Anda di halaman 1dari 6

Nama : Cintya Maryani Putri

Nim : 2102025208
Kelas : 3D - Manajemen

TEORI 50 %.
1. Jelaskan mengenai Subjek dan Objek PPN dan PPnBM serta karakteristiknya.

Jawab:
PPN
 subjek pajak PPN adalah adalah orang pribadi atau badan yang melakukan kegiatan penyerahan
dan menerima Barang Kena Pajak (BKP) atau Jasa Kena Pajak (JKP). Ini artinya semua orang
di Indonesia bisa menjadi sebagai subjek PPN.
 Objek pajak PPN adalah Penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) dan Jasa Kena Pajak (JKP) di
dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh pengusaha. Impor Barang Kena Pajak
 Karakteristik ppn:
1. Pajak tidak langsung adalah pajak yang pada akhirnya dpt dibebankan atau orang lain
2. Pajak konsumsi Dalam Negeri dikenakan untuk barang yg dijual di DN
3. Pajak yang dipungut setiap bulan yaitu pajak ditambahkan dalam harganya
4. Pajak yang dapat Dikreditkan ada Pajak Masukan(PM) dan Pajak Keluaran(PK)
5. Pajak dipungut secara bertahap; tariff 10% dikenakan setiap ada Penjualan mulai Produsen
sd konsumen
6. Pajak yang menggunakan Faktur Pajak ada FP Standar, Gabungan, Sederhana,
lainya(Khusus).
7. Tarif pajak hanya 10% dari DPP.(Dasar Penegenaan Pajak)
PPnBM
 Subjek pajak PPnBM adalah pengusaha kena pajak yang menghasilkan Barang Kena
Pajak (BKP) yang tegolong mewah dalam lingkungan perusahaan atau pekerjaannya
dan pengusaha yang mengimpor barang yang tergolong mewah.
 Objek yang menjadi dasar pengenaan pajak atas PPnBm ini merupakan penyerahan
BKP yang mewah yang dilakukan oleh pengusaha yang menghasilkan atau
memproduksi BKP yang mewah tersebut ke dalam daerah pabean dalam kegiatan
usahanya, dan penyerahan BKP yang mewah yang dilakukan oleh pengimpor yang
akan dikenakan pajak pertambahan nilai serta atas pajak penjualan barang atas barang
mewah
 Karakteristik ppnbm:
1. PPnBM adalah pungutan tambahan yang dapat dikenakan pada barang mewah
disamping PPN.
2. PPnBM dimaksudkan untuk menerapkan asas keadilan. Dimana konsumen yang daya
belinya tinggi membayar persentase pajak yang berbeda dengan konsumen dengan
daya beli biasa dan cenderung rendah.
3. PPnBM hanya akan dikenakan satu kali, yaitu pada saat impor atau saat penyerahan
BKP yang tergolong mewah. Yang mana dilakukan oleh pabrikan yang menghasilkan
BKP yang tergolong mewah tersebut.
4. PPnBM tidak dapat dikreditkan, hal ini untuk dapat mewujudkan tujuan pemberian
beban pajak tambahan.
5. Apabila BKP yang tergolong mewah diekspor, maka PPnBM yang dibayar berkaitan
dengan perolehan BKP dapat diminta kembali.

2. Uraikan subjek dan Objek dan Bukan Pajak Bumi dan Bangunan –Perdesaan dan Perkotaan.

Jawab:
 Subjek pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan
Subjek pajak: PBB P2 adalah org pribadi atau badan yang secara nyata mempunyai suatu
hak atas bumi/memperoleh manfaat atas bumi atau memiliki,menguasai,atau memperoleh
manfaat atas bangunan.
 Objek pajak:
1. Bumi adalah permukaan yg meliputi tanah dan perairan pedalamab serta laut wilayah
kabupaten/kota
2. Bangunan adlh konstruksi teknik yg ditanam atau dilekatkan secara tetap pada
tanah/perairan pedalaman atau laut.
Objek pajak yang tidak dikenakan PBB-P2 adlh objek pajak:
1. Digunakan oleh Pemerintah dan Daerah untuk penyelenggaraan Pemerintahan
2. Digunakan semata-mata untuk melayani kepentingan umum dibidang
Ibadah,social,kesehatan,Pendidikan dan kebudayaan nasional, yang tidak
dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan.
3. Digunakan untuk kuburan,peninggalan purbakala, atau yang sejenisnya dengan itu
4. D.Merupakan hutan lindung,hutan suaka alam,hutan wisata,taman nasional,tanah
penggebalaan yang dikuasai oleh desa dan tanah negara yang belum dibebani suatu
hak
5. Digunakan oleh Perwakilan diplomatic dan konsulat berdasarkan asas perlakukan
timbal balik;
6. Digunakan oleh Badan atau perwakilan lemabaga Internasional yang ditetapkan
dengan Peraturan Menteri Keuangan.

