Dalam akuntansi pajak diperlukan pemahaman perpajakan yang baik oleh Wajib Pajak agar tidak
terjadi kesalahan dalam pencatatan jurnal baik untuk Pajak Penghasilan (PPh) maupun Pajak
Pertambahan Nilai (PPN). Kali ini, pajak.io akan membahas mengenai jurnal akuntansi pajak untuk
transaksi jenis PPN.
Akuntansi pajak untuk PPN ini berkaitan untuk transaksi PPN Keluaran, PPN Masukan dan PPN
Kurang/Lebih Bayar (KB/LB).
PPN Keluaran adalah PPN yang dipungut pada saat penjualan/penyerahan Barang Kena Pajak
(BKP) atau Jasa Kena Pajak (JKP). Pada saat penjualan BKP/JKP dapat dilakukan secara tunai dan
kredit. Selain itu, dalam penjualan BKP/JKP juga tidak dipungkiri akan ada retur. Berikut jurnalnya.
Penjualan Tunai: contohnya adalah pada tanggal 1 Juli 2017, PT Y menjual BKP secara
tunai seharga Rp 5.000.000. Maka, atas transaksi tersebut akan dicatat oleh perusahaan
sebagai berikut:
Kas Rp 5.500.000
Penjualan Rp 5.000.000
Penjualan Kredit: contohnya adalah pada tanggal 1 Juli 2017, PT Y menjual BKP secara
kredit seharga Rp 6.000.000. Maka, atas transaksi tersebut akan dicatat oleh perusahaan
sebagai berikut:
Penjualan Rp 6.000.000
Retur Penjualan Tunai: contohnya adalah pada tanggal 8 Juli 2017 barang yang dijual oleh
PT Karimun pada tanggal 5 Juli 2017, dikembalikan karena rusak senilai Rp 500.000. Maka,
atas transaksi tersebut akan dicatat oleh perusahaan sebagai berikut:
Kas Rp 550.000
Retur Penjualan Kredit: contohnya adalah pada tanggal 10 Juli 2017 barang yang dijual
oleh PT Karimun pada tanggal 7 Juli 2017, dikembalikan karena rusak senilai Rp 500.000.
Maka, atas transaksi tersebut akan dicatat oleh perusahaan sebagai berikut:
Retur Penjualan Rp 500.000
PPN Masukan adalah PPN yang dibayar perusahaan pada saat pembelian atau impor BKP, atau
pada saat perusahaan menerima JKP. Pada saat pembelian BKP/JKP pun dapat dilakukan dengan
tunai dan kredit. Selain itu, dalam pembelian BKP/JKP juga berkaitan dengan retur. Berikut
jurnalnya.
Pembelian Tunai: contohnya pada tanggal 1 Agustus 2017, PT A membeli BKP secara tunai
seharga Rp 6.000.000. Maka, atas transaksi tersebut akan dicatat oleh perusahaan sebagai
berikut:
Pembelian Rp 6.000.000
Kas Rp 6.600.000
Pembelian Rp 6.000.000
Retur Pembelian Tunai: contohnya pada tanggal 3 Agustus 2017 barang yang dibeli oleh
PT A pada tanggal 1 Agustus 2017, dikembalikan karena rusak senilai Rp 500.000. Maka,
atas transaksi tersebut akan dicatat oleh perusahaan sebagai berikut:
Kas Rp 550.000
Retur Pembelian Kredit: contohnya pada tanggal 3 Agustus 2017 barang yang dijual oleh
PT A pada tanggal 1 Juli 2017, dikembalikan karena rusak senilai Rp 500.000. Transaksi
tersebut akan dicatat oleh perusahaan sebagai berikut:
Dalam pelaksanaan PPN, Pengusaha Kena Pajak (PKP) mengkreditkan Pajak Masukan dalam suatu
masa dengan Pajak Keluaran dalam masa pajak yang sama. Apabila dalam masa pajak tersebut
lebih besar Pajak Keluaran, kelebihan Pajak Keluaran harus disetorkan ke kas negara. Jika dalam
masa pajak tersebut Pajak Masukan lebih besar dari Pajak Keluaran, kelebihan Pajak Masukan
dapat dikompensasikan ke masa pajak berikutnya atau dimintakan restitusi.
