TM 4:
Irsan Lubis
MANAJEMEN PERPAJAKAN
1
Jenis Withholding Tax di Indonesia
Hal-hal yang dilakukan dalam rangka melakukan Tax Planning atas PPh selain
PPh Pasal 21:
1. Perhatikan Klausul Pajak dalam Perjanjian/Kontrak
Jenis & rincian pekerjaan, termin pembayaran, jenis pajak, tarif pajak,
pihak yang menanggung pajak
2
Tax Planning atas Withholding Tax (selain PPh Psl 21)
3
Tax Planning atas Withholding Tax (selain PPh Psl 21)
4
Referensi:
- Pasal 4 ayat 2 UU No 36 Tahun 2009 Tentang Pajak Penghasilan sttd UU No 7 Tahun
2021 Tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan
- PMK 59/PMK.03/2022 tentang Perubahan Atas PMK 231/PMK.03/2019 Tentang Tata
Cara Pendaftaran Dan Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak, Pengukuhan Dan
Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, Serta Pemotongan Dan/Atau
Pemungutan, Penyetoran, Dan Pelaporan Pajak Bagi Instansi Pemerintah --> berlaku
pada tanggal 1 Mei 2022
- PP No 51/2008 stdd PP No 9/2022 tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari
Usaha Jasa Konstruksi --> berlaku mulai 21 Februari 2022
- PMK No 187/PMK.03/2008 stdd PMK No 153/PMK.03/2009 tentang Tata cara
Pemotongan, Penyetoran, Pelaporan, dan Penatausahaan Pajak Penghasilan atas
Penghasilan dari Usaha Jasa Konstruksi
5
Obyek Tarif Dasar Sifat
PPh Perhitungan
2. a. Penghasilan dari Pengalihan
PP 34/2016 ; PMK 261/2016
Hak atas Tanah dan/atau
Bangunan meliputi penjualan, tukar-
menukar, perjanjian pemindahan hak,
pelepasan hak, penyerahan hak,
lelang, hibah, waris, atau cara lain
yang disepakati.
2. b. Perjanjian Pengikatan Jual Beli
atas Tanah dan/atau Bangunan
beserta perubahannya.
6
Obyek Tarif Dasar Sifat
PPh Perhitungan
3. Usaha Jasa Konstruksi PP No 9 Tahun 2022 --> berlaku mulai 21 Februari 2022
a. PEKERJAAN KONSTRUKSI:
- Pekerjaan konstruksi yang dilakukan oleh
penyedia jasa yang memiliki sertifikat badan
usaha kualifikasi kecil atau sertifikat kompetensi
kerja untuk usaha orang perseorangan 1,75% Penghasilan Bruto Final
- Pekerjaan konstruksi yang dilakukan oleh
penyedia jasa yang tidak memiliki sertifikat
badan usaha atau sertifikat kompetensi kerja
untuk usaha orang perseorangan 4% Penghasilan Bruto Final
7
PP No 9 Tahun 2022 --> berlaku mulai 21 Februari 2022
8
PEMOTONGAN PPH ATAS JASA KONSTRUKSI
(PMK 187/2008 stdd PMK 153/2009)
PPh Dipotong saat Pembayaran (uang muka & termin) oleh Pengguna
Jasa
Dalam hal pengguna jasa merupakan Pemotong Pajak :
- Badan pemerintah,
- Subjek pajak badan dalam negeri,
- Bentuk usaha tetap, atau
- Wajib pajak orang pribadi dalam negeri yang ditunjuk oleh DJP
Pembayaran
Paling lambat pada
- Tanggal 10 bulan berikutnya setelah bulan terutangnya PPh oleh
pengguna jasa, atau
- Tanggal 15 bulan berikutnya setelah bulan diterimanya pembayaran
oleh pemberi jasa.
Pembuatan formulir Surat Setoran Pajak menggunakan aplikasi eBilling
(Online).
Pelaporan
Bagi pengguna dan pemberi jasa dilakukan paling lambat tanggal 20
bulan berikutnya setelah bulan terutangnya PPh atau bulan
diterimanya pembayaran atas jasa konstruksi.
