Anda di halaman 1dari 52

KEWAJIBAN PERPAJAKAN

BENDAHARA INSTANSI
PEMERINTAH

PMK NOMOR 59/PMK.03/2022


PMK NOMOR 58/PMK.03/2022www.pajak.go.id
DEFINISI
3

Pasal 1 angka 18 PMK No. 59/PMK.03/2022


“Instansi Pemerintah adalah instansi pemerintah pusat, instansi pemerintah daerah, dan instansi
pemerintah desa, yang melaksanakan kegiatan pemerintahan serta memiliki kewenangan dan
tanggung jawab penggunaan anggaran.”

INSTANSI PEMERINTAH

INSTANSI INSTANSI PEMERINTAH INSTANSI


PEMERINTAH PUSAT DAERAH PEMERINTAH DESA

yang wajib menyelenggarakan akuntansi dan menyusun laporan


keuangan sesuai standar akuntansi pemerintahan

www.pajak.go.id
BENDAHARA PENGELUARAN

“ Bendahara Pengeluaran adalah orang yang ditunjuk untuk


menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan,
dan mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan belanja
negara/daerah dalam rangka pelaksanaan APBN/APBD pada
kantor/satuan kerja kementerian negara/lembaga/pemerintah daerah
KEWAJIBAN PEMOTONGAN/
PEMUNGUTAN PAJAK
Setiap PA/KPA dan/atau Bendahara yang melakukan pembayaran atas
beban APBN ditetapkan sebagai wajib pungut pajak sesuai dengan
APBN ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

Pasal 47 Ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

Bendahara pengeluaran sebagai wajib pungut Pajak Penghasilan


(PPh) dan pajak lainnya, wajib menyetorkan seluruh penerimaan
potongan dan pajak yang dipungutnya ke rekening Kas Negara
APBD pada bank pemerintah atau bank lain yang ditetapkan Menteri Keuangan
sebagai bank persepsi atau pos giro dalam jangka waktu sesuai
ketentuan perundang-undangan.
Pasal 64 Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
KEWAJIBAN PEMOTONGAN/
PEMUNGUTAN PAJAK

APB Kaur Keuangan dalam melaksanakan fungsi kebendaharaan memiliki


Nomor Pokok Wajib Pajak pemerintah Desa.

Desa Pasal 8 Ayat (3) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Keuangan
Desa

Setiap pengeluaran kas Desa yang menyebabkan beban atas anggaran


Belanja Desa dikenakan pajak sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangan mengenai perpajakan yang berlaku.

Pasal 58 Ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Keuangan
Desa

Kaur Keuangan sebagai wajib pungut pajak melakukan pemotongan


pajak terhadap pengeluaran kas Desa sebagaimana dimaksud pada ayat
(1).

Pasal 58 Ayat (2) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Keuangan
Desa
DAFTAR/UPDATE
DATA

POTONG/PUNGUT
PAJAK
KEWAJIBAN
BENDAHARA
SETOR KE KAS
NEGARA

LAPOR SPT MASA


INSTANSI PEMERINTAH
8
Wajib mendaftarkan diri pada KPP atau KP2KP yang wilayah kerjanya meliputi
tempat kedudukan Instansi Pemerintah menurut keadaan yang sebenarnya.

dilakukan oleh:

kepala Instansi Pemerintah Pusat, KPA, atau pejabat


yang melaksanakan fungsi tata usaha keuangan
Pusat

kepala Instansi Pemerintah Daerah atau pejabat yang


melaksanakan fungsi tata usaha keuangan dapat menerbitkan
Daerah secara jabatan
kepala desa atau perangkat desa yang melaksanakan
pengelolaan keuangan desa berdasarkan keputusan
Desa kepala desa