Contohnya terjadinya PPN KB karena PPN Keluaran lebih besar dari pada PPN Masukan. PPN
Keluaran PT XYZ di akhir periode Januari 2017 sebesar Rp 15.000. PPN Masukan PT XYZ di akhir
periode Januari 2017 sebesar Rp 10.000. Kemudian, PPN Retur Pembelian PT XYZ di akhir periode
Januari 2018 sebesar Rp 1.000. Maka, besarnya PPN Kurang Bayar = Rp 15.000 – (Rp 10.000 – Rp
1.000) = Rp 6.000
Jurnal Pembayaran:
Kas Rp 6.000
Dalam Akuntansi, Maksud Jurnal PPN Masukan ( vat in ) Dan Keluaran Adalah?
Dalam akuntansi pajak, diperlukan pemahaman tentang perpajakan yang baik oleh Wajib Pajak agar
tidak terjadi kesalahan dalam pencatatan jurnal baik untuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN).
Membuat Jurnal PPN Masukan dan Keluaran adalah hal yang penting untuk dipahami.
Arikel ini akan membahas lebih lanjut tentang:
Kas 220.000
Penjualan 200.000
Perhatikan bahwa, kas yang diterima adalah Rp220.000.000 yaitu harga jual dan PPN yang
dipungut.X
Nilai Penjualan sebesar Rp200.000 dan utang pajak keluaran Rp20.000.
Jika penjualan kredit, maka akun kas diganti dengan akun piutang dagang.X
Jurnal Akuntansi PPN Masukan
PPN masukan adalah piutang karena PPN yang dibayar dapat diklaim ke negara.
Akun Pajak Masukan ada di bagian kredit dalam jurnal akuntansi.X
Misalnya, pada tanggal 06 Oktober 2017 PT DEF (PKP) membeli barang untuk persediaan barang
dagangannya dari PT. UVW (PKP).
Harga belinya adalah Rp50.000,- dan PPN masukan yang dibayar adalah Rp5.000,-.
Jurnal akuntansinya adalah:
Akun Debit Kredit
Pembelian 50.000
Kas 55.000
Kas yang dikeluarkan adalah Rp55.000 yang terdiri dari harga beli Rp50.000 dan PPN
masukan Rp5.000 (10% dari Harga Beli).
Jika pembelian dilakukan secara kredit, akun kas diganti dengan utang dagang.
Jurnal Akuntansi Pembayaran PPN
Seluruh pajak keluaran dan pajak masukan selama sebulan diperhitungkan dalam SPT
Masa PPN.X
Jika PK lebih besar dari PM maka PKP masih harus membayar selisihnya ke kas negara.
Berdasarkan contoh PT. DEF di atas, dengan asumsi tidak ada transaksi lain,
maka Jurnal perhitungannya adalah sebagai berikut :X
Akun Debit Kredit
Pajak Keluaran 20.000
Pajak Masukan – 5.000
Kas – 15.000
Kelola Pajak Lebih Mudah Dengan Bantuan Aplikasi Jurnal By Mekari
Membalikkan perkiraan Pajak Keluaran dan Pajak Masukan, maka utang piutang PPN ini adalah
seolah-olah sudah dilunasi.
Selisih pajak keluaran di atas pajak masukan Rp15.000,- merupakan kewajiban PKP untuk
melunasinya.
Nah, beberapa hal yang perlu Anda ketahui dari jurnal pajak pertambahan nilai atau jurnal PPN
Masukan ( vat in ) dan Keluaran adalah seperti telah dijelaskan diatas. X
Membuat jurnal adalah hal penting yang harus dilakukan oleh sebuah badan usaha.X
Cara Menghitung PPN Masukan dan PPN Keluaran, PKP Wajib Paham
Agar dalam memenuhi kewajiban atas PPN yang dipungut dan disetor ke kas negara, sebagai PKP
wajib memahami cara menghitung PPN Masukan dan PPN Keluaran adalah. Sudah tahu apa
itu Pajak Masukan dan Pajak Keluaran? Klikpajak by Mekari akan mengulas penjelasan PPN
Masukan dan PPN Keluaran adalah dan perhitungan pajak keluaran adalah yang harus diketahui
setiap PKP.