- Pembuatan laporan SPT Masa PPh Pasal 4 ayat 2 menggunakan
aplikasi eBupot Unifikasi (online).
- Penyerahan laporan SPT Masa PPh Pasal 4 ayat 2 menggunakan
aplikasi eBupot Unifikasi (online).
9
Obyek Tarif Dasar Sifat
PPh Perhitungan
4. Hadiah Undian 25% Jumlah Bruto Hadiah Undian Final
10
Obyek Tarif Dasar Sifat
PPh Perhitungan
7. Bunga Obligasi PP 91/2021
- WP DN & BUT 10% - Bunga dari Obligasi dengan kupon: sebesar jumlah Final
- WP LN selain BUT 20% / bruto sesuai dengan masa kepemilikan Obligasi
- Diskonto dari Obligasi dengan kupon: sebesar selisih
Tarif lebih harga jual atau nilai nominal di atas harga
P3B perolehan Obligasi, tidak termasuk bunga berjalan
- Diskonto dari Obligasi tanpa bunga: sebesar selisih
lebih harga jual atau nilai nominal di atas harga
perolehan Obligasi
Pengecualian:
a. Wajib Pajak dana pensiun yang pendirian atau pembentukannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan dan memenuhi
persyaratan sebagaimana diatur dalam Pasal 4 ayat (3) huruf h Undang-Undang PPh; dan
b. Wajib Pajak bank yang didirikan di Indonesia atau cabang bank luar negeri di Indonesia.
11
Obyek Tarif Dasar Sifat
PPh Perhitungan
9. Penghasilan dari usaha yg diterima/diperoleh 0,5% Jumlah Final
WP yg memiliki peredaran bruto tertentu Peredaran Bruto
− WP OP / WP Badan; dan Setiap Bulan
− Menerima penghasilan dari usaha (tidak termasuk
penghasilan dari jasa sehubungan dgn pekerjaan PP 23/2018
bebas), dengan peredaran bruto < Rp 4,8 M dalam
1 Tahun Pajak
Pengecualian:
a). WP OP yg melakukan kegiatan usaha perdagangan dan/atau jasa yg dalam usahanya
menggunakan sarana atau prasarana yg dpt dibongkar pasang;
b). WP badan yg belum beroperasi secara komersial;
c). WP badan yg dalam jangka waktu 1 tahun setelah beroperasi secara komersial memperoleh
peredaran bruto > Rp 4,8 M;
d). WP BUT
Khusus bagi WP Orang Pribadi, terhitung mulai bulan Januari 2022, berlaku ketentuan peredaran
bruto tidak dikenai Pajak Penghasilan atas bagian peredaran bruto sampai dengan
Rp.500.000.000,- dalam 1 (satu) tahun pajak (UU No 7/2021).
12
Contoh 1: Jasa Konstruksi
13
Contoh 3: Sewa Tanah dan/atau Bangunan
Membayar sewa tanah untuk gudang kepada Hadiwinata (tidak memiliki NPWP)
sebesar Rp. 150.000.000,-
Penyelesaian:
Jenis transaksi: Sewa tanah dan atau bangunan
Objek pajak: PPh Pasal 4 ayat 2 dengan Tarif 10%, baik kepada NPWP dan tidak ber-
NPWP.
Dasar pengenaan pajak: 150.000.000,-
PPh Pasal 4 ayat 2: 10% x 150.000.000 = 15.000.000,-
Memberikan hadiah door prize sebuah sepeda motor kepada Maulana (tidak NPWP,
tinggal di Depok) yang menang undian senilai Rp. 16.000.000,-
Penyelesaian:
Jenis transaksi: Hadiah undian
Objek pajak: PPh Pasal 4 ayat 2 dengan Tarif 25%
Dasar pengenaan pajak: 16.000.000,-
PPh Pasal 4 ayat 2: 25% x 16.000.000 = 4.000.000,-
14
Contoh 5: Bunga Obligasi
Pada tanggal 1 Juli 2022, PT ABC (emiten) menerbitkan obligasi dengan kupon (interest
bearing bond) dengan nilai nominal Rp10.000.000 per lembar. Jangka waktu Obligasi 5
tahun (jatuh tempo tanggal 1 Juli 2027). Bunga tetap sebesar 16% per tahun, jatuh
tempo bunga setiap tanggal 30 Juni dan 31 Desember. Penerbitan perdana tercatat di
Bursa Efek Indonesia (BEI).