Diberikan NPWP di tempat NPWP digunakan oleh


kedudukan dan tidak PA/KPA, PPSPM, Bendahara,
terdapat NPWP cabang atau Kaur Keuangan

www.pajak.go.id
KEWAJIBAN PPh
9

Instansi
Pemerintah

Wajib memotong/memungut pajak Harus membuat bukti


atas setiap pembayaran objek potput pemotongan/pemungutan PPh

dapat berupa:
Pasal 4(2) Pasal 22
✓BPN
✓Bukti potong/pungut sesuai
Pasal 15 Pasal 23 ketentuan perpajakan; atau
✓Dokumen tertentu yang
dipersamakan dengan bukti
potong PPh.
Pasal 21 Pasal 26

www.pajak.go.id
JENIS PAJAK YANG
DIPOTONG/DIPUNGUT

Pemotongan atas penghasilan yg dibayarkan kepada orang pribadi


PPh Pasal 21
sehubungan dengan pekerjaan, jabatan, jasa, dan kegiatan

Pemungutan atas penghasilan yg dibayarkan sehubungan dengan


PPh Pasal 22
pembelian barang

Pemotongan atas penghasilan yg dibayarkan berupa hadiah, bunga,


PPh Pasal 23
dividen, sewa, royalti, dan jasa-jasa lainnya selain Objek PPh Pasal 21

Pemotongan atas penghasilan yang dibayarkan sehubungan jasa


PPh Pasal 4(2) tertentu dan sumber tertentu (jasa konstruksi, sewa tanah/bangunan,
pengalihan hak atas tanah/bangunan, hadiah undian, dan lainnya)
JENIS PAJAK YANG
DIPOTONG/DIPUNGUT

Pemungutan atas pajak konsumsi yang dibayar sendiri sehubungan


PPN
penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak

Pembayaran atas pemanfaatan dokumen-dokumen tertentu (kuitansi,


Bea Meterai
kontrak)
OBJEK PAJAK DAN TARIF PAJAK
Pemotongan pajak atas penghasilan
sehubungan dengan Pekerjaan,
Jasa, atau Kegiatan yang diterima
Wajib Pajak orang pribadi.
21
PAJAK PENGHASILAN

PASAL
OBJEK
Penghasilan tetap dan teratur setiap bulan yang diterima oleh Pegawai, seperti
gaji dan tunjangan

Penghasilan tidak tetap dan tidak teratur yang diterima oleh Pegawai, Bukan
Pegawai, dan Peserta Kegiatan, seperti: honor kegiatan, honor narasumber, dan
sebagainya

Tarif Pasal 17 UU PPh x Dasar


TARIF
Pengenaan PPh (untuk PPh tidak bersifat final)

Tarif Final x Jumlah Bruto


(untuk PPh bersifat final)
KEWAJIBAN PPh PPh Pasal 21
15

Tetap Teratur (Bruto – Biaya Jabatan – Iuran Pensiun – PTKP) x Tarif

Tidak Tetap Tidak Teratur Gol. II: 0% Gol. III: 5% Gol. IV: 15%

PNS Rapel & Gaji 13 (PPh bruto 12 bln + rapel/gaji 13) – (PPh bruto 12 bln)

Tetap Teratur (Bruto – Biaya Jabatan – Iuran Pensiun – PTKP) x Tarif

Peserta Kegiatan Bruto x Tarif Pasal 17

Honorer Tidak Tetap Tidak Teratur Dijumlah dengan penghasilan tetap teratur

Ada SK PP 23 PPh Final 0,5%

Tanpa SK PP 23 Bruto x 50% x Pasal 17 Tidak punya NPWP?


Usaha Ada SKB PPh Tidak dipotong PPh PPh naik 20%
1721 A2 harus dibuat paling lambat 31 Januari

Bukti Potong Final paling lambat akhir bulan pembayaran

www.pajak.go.id
• Penerima penghasilan Bukan Pegawai adalah orang pribadi selain Pegawai Tetap dan
Pegawai Tidak Tetap/Tenaga Kerja Lepas yang memperoleh penghasilan dengan nama
dan dalam bentuk apapun dari Pemotong PPh Pasal 21 dan/atau PPh Pasal 26 sebagai
imbalan jasa yang dilakukan berdasarkan perintah atau permintaan dari pemberi
penghasilan.

• Imbalan kepada Bukan Pegawai adalah penghasilan dengan nama dan dalam bentuk
apapun yang terutang atau diberikan kepada Bukan Pegawai sehubungan dengan
pekerjaan, jasa, atau kegiatan yang dilakukan, antara lain berupa honorarium,
komisi, fee, dan penghasilan sejenis lainnya.