Dalam dunia bisnis, khususnya untuk Sobat Klikpajak yang berstatus sebagai Pengusaha Kena
Pajak (PKP), tentu sudah tidak asing dengan istilah Pajak Pertambahan Nilai atau PPN maupun
katentuan Pajak Masukan dan Pajak Keluaran, serta yang dimaksud PPN keluaran adalah juga pajak
keluaran adalah bagian dari transaksi perpajakan perusahaan.
Pajak ini merupakan pajak yang dikenakan atas transaksi Barang Kena Pajak (BKP) dan/atau Jasa
Kena Pajak (JKP) yang berada di wilayah kepabeanan Indonesia. X
Karena terdapat dua pihak dalam transaksi, yakni penjual dan pembeli, maka terdapat dua jenis
perhitungan PPN, yakni PPN Masukan dan PPN Keluaran atau biasa disebut Pajak Masukan dan
Pajak Keluaran.
Pajak Pertambahan Nilai yang dikenakan memang hanya satu kali pada setiap transaksi. Namun
kedua belah pihak harus memiliki dokumen resmi dan sah untuk mencatat Pajak Masukan dan Pajak
Keluaran yang sudah menjadi kewajibannya ini.
Tentu saja, berkas Faktur Pajak yang digunakan juga berbeda, yakni Faktur Pajak Masukan dan
Faktur Pajak Keluaran.
Sebelum masuk pada pembahasan yang lebih mendalam tentang Pajak Masukan dan Pajak Keluaran
serta cara menghitung PPN Masukan dan PPN Keluaran, Klikpajak.id akan kembali mengingatkan
Sobat Klikpajak pentingnya kelola pajak dan keuangan bisnis yang efektif dan efisien. X
Sehingga urusan perpajakan perusahaan dapat membantu kinerja usaha lebih baik lagi.
“Serahkan semua urusan perpajakan dan keuangan perusahaan melalui support system yang lengkap
dan terintegrasi guna mendukung kinerja perusahaan serta perkembangan bisnis Sobat Klikpajak.”
Daftar Isi
1 Perbedaan Penghitung Pajak Masukan dan Pajak Keluaran
1.1 Kaitan PPN Masukan dan Keluaran dengan Faktur Pajak & Sistem Pengkreditan Pajak
2 Contoh Perhitungan Masing-Masing PPN
2.1 a. Perhitungan PPN Keluaran (Pajak Keluaran)
2.2 b. Perhitungan PPN Masukan (Pajak Masukan)
3 Cara Mudah Kelola PPN Masukan dan Keluaran
4 Kenapa urus Faktur Pajak lebih mudah di Klikpajak?
Kaitan PPN Masukan dan Keluaran dengan Faktur Pajak & Sistem Pengkreditan
Pajak
Sebelumnya telah dijelaskan sekilas mengenai Faktur Pajak. Ini merupakan dokumen penting setiap
kali PKP melakukan transaksi terkait Barang Kena Pajak dan Jasa Kena Pajak.
Isinya adalah detail transaksi yang terjadi, mulai dari identitas kedua belah pihak, komoditas yang
diperjualbelikan, PPN dan PPnBM (Pajak Penjualan atas Barang Mewah) yang menjadi kewajiban,
serta info detail lainnya.
Jadi, untuk dapat menerbitkan Faktur Pajak, Sobat Klikpajak harus dikukuhkan menjadi PKP
terlebih dahulu.
Laporan pajak yang menggunakan Faktur Pajak Keluaran disampaikan PKP Penjual pada DJP
setelah transaksi dilakukan.
Kemudian, Faktur Pajak Masukan dibuat oleh PKP Pembeli untuk diverifikasi nilainya dengan
dibandingkan pada Faktur Pajak Keluaran.
Bila terdapat selisih antara jumlah total kedua faktur pajak ini, akan diselesaikan dengan apa yang
disebut Kredit Pajak.
Kredit pajak sendiri berarti penyelesaian selisih Pajak Pertambahan Nilai yang terjadi antara kedua
faktur pajak yang dilaporkan.X
Hal ini bukanlah pelanggaran hukum perpajakan, namun sebuah kewajaran.
Nantinya, selisih ini dapat diselesaikan dengan pembayaran kekurangan pajak (jika pajak masukan
lebih kecil) atau klaim pajak atau kompensasi pajak (jika pajak masukan lebih besar).