PT MNO (investor) pada saat penerbitan perdana membeli 10 lembar Obligasi dengan
harga di bawah nilai nominal (at discount) dengan harga Rp9.000.000 per lembar.
Berapa besar pajak yang harus dipotong PT ABC (emiten) atas pembayaran bunga
obligasi kepada PT MNO (investor) ?
Penyelesaian:
PPh Pasal 4 ayat 2 yang harus dipotong oleh PT ABC pada saat jatuh tempo bunga
tanggal 31 Desember 2022 kepada PT MNO :
15
Contoh 6: Penjualan saham
Tuan A menjual 1000 lembar saham dengan harga Rp.3.000 per lembar.
Berapa pajak yang harus dikenakan atas transaksi penjualan saham tersebut?
Penyelesaian:
PPh Pasal 4 ayat 2 atas penjualan saham adalah 0,1% x Rp.3.000 x 1000 = Rp.3.000.
1. Ibu Olivia adalah seorang pedagang batik dengan berjualan secara online di
marketplace. Usahanya sudah berlangsung selama 3 (tiga) tahun. Omset Ibu Olivia
tahun lalu (2021)
adalah Rp.160 juta. Januari Rp 15.000.000 Juli Rp 10.000.000
16
Berapa pajak terutang PPh Final Ibu Olivia di masing-masing masa pajak ?
Penyelesaian:
Karena jumlah penjualan kotor Ibu Olivia tahun 2021 hanya sebesar Rp.160 juta
(kurang dari Rp. 4,8 M), maka Ibu Olivia termasuk Wajib Pajak Orang Pribadi Tertentu
yang dikenakan Tarif Final sebesar 0,5 %.
Perhitungan PPh Final 0,5% setiap bulan selama tahun 2022
- Januari 2022 diperoleh penjualan kotor Rp.15.000.000,- PPh final yang harus
dibayar sebesar: 0 (penjualan kumulatif 15 juta, berarti masih dibawah 500 juta,
maka omset Januari tidak dikenai PPh final)
- Februari 2022 diperoleh penjualan kotor Rp.11.000.000,- PPh final yang harus
dibayar sebesar: 0 (penjualan kumulatif 26 juta, berarti masih dibawah 500 juta,
maka omset Februari tidak dikenai PPh final)
- Maret 2022 diperoleh penjualan kotor Rp.13.000.000,- PPh final yang harus
dibayar sebesar: 0 (penjualan kumulatif 39 juta, berarti masih dibawah 500 juta,
maka omset Maret tidak dikenai PPh final)
- April 2022 diperoleh penjualan kotor Rp.16.000.000,- PPh final yang harus dibayar
sebesar: 0 (penjualan kumulatif 55 juta, berarti masih dibawah 500 juta, maka
omset April tidak dikenai PPh final)
- Mei 2022 diperoleh penjualan kotor Rp.15.000.000,- PPh final yang harus dibayar
sebesar: 0 (penjualan kumulatif 70 juta, berarti masih dibawah 500 juta, maka
omset Mei tidak dikenai PPh final)
17
- Juni 2022 diperoleh penjualan kotor Rp.11.000.000,- PPh final yang harus dibayar
sebesar: 0 (penjualan kumulatif 81 juta, berarti masih dibawah 500 juta, maka
omset Juni tidak dikenai PPh final)
- Juli 2022 diperoleh penjualan kotor Rp.10.000.000,- PPh final yang harus dibayar
sebesar: 0 (penjualan kumulatif 91 juta, berarti masih dibawah 500 juta, maka
omset Juli tidak dikenai PPh final)
- Agustus 2022 diperoleh penjualan kotor Rp.8.000.000,- PPh final yang harus
dibayar sebesar: 0 (penjualan kumulatif 99 juta, berarti masih dibawah 500 juta,
maka omset Agustus tidak dikenai PPh final)
- September 2022 diperoleh penjualan kotor Rp.15.000.000,- PPh final yang harus
dibayar sebesar: 0 (penjualan kumulatif 114 juta, berarti masih dibawah 500 juta,
maka omset September tidak dikenai PPh final)
- Oktober 2022 diperoleh penjualan kotor Rp.13.000.000,- PPh final yang harus
dibayar sebesar: 0 (penjualan kumulatif 127 juta, berarti masih dibawah 500 juta,
maka omset Oktober tidak dikenai PPh final)
- November 2022 diperoleh penjualan kotor Rp.17.000.000,- PPh final yang harus
dibayar sebesar: 0 (penjualan kumulatif 144 juta, berarti masih dibawah 500 juta,
maka omset November tidak dikenai PPh final)
- Desember 2022 diperoleh penjualan kotor Rp.16.000.000,- PPh final yang harus
dibayar sebesar: 0 (penjualan kumulatif 160 juta, berarti masih dibawah 500 juta,
maka omset Desember tidak dikenai PPh final)
18
2. Rudi Susanto memiliki usaha perdagangan
alat tulis kantor & fotocopi.
