BENDAHARA INSTANSI
PEMERINTAH
INSTANSI PEMERINTAH
www.pajak.go.id
BENDAHARA PENGELUARAN
Pasal 47 Ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
Desa Pasal 8 Ayat (3) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Keuangan
Desa
Pasal 58 Ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Keuangan
Desa
Pasal 58 Ayat (2) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Keuangan
Desa
DAFTAR/UPDATE
DATA
POTONG/PUNGUT
PAJAK
KEWAJIBAN
BENDAHARA
SETOR KE KAS
NEGARA
dilakukan oleh:
www.pajak.go.id
KEWAJIBAN PPh
9
Instansi
Pemerintah
dapat berupa:
Pasal 4(2) Pasal 22
✓BPN
✓Bukti potong/pungut sesuai
Pasal 15 Pasal 23 ketentuan perpajakan; atau
✓Dokumen tertentu yang
dipersamakan dengan bukti
potong PPh.
Pasal 21 Pasal 26
www.pajak.go.id
JENIS PAJAK YANG
DIPOTONG/DIPUNGUT
PASAL
OBJEK
Penghasilan tetap dan teratur setiap bulan yang diterima oleh Pegawai, seperti
gaji dan tunjangan
Penghasilan tidak tetap dan tidak teratur yang diterima oleh Pegawai, Bukan
Pegawai, dan Peserta Kegiatan, seperti: honor kegiatan, honor narasumber, dan
sebagainya
Tidak Tetap Tidak Teratur Gol. II: 0% Gol. III: 5% Gol. IV: 15%
PNS Rapel & Gaji 13 (PPh bruto 12 bln + rapel/gaji 13) – (PPh bruto 12 bln)
Honorer Tidak Tetap Tidak Teratur Dijumlah dengan penghasilan tetap teratur
www.pajak.go.id
• Penerima penghasilan Bukan Pegawai adalah orang pribadi selain Pegawai Tetap dan
Pegawai Tidak Tetap/Tenaga Kerja Lepas yang memperoleh penghasilan dengan nama
dan dalam bentuk apapun dari Pemotong PPh Pasal 21 dan/atau PPh Pasal 26 sebagai
imbalan jasa yang dilakukan berdasarkan perintah atau permintaan dari pemberi
penghasilan.
• Imbalan kepada Bukan Pegawai adalah penghasilan dengan nama dan dalam bentuk
apapun yang terutang atau diberikan kepada Bukan Pegawai sehubungan dengan
pekerjaan, jasa, atau kegiatan yang dilakukan, antara lain berupa honorarium,
komisi, fee, dan penghasilan sejenis lainnya.
Ph BRUTO(>10,2jt) – PTKP
TIDAK
50% X Ph BRUTO
BERKESINAMBUNGAN
KOMISARIS, MANTAN
PEGAWAI, Ph BRUTO KUMULATIF
PENARIKAN DAPEN O/
PEGAWAI
TERUTANG
Kalikan Penghasilan Kena Pajak dengan Tarif Progresif PPh (Pasal
17) untuk mendapatkan PPh Terutang
PASAL
OBJEK
pembelian barang, seperti: komputer, mebel, mobil dinas, ATK, dan barang
lainnya oleh Pemerintah kepada Wajib Pajak rekanan penjual barang
pembelian bahan bakar minyak, listrik, gas, pelumas, air minum/PDAM dan benda-
benda pos
Pembayaran yang jumlahnya paling banyak Rp2.000.000,00 tidak termasuk PPN dan
bukan merupakan pembayaran yang dipecah-pecah
PASAL
penghasilan yang dibayarkan kepada pihak lain/rekanan berupa sewa dan
OBJEK penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta (selain
tanah/bangunan), seperti sewa kendaraan atau sewa sound system
PPh Pasal 4(2) Pemotongan atas penghasilan yang dibayarkan pada pihak lain atas:
PT Y PT X DINAS KLM
•Keamanan
•Kebersihan
•Perbaikan
Menara Mulya
Servis Charge: Sewa Gedung: PPh 4 Ayat (2)
Rp20.000.000,- Rp700.000.000,- 10% x 720 juta
DINAS KLM
0% Untuk pemerintah
Rumah sederhana
1%
Rusun sederhana
2,5% Lainnya
Pengadaan
Tanah untuk Kantor
KONSTRUKSI
Tender JASA KONSULTASI
proyek konstruksi KONSTRUKSI
3,5% 6%
kualifikasi kualifikasi
ada
PEKERJAAN KONSTRUKSI
TERINTEGRASI
www.pajak.go.id
PPH PASAL 4 (2) Hadiah Undian
DINAS
KLM
Undian
25%
Jumlah bruto
hadiah undian
DINAS KLM PT X
Pengadaan
Alat Tulis Kantor
www.pajak.go.id
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
PPN
OBJEK
penyerahan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak oleh rekanan (Pengusaha
Kena Pajak)
pembayaran atas penyerahan BKP dan/atau JKP yang mendapat fasilitas PPN
tidak dipungut dan/atau dibebaskan dari pengenaan PPN
pembayaran atas penyerahan BBM dan Bukan BBM oleh Pertamina, rekening
telepon, jasa angkutan udara oleh perusahaan penerbangan
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
PPN
Pengusaha Kena Pajak
rekanan bendahara WAJIB
membuat Faktur Pajak
Bendahara Pemerintah
melakukan pemotongan
atau pemungutan PPh
Final sebesar 0,5%
apabila TELAH menerima
fotokopi Surat Keterangan
untuk setiap transaksi
penjualan atau penyerahan
jasa yang merupakan objek
pemotongan atau
pemungutan PPh
ANCAMAN PIDANA
(Pasal 38 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007)
Pidana penjara paling singkat 6 tahun dan denda paling sedikit 2 kali dan paling
banyak 4 kali dari jumlah pajak terutang. Ini diberikan untuk beberapa pelanggaran,
antara lain:
1. Tidak mendaftarkan diri untuk diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) atau
usaha untuk dikukuhkan sebagai PKP. Menyalahgunakan tanpa hak NPWP/PKP
2. Menyalahgunakan tanpa hak NPWP/PKP
3. Tidak menyampaikan SPT atau menyampaikan namun tidak lengkap
4. Menolak dilakukan pemeriksaan Memperlihatkan pembukuan, pencatatan, atau
dokumen lain yang dipalsukan
5. Tidak menyelenggarakan pembukuan/pencatatan di Indonesia
6. Tidak menyimpan buku, catatan, atau dokumen yang menjadi dasar
pembukuan/pencatatan
7. Tidak menyetorkan pajak yang telah dipotong sehingga menimbulkan kerugian
negara
PENYETORAN PPh & PPN
& PELAPORAN 50
PPh
a Pemerintah Pusat & Daerah PPN khusus PPh 21
www.pajak.go.id
www.pajak.go.id
www.pajak.go.id