Anda di halaman 1dari 20

BAB V

PEMBAGIAN HARTA WARISAN

A. Cara Pembagian Harta Warisan

Pada uraian sebelumnya sudah dijelaskan mengenai ketentuan


bagian masing-masing ahli waris. Di antara mereka ada yang
mendapat seperdua (1/2), seperempat (1/4), seperdelapan (1/8),
dua pertiga (2/3), sepertiga (1/3) dan seperenam (1/6). Jika
diperhatikan ketentuan bagian-bagian tersebut, maka semua
bagiannya mempunyai bilangan pecahan.
Untuk lebih jelasnya, maka pada uraian di bawah ini
akan dikemukakan beberapa contoh kasus tentang pelaksanaan
pembagian harta warisan, sebagai berikut:

Contoh 1 (ahli waris yang mendapat 1/2)


Seseorang meninggal dunia (A), dengan meninggalkan ahli
waris: satu orang anak perempuan (B), suami (C) dan bapak
(D). Pewaris meninggalkan harta peninggalan: satu unit rumah,
tanah seluas 500 M2 dan satu unit kendaraan bermotor. Setelah
ditotalkan harta yang ditinggalkan, maka nilainya Rp.
100.000.000,- (seratus juta rupiah). Akan tetapi, sebelum
meninggal pewaris (A) punya hutang kepada E Rp. 1.000.000,-
(satu juta rupiah), biaya berobat Rp. 1.000.000,- (satu juta
rupiah) dan biaya penguburan Rp. 500.000,- (lima ratus ribu
rupiah). Berapa bagian masing-masing ahli waris?
135

Ilustrasi:

Jawab :

Untuk menjawab contoh kasus di atas, maka yang perlu


dilakukan terlebih dahulu adalah menentukan jumlah harta
warisan yang akan dibagi-bagi kepada ahli waris dengan cara:228
a. Mengeluarkan zakat harta:
2,5 % X Rp. 100.000.000,- = Rp. 2.500.000,-
b. Membayar hutang pewaris (A)
kepada E = Rp. 1.000.000,-
c. Membayar biaya berobat = Rp. 1.000.000,-
d. Membayar biaya penguburan = Rp. 500.000,-
---------------------------
Jumlah = Rp. 5.000.000,-

Selain itu, dikarenakan dalam ketentuan Hukum Kewarisan


Islam juga mengakui harta bersama,229 maka untuk menentukan
jumlah harta warisan yang akan dibagi-bagi kepada ahli waris
adalah: Jumlah harta peninggalan (Rp. 100.000.000,-) dikurangi
(zakat, hutang, biaya berobat dan biaya penguburan Rp.

Lihat beberapa hak yang ada hubungannya dengan harta


228

warisan pada uraian bab sebelumnya.


229

Lihat Pasal 96 ayat (1) Kompilasi Hukum Islam dan lihat


pula Pasal 35 ayat (1) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang
Perkawinan.
136

5.000.000,-) = Rp.95.000.000, selanjutnya dibagi dua =


Rp. 47.500.000,-Dengan demikian jumlah harta waris yang akan
dibagi kepada para ahli waris adalah Rp 47.500.000,-, dengan
cara pembagiannya sebagai berikut:

Anak perempuan = 1/2 (karena tunggal).


Suami = 1/4 (karena ada anak).
Bapak = ‘Ashabah atau sisa (karena pewaris tidak ada anak
laki-laki atau cucu laki-laki dari anak laki-laki).

Dengan demikian bagian masing-masing ahli waris adalah:


Anak perempuan= 1/2 x Rp.47.500.000 =Rp. 23.750.000,-
Suami = 1/4x Rp.47.500.000 =Rp. 11.875.000,-
Bapak = ‘Ashabah (sisa) =Rp. 11.875.000,-
-----------------------------------------
Jumlah = Rp. 47.500.000,-

Contoh 2 (ahli waris yang mendapat 1/4)

Seseorang meninggal dunia (A), dengan meninggalkan ahli


waris: suami (B) satu orang anak laki-laki (C) dan tiga orang
anak perempuan (D, E, dan F). Pewaris meninggalkan harta:
satu unit rumah, tanah seluas 400 M2, satu unit kendaraan roda
empat. Setelah ditotalkan harta yang ditinggalkan nilainya Rp.
100.000.000,- (seratus juta rupiah). Akan tetapi, sebelum
meninggal pewaris (A) punya hutang kepada G Rp. 2.000.000,-
137

(dua juta rupiah), dan biaya penguburan Rp. 500.000,-(lima


ratus ribu rupiah). Berapa bagian masing-masing ahli waris?

