Anda di halaman 1dari 16

Pendapatan PSAK 23 &

Aspek Perpajakanya

Oleh: Hendri Nur Ardiansyah. M.Ak


Pengertian
Menurut PSAK No. 23 revisi 2015, Pendapatan adalah
penghasilan yang timbul dari pelaksanaan aktivitas entitas yang
normal dan dikenal dengan sebutan yang berbeda seperti
penjualan, penghasilan jasa, bunga, dividen, royalti, dan sewa
Pengukuran
Pendapa diuukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau
dapat diterima. Nilai wajar tersebut diukur dengan nilai wajar
imbalan yang diterima atau dapat diterima dan dikurangi diskon
dagang atau rabat volume,
Pengakuan Penjualan
Barang
Pendapatan dari penjualan barang diakui jika seluruh kondisi pada
transaksi penjualan barang memenuhi syarat atau kondisi sebagai
berikut
1. Entitas telah memindahkan resiko dan manfaat kepemilikan barang
secara signifikan kepada pembeli
2. Entitas tidak lagi melanjutkan pengelolaan yang biasanya terkait
dengan kepemilikan atas barang ataupun melakukan pengendalian
efektif atas barang yang dijual
3. Jumlah pendapatan diukur denga andal
4. Kemungkinan besar menfaat ekonomi yang terkait dengan transaksi
tersebut akan mengalir ke entitas
5. Biaya yang terjadi atau akan terjadi sehubungan transaksi penjualan
tersebut dapat diukur secara andal
Pengakuan Penjualan Jasa
Jika hasil penjualan dapat diakui secara andal maka pendapatan
dari penjualan jasa dapat diakui dengan acuan tingkat
penyelesaian transaksi pada akhir periode pelaporan.
1) Jumlah pendapatan dapat diukur andal
2) Kemungkinan manfaat ekonomi sehubungan dengan
transaksi penjualan jasa akan mengalir ke entitas
3) Tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada kahir periode
pelaporan dapat diukur secara andal
4) Biaya yang timbul untuk transaksi dan biaya untuk
menyelesaikan transaksi tersebut dapat diukur secara andal
Pengakuan Penjualan Jasa
Metode untuk mengestimasi tingkat penyelesaian transaksi jasa
a) Survei pekerjaan yang telah dilaksanakan
b) Jasa yang dilakukan hingga tanggal tertentu sebagai
prosentase dari total hasa yang dilakukan
c) Proporsi biaya yang timbul hingga tanggal tertentu dibagi
estimasi total biaya
Pengungkapan
Entitas mengungkapkan
1) Kebijakan akuntansi yang digunakan untuk pengakuan pendapatan termasuk metode
yang digunakan menentukan penyelesaian transaksi penjualan jasa
2) Jumlah setiap kategori signifikan dari pendapatan yang diakui selama periode tersebut
termasuk pendapatan yang berasal dari penjualan barang, penjualan jasa, bunga royalti
dan deviden
3) Jumlah pendapatan yang berasal dari pertukaran barang atau jasa yang tercakup dalam
setiap kategori signifikan dari pendapatan
Aspek Perpajakan Pada
Pendapatan
 Penghasilan Terutang PPN

 Penghasilan Terutang PPH


Penghasilan Terutang
PPN
A. PKP
Pengusaha Kena Pajak atau PKP adalah pengusaha yang melakukan penyerahan
barang kena pajak (BKP) dan/atau penyerahan jasa kena pajak (JKP) yang
dikenakan pajak berdasarkan Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai.
• Pengusaha dengan pendapatan bruto atau omzetnya mencapai Rp4,8 miliar
dalam satu tahun buku
• Tidak terbatas pada satu bentuk badan hukum usaha tertentu, misalnya
Perseroan Terbatas (PT). Badan usaha selain PT seperti CV, Perusahaan
Dagang (PD), koperasi, usaha kecil menengah (UKM), maupun perusahaan
perorangan berhak mengajukan
• Telah melewati proses survei yang telah dilakukan pihak KPP atau tempat
Wajib Pajak (WP) terdaftar
• Telah melengkapi dokumen dan syarat dari pengajuan PKP atau pengukuhan
menjadi PKP
Penghasilan Terutang
PPN
B. Objek PPN

1) Penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) dan/atau Jasa Kena Pajak


