/Kota terdiri dari:
a. PAJAK HOTEL
Pajak Hotel adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh hotel.
Objek Pajak
Objek Pajak Hotel adalah pelayanan yang disediakan oleh hotel dengan pembayaran,
termasuk jasa penunjang sebagai kelengkapan hotel yang sifatnya memberikan
kemudahan dan kenyamanan, termasuk fasilitas olah raga dan hiburan.
Jasa penunjang adalah fasilitas telepon, faksimile, teleks, internet, fotocopi, pelayanan
cuci, setrika, transportasi, dan fasilitas sejenis lainnya yang disediakan atau dikelola
hotel.
Tarif Pajak
Tarif Pajak Hotel ditetapkan paling tinggi sebesar 10%
Pajak Hotel yang terutang dipungut di wilayah daerah tempat hotel berlokasi.
b. PAJAK RESTORAN
Pajak Restoran adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh hotel.
Objek Pajak
Objek Pajak Restoran adalah pelayanan yang disediakan oleh restoran meliputi pelayanan
penjualan makanan dan/atau minuman yang dikonsumsi pembeli, baik dikonsumsi di
tempat pelayanan maupun di tempat lain.
Subjek Pajak
Subjek Pajak Restoran adalah orang pribadi atau badan yang membeli makanan dan/atau
minuman dari restoran. Wajib pajak Restoran adalah orang pribadi atau badan yang
mengusahakan restoran.
Tarif Pajak
Tarif Pajak Restoran ditetapkan paling tinggi sebesar 10%.
Pajak Restoran yang terutang dipungut di wilayah daerah tempat restoran berlokasi.
c. PAJAK HIBURAN
Pajak Hiburan adalah pajak atas penyelenggaraan hiburan.
Objek Pajak
Objek Pajak Hiburan adalah jasa penyelenggaraan Hiburan dengan dipungut bayaran.
Jenis-jenis hiburan yang dimaksud adalah:
1. Tontonan film
2. Pagelaran kesenian, musi, tari, dan/atau busana
3. Kontes kecantikan, binaraga dan sejenisnya
4. Pameran
5. Diskotik, karaoke, klab malam, dan sejenisnya
6. Sirkus, acrobat dan sulap
7. Permainan biliar, golf dan boling
8. Pacuan kuda, kendaraan bermotor, dan permainan ketangkasan
9. Panti pijat, refleksi, mandi uap/spa, dan pusat kebugaran (fitness center)
10. Pertandingan olahraga.
Subjek Pajak
Subjek Pajak Hiburan adalah orang pribadi atau badan yang menikmati hiburan. Wajib
pajak hiburan adalah orang pribadi atau badan yang mengusahakan hiburan.
Tarif Pajak
Tarif Pajak Hiburan ditetapkan paling tinggi sebesar 35%.
Beberapa perlakuan khusus diberikan kepada:
1. Hiburan berupa pagelaran busana, kontes kecantikan, diskotik, karaoke, klab malam,
permainan ketangkasan, panti pijat, dan mandi uap/spa, tariff pajak Hiburan dapat
ditetapkan paling tinggi 75%.
2. Hiburan kesenian rakyat/tradisional dikenakan tariff pajak Hiburan paling tinggi
sebesar 10%.
Objek Pajak
Objek Pajak Reklame adalah semua penyelenggaraan Reklame. Objek Pajak meliputi:
1. Reklame papan/billboard/videotron/megatron dan sejenisnya
2. Reklame kain
3. Reklame melekat, stiker
4. Reklame selebaran
5. Reklame berjalan, termasuk pada kendaraan
6. Reklame udara
7. Reklame apung
8. Reklame suara
9. Reklame film/slide dan
10. Reklame peragaan
Subjek Pajak
Subjek Pajak Reklame adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan reklame.
Wajib pajak adalah orang pribadi atau badan yang menyelenggarakan reklame.
Tarif Pajak
Tarif Pajak Reklame ditetapkan paling tinggi sebesar 25%.