Ilustrasi:

Jawab:

Untuk menjawabnya, maka yang perlu dilakukan terlebih dahulu


adalah sama dengan contoh di atas yakni terlebih dahulu
menentukan jumlah harta warisan yang akan dibagi-bagi
kepada ahli waris dengan cara:

a. Mengeluarkan zakat harta:


2,5 % X Rp. 100.000.000,- = Rp. 2.500.000,-
b. Membayar hutang pewaris (A)
kepada G = Rp. 2.000.000,-
c. Membayar biaya penguburan = Rp. 500.000,-
---------------------------
Jumlah = Rp. 5.000.000,-

Untuk menentukan jumlah harta warisan yang akan dibagi-bagi


kepada ahli waris, maka jumlah harta peninggalan (Rp.
100.000.000,-) dikurangi (zakat, hutang dan biaya penguburan
Rp. 5.000.000,-) = Rp.95.000.000, dibagi dua = Rp.
47.500.000,-Dengan demikian jumlah harta waris yang akan
dibagi kepada para ahli waris adalah Rp 47.500.000,-, dengan
cara pembagiannya sebagai berikut:
138

Suami = 1/4 (karena ada anak).


Anak-anak = Menjadi ‘ashabah karena ada anak laki-laki.
Dengan ketentuan bagian anak laki-laki dua
kali dari bagian anak perempuan. Dengan
demikian bagian masing-masing adalah:
Dengan demikian bagian masing-masing ahli waris adalah
Suami (B) = 1/4 X Rp.47.500.000,- =Rp. 11.875.000,-
Anak lk (C) = 2/5 X Rp.35.625.000,- =Rp. 14.250.000,-
Anak pr (D) = 1/5 X Rp.35.625.000,- =Rp. 7.125.000,-
Anak pr (E) = 1/5 X Rp.35.625.000,- =Rp. 7.125.000,-
Anak pr (F) = 1/5 X Rp.35.625.000,- =Rp. 7.125.000,-
-----------------------------------------
Jumlah =Rp. 47.500.000,-

Contoh 3 (ahli waris yang mendapat 1/8)

Seseorang meninggal dunia (A), dengan meninggalkan ahli


waris: istri (B) dua orang anak laki-laki (C, D) dan satu orang
anak perempuan (E). Pewaris meninggalkan harta: satu unit
rumah, tanah seluas 1000 M2, satu unit kendaraan roda empat.
Setelah ditotalkan harta yang ditinggalkan, maka nilainya Rp.
200.000.000,- (dua ratus juta rupiah). Akan tetapi, sebelum
meninggal pewaris (A) punya hutang kepada G Rp.
10.000.000,- (sepuluh juta rupiah), dan biaya penguburan Rp.
139

500.000,-(lima ratus ribu rupiah). Berapa bagian masing-masing


ahli waris?

Ilustrasi:

Jawab:

Untuk menjawabnya, maka yang perlu dilakukan terlebih dahulu


adalah sama dengan contoh di atas yakni terlebih dahulu
menentukan jumlah harta warisan yang akan dibagi-bagi
kepada ahli waris dengan cara:

a. Mengeluarkan zakat harta:


2,5 % X Rp. 200.000.000,- = Rp. 5.000.000,-
b. Membayar hutang pewaris (A)
kepada G = Rp. 10.000.000,-
c. Membayar biaya penguburan = Rp. 500.000,-
---------------------------
Jumlah = Rp. 15.500.000,-

Dengan demikian jumlah harta warisan yang akan dibagi kepada


para ahli waris adalah: Jumlah harta peninggalan (Rp.
200.000.000,-) dikurangi (zakat, hutang dan biaya penguburan)
Rp. 15.500.000,-) = Rp 184.500.000, dibagi dua = Rp.
92.250.000,-, dengan cara pembagian sbb.:

Isteri = 1/8 (karena ada anak).


140

Anak-anak = Menjadi ‘ashabah karena ada anak laki-laki.


Dengan ketentuan bagian anak laki-laki dua
kali dari bagian anak perempuan.

