Anda di halaman 1dari 2

Apa sih PPN Masukan dan Keluaran?

PPN Masukan dan Keluaran tersebut intinya adalah untuk menghitung


seberapa besar PPN yang perlu wajib pajak setorkan ke pemerintah, berikut
penjelasan lengkapnya :

PPN Masukan
PPN Masukan adalah pajak yang telah dipungut oleh PKP pada saat
Pembelian Barang/Jasa Kena Pajak (BKP/JKP) dalam masa pajak tertentu.
Pajak Masukan dapat dijadikan Kredit Pajak untuk memperhitungkan sisa
pajak terhutang. PPN masukan juga bisa disebut dalam bahasa inggris
sebagai VAT in (Value Added Tax In).
Singkatnya jika pemilik usaha sebagai PKP melakukan pembelian barang,
lalu barangnya ada unsur PPN-nya, maka itu menjadi Pajak Masukan bagi
pemilik usaha.

PPN Keluaran
PPN Keluaran adalah Pajak yang akan dipungut ketika PKP melakukan
Penjualan Barang/Jasa Kena Pajak dalam masa pajak tertentu. Setiap pemilik
usaha yang sudah menjadi PKP wajib mengenakan Pajak atas Barang/Jasa
yang dijualnya. Pajak Keluaran juga sering disebut sebagai VAT Out (Value
Added Tax Out).
Di akhir masa pajak, PKP harus menghitung besaran PPN Keluarannya untuk
dibayarkan ke Kantor Pajak. Jika PKP memiliki saldo Pajak Masukan maka saldo
tersebut dapat dikreditkan (dikurangi) dari besaran PPN Keluarannya dalam masa
pajak yang sama.

PPN Terhutang = PPN Keluaran – PPN Masukan


Dalam hal nilai PPN Keluaran lebih besar daripada PPN Masukan, maka hal itu
disebut Kurang Bayar dan nilainya harus disetorkan dan dilaporkan ke Kantor Pajak.
Namun, jika dalam satu masa pajak tertentu nilai Pajak Masukan lebih besar daripada
PPN Keluaran (lebih bayar), maka nilainya bisa dikompensasikan (digunakan sebagai
kredit) untuk masa pajak berikutnya.
Contoh Perhitungan Kurang Bayar
Di bulan Februari 2019, untuk menambah stok yang sudah ada, PKP melakukan
pembelian barang Persediaan sejumlah 100 unit Kaos dengan harga satuan IDR
70.000, belum termasuk PPN.

Total pembelian = 100 x 70.000 = 7.000.000


PPN Masukan = 7.000.000 x 10% = 700.000
Lalu di bulan yang sama juga, PKP berhasil menjual barangnya sebanyak 80 unit
dengan harga jual 100.000, belum termasuk PPN.

Total penjualan = 80 x 100.000 = 8.000.000


PPN Keluaran = 8.000.000 x 10% = 800.000

Maka perhitungan Pajak Terhutang untuk Masa Pajak Februari 2019 adalah sbb:

PPN Terhutang = PPN Keluaran – PPN Masukan


PPN Terhutang = 800.000 – 700.000 = 100.000
Nominal 100.000 inilah yang harus disetorkan dan dilaporkan ke Kantor Pajak.

Anda mungkin juga menyukai