3. Jelaskan mengenai subjek dan Objek Bea Perolehan Hak atas Bumi dan Bangunan.

Jawab:
 Subjek Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan adalah orang pribadi atau badan
yang memperoleh hak atas suatu tanah dan bangunan. Subjek yang berkewajiban untuk
membayar pajak disebut wajib pajak BPHTB.
 Objek Pajak
Pemindahan hak karena :
1. Jual Beli;
2. Tukar mernukar;
3. Hibah;
4. Hibah wasiat;
5. Waris;
6. Pemasukan dalam perseroan atau badan hukum lain;
7. Pemisahan hak yang mengakibatkan peralitah;
8. Penunjukan pemberi dalam lelang.
Pemberian hak baru karena :
1. Kelanjutan pelepasan hak;
2. Diluar pelepasan hak.

4. Uraikan tentang Subjek dan Objek Bea Meterai menurut UU 10 tahun 2020.

Jawab:
 Subjek bea materai yaitu : Pihak yang menerima atau mendapat manfaat dari dokumen, kecuali
pihak-pihak yang bersangkutan menentukan lain. Dalam hal dokumen dibuat sepihak, misal
kwitansi, bea meterai terutang oleh penerima kwitansi
 Objek Bea Materai:
a. Dokumen yang dibuat sebagai alat untuk menerangkan mengenai suatu kejadian yang
bersifat perdata.
1. Surat perjanjian, surat keterangan, surat pernyataan, atau sejenisnya.
2. Akta notaris beserta grosse, salinan, dan kutipan.
3. Akta Pejabat Pembuat Akta Tanah beserta salinan dan kutipan.
4. Surat berharga dengan nama dalam bentuk apapun.
5. Dokumen transaksi surat berharga, dalan nama atau bentuk apapun.
b. Dokumen yang digunakan sebagai alat bukti di pengadilan.
1. Dokumen terkait lalu lintas orang dan barang seperti surat penyimpanan barang,
konosemen, surat angkutan penumpang dan barang, bukti pengiriman dan
penerimaan barang, surat pengiriman barang untuk dijual atas pengirim, dan surat
lain sejenisnya.
2. Segala bentuk ijazah.
3. Tanda terima pembayaran gaji, pensiun, tunjangan, dan pembayaran lain terkait
hubungan kerja.
4. Tanda bukti penerimaan uang negara dari kas negara, kas daerah, dan lembaga lain
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.
5. Kwitansi untuk segala jenis pajak dan penerimaan lainnya.
6. Tanda penerimaan uang untuk keperluan intern organisasi.

5. Jelaskan mengenai subjek dan Objek Pajak Daerah dan Retribusi Daerah serta contohnya pajak
Daerah Tingkat 1 dan PD Tingkat 2.

Jawab:
PAJAK DAERAH
 Subjek pajak daerah:
Pajak Daerah dibagi menjadi 2 yakni Pajak Provinsi dan Pajak Kabupaten/Kota.
Pajak daerah juga memiliki subjek dan objek pajaknya masing-masing. Salah satu
contohnya adalah Pajak Reklame yang mana objek pajaknya merupakan penyelenggara
atau pembuat reklamenya itu sendiri.
 Objek Pajak Daerah:
1. Pajak Hotel: jasa pelayanan hotel, losmen, penginapan, rumah kos, dan sejenisnya.
2. Pajak Restoran: penjualan makanan dan minuman dalam rumah makan, warung
makan, cafetaria, catering, dan sejenisnya (termasuk jasa boga).
3. Pajak Reklame: pemasangan papan iklan, billboard, videotron, megatron, spanduk,
banner, stiker, dan bentuk iklan lainnya.
4. Pajak Air Tanah: pengambilan dan pemanfaatan sumber air bawah tanah untuk tujuan
bisnis/komersial atau yang menunjang kegiatan komersial tersebut.
5. PBB-P2: objek tanah dan bangunan yang dimiliki, dikuasai, atau dimanfaatkan oleh
orang pribadi/badan selain fasilitas umum, keagamaan, dan sosial
RETRIBUSI DAERAH