(JKP) di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh pengusaha
2) Impor BKP dan/atau pemanfaatan JKP/BKP Tak Berwujud dari
luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean
3) Ekspor BKP dan/atau JKP
4) Kegiatan membangun sendiri yang dilakukan tidak dalam
kegiatan usaha atau pekerjaan oleh orang pribadi atau badan
5) Penyerahan aktiva oleh PKP yang menurut tujuan semula aktiva
tersebut tidak untuk diperjualbelikan, sepanjang PPN yang
dibayar pada saat perolehannya dapat dikreditkan
Penghasilan Terutang
PPN
C. Barang Kena Pajak (BKP)
Barang Kena Pajak (BKP) merupakan barang berwujud yang menurut sifat atau hukumnya dapat
berupa barang bergerak atau barang tidak bergerak, dan barang tidak berwujud, yang dikenakan
pajak berdasarkan UU PPN.
Barang yang Tidak Dikenai PPN (Non-BKP)

a) Barang hasil pertambangan, penggalian, pengeboran yang diambil langsung dari


sumbernya:
b) Barang kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan oleh rakyat banyak
c) Makanan dan minuman yang disajikan di hotel, restoran, rumah makan
d) Uang, emas batangan, dan surat berharga (misalnya saham, obligasi)
e) minyak mentah (crude oil) gas bumi, tidak termasuk gas bumi seperti elpiji yang siap
dikonsumsi langsung oleh masyarakat
f) panas bumi
g) Asbes, batu tulis, batu setengah permata, batu kapur
h) bijih besi, bijih timah, bijih emas, bijih tembaga, bijih nikel, bijih perak, serta bijih bauksit.
Penghasilan Terutang
PPN
D. Jasa Kena Pajak (JKP)
Jasa Kena Pajak (JKP) merupakan setiap kegiatan pelayanan berdasarkan surat perikatan atau
perbuatan hukum yang menyebabkan suatu barang, fasilitas, kemudahan, atau hak tersedia untuk
dipakai, termasuk jasa yang dilakukan untuk menghasilkan barang pesanan atau permintaan
dengan bahan dan/atau petunjuk dari pemesan, yang dikenakan pajak berdasarkan UU PPN.
E. Jasa yang Tidak Dikenai PPN (Non JKP)
• Jasa pelayanan kesehatan medis
• Jasa pelayanan sosial
• Jasa pengiriman surat dengan perangko
• Jasa keuangan
• Jasa asuransi
• Jasa keagamaan
• Jasa Pendidikan
• Jasa kesenian dan hiburan
• Jasa penyiaran yang tidak bersifat iklan
• Dll
Penghasilan Terutang
PPN
F. Tarif PPN
• Tarif PPN adalah sebesar 10%
• Mengingat PPN adalah pajak yang dikenakan atas konsumsi BKP di dalam
Daerah Pabean, maka ekspor BKP dan ekspor JKP tertentu dikenai PPN
dengan tarif 0%.

G. Dasar Pengenaan PPN


PPN terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif PPN dengan Dasar
Pengenaan Pajak (DPP) yang meliputi:
• Harga Jual
• Penggantian
• Nilai Impor
• Nilai Ekspor
• Nilai lain
Penghasilan Terutang
PPN
H. Pengecualian PKP
• Pengecualian pengukuhan sebagai PKP diberikan bagi
pengusaha kecil yang batasannya ditetapkan oleh Menteri
Keuangan.
• Pada saat ini, batasan pengusaha kecil tersebut diatur dalam
PMK 197/PMK.03/2013, yaitu pengusaha yang melakukan
penyerahan BKP dan/atau JKP dengan omzet tidak lebih dari
Rp4,8 miliar setahun.
• Namun, UU PPN memberikan ruang bagi pengusaha kecil
dimaksud untuk dapat dikukuhkan menjadi PKP yang diatur
lebih lanjut dalam PMK 40/PMK.03/2010.
Penghasilan Terutang
PPN
I. Saat Terutang PPN
1) Saat penyerahan, impor, pemanfaatan, atau ekspor.
2) Saat pembayaran, jika dilaksanakan lebih dahulu.
3) Saat – saat lain.
 Untuk BKP Berwujud, saat penyerahan kepada pihak pengirim.
 Untuk BKP Tak Berwujud, saat pengakuan piutang, penagihan, atau saat penandatangan
kontrak.
 Untuk penyerahan akibat perubahan bentuk, penggabungan, atau pemekaran usaha, saat
hasil RUPS ditetapkan.
J. Tempat Terutang PPN
4) Tempat pengukuhan PKP (berlaku atas penyerahan BKP atau JKP)
5) Tempat dimasukkannya BKP (Berlaku atas Impor)
6) Tempat kedudukan pihak yang memanfaatkan (Berlaku atas pemanfaatan BKP-TB atau JKP
di dalam daerah pabean)
7) Tempat bangunan didirikan (Berlaku atas kegiatan membangun sendiri)
8) Tempat kedudukan kantor cabang (Berlaku atas penyerahan antar cabang)
Penghasilan Terutang
PPH
Penghasilan Objek Pajak (Badan)
Penghasilan Objek PPH 23
Penghasilan Objek PPH 4 (2)
Penghasilan Objek PPH 22
Penghasilan Objek PPH Orang Pribadi Psl 17

Anda mungkin juga menyukai