Peredaran bruto (omset) per bulan dan
perhitungan pembayaran PPh final 0,5%
selama tahun 2022 sebagai berikut:
Karena akumulasi omset dari bulan
Januari s/d April masih sebesar Rp.493
juta (dibawah 500 juta), maka Rudi
Susanto tidak perlu bayar PPh Final 0,5%.
Namun pada bulan Mei, ada sebagian
omset tidak perlu bayar PPh 0,5% yaitu
omset Rp. 7 juta, ini untuk menggenapi
jumlah akumulasi jadi 500 juta)
3. Jumlah penjualan kotor PT. Aisya berdasarkan SPT Tahunan Badan tahun sebelumnya
(2021) yaitu sebesar Rp. 4.700.000.000,-
Perhitungan PPh Badan untuk tahun 2022
Karena jumlah penjualan kotor PT Aisya tahun 2021 hanya sebesar Rp. 4.700.000.000,-
(kurang dari Rp. 4,8 M), maka PT Aisya termasuk Wajib Pajak Badan Tertentu yang
dikenakan Tarif Final sebesar 0,5 %.
Bagi PT Aisya merupakan WP Badan, maka tidak berlaku fasilitas peredaran bruto
sampai dengan Rp.500 juta yang tidak dikenai PPh Final sesuai ketentuan UU 7/2021.
19
Perhitungan PPh Final 0,5% setiap bulan selama tahun 2022
• Bulan Januari 2022 diperoleh penjualan kotor Rp. 300.000.000,- maka PPh final yang
harus dibayar sebesar: 0,5% x Rp. 300.000.000 = Rp. 1.500.000,-
• Bulan Februari 2022 diperoleh penjualan kotor Rp. 250.000.000,- maka PPh final yang
harus dibayar sebesar: 0,5% x Rp. 250.000.000 = Rp. 1.250.000,-
• Bulan Maret 2022 diperoleh penjualan kotor Rp. 400.000.000,- maka PPh final yang
harus dibayar sebesar: 0,5% x Rp. 400.000.000 = Rp. 2.000.000,-
• Dan seterusnya sampai dengan bulan Desember 2022.
20
Contoh 8: Belanja Jasa oleh Instansi Pemerintah
Contoh b):
lnstansi Pemerintah D menyewa ruangan untuk kegiatan rapat di gedung milik PT E
sebesar Rp 20.000.000,- Pemesanan ruangan tersebut dilakukan melalui marketplace F
yang tergabung dalam Sistem lnformasi Pengadaan. Pembayaran dilakukan oleh lnstansi
Pemerintah D dengan menggunakan Uang Persediaan.