• Imbalan kepada Bukan Pegawai yang Bersifat Berkesinambungan adalah imbalan


kepada Bukan Pegawai yang dibayar atau terutang lebih dari satu kali dalam satu
tahun kalender sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan.
PENERIMA PENGHASILAN DASAR PENGENAAN PAJAK (DPP) TARIF PPH

PEGAWAI TETAP PENGHASILAN KENA PAJAK (PKP) TARIF PROGRESIF


(5%, 15%, 25%, 30%, 35%)
PEGAWAI TIDAK TETAP PENGHASILAN BRUTO 5% ATAU 6%
BUKAN PEGAWAI
- TENAGA AHLI (AKUNTAN, DOKTER,
KONSULTAN, NOTARIS)
- SENIMAN
- PENGAJAR, PELATIH, PENCERAMAH
50% X PENGHASILAN BRUTO 5% ATAU 6%
- PENGARANG, PENELITI,
PENERJEMAH
- PEMBERI JASA ORANG PRIBADI
(TEKNIK, KOMPUTER, SISTEM
APLIKASI, ELEKTRONIK, FOTOGRAFI)
PESERTA KEGIATAN
- PESERTA PERLOMBAAN
- PESERTA RAPAT
- PESERTA KEPANITIAAN SEBAGAI PENGHASILAN BRUTO 5% ATAU 6%
PENYELENGGARA KEGIATAN
TERTENTU
- PESERTA PENDIDIKAN DAN
PELATIHAN
- PESERTA KEGIATAN LAINNYA
PER-16/PJ/2016 TETAP Ph NETO – PTKP

PEGAWAI BULANAN Ph BRUTO – PTKP

TIDAK TETAP Ph BRUTO – 450ribu

Ph BRUTO (>4,5jt s.d. 10,2jt) – PTKP


HARIAN
Harian

Ph BRUTO(>10,2jt) – PTKP

((50% X Ph BRUTO) – PTKP BULANAN)


BERKESINAMBUNGAN
KUMULATIF
BERKESINAMBUNGAN
BUKAN PEGAWAI (50% X Ph BRUTO) KUMULATIF
ex Pasal 13 ayat (1)

TIDAK
50% X Ph BRUTO
BERKESINAMBUNGAN

PENSIUNAN BERKALA Ph NETO – PTKP

KOMISARIS, MANTAN
PEGAWAI, Ph BRUTO KUMULATIF
PENARIKAN DAPEN O/
PEGAWAI

PESERTA KEGIATAN Ph BRUTO


Gambaran umum menghitung
Pajak Penghasilan
BRUTO Jumlahkan seluruh penghasilan (Bruto)

NETO Tentukan Penghasilan Neto*

KENA PAJAK Kurangi dengan PTKP untuk mendapatkan Penghasilan


Kena Pajak

TERUTANG
Kalikan Penghasilan Kena Pajak dengan Tarif Progresif PPh (Pasal
17) untuk mendapatkan PPh Terutang

HARUS Kurangkan PPh Terutang dengan Kredit Pajak yang


DIBAYAR berasal dari Pemotongan oleh pihak lain atau yang
disetor sendiri (PPh 21/22/23/24/25)
PEGAWAI
TETAP -
dengan
Gaji Bulanan
Dalam hal terdapat lebih dari 1
jenis penghasilan Teratur…

Penghasilan Teratur meliputi


seluruh gaji, segala jenis
tunjangan dan pembayaran
teratur lainnya, termasuk
uang lembur (overtime) dan
pembayaran sejenisnya.

Semua Penghasilan Teratur


disetahunkan
PPH 21
22
PAJAK PENGHASILAN

PASAL
OBJEK
pembelian barang, seperti: komputer, mebel, mobil dinas, ATK, dan barang
lainnya oleh Pemerintah kepada Wajib Pajak rekanan penjual barang

TARIF 1,5% x Harga Beli (tidak termasuk PPN)