Dengan demikian bagian masing-masing adalah:


Isteri (B) = 1/8 X Rp. 92.250.000,- = Rp. 11.531.250,-
Anak lk (C) = 2/5 X Rp. 80.718.750,- = Rp. 32.287.500,-
Anak lk (D) = 2/5 X Rp. 80.718.750,- = Rp. 32.287.500,-.
Anak pr (E) = 1/5 X Rp. 80.718.750,- = Rp. 16.143.750,-
-------------------------------------------------------------
Jumlah =Rp. 92.250.000,-

Contoh 4 (ahli waris yang mendapat 2/3)

Seseorang meninggal dunia (A), dengan meninggalkan ahli


waris: empat orang anak perempuan (B, C, D dan E), suami
(F)dan bapak (G). Pewaris meninggalkan harta: satu unit rumah,
tanah seluas 800 M2, satu unit kendaraan roda empat. Setelah
ditotalkan harta yang ditinggalkan nilainya Rp. 150.000.000,-
(seratus lima puluh juta rupiah). Akan tetapi, sebelum
meninggal pewaris (A) punya hutang kepada H Rp.
14.500.000,- (empat belas juta lima ratus ribu rupiah), biaya
berobat Rp. 11.250.000,- (sebelas juta dua ratus lima puluh ribu
rupiah) dan biaya penguburan Rp. 500.000,- (lima ratus ribu
rupiah). Berapa bagian masing-masing ahli waris?
141

Ilustrasi:

Jawab:

Untuk menjawabnya, maka yang perlu dilakukan terlebih dahulu


adalah sama dengan contoh di atas yakni terlebih dahulu
menentukan jumlah harta warisan yang akan dibagi-bagi
kepada ahli waris dengan cara:

a. Mengeluarkan zakat harta:


2,5 % X Rp. 150.000.000,- = Rp. 3.750.000,-
b. Membayar hutang pewaris (A)
kepada H = Rp.14.500.000,-
c. Membayar biaya berobat = Rp 11.250.000,-
d. Membayar biaya penguburan = Rp. 500.000,-
---------------------------
Jumlah = Rp. 30.000.000,-

Untuk menentukan jumlah harta warisan yang akan dibagi-bagi


kepada ahli waris, maka jumlah harta peninggalan (Rp.
150.000.000,-) dikurangi (zakat, hutang, biaya berobat dan biaya
penguburan Rp. 30.000.000,-) = Rp.120.000.000, selanjutnya
dibagi dua =Rp. 60.000.000,-Dengan demikian jumlah harta
142

waris yang akan dibagi kepada para ahli waris adalah Rp


60.000.000,-, dengan cara pembagiannya sebagai berikut:

4 orang anak perempuan (B, C, D dan E) = 2/3.


Suami (F) = 1/4 (karena ada anak).
Bapak (G) = ‘Ashabah atau sisa (karena pewaris tidak ada anak
laki-laki atau cucu laki-laki dari anak laki-laki).
Dengan demikian bagian masing-masing ahli waris adalah
4 orang anak pr = 2/3 x Rp.60.000.000 =Rp. 40.000.000,-
Suami (F) = 1/4x Rp. 60.000.000,- =Rp. 15.000.000,-
Bapak (G) = ‘Ashabah (sisa) =Rp. 5.000.000,-
-----------------------------------------
Jumlah = Rp. 60.000.000,-

Contoh 5 (ahli waris yang mendapat 1/3)

Seseorang meninggal dunia (A), dengan meninggalkan ahli


waris: Ibu (B) Suami (C) dan Bapak (E). Pewaris meninggalkan
harta: satu unit rumah, tanah seluas 200 M2, satu unit kendaraan
roda dua. Setelah ditotalkan harta yang ditinggalkan, maka
nilainya Rp. 75.000.000,- (tujuh puluh lima juta rupiah). Akan
tetapi, sebelum meninggal pewaris (A) punya hutang kepada F
Rp. 15.000.000,- (lima belas juta rupiah), biaya berobat
2.500.000,-(dua juta lima ratus ribu rupiah), dan biaya
penguburan Rp. 500.000,-(lima ratus ribu rupiah). Berapa
bagian masing-masing ahli waris?
143

Ilustrasi:

Jawab:

Untuk menjawabnya, maka yang perlu dilakukan terlebih dahulu


adalah sama dengan contoh di atas, yakni terlebih dahulu
menentukan jumlah harta warisan yang akan dibagi-bagi
kepada ahli waris dengan cara:

a. Mengeluarkan zakat harta:


2,5 % X Rp. 75.000.000,- = Rp. 3.000.000,-
b. Membayar hutang pewaris (A)
kepada F = Rp. 15.000.000,-
c. Biaya berobat = Rp. 2.500.000,-
c. Membayar biaya penguburan = Rp. 500.000,-
---------------------------
Jumlah = Rp. 21.000.000,-

Dengan demikian jumlah harta warisan yang akan dibagi kepada


para ahli waris adalah: Jumlah harta peninggalan (Rp.
75.000.000,-) dikurangi (zakat, hutang, biaya berobat dan biaya
penguburan)Rp.21.000.000,-) = Rp. 54.00.000, dibagi dua = Rp.
27.000.000,-, dengan cara pembagian sebagai berikut:
144

Ibu (B) = 1/3 (karena tidak ada anak).