Objek Pajak
Objek Pajak Penerangan jalan adalah penggunaan tenaga listrik, baik yang dihasilkan
sendiri maupun yang diperoleh dari sumber lain. Listrik yang dihasilkan sendiri meliputi
seluruh pembangkit listrik.
Subjek Pajak
Subjek Pajak/wajib pajak Penerangan Jalan adalah orang pribadi atau badan yang dapat
menggunakan tenaga listrik.
Tarif Pajak
1. Tarif Pajak Penerangan Jalan ditetapkan paling tinggi sebesar 10%.
2. Penggunaan tenaga listrik dari sumber lain oleh industry, pertambangan minyak
bumi dan gas alam, tariff Pajak penerangan Jalan nya ditetapkan paling tinggi
sebesar 3%.
3. Penggunaan tenaga listrik yang dihasilkan sendiri, tarif pajak penerangan jalan
ditetapkan paling tinggi sebesar 1,5%
Pajak Penerangan Jalan yang terutang dipungut di wilayah daerah tempat penggunaan
tenaga listrik.
Objek Pajak
Objek Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan adalah kegiatan pengambilan Mineral
Bukan Logam dan Batuan yang meliputi:
1. Asbes
2. Batu tulis
3. Batu setengah permata
4. Batu kapur
5. Batu apung
6. Batu permata
7. Bentonit
8. Dolomit
9. Feldspar
10. Garam batu (halite)
11. Grafit
12. Granit/andesit
13. Gips
14. Kalsit
15. Kaolin
16. Leusit
17. Magnesit
18. Mika
19. Marmer
20. Nitrat
21. Opsidien
22. Oker
23. Pasir dan Kerikil
24. Pasir kuarsa
25. Perlit
26. Phospat
27. Talk
28. Tanah serap (fullers earth)
29. Tanah diatome
30. Tanah liat
31. Tawas (alum)
32. Tras
33. Yarosif
34. Zeolit
35. Basal
36. Trakkit
37. Mineral bukan logam dan batuan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
Subjek Pajak
Subjek Pajak/wajib Pajak Mineral Bukan Logam dan batuan adalah orang pribadi atau
badan yang dapat mengambil Mineral Bukan Logam dan Batuan.
Tarif Pajak
Tarif Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan ditetapkan paling tinggi sebesar 25%.
g. PAJAK PARKIR
Pajak Parkir adalah pajak atas penyelenggaraan tempat parkir di luar badan jalan, baik
yang disediakan yang berkaitan dengan pokok usaha maupun sebagai suatu usaha,
termasuk penyediaan tempat penitipan kendaraan bermotor.
Objek Pajak
Objek Pajak Parkir adalah penyelenggaraan tempat parkir di luar badan jalan, baik yang
disediakan berkaitan dengan pokok usaha maupun sebagai suatu usaha, termasuk
penyediaan tempat penitipan kendaraan bermotor.
Subjek Pajak
Subjek Pajak Parkir adalah orang pribadi atau badan yang melakukan parkir kendaraan
bermotor. Wajib pajak adalah orang pribadi atau badan yang menyelenggarakan tempat
parkir.
Objek Pajak
Objek Pajak Air Tanah adalah pengambilan dan/atau pemanfaatan air tanah.
Subjek Pajak
Subjek/Wajib Pajak Air Tanah adalah orang pribadi atau badan yang melakukan
pengambilan dan/atau pemanfaatan Air Tanah.
Tarif Pajak
Tarif Pajak Air Tanah ditetapkan paling tinggi sebesar 20%.
Objek Pajak
Objek Pajak Sarang Burung Walet adalah pengambilan dan/atau pengusahaan Sarang
Burung Walet.
Subjek Pajak
Subjek/Wajib Pajak Sarang Burung Walet adalah orang pribadi atau badan yang
melakukan pengambilan dan/atau mengusahakan Sarang Burung Walet
Tarif Pajak
Tarif Pajak Sarang Burung Walet ditetapkan paling tinggi sebesar 10%.
Pajak Sarang Burung Walet yang terutang dipungut di wilayah daerah tempat
pengambilan dan/atau pengusahaan Sarang Burung Walet.