KECUALI
pembelian barang dengan nilai pembelian paling banyak Rp2.000.000,00 (dua
juta rupiah) dengan tidak dipecah-pecah dalam beberapa faktur

pembelian bahan bakar minyak, listrik, gas, pelumas, air minum/PDAM dan benda-
benda pos

pembayaran untuk pembelian barang sehubungan dengan penggunaan dana


Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
KEWAJIBAN PPh PPh Pasal 22
28
Ada NPWP 1,5%
Tidak punya NPWP?
Tidak dilakukan pemungutan atas: TARIF 3%

Pembayaran yang jumlahnya paling banyak Rp2.000.000,00 tidak termasuk PPN dan
bukan merupakan pembayaran yang dipecah-pecah

Pembelian barang dengan Pembayaran kepada rekanan Pemerintah


menggunakan Kartu Kredit yang memiliki dan menyerahkan
Pemerintah fotokopi Surat Keterangan PP 23

Pembelian BBM, BBG, pelumas, Pembelian barang dari WP yang memiliki


benda pos, air, & listrik & menyerahkan fotokopi SKB

Pembelian barang menggunakan


Pembayaran dengan mekanisme Uang
dana BOS, BOP PAUD, atau BOP
Persediaan atas pembelian barang yang
pendidikan lainnya
dilakukan melalui Pihak Lain dalam
Sistem Informasi Pengadaan, yang telah
Pembelian gabah dan atau beras dipungut PPh Pasal 22 oleh Pihak Lain.
www.pajak.go.id
PPh Pasal 23/26
Pemotongan pajak atas penghasilan berupa dividen,
Bunga, Royalty, Hadiah, Penghargaan, Bonus dan
penghasilan dari Sewa dan Penyerahan Jasa
23
PAJAK PENGHASILAN

PASAL
penghasilan yang dibayarkan kepada pihak lain/rekanan berupa sewa dan
OBJEK penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta (selain
tanah/bangunan), seperti sewa kendaraan atau sewa sound system

penghasilan yang dibayarkan kepada pihak lain/rekanan berupa imbalan


sehubungan dengan jasa teknik, jasa manajemen, jasa konsultan, dan jasa
lain (seperti: jasa perbaikan, jasa kebersihan, jasa katering, dan sebagainya)

TARIF 2% x Jumlah Bruto (tidak termasuk PPN)


KEWAJIBAN PPh 15% 30%
PPh Pasal 23 TARIF
NPWP NPWP 32
Tidak dilakukan pemotongan atas:
Bunga termasuk premium, diskonto, dan
1 imbalan karena jaminan pengembalian utang
dibayarkan/terutang kepada bank

sewa guna usaha dengan hak opsi 2 Royalti

badan usaha jasa keuangan penyalur


pinjaman dan/atau pembiayaan Hadiah, penghargaan, bonus, dan sejenisnya
3 selain yang telah dipotong PPh Pasal 21
jasa yang telah dikenai PPh final

jasa pengangkutan/ekspedisi yang 2% 4% TARIF


dikenai PPh Pasal 15
NPWP NPWP
pembelian jasa dari WP dengan SKB
Sewa & penghasilan lain terkait penggunaan
harta, kecuali objek PPh Pasal 4 ayat (2) 1
penghasilan yang dibayarkan kepada rekanan
pemerintah dengan mekanisme Uang Persediaan atas
transaksi melalui sistem informasi pengadaan Imbalan sehubungan dengan jasa yang
pemerintah, yang telah dipungut PPh 22 oleh Pihak Lain selain yang telah dipotong PPh Pasal 21 2

Pembayaran kepada rekanan Pemerintah yang memiliki &


menyerahkan fotokopi Surat Keterangan
www.pajak.go.id
Pajak atas Penghasilan dengan Perlakuan Tersendiri
yang Diatur Melalui Peraturan Pemerintah (PPh Final)
KEWAJIBAN PPh Pasal 4 Ayat (2)
35

PPh Pasal 4(2) Pemotongan atas penghasilan yang dibayarkan pada pihak lain atas:

Persewaan tanah &/bangunan Hadiah undian

Pengalihan hak atas tanah Pembelian barang/jasa dari


dan/bangunan WP dengan peredaran bruto
tertentu PP23/2018
Usaha jasa konstruksi

TIDAK DILAKUKAN PEMOTONGAN ATAS:

pengalihan tanah &/bangunan oleh: Pembayaran dengan mekanisme


a. OP berpenghasilan di bawah PTKP, dengan nilai Uang Persediaan atas transaksi
pengalihan kurang dari Rp60.000.000,00. sebagaimana dimaksud pada Pasal
b. OP/Badan dalam rangka BGS/BSG/pemanfaatan BMN 9 ayat (1) PMK-59/PMK.03/2022
c. OP/Badan yang bukan subjek pajak PP34/2017 yang dilakukan melalui Pihak Lain
Pasal 9(4)a. PMK-59/PMK.03/2022 dalam Sistem Informasi Pengadaan,
yang telah dipungut PPh Pasal 22
Pembayaran atas penggunaan jasa pelayanan penginapan serta oleh Pihak Lain
akomodasinya → tidak termasuk pembayaran atas persewaan Pasal 9(4)b. PMK-59/PMK.03/2022
tanah dan/atau bangunan. Pasal 9(2) PMK-59/PMK.03/2022
www.pajak.go.id
PPH PASAL 4 (2) Persewaan

PT Y PT X DINAS KLM

•Keamanan
•Kebersihan
•Perbaikan

Menara Mulya
Servis Charge: Sewa Gedung: PPh 4 Ayat (2)
Rp20.000.000,- Rp700.000.000,- 10% x 720 juta

Termasuk bangun guna serah (BGS):


✓pembayaran berkala
✓penyerahan sebelum BGS berakhir
✓penyerahan saat BGS berakhir
disetor atas ✓pembayaran lain terkait BGS
nama rekanan
PPH PASAL 4 (2) Pengalihan

DINAS KLM
0% Untuk pemerintah

Rumah sederhana
1%
Rusun sederhana

2,5% Lainnya
Pengadaan
Tanah untuk Kantor

! pengecualian pemotongan PPh


dg menunjukkan fotokopi SKB

Nilai pengalihan adalah:


✓Nilai menurut pejabat berwenang,
✓Nilai menurut risalah lelang,
✓Nilai yang seharusnya diterima,
disetor atas ✓Nilai yang sesungguhnya diterima,
nama rekanan
✓Harga pasar.
Jasa Konstruksi
PPH PASAL 4 (2) Berlaku mulai 21 Februari 2022
PEKERJAAN KONSTRUKSI PP-9/2022

DINAS KLM PT JKP 1,75% 4%


kualifikasi kualifikasi
kecil 2,65% 
menengah
besar

KONSTRUKSI
Tender JASA KONSULTASI
proyek konstruksi KONSTRUKSI

3,5% 6%
kualifikasi kualifikasi
ada 

PEKERJAAN KONSTRUKSI
TERINTEGRASI

disetor atas rekanan dapat 2,65% 4%


nama dinas bukti potong
Sertifikat Badan Sertifikat
Usaha Ada 
Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 2022

Perubahan Tarif PPh Usaha Jasa Konstruksi


Berlaku mulai 21 Februari 2022

www.pajak.go.id
PPH PASAL 4 (2) Hadiah Undian

DINAS
KLM

Undian

25%

Jumlah bruto
hadiah undian

disetor atas penerima dapat


nama dinas bukti potong
PPH PASAL 4 (2) PP 23 Tahun 2018

DINAS KLM PT X

Pengadaan
Alat Tulis Kantor

Ada SK PP 23 PPh Final 0,5% a.n. rekanan

Tidak ada SK PPh 22 1,5%


KEWAJIBAN PPh Jenis Bukti Potong
42

Potong Buat Bukti


Pajaknya Potongnya

Bukti Pemotongan Pajak


1 Bukti Penerimaan Negara 2

Dokumen tertentu yang dipersamakan


3

www.pajak.go.id
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
PPN
OBJEK
penyerahan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak oleh rekanan (Pengusaha
Kena Pajak)

TARIF 11% x Dasar Pengenaan Pajak


KECUALI
pembayaran yang jumlahnya paling banyak Rp2.000.000,00 (dua juta rupiah) dan
tidak merupakan pembayaran yang terpecah-pecah

pembayaran untuk pembebasan tanah, kecuali pembayaran atas penyerahan


tanah oleh real estate atau industrial estate

pembayaran atas penyerahan BKP dan/atau JKP yang mendapat fasilitas PPN
tidak dipungut dan/atau dibebaskan dari pengenaan PPN

pembayaran atas penyerahan BBM dan Bukan BBM oleh Pertamina, rekening
telepon, jasa angkutan udara oleh perusahaan penerbangan
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
PPN
Pengusaha Kena Pajak
rekanan bendahara WAJIB
membuat Faktur Pajak

