KOTA METRO
Disusun:
2020
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Kegiatan
1. Menentukan Besaran Pajak Tahunan dari Pajak Hiburan
2. Pemetaan Titik Sebaran Lokasi Pajak Hiburan di Kota Metro
Pajak hiburan merupakan salah satu jenis pajak yang berdasarkan Lembaga
pemungutnya dikategorikan sebagai pajak daerah, dengan demikian pajak daerah
merupakan pajak yang di tetapkan oleh pemerintah daerah dalam melaksanakan
penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan daerah. Sesuai dengan Undang-
Undang Nomor 28 Tahun 2009 Pasal 1 ayat (24) dan (25) tentang Pajak dan Retribusi
Derah, “Pajak Hiburan adalah pajak atas penyelenggaraan hiburan. Sedangkan yang
dimaksud dengan hiburan adalah semua jenis tontonan, pertunjukan, permainan, dan
atau keramaian yang dinikmati dengan dipungut bayaran”.
Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan salah satu komponen penting dalam
pemerintahan suatu daerah karena dana yang berasal dari pendapatan asli daerah akan
digunakan oleh pemerintah daerah untuk memenuhi kebutuhan pemerintah
maupun kebutuhan masyarakat. PAD juga digunakan untuk pembangunan
sarana dan prasarana untuk kemajuan daerah dan digunakan untuk menunjang
kegiatan positif masyarakat. Banyaknya tempat usaha hiburan yang belum terdaftar
sebagai wajib pajak menimbulkan masalah yang cukup krusial, sehingga berdampak
kepada kurangnya kontribusi penerimaan pajak hiburan terhadap Pendapatan Asli
Daerah (PAD).
Pemungutan pajak hiburan di K ota Metro didasarkan pada dasar hukum yang
jelas dan kuat, sehingga harus dipatuhi oleh masyarakat dan pihak yang terkait. Dasar
hukum pemungutan pajak pajak hiburan ditetapkan sebagai berikut:
1. Tontonan film dikenakan tarif pajak hiburan sebesar 20% (dua puluh persen) dari
harga tanda masuk;
2. Pagelaran busana, kontes kecantikan dan binaraga yang berkelas lokal/tradisional
ditetapkan sebesar 0% (nol per seratus) dari harga tanda masuk;
3. Pagelaran busana, kontes kecantikan dan binaraga yang berkelas nasional
ditetapkan 30% (tiga puluh per seratus) dari harga tanda masuk;
4. Pagelaran busana, kontes kecantikan dan binaraga yang berkelas internasional
ditetapkan 35% (tiga puluh lima per seratus) dari harga tanda masuk;
5. Pengelaran musik, lari berkelas nasional ditetapkan sebesar 25% (dua puluh lima per
seratus) dari harga tanda masuk;
6. Pengelaran musik, lari berkelas internasional ditetapkan sebesar 30% (tiga puluh per
seratus) dari harga tanda masuk;
7. Pengelaran musik, lari berkelas nasional yang berkelas lokal/tradisional
ditetapkan sebesar 0% (nol per seratus)
8. Pameran yang bersifat non komersial ditetapkan sebesar 0% (nol per seratus)
9. Pameran yang bersifat komersial ditetapkan sebesar 20% (dua puluh per seratus.
10. Diskotik, karaoke, klub malam, dan sejenisnya sebesar 30% (tiga puluh per
seratus) dari pembayaran;
1.2. Tujuan
BAB II METODOLOGI
2.1 Pendekatan
Kegiatan ini dilaksanakan dengan mencari data secara online melalui literatur, undang-
undang, serta website. Sehingga kegiatan ini tidak mengharuskan untuk terjun ke
lapangan.
2.2 Sasaran
Sasaran dari kegiatan ini adalah pemetaan titik lokasi pajak hiburan yang berada di Kota
Metro. Berikut adalah gambaran lokasi Kota Metro
Gambar berikut merupakan sebaran titik objek hiburan dari pajak hiburan di Kota Metro
yang telah dipetakan
Demikian kerangka acuan kegiatan (term of reference) kegiatan pemetaan titik lokasi