Pemotongan PPh
Dikecualikan dari pemotongan PPh Pasal 4 ayat (2) oleh lnstansi Pemerintah D
Pemotongan PPh
Dipungut PPh Pasal 22 oleh marketplace F
Pemungutan PPN
Dikecualikan dari pemungutan PPN oleh lnstansi Pemerintah D
21
PPh Pasal 15 Final & Tidak Final
22
Obyek Tarif Dasar Sifat
PPh Perhitungan
4. Kantor Perwakilan Dagang Asing 0,44% Non P3B Nilai Final
(KPDA) (representative office/liaison Non Ekspor Bruto
office) di Indonesia P3B /
P3B Penghasilan
Tarif
neto = 1% X nilai
SE 2/PJ.03/2008 P3B
ekspor
5. WP yg melakukan kegiatan usaha 7% x brutobiaya pembuatan
Total Final
jasa maklon (Contract Tarif /perakitan barang tidak
Manufacturing) internasional di tertinggi termasuk biaya pemakaian
bidang produksi mainan anak-anak Pasal 17 bahan baku (direct
KMK 543/KMK.03/2002 ; SE 02/PJ.31/2003 materials)
Contoh 1:
PT Sebrang Laut melakukan kontrak dengan PT Prima Oil berupa persewaan kapal
yang difungsikan sebagai kapal untuk penyimpanan minyak dalam jangka waktu
tertentu dan bersandar di rig, dengan nilai sewa Rp.4.500.000.000
23
Atas penghasilan PT Sebrang Laut dari PT Pulp Wijaya yaitu untuk jasa pengangkutan
bahan setengah jadi untuk pembuatan kertas (pulp) dari Jakarta ke Surabaya
terutang PPh Pasal 15 sebesar 1,2% dari peredaran bruto dan bersifat final.
PPh Pasal 15 = 1,2% x Rp500.000.000 = Rp6.000.000.
Sedangkan, atas penghasilan PT Sebrang Laut dari PT Prima Oil tidak termasuk dalam
pengertian penghasilan dari penyewaan kapal yang dilakukan dari satu pelabuhan ke
pelabuhan yang lain. Penghasilan PT Sebrang Laut dari PT Prime Oil tersebut termasuk
dalam pengertian pengertian sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan
penggunaan harta yang dikenai pemotongan PPh Pasal 23 sebesar 2% dan dipotong
oleh PT Prima Oil sebesar:
PPh Pasal 23 = 2% x Rp.4.500.000.000 = Rp.90.000.000
Contoh 2:
PT Nusantara yang beralamat di Jalan Cut Meutia No.1 menyewa pesawat dari PT
Terbang Tinggi yang beralamat di Jalan Diponegoro No.11.
Biaya sewa/carter pesawat tersebut adalah Rp.250.000.000.
PT Terbang Tinggi merupakan perusahaan penerbangan dalam negeri.
24
Contoh 3:
Kapal Dewys Lines Ltd.-Swiss yang disewa oleh PT Kayu Sejahtera beroperasi dalam
lalu lintas internasional (international traffic) sebagaimana dimaksud dalam P3B
Indonesia-Swiss, sehingga atas penghasilan dari persewaan kapal tersebut dapat
dikenai pajak di Indonesia namun tidak melebihi 50% dari pajak yang dikenakan
menurut ketentuan peraturan perundang-undangan PPh.
Mengingat Dewys Lines Ltd. melakukan usaha melalui BUT di Indonesia maka atas
penghasilan dari pengangkutan orang dan/atau barang dalam lalu lintas
internasional tersebut dipotong PPh Pasal 15 yang bersifat final sebesar 50% x
2,64% dari peredaran bruto, yang dipotong oleh PT Kayu Sejahtera sebagai pihak
yang mencarter.
PPh Pasal 15 = 50% x 2,64% x Rp.500.000.000 = Rp.6.600.000.
