www.pajak.go.id
PENGERTIAN 2
RUMAH SAKIT
RUMAH SAKIT
INSTITUSI PELAYANAN KESEHATAN YANG MENYELENGGARAKAN PELAYANAN
KESEHATAN PERORANGAN SECARA PARIPURNA YANG MENYEDIAKAN
RAWAT INAP, RAWAT JALAN, DAN GAWAT DARURAT
www.pajak.go.id
KEWAJIBAN PAJAK PENGHASILAN 4
www.pajak.go.id
STATUS SUBJEK PAJAK 5
Sesuai Pasal 2 ayat (3) huruf b UU PPh stdtd UU CIPTA KERJA, bahwa unit tertentu dari badan pemerintah yang memenuhi kriteria
sebagaimana di atas, dikecualikan sebagai Subjek Pajak Badan dalam negeri.
www.pajak.go.id
KEWAJIBAN PPh RS BLU 6
Walaupun Rumah Sakit Pemerintah (BLU) bukan sebagai Subjek Pajak badan dalam negeri,
tetap memiliki kewajiban sebagai pemotong / pemungut Pajak Penghasilan (PPh)
antara lain :
Pemotongan PPh Pasal 4 ayat (2) yaitu pemotongan PPh atas penghasilan yang dibayarkan kepada pihak lain atas
persewaan tanah dan/atau bangunan, pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan, Usaha Jasa konstruksi, hadiah
undian, serta pembelian barang atau penggunaan jasa dari Wajib Pajak yang memiliki peredaran bruto tertentu (Pasal 9
ayat (1) PMK 231 Tahun 2019).
Pemotongan PPh Pasal 21 yaitu pemotongan PPh atas penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan
dengan nama dan dalam bentuk apa pun yang dibayarkan kepada Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri (Pasal 11 ayat
(1) PMK 231 Tahun 2019).
Pemungutan PPh Pasal 22 yaitu pemungutan PPh sehubungan dengan pembayaran atas pembelian barang (Pasal 12 ayat
(1) PMK 231 Tahun 2019).
Pemotongan PPh Pasal 23 yaitu pemotongan PPh atas penghasilan yang dibayarkan, disediakan untuk dibayarkan, atau
telah jatuh tempo pembayarannya kepada Wajib Pajak dalam negeri atau BUT berupa bunga termasuk premium,
diskonto, dan imbalan karena jaminan pengembalian utang, royalti, hadiah, penghargaan, bonus, dan sejenisnya selain
yang telah dipotong PPh Pasal 21, sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta selain yang telah
dikenai PPh Pasal 4 ayat (2), dan imbalan sehubungan dengan jasa yang pembayarannya dibebankan pada APBN, APBD,
atau APBDesa selain jasa yang telah dipotong PPh Pasal 21 (Pasal 13 ayat (1) PMK 231 Tahun 2019).
www.pajak.go.id
KEWAJIBAN PPh RS SWASTA 7
Rumah Sakit Swasta sebagai Subjek Pajak dalam negeri. Kewajiban PPh yang dapat timbul sebagai WPDN adalah
pembayaran angsuran PPh Pasal 25 badan dan pembayaran PPh pasal 29 setiap tahunnya sebelum SPT
Tahunan PPh badan disampaikan. Selain kewajiban tersebut, RS swasta ditunjuk sebagai pemotong pajak
antara lain :
Pemotongan PPh Pasal 4 ayat (2), dimana pihak RS swasta sebagai pengguna jasa atas penyewaan tanah
dan bangunan atau pengguna jasa usaha konstruksi wajib memotong PPh pasal 4 ayat (2) pada saat
melakukan pembayaran kepada penerima penghasilan (pemilik tanah dan/atau bangunan atau pemberi jasa
konstruksi). (diatur dengan PP 34 Tahun 2017 dan PP 51 Tahun 2008)
Pemotongan PPh Pasal 21 dimana pihak RS swasta bertindak sebagai pemberi kerja yang membayar gaji,
upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain sehubungan dengan pekerjaan yang dilakukan oleh
pegawai atau bukan pegawai, atau bertindak sebagai badan yang membayar honorarium atau pembayaran
lain sebagai imbalan sehubungan dengan jasa termasuk jasa tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas,
atau bertindak sebagai penyelenggara kegiatan yang melakukan pembayaran sehubungan dengan
pelaksanaan suatu kegiatan. (Pasal 21 ayat (1) huruf a, d dan e UU PPh stdtd UU Cipta Kerja.
Pemotongan PPh Pasal 23 dimana pihak RS swasta bertindak sebagai pengguna jasa atas penyewaan harta
selain sewa tanah dan/atau bangunan atau pengguna jasa atas jasa teknik, jasa manajemen, jasa konstruksi,
jasa konsultan, dan jasa lain selain jasa yang telah dipotong PPh Pasal 21. (Pasal 23 ayat (!) huruf c UU PPh
stdtd UU Cipta Kerja dan ketentuan lebih lanjut diatur dalam PMK 141 Tahun 2015)
www.pajak.go.id
PENGECUALIAN PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN PPh 8
www.pajak.go.id
PENGECUALIAN PEMUNGUTAN PPN 10
RUMAH SAKIT PEMERINTAH tidak melakukan pemungutan PPN atau PPN dan PPnBM, dalam hal ;
www.pajak.go.id
PEMOTONGAN PPh PASAL 21 DOKTER 11
SE-51/PJ,43/1995
www.pajak.go.id
DASAR PENGENAAN & TARIF 12
DOKTER SEBAGAI PENGURUS/PIMPINAN RS DAN PEGAWAI TETAP
Penghasilan yang diterima atau diperoleh berupa gaji, tunjangan tetap, bonus, uang lembur,
uang makan, gaji & Tunjangan 13 dan THR
Bagi PNS, atas penghasilan yang bersumber PPh Pasal 21 yang terutang tidak
dari Rupiah Murni (RM), PPh ps.21 yang ditanggung pemerintah
terutang Ditanggung Pemerintah atas beban
APBN/APBD, dan Penghasilan dari PNBP tidak
ditanggung pemerintah.
