Anda di halaman 1dari 10

Dasar Hukum Penunjukan Bendahara Pemerintah / Badan

sebagai
PEMUNGUT/PEMOTONG PAJAK

UU - UU No. 6 Th 1983 stdtd UU No. 16 Th 2009 (KUP)


- UU No. 7 Th 1983 stdtd UU No. 36 Th 2008 (PPh)
- UU No. 8 Th 1983 stdtd UU No. 42 Th 2009 (PPN)

-PP Nomor 74 Th 2011 (Hak dan Kewajiban Perpajakan)


-PP Nomor 80 Th 2010 (Tarif Pemotongan PPh Pasal 21)
-PP Nomor132 Th 2000 (PPh atas hadiah Undian)
PP -PP Nomor 51 Th.2008 jo PP 40/2009 (Jasa Konstruksi)
-PP Nomor 71 Th.2008 (PPh Pengalihan Hak Tanah/Bngnan)
-PP Nomor 15 Th.2009 (PPh atas Bunga Koperasi)
-PP Nomor 1 tahun 2012 (Pelaksanaan UU PPN)
-PP Nomor 146 Th 2000 jo PP 38/2003 (PPN dibebaskan)
-PP Nomor 21 Th 2001 jo PP 31 Tahun 2007 (PPN Brg Strategis)
1
Dasar Hukum Penunjukan Bendahara Pemerintah / Badan sebagai
PEMUNGUT/PEMOTONG PAJAK

-PMK No. 181/2007 jo. No. 152/2009


(Bentuk dan Isi SPT)
-PMK No. 184/2007 jo. No.80/2010
(Tgl jatuh tempo pembayaran,pelaporan)
-PMK No.186/2007
(Dikecualikan dari pengenaan sanksi)
-PMK No.190/2007
(Pengembalian pjk yg seharusnya tdk terutang)
-PMK No.252/2008
PER
(Petunjuk pemotongan PPh Pasal 21)
MENKEU
-PMK No.246/2008 jo. No. 154/2009
(Beasiswa dikecualikan dari Objek PPh)
-PMK No.250/2008
(Biaya jabatan dan Biaya Pensiun)
-PMK No.244/2008
(Jenis Jasa Objek Pemotongan PPh Pasal 23)
-PMK No.154/2010
(Pemungutan PPh Pasal 22 sehubungan dengan Pembayaran Atas
Penyerahan Barang Dan Kegiatan Di Bidang Impor
Atau Kegiatan Usaha Di Bidang Lain) 2
Dasar Hukum Penunjukan Bendahara Pemerintah / Badan
sebagai
PEMUNGUT/PEMOTONG PAJAK

Per-38/2009 jo. Per-23/2010


(Bentuk Formulir SSP)
Per No. 31/2012
(Tata Cara Pemotongan, Penyetoran dan Pelaporan
PERDIRJEN PPh 21 dan/atau PPh Pasal 26)
PAJAK Per No.32/2009
(Bentuk Formulir SPT Masa PPh Pasal 21)
Per No.30/2009
(Tata Cara Pengecualian Pembayaran PPh Pengalihan
Hak Tanah & Bangunan)
Per 24/2012
(Faktur Pajak)
Per No.14/2010 jo. No. 44/2010
(Bentuk, Isi dan Tata cara Pengisian SPT Masa PPN)

3
BENDAHARA PEMERINTAH

WAJIB

MELAKSANAKAN KEWAJIBAN
PEMOTONGAN & PEMOTONGAN PAJAK PUSAT ATAS
DANA YG BERASAL DARI APBN/APBD

Objek Penjelasan
PPh Pasal 21 Pemotongan atas penghasilan yg dibayarkan kepada orang pribadi
sehubungan dengan pekerjaan jabatan, jasa & kegiatan
PPh Pasal 4 ayat (2) Pemotongan atas penghasilan yg dibayarkan sehubungan jasa tertentu &
sumber tertentu (jasa konstruksi, sewa tanah/bangunan,pengalihan hak
atas tanah/bangunan, hadiah undian dan lainnya)
PPh Pasal 22 Pemungutan atas penghasilan yg dibayarkan sehubungan dengan
pembelian barang
PPh Pasal 23 Pemotongan atas penghasilan yg dibayarkan berupa hadiah, bunga,
deviden, sewa, royalty dan jasa-jasa lainnya selain Objek PPh Psl 21
PPh Pasal 26 Pembayaran atas penghasilan kepada Wajib Pajak Luar Negeri.
PPN dan PPnBM Pemungutan atas pajak konsumsi yg dibayar sendiri sehubungan
penyerahan Barang Kena Pajak & Jasa Kena Pajak
Bea Materai Pembayaran atas pemanfaatan dokumen2 tertentu (kuitansi, kontrak)
Kewajiban Perpajakan
No. Jenis Transaksi
PPh Ps.21 PPh Ps.22 PPh Ps.23/26 PPh Ps.4 (2) PPN
NPWP NON NPWP NPWP NON NPWP NPWP NON NPWP Kecil Sedang Besar Non Klasifikasi
1. Pembelian Barang >= Rp 2 Juta 1.5% 3% 10%
2. Pembelian Barang < Rp1 Juta
3. Penyerahan Jasa Konstruksi :
a. Perencana Konstruksi 4% 4% 4% 6% 10%
b. Pelaksana Konstruksi 2% 3% 3% 4% 10%
c. Pengawas Konstruksi 4% 4% 4% 6% 10%
4. Penyerahan Jasa Selain Konstruksi 2% 4% 10%
5. Sewa Tanah&/Bangunan 10% 10%
6. Sewa Selain Tanah &/ Bangunan 2% 4% 10%
7. Pembayaran Gaji PNS DTP
8. Pembayaran Gaji Non PNS (PB-PTKP)XTarif Ps.17 Lebih Besar 20%
9 Selain Gaji Kepada PNS Gol.III 5% Final Lebih Besar 20%
10 Selain Gaji Kepada PNS Gol.IV 15% Final Lebih Besar 20%