25
PPh Pasal 22
Referensi :
- Pasal 22 UU No 36 Tahun 2009 Tentang Pajak Penghasilan sttd UU No 7 Tahun 2021 Tentang
Harmonisasi Peraturan Perpajakan
- PMK No 59/PMK.03/2022 Tentang Perubahan Atas PMK No 231/PMK.03/2019 Tentang Tata
Cara Pendaftaran Dan Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak, Pengukuhan Dan Pencabutan
Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, Serta Pemotongan Dan/Atau Pemungutan, Penyetoran,
Dan Pelaporan Pajak Bagi Instansi Pemerintah --> berlaku pada tanggal 1 Mei 2022
- PMK No 34/PMK.010/2017 sttd PMK No 41/PMK.010/2022 Tentang Pemungutan Pajak
Penghasilan Pasal 22 Sehubungan Dengan Pembayaran Atas Penyerahan Barang Dan Kegiatan
Di Bidang Impor Atau Kegiatan Usaha Di Bidang Lain berlaku pada tanggal 1 April 2022
- PER - 57/PJ/2010 sttd PER - 31/PJ/2015 Tentang Tata Cara Dan Prosedur Pemungutan Pajak
Penghasilan Pasal 22 Sehubungan Dengan Pembayaran Atas Penyerahan Barang Dan Kegiatan
Di Bidang Impor Atau Kegiatan Usaha Di Bidang Lain
26
Objek PPh Pasal 22
Kegiatan usaha di bidang impor dan kegiatan usaha di bidang lain yang
memperoleh pembayaran atas barang dari APBN/APBD yang dilakukan
dengan atau melalui pemungut-pemungut yang ditunjuk.
1. Impor
2. Pembelian Barang oleh Bendahara Pemerintah & Kuasa Pengguna Anggaran
(KPA) sebagai pemungut pajak
3. Pembelian barang dan atau bahan untuk keperluan usaha oleh BUMN
4. Penjualan hasil produksi kpd Distributor di Dalam Negeri oleh badan yg
bergerak di bidang usaha:
a. Industri Semen
b. Industri Kertas
c. Industri Baja
d. Industri Otomotif
e. Industri Farmasi
27
5. Penjualan BBM, BBG, dan Pelumas oleh Pertamina dan badan usaha lain
yang bergerak di bidang bahan bakar
6. Pembelian bahan dari pedagang pengumpul, utk keperluan industri /
eksportir yg bergerak di sektor kehutanan, perkebunan, pertanian,
peternakan, dan perikanan
7. Pembelian batubara, mineral logam, dan mineral bukan logam dari Orang
pribadi atau Badan pemegang izin usaha pertambangan
8. Pembelian barang yg tergolong sangat mewah (dipungut oleh WP Badan
penjual)
28
1
Tarif & Objek Impor (6)
29
6) Ekspor komoditas tambang batubara, mineral logam, dan mineral bukan
logam tercantum dalam Lampiran huruf D - PMK 41/2022, kecuali yang
dilakukan oleh Wajib Pajak yang terikat dalam perjanjian kerjasama
pengusahaan pertambangan dan Kontrak Karya Tarif 1,5% dari nilai
ekspor
30
2
Pembelian Barang oleh Bendahara Pemerintah & KPA
sebagai Pemungut Pajak
- Atas pembelian barang Tarif 1,5% dari Harga Pembelian (tidak termasuk
PPN)
Perkecualian:
1) Pembayaran atas pembelian yang dilakukan oleh pemungut pajak (tanpa
SKB) jumlahnya paling banyak Rp 2.000.000,- untuk Bendahara & KPA
2) Pembayaran untuk:
a) Pembelian bahan bakar minyak, bahan bakar gas, pelumas, benda-
benda pos
b) Pemakaian air dan listrik
Saat terutang PPh Pasal 22 yaitu saat pembayaran atas Pembelian Barang/Jasa
dari APBN/APBD oleh Bendahara dan KPA
31
3
Pembelian Barang dan/atau Bahan untuk Keperluan
Usaha oleh BUMN
(PER-06/PJ/2013)
32
4
Penjualan Hasil Produksi oleh Badan Tertentu
5
Penjualan BBM, BBG, dan Pelumas oleh Pertamina dan
Badan usaha lain di bidang bahan bakar
33
6
Pembelian Bahan dari Pedagang Pengumpul
34
7
Pembelian Batubara, Mineral logam, dan Mineral bukan
logam
Pembelian batubara, mineral logam, dan mineral bukan logam dari Orang
Pribadi atau Badan Pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP)
Tarif 1,5% x Harga Pembelian (tidak termasuk PPN)
8
Pembelian Barang yg tergolong Sangat Mewah
35
Tarif PPh Pasal 22
PMK 92/PMK.03/2019
PPh Pasal 23
36
Pemotong PPh Pasal 23 (4)
1. Badan Pemerintah;
2. Subjek pajak badan dalam negeri;
3. Bentuk Usaha Tetap (BUT) atau perwakilan perusahaan dalam negeri;
4. Orang Pribadi sebagai Wajib Pajak Dalam Negeri (WPDN) yang ditunjuk oleh
Direktorat Jenderal Pajak, yaitu:
a) Akuntan, arsitek,dokter, notaris, PPAT (kecualicamat), pengacara, konsultan
yang melakukan kerja bebas.