Bagi Non PNS, seluruh penghasilannya
bersumber dari PNBP, PPh Ps. 21 terutang tidak
ditanggung pemerintah.
www.pajak.go.id
DASAR PENGENAAN & TARIF 13
DOKTER SEBAGAI PENGURUS/PIMPINAN RS, PEGAWAI TETAP ATAU PEGAWAI HONORER
Penghasilan yang diterima atau diperoleh berupa jasa dokter yang dibayar oleh pasien melalui rumah sakit
Bila tidak memiliki NPWP dan menerima penghasilan lebih dari satu pemotong PPh Pasal 21
serta memperoleh penghasilan selain penghasilan jasa dokter yang dibayar pasien.
www.pajak.go.id
DASAR PENGENAAN & TARIF 14
DOKTER SEBAGAI PEGAWAI HONORER
Penghasilan yang diterima atau diperoleh berupa honorarium atau imbalan lainnya yang diterima
secara bulanan ;
www.pajak.go.id
DASAR PENGENAAN & TARIF 15
DOKTER TETAP TAPI BUKAN PEGAWAI
Dokter tetap adalah dokter yang mempunyai jadwal praktek tetap (hari dan jam praktek tertentu)
namun bukan sebagai pegawai rumah sakit
Bila tidak memiliki NPWP dan menerima penghasilan lebih dari satu pemotong PPh Pasal 21
serta memperoleh penghasilan selain penghasilan jasa dokter yang dibayar pasien.
www.pajak.go.id
DASAR PENGENAAN & TARIF 17
DOKTER TAMU
Dokter tamu adalah dokter yang merawat atau menitipkan pasiennya untuk dirawat dan bukan
sebagai pegawai rumah sakit
www.pajak.go.id
DASAR PENGENAAN & TARIF 18
DOKTER SEBAGAI PESERTA KEGIATAN
NON PNS
PNS
TARIF FINAL
www.pajak.go.id
CONTOH PENGHITUNGAN
Dokter Rizal adalah PNS Gol. III/d yang bekerja pada RSUD X (BLU) sebagai Staf Medik Fungsional menerima gaji
dan tunjangan setiap bulan sebesar Rp16.613.000,00 dan pada bulan Maret menerima Insentif Kinerja sebesar
Rp35.884.000,00 dan bulan April Rp48.588.000,00. Dr. Rizal membayar iuran pensiun Rp200.000,00 dan
mempunyai tanggungan 2 anak dengan status menikah.
www.pajak.go.id
DOKTER sebagai PEGAWAI HONORER menangani pasien
Dokter Burhan yang bekerja sesuai perjanjian kerja pada RSUD X (BLU) sebagai tenaga medis selama 18 bulan hanya
menerima remunerasi berupa insentif kinerja. Pada bulan Juni menerima Insentif sebesar Rp35.000.000,00. bulan
Juli Rp52500.000,00 dan bulan Agustus Rp43.800.000,00. Dr. Burhan masih bujangan dan telah memiliki NPWP.
Dokter Irwan yang bekerja sesuai perjanjian kerja pada RSUD X (BLU) sebagai tenaga administrasi dengan kontrak
selama setahun, menerima imbalan setiap bulan, dan pada bulan Juni menerima imbalan sebesar Rp4.800.000,00.
Dr. Irwan masih bujangan dan telah memiliki NPWP.
Penghasilan bersih setelah pajak yang diterima oleh Dr Irwan pada bulan Juni ;
Rp4.800.000,00 – Rp15.000,00 = Rp4.785.000,00
www.pajak.go.id
DOKTER TETAP TAPI BUKAN PEGAWAI
Dokter Gunawan spesialis THT, PNS pada RSUD X (BLU) sebagai tenaga medis. Selain itu, Dr. Gunawan juga memiliki
jadwal praktek tetap pada RS Mitra Sehat (swasta) dengan perjanjian kerjasama berupa bagi hasil sebelum pajak
sebesar 60 : 40 untuk Dr. Gunawan dan RS Mitra Sehat. Dr. Gunawan telah memiliki NPWP dengan status menikah
dengan 3 (putra dan putri). Penghasilan yang diterima Dr. Gunawan dari RS Mitra Sehat sebagai berikut ;
Dalam Rupiah
PENGHASILAN PENGHASILAN
BULAN JUMLAH PASIEN JUMLAH PEMBAYARAN
Dr. GUNAWAN RS MITRA
(1) (2) (3) (4) = 60% x (3) (5) = 40% x (3)
APRIL 450 135,000,000.00 81,000,000.00 54,000,000.00
MEI 470 141,000,000.00 84,600,000.00 56,400,000.00
JUNI 490 147,000,000.00 88,200,000.00 58,800,000.00
www.pajak.go.id
www.pajak.go.id
www.pajak.go.id