Suami (C) = 1/2 (karena tidak ada anak).
Bapak (D)= Menjadi ‘ashabah karena tidak ada anak.

Dengan demikian bagian masing-masing ahli waris adalah:


Ibu (B) = 1/3 X Rp. 27.000.000,- = Rp. 9.000.000.-
Suami (C) = 1/2 X Rp. 27.000.000,- = Rp. 13.500.000,-
Bapak (D) = ‘Ashabah atau sisa = Rp. 4.500.000,-
-------------------------------------------------------------
Jumlah = Rp. 27.000.000,-

Contoh 6 (ahli waris yang mendapat 1/6)

Seseorang meninggal dunia (A), dengan meninggalkan ahli


waris: Bapak (B), suami (C), dan satu orang anak laki-laki (D).
Pewaris meninggalkan harta: satu unit rumah, tanah seluas 400
M2, satu unit kendaraan bermotor. Setelah ditotalkan harta yang
ditinggalkan nilainya Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah).
Akan tetapi, sebelum meninggal pewaris (A) punya hutang
kepada E Rp. 8.000.000,- (delapan juta rupiah), biaya berobat
Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah) dan biaya penguburan Rp.
500.000,- (lima ratus ribu rupiah). Berapa bagian masing-
masing ahli waris?
145

Ilustrasi:

Jawab:

Untuk menjawabnya, maka yang perlu dilakukan terlebih dahulu


adalah sama dengan contoh di atas yakni menentukan jumlah
harta warisan yang akan dibagi-bagi kepada para ahli waris
dengan cara:

a. Mengeluarkan zakat harta:


2,5 % X Rp. 100.000.000,- = Rp. 2.500.000,-
b. Membayar hutang pewaris (A)
kepada E = Rp 8.000.000,-
c. Membayar biaya berobat = Rp. 5.000.000,-
d. Membayar biaya penguburan = Rp. 500.000,-
---------------------------
Jumlah = Rp. 16.000.000,-

Untuk menentukan jumlah harta warisan yang akan dibagi


kepada ahli waris, maka jumlah harta peninggalan (Rp.
100.000.000,-) dikurangi (zakat, hutang, biaya berobat dan biaya
penguburan Rp. 16.000.000,-) = Rp.84.000.000, selanjutnya
dibagi dua =Rp. 42.000.000,- Dengan demikian jumlah harta
waris yang akan dibagi kepada para ahli waris adalah Rp
42.000.000,-, dengan cara pembagiannya sebagai berikut:
146

Bapak (B) = 1/6 (karena ada anak).


Suami (C) = 1/4 (karena ada anak).
Anak lk(D) = ‘Ashabah atau sisa.

Dengan demikian bagian masing-masing ahli waris adalah


Bapak (B) = 1/6 x Rp.42.000.000,- =Rp. 7.000.000,-
Suami (C) = 1/4 x Rp.42.000.000,- =Rp. 10.500.000,-
Anak lk (D) = Ashabah atau sisa =Rp. 24.500.000,-
-----------------------------------------
Jumlah = Rp. 42.000.000,-
B. ‘Aul.
Dalam Hukum Kewarisan Islam dimungkinkan untuk terjadinya
masalah ‘aul, apabila dalam pembagian harta warisan di antara
para ahli waris dzawil furud menunjukkan, bahwa angka
pembilang lebih besar daripada angka penyebut, maka angka
penyebut dinaikkan sesuai dengan angka pembilang, dan baru
sesudah itu harta warisan dibagi secara aul menurut angka
pembilang230.
Dalam Kamus Istilah Fiqh yang disusun oleh M. Abdul
Mujieb dkk., menjelaskan bahwa kasus ‘aul dapat terjadi apabila
jumlah pembilang lebih banyak dari pada angka penyebutnya.231
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada contoh kasus berikut.