b) Orang pribadi yang menjalankan usaha dan yang menyelenggarakan
pembukuan
37
Objek dan Tarif PPh Pasal 23 (7)
38
Obyek Tarif Dasar Sifat
PPh Perhitungan
3. Royalti 15% Jumlah Bruto Tidak Final
Termasuk atas royalti dari hasil karya sinematografi
- Memberikan hak menggunakan hak cipta hasil Karya Sinematografi kpd pihak lain utk
mengumumkan dan/atau memperbanyak ciptaannya atau produk hak terkaitnya, dgn
persyaratan tertentu seperti penggunaan Karya Sinematografi utk jangka waktu atau wilayah
tertentu
- Dgn memberikan hak menggunakan hak cipta hasil Karya Sinematografi kpa pihak lain utk
mengumumkan ciptaannya dgn menggunakan pola bagi hasil antara pemegang hak cipta &
pengusaha bioskop
39
Obyek Tarif Dasar Sifat
PPh Perhitungan
5. Sewa & penghasilan lain 2% Jumlah Bruto (tidak Tidak Final
sehubungan dgn penggunaan harta, termasuk PPN)
kecuali yg telah dikenai PPh Psl 4 (2)
Pengecualian:
a. Sewa tanah dan/ atau bangunan
b. Sewa yg dibayarkan atau terutang sehubungan dgn SGU dgn hak opsi
Sewa dan penghasilan lain sehubungan dgn penggunaan harta: Penghasilan yg diterima
atau diperoleh sehubungan dgn kesepakatan utk memberikan hak menggunakan harta
selama jangka waktu tertentu baik dgn perjanjian tertulis maupun tdk tertulis shg harta
tsb hanya dpt digunakan oleh penerima hak selama jangka waktu yg telah disepakati.
40
− Pemberian informasi dlm pembuatan suatu jenis produk tertentu, seperti pemberian
informasi dlm bentuk gambar-gambar, petunjuk produksi, perhitungan-perhitungan
dan sebagainya; atau
− Pemberian informasi yg berkaitan dgn pengalaman di bidang manajemen, seperti
pemberian informasi melalui pelatihan atau seminar dgn peserta dan materi yg telah
ditentukan oleh pengguna jasa.
• Jasa Manajemen adalah Pemberian jasa dgn ikut serta secara langsung dalam
pelaksanaan atas pengelolaan manajemen.
• Jasa konsultan adalah Pemberian advice (petunjuk, pertimbangan, atau nasihat)
profesional dalam suatu bidang usaha, kegiatan, atau pekerjaan yg dilakukan oleh
tenaga ahli atau perkumpula tenaga ahli, yg tdk disertai dgn keterlibatan lsg para
tenaga ahli tsb dlm pelaksanaannya.