Pembayaran kekurangan pajak bisa dilakukan pada periode selanjutnya untuk menutup jumlah
kekurangan yang ada.
Sedangkan ketika pajak masukan lebih besar, maka PKP dapat melakukan klaim, dan nantinya
jumlah kelebihan bayar akan digunakan untuk mengurangi jumlah pajak pada periode berikutnya.
Ini yang disebut sebagai kompensasi pajak yang bisa diterima oleh PKP.
Jurnal PPn Masukan Dan PPn Keluaran Kurang Atau Lebih Bayar
Jurnal PPn Masukan dan PPn keluaran kurang atau lebih bayar pada ACCURATE Accounting Software | PPn ( Pajak
Pertambahan Nilai ) adalah pajak yang dikenakan atas setiap pertambahan nilai dan/atau jasa dalam peredaran nya
dari produsen ke konsumen. Atau pajak atas konsumsi barang dan jasa didaerah pabean yang dikenakan secara
bertingkat disetiap jalur produksi dan distribusi. Namun jika PPn masukan & PPn Keluaran Anda kurang/lebih bayar
bagaimana cara mengatasinya?
1. Kurang Bayar
Akhir Bulan PPn Keluaran 800.000, PPn Masukan 350.000, buat Jurnal di Akhir Bulan (Activities | General
Ledger | Journal Voucher) :
(Dr)PPn Keluaran 800.000
(Cr)Cash/Bank 450.000
Akhir Bulan PPn Keluaran 800.000, PPn Masukan 1.000.000, buat Jurnal di Akhir Bulan (Activities | General
Ledger | Journal Voucher) :
(Dr)PPn Keluaran 800.000
(Cr)PPn Masukan 800.000
Sehingga Di Buku Besar kita saldo PPn Masukan masih 200.000 yang dapat dikompensasikan ke bulan
berikutnya/lanjut ke perhitungan ke periode berikutnya.
Daftar Isi
1 Sekelumit Pengertian PPN dan Kaitannya dengan e-Faktur
1.1 a. PPN Terutang
1.2 b. PPN Keluaran dan PPN Masukan
1.3 c. Penerbitan e-Faktur
1.4 d. Selisih PPN Keluaran dan Masukan
2 Menyetorkan PPN ke Kas Negara
2.1 Ketentuan Penyetoran PPN
3 Dasar Penghitungan PPN
4 Cara Menghitung PPN
4.1 1. PPN terhadap DPP dari Harga Jual
4.2 2. PPN terhadap DPP Penggantian
4.3 3. PPN terhadap DPP Nilai Impor
4.4 4. PPN terhadap DPP Nilai Ekspor
4.5 5. PPN terhadap DPP Nilai Lain
5 Alur Contoh Perhitungan PPN dalam e-Faktur dan SPT Masa PPN
5.1 a. Contoh Perhitungan PPN Keluaran
5.2 b. Contoh Perhitungan PPN Masukan
6 Menghitung PPN Terutang
6.1 Cara Menghitung PPN Terutang
6.2 1. Contoh Perhitungan PPN Kurang Bayar
6.3 2. Contoh Perhitungan PPN Lebih Bayar
6.4 3. Contoh Perhitungan PPN Nihil
7 Membuat Faktur Pajak
8 Fitur Lainnya di Klikpajak
8.1 e-Bupot Klikpajak
8.2 e-Filing Klikpajak
8.3 Ketahui Batas Waktu Bayar dan Lapor SPT Pajak
8.4 e-Billing Klikpajak
9 Terintegrasi dengan Aplikasi Akuntansi ‘Online’
10 Tim ‘Support’ Klikpajak Siap Membantu Anda!
a. PPN Terutang
Namun PPN yang dipungut PKP ini tidak serta merta langsung disetorkan ke negara.
PKP akan menghitung terlebih dahulu berapa besar jumlah PPN Masukan dan PPN
Keluaran selama transaksi BKP/JKP dalam masa pajak. Ini disebut PPN Terutang. X
Dalam proses penghitungan PPN Terutang inilah terlebih dahulu harus dibuat Faktur
Pajak Elektronik atau e-Faktur.
Jadi, Faktur Pajak dibuat untuk mengetahui berapa jumlah PPN Terutang yang harus
disetorkan ke negara.