230
Lihat Pasal 192 Kompilasi Hukum Islam.

M. Abdul Mujieb dkk., Kamus Istilah Fiqh, Selangor Darul


231

Ehsan Malaysia, Advance Publication, 1997, hlm. 29.


147

Contoh ‘Aul:

Seseorang meninggal dunia (A), dengan meninggalkan ahli


waris: suami (B) dan empat saudara perempuan kandung (C, D,
E dan F). Pewaris meninggalkan harta: satu unit rumah, tanah
seluas 800 M2, satu unit kendaraan roda empat. Setelah
ditotalkan harta yang ditinggalkan nilainya Rp. 150.000.000,-
(seratus lima puluh juta rupiah). Akan tetapi, sebelum
meninggal pewaris (A) punya hutang kepada G Rp. 4.500.000,-
(empat juta lima ratus ribu rupiah), biaya berobat Rp.
1.250.000,- (satu juta dua ratus lima puluh ribu rupiah) dan
biaya penguburan Rp. 500.000,- (lima ratus ribu rupiah).
Berapa bagian masing-masing ahli waris?

Ilustrasi:

Jawab:

Untuk menjawabnya, maka yang perlu dilakukan terlebih dahulu


adalah sama dengan contoh di atas, yakni menentukan jumlah
harta warisan yang akan dibagi-bagi kepada para ahli waris
dengan cara:

a. Mengeluarkan zakat harta:


148

2,5 % X Rp. 150.000.000,- = Rp. 3.750.000,-


b. Membayar hutang pewaris (A)
kepada G = Rp. 4.500.000,-
c. Membayar biaya berobat = Rp 1.250.000,-
d. Membayar biaya penguburan = Rp. 500.000,-
---------------------------
Jumlah = Rp. 10.000.000,-

Untuk menentukan jumlah harta warisan yang akan dibagi


kepada para ahli waris, maka jumlah harta peninggalan (Rp.
150.000.000,-) dikurangi (zakat, hutang, biaya berobat dan biaya
penguburan Rp. 10.000.000,-) = Rp.140.000.000,
selanjutnya dibagi dua =Rp. 70.000.000,-Dengan demikian
jumlah harta waris yang akan dibagi kepada para ahli waris
adalah Rp 70.000.000,-, dengan cara pembagiannya sebagai
berikut:
Suami = 1/2 (karena tidak anak)
Dua orang saudara perempuan kandung= 2/3 (karena tidak ada
ahli waris lain).

Jika dijumlahkan maka hasilnya adalah:

1 2 3 4 7
----- + ---- = ----- + ---- = -----
2 3 6 6 6
149

Pada penjumlahan di atas, ternyata angka pembilang tidak sama


atau lebih besar daripada angka penyebutnya. Oleh karena itu,
untuk menyelesaikan kasus tersebut, maka harus di ‘aul-kan
dengan cara angka penyebutnya yang pada mulanya angka 6
diubah menjadi angka 7. Sehingga bagian masing-masing ahli
waris menjadi:

4
Suami = ----- sedangkan untuk
7
3
Dua orang saudara perempuan kandung = -----
7
Dengan demikian bahagian masing-masing ahli waris setelah di
‘aul adalah:

Suami = 4/7 X Rp. 70.000.000,- = Rp. 40.000.000,-


2 orang sdr pr = 3/7 XRp. 70.000.000,- = Rp. 30.000.000,-
-----------------------------------------
Jumlah = Rp. 70.000.000,-

C. Rad
Kebalikan dari masalah ‘aul di atas, maka masalah rad juga
dimungkinkan untuk dapat terjadi dalam Hukum Kewarisan
Islam, “apabila dalam pembagian harta warisan di antara para
ahli waris dzawil furud menunjukkan, bahwa angka pembilang
150