Kode Transaksi pada


nomor seri Faktur Pajak
adalah 02

Untuk memastikan e-Faktur


valid dilakukan dengan cara
memindai QR Code menggunakan
aplikasi QR Scanner pada
smartphone anda
KEWAJIBAN PPN atas BELANJA
Faktur Tagihan Faktur Pajak dibuat saat menyampaikan
tagihan berdasarkan dokumen penagihan 45

Barang & Jasa


Instansi
PKP Rekanan
Pemerintah

Tidak Dipungut PPN atas transaksi:


penyerahan jasa telekomunikasi oleh
pembelian paling banyak Rp2.000.000,00 tidak termasuk perusahaan telekomunikasi
PPN dan bukan merupakan pembayaran yang dipecah
pembayaran jasa angkutan udara yang
diserahkan oleh perusahaan penerbangan
pembayaran menggunakan Kartu Kredit Pemerintah atas
belanja Instansi Pemerintah
pembelian barang/jasa yang mendapat FP
fasilitas PPN tidak dipungut/dibebaskan 07-08
pembayaran dalam rangka pengadaan tanah
pembayaran dengan mekanisme Uang
Persediaan yang dilakukan melalui Pihak
pembelian BBM & bahan bakar bukan minyak oleh PT Lain dalam Sistem Informasi Pengadaan.
Pertamina (Persero) dan/atau anak usaha PT Pertamina
(Persero) yang meliputi PT Pertamina Patra Niaga, PT Kilang
Pertamina Internasional, dan PT Elnusa Pertrofin. Pemungutan dilakukan PKP Rekanan
www.pajak.go.id
SURAT KETERANGAN

Bendahara Pemerintah
melakukan pemotongan
atau pemungutan PPh
Final sebesar 0,5%
apabila TELAH menerima
fotokopi Surat Keterangan
untuk setiap transaksi
penjualan atau penyerahan
jasa yang merupakan objek
pemotongan atau
pemungutan PPh
ANCAMAN PIDANA
(Pasal 38 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007)
Pidana penjara paling singkat 6 tahun dan denda paling sedikit 2 kali dan paling
banyak 4 kali dari jumlah pajak terutang. Ini diberikan untuk beberapa pelanggaran,
antara lain:

1. Tidak mendaftarkan diri untuk diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) atau
usaha untuk dikukuhkan sebagai PKP. Menyalahgunakan tanpa hak NPWP/PKP
2. Menyalahgunakan tanpa hak NPWP/PKP
3. Tidak menyampaikan SPT atau menyampaikan namun tidak lengkap
4. Menolak dilakukan pemeriksaan Memperlihatkan pembukuan, pencatatan, atau
dokumen lain yang dipalsukan
5. Tidak menyelenggarakan pembukuan/pencatatan di Indonesia
6. Tidak menyimpan buku, catatan, atau dokumen yang menjadi dasar
pembukuan/pencatatan
7. Tidak menyetorkan pajak yang telah dipotong sehingga menimbulkan kerugian
negara
PENYETORAN PPh & PPN
& PELAPORAN 50

Batas Waktu Pembayaran Batas Pelaporan

PPh
a Pemerintah Pusat & Daerah PPN khusus PPh 21

tgl 20 bulan berikut


UP maksimal 7 hari setelah pembayaran
SPT PPh 21
LS hari yang sama dengan pembayaran
PPh + PPN Put
PPh
b Pemerintah Desa PPN
tgl 20 bulan berikut

|--| paling lama tanggal 10 bulan berikut SPT Unifikasi

c PKP Instansi Pemerintah PPN PPN bagi PKP

akhir bulan berikut


|--| paling lama akhir bulan berikutnya
SPT PPN 1111

www.pajak.go.id
www.pajak.go.id
www.pajak.go.id

Anda mungkin juga menyukai