Ilustrasi membuat e-Faktur dan rincian menghitung PPN
SSP atau sarana administrasi lainnya harus divalidasi dengan NTPN (Nomor Transaksi Penerimaan
Negara)
Pembayaran diakui lunas jika tanggal bayar yang tertera pada Bukti Penerimaan Negara (BPN) sesuai
validasi Modul Penerimaan Negara (MPN)
Satu formulir SSP hanya untuk 1 jenis pajak, 1 Masa Pajak atau Tahun Pajak atau bagian Tahun Pajak, 1
surat ketetapan pajak, surat tagihan pajak, surat ketetapan pajak PBB (Pajak Bumi dan Bangunan) atau
surat tagihan pajak PBB
Bentuk formulir SSP dibuat dalam rangka 4, yakni kembar ke-1 untuk arsip Wajib Pajak (WP), lembar
ke-2 untuk PPN, lembar ke-3 untuk dilaporkan oleh WP ke KPP, dan lembar ke-4 untuk bank persepsi
atau kantor pos dan gitu
Mata uang yang digunakan untuk menyetor pajak adalah dalam mata uang rupiah
engecualian yang bisa menggunakan mata uang asing adalah WP yang telah mendapat izin
menyelenggarakan pembukuan dalam Bahasa Inggris dan mata uang dolar Amerika Serikat, melakukan
pembayaran PPh Pasal 25, PPh Pasal 29, dan PPh Final yang dibayarkan sendiri oleh WP serta surat
ketetapan pajak dan surat tagihan pajak yang diterbitkan dalam mata uang dolar AS.
Ilustrasi penyerahan barang kena pajak yang kena PPN dan perlu diketahui cara menghitung PPN
Dasar Penghitungan PPN
Dalam menghitung PPN, harus didasarkan pada Dasar Pengenaan Pajak (DPP).
DPP adalah jumlah harga jual, penggantian, nilai impor, nilai ekspor atau nilai lain
yang digunakan sebagai dasar untuk menghitung pajak terutang.
Simulasi perhitungan PPN;
Karena PPN yang dipungut PKP penjual dari pembeli itu belum disetorkan ke
pemerintah, maka disebut PPN Terutang. PPN ini dihitung dengan cara mengalikan
tarif PPN dengan DPP tersebut.
Perhitungan PPN dapat dirumuskan:
PPN = DPP x Tarif PPN
= Rp25.000.000 x 10%
= Rp2.500.000
PPN sebesar Rp2.500.000 ini merupakan Pajak Keluaran yang dipungut oleh PKP A.
= Rp50.000.000 x 10%
= Rp5.000.000
3. PPN terhadap DPP Nilai Impor
Importir C mengimpor Barang Kena Pajak (BKP) berupa perlengkapan elektronik dari
luar daerah pabean dengan nilai impor Rp100.000.000
PPN yang dipungut melalui Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) adalah:
= Nilai Impor Perlengkapan Elektronik x Tarif PPN
= Rp100.000.000 x 10%
= Rp10.000.000
PPN sebesar Rp10.000.000 ini merupakan Pajak Masukan yang dibayar oleh importir C.
= Rp250.000.000 x 0%
= Rp0
PPN sebesar Rp0 ini merupakan Pajak Keluaran yang dibayar oleh PKP D. Tarif PPN 0% ini dikenakan pada kegiatan ekspor.
= Rp100.000
Dengan demikian jumlah uang yang harus dibayar PT Toko Serba Lengkap kepada PT Kargo Cepat adalah:
= (Biaya pengiriman paket + PPN 1%)
= Rp10.000.000 + Rp100.000
= Rp10.100.000
PPN sebesar Rp250.000.000 ini merupakan Pajak Keluaran yang dipungut oleh PKP PT AAA dari PT BBB.
PPN sebesar Rp250.000.000 ini merupakan Pajak Masukan yang dibayarkan PT AAA ke PT CCC sebagai pemungut PPN.
PPN Lebih Bayar, artinya PKP bisa melakukan restitusi atau mengkreditkan untuk masa pajak
selanjutnya.
PPN Nihil, artinya PKP tidak memiliki PPN kurang bayar yang harus disetorkan ke negara, juga tidak
bisa melakukan restitusi maupun mengkreditkan PPN untuk masa pajak berikutnya.