lebih kecil dari pada angka penyebut, sedangkan tidak ada ahli
waris asabah, maka pembagian harta warisan tersebut dilakukan
secara rad, yaitu sesuai dengan hak masing-masing ahli waris,
sedang sisanya dibagi secara berimbang di antara mereka”.232
Atau dengan kata lain, setelah harta peninggalan itu
dibagi-bagikan kepada ahli waris dzawil furud, tetapi kemudian
ternyata masih ada sisanya, sedangkan ‘asabahpun (yang
seharusnya menerima sisa), tidak ada pula, maka sisa tersebut
dibagi-bagikan kepada mereka yang sudah mendapat bahagian
tadi. Cara pembagian yang seperti ini disebut Rad. Rad
artinya ,,mengembalikan”. Dengan kata lain dapat juga kita
katakan, bahwa sisa harta itu, dibagi-bagikan lagi kepada ahli
waris yang telah mendapat bahagian.
Para fuqaha berbeda pendapat tentang kelebihan sisa
pembahagian harta warisan itu. Zaid bin Tsabit misalnya. Ia
berpendapat, bahwa kelebihan sisa pembagian itu, sebaiknya
diserahkan kepada Baitul Mal untuk dipergunakan bagi
kepentingan umum. Pendapat ini dianut pula oleh Malik bin
Anas dan Imam Syafi’i.
Walaupun demikian, kebanyakan sahabat Nabi
berpendapat, bahwa kelebihan sisa pembagian itu, dikembalikan
lagi (di-rad-kan) kepada ahli waris yang mendapat bagian itu.
Pendapat ini, dianut pula oleh para ahli hukum aliran Irak
seperti: aliran Kaufah dan Bashrah, dan tidak terkecuali

232
Lihat Pasal 193 Kompilasi Hukum Islam.
151

Kompilasi Hukum Islam Indonesia. Untuk lebih jelasnya kasus


rad tersebut dapat dilihat pada contoh berikut!

Contoh Rad:
Seseorang meninggal dunia (A), dengan meninggalkan ahli
waris: Ibu (B) dan satu orang anak perempuan (C). Pewaris
meninggalkan harta: satu unit rumah, tanah seluas 400 M2, satu
unit kendaraan bermotor. Setelah ditotalkan harta yang
ditinggalkan nilainya Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah).
Akan tetapi, sebelum meninggal pewaris (A) punya hutang
kepada D Rp. 8.000.000,- (delapan juta rupiah), biaya berobat
Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah) dan biaya penguburan Rp.
500.000,- (lima ratus ribu rupiah). Berapa bagian masing-
masing ahli waris?

Ilustrasi:

Jawab:

Untuk menjawabnya, maka yang perlu dilakukan terlebih dahulu


adalah sama dengan contoh di atas yakni terlebih dahulu
menentukan jumlah harta warisan yang akan dibagi-bagi
kepada ahli waris dengan cara:

a. Mengeluarkan zakat harta:


2,5 % X Rp. 100.000.000,- = Rp. 2.500.000,-
152

b. Membayar hutang pewaris (A)


kepada D = Rp 8.000.000,-
c. Membayar biaya berobat = Rp. 5.000.000,-
d. Membayar biaya penguburan = Rp. 500.000,-
---------------------------
Jumlah = Rp. 16.000.000,-

Untuk menentukan jumlah harta warisan yang akan dibagi


kepada ahli waris, maka jumlah harta peninggalan (Rp.
100.000.000,-) dikurangi (zakat, hutang, biaya berobat dan biaya
penguburan Rp. 16.000.000,-)= Rp.84.000.000,-. Dikarenakan
tidak ada duda (suami) atau janda (isteri), maka dengan
demikian jumlah harta waris yang akan dibagi kepada para ahli
waris adalah Rp 84.000.000,-, dengan cara menjumlahkan
bahagian masing-masing ahli waris yaitu: Ibu (B) akan
mendapat seperenam (1/6) karena ada anak, sedangkan satu
orang anak perempuan (C) akan mendapat setengah (1/2).

Dengan demikian jika dijumlahkan hasilnya adalah:

1 1 1 3 4
----- + ---- = ----- + ---- = -----
6 2 6 6 6
153

Pada penjumlahan di atas, ternyata angka penyebut


tidak sama atau lebih kecil daripada angka pembilangnya. Oleh
karena itu, untuk menyelesaikan kasus tersebut, maka harus di-
rad-kan dengan cara menyamakan angka penyebut dengan
angka pembilangnya, yang pada mulanya angka pembilangnya
adalah angka 6, diubah menjadi angka 4, sehingga bahagian
masing-masing ahli waris menjadi:
1
Ibu (B) = ----- sedangkan untuk
4
3
Satu orang anak perempuan (C) = -----
4
Dengan demikian bahagian masing-masing ahli waris setelah di-
rad-kan adalah:
Ibu (B) = 1/4 X Rp. 84.000.000,- = Rp. 21.000.000,-
Anak Pr (C) = 3/4 XRp. 84.000.000,- = Rp. 63.000.000,-
-----------------------------------------
Jumlah = Rp. 84.000.000,-

Anda mungkin juga menyukai