DASAR HUKUM:
1. PPh Pasal 22 ====> UU No.36 Tahun 2008, KMK-154/2010
2. PPh Pasal 21 ====> UU No.36 Tahun 2008, PP 68/2009, PER-31/PJ/2009, PER-57/PJ./2009
3. PPN =====> UU No.42 Tahun 2009, KMK-563/2003
4. PPh Pasal 4 (2) (PPh Final) ====> UU No.36 Tahun 2008, PP-51 Tahun 2008, PP-80 Tahun 2010
ADMINISTRASI PENYETORAN & PELAPORAN
JENIS SSP Diisi BATAS SPT BATAS KETERANGAN BUKTI
Nama PEMBAYARAN PELAPORAN POTONG
PPh Pasal Bendahara Tanggal 10 bulan Masa 20 hari setelah Hanya Bupot PPh 23
23/26 takwim berikutnya PPh masa pajak disampaikan
23/26 berakhir apabila ada
pemotongan
PPh Pasal 4 Bendahara Tanggal 10 bulan Masa 20 hari setelah Hanya Bupot PPh 4
(2) Sewa & takwim berikutnya PPh 4(2) masa pajak disampaikan (2)
Kontruksi berakhir apabila ada
pemotongan
PPh Pasal 4 Penjual Sebelum Masa 20 hari setelah Hanya Tidak Ada
(2) Pbebasan Pelunasan PPh 4(2) masa pajak disampaikan jk
Lahan Pembelian berakhir ada pemotongan
PPh Pasal Penjual Disetor pada hari Masa Dilaporkan paling Hanya Tidak Ada
22 yang sama PPh 22 lambat 14 hari disampaikan
Bendahara dengan setelah masa apabila ada
pembayaran pajak berakhir pemungutan
PPh Pasal Bendahara Tanggal 10 bulan 1721 20 hari setelah Wajib Bupot Tidak
21 takwim berikutnya masa pajak disampaikan Final
berakhir meskipun nihil Bupot Final
PPN Rekanan Tanggal 7 bulan 1107 Akhir bulan Wajib Tidak Ada
Bendahara Penjual takwim berikutnya PUT berikutnya disampaikan
meskipun nihil
Jika hari libur, maka pembayaran/ penyetoran Jika hari libur, maka penyampaian laporan dilakukan pada hari
dapat dilakukan pada hari kerja berikutnya kerja berikutnya
6
Kode SSP

No Jenis Pajak MAP/Kode Kode Jenis Jenis

Jenis Pajak Setoran Setoran


1 PPh Pasal 21
411121 100 Masa PPh Pasal 21
2 PPh Pasal 21 411121 402 Ph Final Pasal 21 atas honorarium
atau imbalan lain yang diterima
Pejabat Negara, PNS, anggota
TNI/POLRI dan para pensiunnya
3 PPh Pasal 22
411122 900 Pemungut PPh Pasal 22
4 PPh Pasal 23
411124 104 PPh Pasal 23 atas Jasa
5 411128 402 PPh Final Pasal 4 ayat (2) atas
PPh Final Pasal 4 Pengalihan Hak atas Tanah dan/atau
ayat (2) Bangunan
No Jenis Pajak MAP/Kode Kode Jenis Jenis

Jenis Pajak Setoran Setoran


6 PPh Final Pasal 4 411128 403 PPh Final Pasal 4 ayat (2) atas
ayat (2) Persewaan Tanah dan/atau
Bangunan

7 PPh Final Pasal 4 411128 405 PPh Final Pasal 4 ayat (2) atas
ayat (2) Hadiah Undian

8 PPh Final Pasal 4 411128 409 PPh Final Pasal 4 ayat (2) atas
ayat (2) Jasa Konstruksi

9 PPN
411211 900 Pemungut PPN Dalam Negeri
SANKSI TERLAMBAT SETOR
• Menurut Pasal 9 ayat (2a) UU No. Undang-
Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan UU No. 28 Tahun 2007,
pembayaran atau penyetoran pajak yang
dilakukan setelah tanggal jatuh tempo
penyetoran dikenakan sanksi administrasi
berupa bunga 2% per bulan dihitung dari
tanggal jatuh tempo pembayaran s.d. tanggal
pembayaran.
SANKSI TIDAK ATAU Outline

TERLAMBAT MELAPOR
• Menurut Pasal 7 UU No. Undang-Undang Nomor 6
Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan UU No. 16 Tahun 2009, apabila Surat
Pemberitahuan tidak disampaikan dalam jangka waktu
sebagaimana telah ditentukan, dikenai sanksi
administrasi berupa denda sebesar Rp 500.000,00 (lima
ratus ribu rupiah) untuk Surat Pemberitahuan Masa
Pajak Pertambahan Nilai, Rp 100.000,00 (seratus ribu
rupiah) untuk Surat Pemberitahuan Masa lainnya,
dan sebesar Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah) untuk
Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib
Pajak badan serta sebesar Rp100.000,00 (seratus ribu
rupiah) untuk Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak
Penghasilan Wajib Pajak orang pribadi.

Anda mungkin juga menyukai