 Subjek retribusi daerah: yaitu orang pribadi atau badan yang menggunakan/ menikmati
pelayanan barang, jasa, dan/atau perizinan.
 Objek pajak retribusi:
1.Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah
2. Retribusi Pasar Grosir dan/atau Pertokoan
3. Retribusi Tempat Pelelangan
4. Retribusi Terminal
5. Retribusi Tempat Khusus Parkir
6. Retribusi Tempat Penginapan/ Pesanggrahan/villa
7. Retribusi Penyedotan Kakus
8. Retribusi Rumah Potong Hewan
CONTOH PAJAK
A. Pajak Daerah Tingkat 1 (Pajak Provinsi)
Yang termasuk dalam Pajak Daerah tingkat 1 (Pajak Provinsi) adalah :
1. Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air
2. Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB)
3. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBB-KB)
4. Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah
5. Pajak Rokok
B. Pajak Daerah Tingkat 2 (Pajak Kota/Kabupaten)
Yang termasuk dalam Pajak Daerah tingkat 2 (Pajak Kota/Kabupaten) adalah :
1. Pajak Hotel
2. Pajak Restoran
3. Pajak Hiburan
4. Pajak Reklame
5. Penerangan Jalan
6. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan
HITUNGAN 50%.
1. Drs. Cecep,MM mempunyai 2 Rumah di Pe PT. Maju Terus sebagai PKP untuk bulan Desember
2022 mempunyai data sebagai berikut:
a.Tanggal 2 desember Import Barang dari Ukraina seharga $ 10.000 biaya asuransi 5%,Biaya kirim
6% dari harga barang, dikenakan Bea Masuk 10%, BMT 2% dan Biaya Pabean Rp.2.000.000
PPN 11%, PPbM 10%. (1 $ =rp.15.600).
b. Menjual barang ke Agen seharga Rp.111.000.000 sudah termasuk PPN 11%
c. Membeli bahan Baku dari PT ABC seharga Rp.25.000.000 dapat discount 10% blm ada PPN
d. Menjual Barang ke PT.AB seharga Rp.121.000.000 (trmasuk PPN 11%,PPnBM 10% .
hitung PP dan PPnBm yang terhutang utk Desember kapan setor dan lapor paling lama.
Jawaban:
a. Diketahui: $1 = Rp. 15.600 Biaya
beli = $10.000
Biaya asuransi = $ 500
Biaya angkut =$ 600
CIF = $ 11.100 x Rp. 15.600 = Rp. 173.160.000
Bea materai = 10% x Rp. Rp. 173.160.000 = Rp. 17.316.000
BMT = 2% x Rp. 173.160.000 = Rp. 3.463.200
NI (Nilai Impor) = Rp. 195.939.200
PPN 11% x Rp. 195.939.200 = Rp. 21.553.312 (Pajak masuk)
PPN 11% x Rp. 195.939.200
PPnBM 10% x Rp.195.939.200 = Rp. 19.593.920
b. Menjual HB = Rp 111.000.000
PPN = 11% × Rp 111.000.000 = Rp 12.210.000 (Pajak Keluar)
c. Beli Barang
Rp 25.000.000×10% = Rp 2.500.000
PPN = Rp 2.500.000×11% = Rp 275 (Pajak Masuk)
d. Menjual Barang = Rp 121.000.000
PPN = 11% × Rp 121.000.000 = Rp 13.310.000
DPP = 25/121 × Rp 121.000.000 = Rp 25.000.000
PPN = 11% × Rp 25.000.000 = Rp 2.750.000
PPN – BM = 10% × Rp 25.000.000 = Rp 2.500.000

2. rum Mertua Indah Jakarta-timur data tahun 2022 sebagai berikut:


a. Rumah 1 luas Bumi/tanah 200 M2 NJOP Rp.4.500.000 M2
Luas bangunan 120 M2 NJOP Rp.5.000.000 M2
b. Rumah 2 Luas Bumi/tanah 300 M2 NJOP Rp.5.500.000 M2
Luas Bangunan dua lantai peer lantai 150 M2 NJOP Rp.6.000.000M2
1. Hitung SPPT PBB-P2 yang terhutang thn 2022
2. Jika Rumah 1 dijual ke Dedi seharga Rp.Rp.2.000.000.000 dan rumah kedua diwariskan
ke Yanti anaknya. Hitung BPHTB dan PPh final.
Jawaban:
1) Hitung SPPT PBB-P2 yang terhutang thn 2022
a. Rumah 1 luas Bumi/tanah 200 M2 NJOP Rp. 4.500.000 M2 =Rp. 9.000.000.000
Luas bangunan 120 M2 NJOP Rp. 5.000.000 M2 =Rp. 600.000.000
Jumlah NJOP tanah dan bangunanRp. 1.500.000.000
SPPT PBB-P2 = 0,1% x Rp. 1.500.000.000 =1.500.000

Rumah 2 Luas Bumi/tanah 300 M2 NJOP Rp.5.500.000 M2 = Rp. 1.650.000.000


Luas Bangunan dua lantai per lantai 150 M2 NJOP Rp.6.000.000M2 =
Rp.1.800.000.000
Jumlah NJOP tanah dan bangunan Rp. 3.450.000.000
SPPT PBB-P2 = 0,2% x (Rp. 3.450.000.000 – Rp. 15.000.000) = Rp. 6.870.000
2) Jika Rumah 1 dijual ke Dedi seharga Rp.Rp.2.000.000.000 dan rumah kedua diwariskan ke
Yanti anaknya. Hitung BPHTB dan PPh final.
Biaya BPHTB yang harus dibayar Dedi
5% x (Rp. 1.500.000.000 – Rp. 150.000.000) = Rp. 67.500.000
PPh final Dedi
5% x Rp. 1.500.000.000= Rp. 75.000.000

Biaya BPHTB yang harus dibayar Yanti


50% X 5% x (Rp. 3.450.000.000 – Rp. Rp. 350.000.000) = Rp. 77 .500.000
PPh Final Yanti
5% x Rp. 3.450.000.000= Rp.172.500.000

Anda mungkin juga menyukai