41
Jasa Lain
8) Jasa penunjang di bidang usaha panas bumi dan penambangan minyak dan gas bumi
(migas);
9) Jasa penambangan dan jasa penunjang selain di bidang usaha panas bumi dan
penambangan minyak dan gas bumi (migas);
10) Jasa penunjang di bidang penerbangan dan bandar udara;
11) Jasa penebangan hutan;
12) Jasa pengolahan limbah;
13) Jasa penyedia tenaga kerja dan/ atau tenaga ahli (outsourcing services};
14) Jasa perantara dan/atau keagenan;
15) Jasa di bidang perdagangan surat-surat berharga, kecuali yang dilakukan oleh Bursa
Efek, Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) dan Kliring Penjaminan Efek Indonesia
(KPEI);
Jasa Lain
42
Jasa Lain
24) Jasa instalasi/pemasangan mesin, peralatan, listrik, telepon, air, gas, AC, dan/ atau
TV kabel, selain yang dilakukan oleh Wajib Pajak yang ruang lingkupnya di bidang
konstruksi dan mempunyai izin dan/ a tau sertifikasi sebagai pengusaha konstruksi;
25) Jasa perawatan/perbaikan/pemeliharaan mesin, peralatan, listrik, telepon, air, gas,
AC, TV kabel, dan/ atau bangunan, selain yang dilakukan oleh Wajib Pajak yang
ruang lingkupnya di bidang konstruksi dan mempunyai izin dan/ atau sertifikasi
sebagai pengusaha konstruksi;
26) Jasa perawatan kendaraan dan/ atau alat transportasi darat, laut dan udara;
27) Jasa maklon;
28) Jasa penyelidikan dan keamanan;
29) Jasa penyelenggara kegiatan atau event organizer;
30) Jasa penyediaan tempat. dan/atau waktu dalam media masa, media luar ruang atau
media lain untuk penyampaian informasi, dan/ atau jasa periklanan;
Jasa Lain
43
Jasa Lain
Jasa Lain
44
Pengertian Istilah Jasa
PPh Pasal 24
PMK 192/PMK.03/2018 Pelaksanaan Pengkreditan Pajak Atas Penghasilan Dari Luar Negeri
Khusus Dividen: PMK No. 107/PMK.03/2017 jo. PMK No. 93/PMK.03/2019
45
Pengertian PPh Pasal 24
46
4. Penghasilan berupa imbalan terkait dengan jasa, pekerjaan, dan kegiatan
adalah negara tempat pihak yang membayar atau dibebani imbalan tersebut
bertempat kedudukan atau berada, menjalankan usaha atau melakukan
kegiatan di luar negeri.
5. Penghasilan bentuk usaha tetap (BUT) adalah negara tempat bentuk usaha
tetap tersebut menjalankan usaha atau melakukan kegiatan.
6. Penghasilan dari pengalihan sebagian atau seluruh hak penambangan atau
tanda turut serta dalam pembiayaan atau permodalan dalam perusahaan
pertambangan adalah negara tempat lokasi penambangan berada.
7. Keuntungan karena pengalihan harta tetap adalah negara tempat harta tetap
berada.
8. Keuntungan karena pengalihan harta yang menjadi bagian dari suatu BUT
adalah negara tempat bentuk usaha tetap berada. BUT mencakup cabang
perusahaan, kantor perwakilan, dan bentuk usaha lainnya yang dipergunakan
oleh WPDN untuk menjalankan usaha atau melakukan kegiatan di luar negeri.
47
Contoh Perhitungan PPh Pasal 24
PT Lensatrading, tahun 2021, menerima dan memperoleh penghasilan neto sebagai berikut:
1. Penghasilan Neto Dalam Negeri sebesar Rp.4.000.000.000 Penghasilan Kena Pajak
2. Penghasilan Luar Negeri:
Jenis penghasilan LN Negara sumber Jumlah penghasilan PPh luar negeri yang
dipotong
1. Penghasilan usaha Negara X Rp.1.000.000.000 Rp.300.000.000
2. Penghasilan bunga Negara Y Rp.3.000.000.000 Rp.450.000.000
3. Penjualan harta Negara Z Kerugian penjualan harta Rp.250.000.000,-
Tidak ada P3B antara Indonesia dengan negara X, negara Y, dan negara Z.
48
Contoh Perhitungan PPh Pasal 24
2. Hitung besarnya PPh Luar Negeri yang dapat dikreditkan per jenis penghasilan untuk
tiap negara
49
Contoh Perhitungan PPh Pasal 24
3. Hitung jumlah PPh Luar Negeri yang dapat dikreditkan (PPh Pasal 24) oleh PT
Lensatrading pada tahun 2020.
-end-
50