Kemudian PT AAA juga melakukan pembelian bahan baku produksi alas kaki sebesar
Rp10.000.000.000 dari 3 perusahaan penyedia bahan baku.
Berikut rincian PPN Masukan PT AAA selama September 2020:
No. Nama Bahan Baku Total Harga PPN
1. PT CCC Aksesoris Rp2.500.000.000 x 10% = Rp250.000.000
Maka, perhitungan PPN Terutang dari hasil penghitungan Pajak Keluaran (PPN
Keluaran) dan Pajak Masukan (PPN Masukan) pada bulan September 2020 adalah:
PPN Keluaran PT AAA September 2020
No. Nama PPN Keluaran
1. PT BBB = Rp250.000.000
2. PT DDD = Rp750.000.000
3. PT EEE = Rp1.125.000.000
4. PT FFF = Rp1.250.000.000
PPN Masukan PT AAA September 2020
No. Nama PPN Masukan
1. PT CCC Rp250.000.000
2. PT HHH Rp350.000.000
PPN Masukan
= Rp5.125.000.000 – Rp1.000.000.000
Karena pada penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) Masa PPN bulan September
2020 ini mengalami PPN Kurang Bayar, maka PT AAA harus menyetorkan PPN
Kurang Bayar sebesar Rp4.125.000.000 tersebut ke kas negara.
Kemudian PT AAA juga melakukan pembelian bahan baku produksi alas kaki
diantaranya aksesoris sebesar Rp3.500.000.000 dari PT SSS, sol sepatu sebesar
Rp4.500.000 dari PT UUU, kulit bahan sebesar Rp5.500.000.000 dari PT YYY, dan
perlengkapan operasional lainnya sebesar Rp2.500.000.000 dari PT RRR.
Berikut rincian PPN Masukan PT AAA selama Oktober 2020:
No. Nama Jenis Bahan Baku Total Harga PPN
Maka, perhitungan PPN Terutang dari hasil penghitungan Pajak Keluaran (PPN
Keluaran) dan Pajak Masukan (PPN Masukan) pada bulan Oktober 2020 adalah:
PPN Keluaran PT AAA Oktober 2020
No. Nama PPN Keluaran
1. PT BBB = Rp250.000.000
2. PT DDD = Rp325.000.000
PPN Masukan PT AAA Oktober 2020
No. Nama PPN Masukan
1. PT SSS = Rp350.000.000
2. PT UUU = Rp450.000.000
3. PT YYY = Rp400.000.000
4. PT RRR = Rp250.000.000
PPN Terutang PT AAA Oktober 2020
Dari perhitungan PPN Keluaran dan PPN Masukan PT AAA tersebut, PPN Terutang
pada bulan Oktober 2020 ini adalah:
PPN Keluaran
PPN Masukan
Total PPN Masukan Oktober 2020 = Rp1.450.000.000
= Rp1.000.000.000 – Rp1.450.000.000
Karena pada penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) Masa PPN bulan Oktober 2020
ini mengalami PPN Lebih Bayar, maka PT AAA bisa mengajukan restitusi PPN Lebih
Bayar sebesar Rp450.000.000 tersebut ke DJP.
Atau, PT AAA bisa mengkreditkan kembali untuk periode berikutnya.
Kemudian PT AAA pada bulan November 2020 ini juga melakukan pembelian barang
kena pajak berupa bahan baku produksi alas kaki yakni aksesoris dari PT CCC sebesar
Rp500.000.000, sol sepatu PT HHH sebesar Rp2.000.000.000, dan kulit bahan dari PT
KKK sebesar Rp2.500.000.000, lalu mesin produksi sebesar Rp15.000.000.000 dari
PT JJJ, dan perlengkapan produksi lainnya Rp1.500.000.000 dari PT QQQ.
Berikut rincian PPN Masukan PT AAA selama November 2020:
No. Nama Jenis Barang Total Harga PPN
Maka, perhitungan PPN Terutang dari hasil penghitungan Pajak Keluaran (PPN
Keluaran) dan Pajak Masukan (PPN Masukan) pada bulan November 2020 adalah:
PPN Keluaran PT AAA November 2020
No. Nama PPN Keluaran
1. PT LLL = Rp250.000.000
2. PT MMM = Rp500.000.000
3. PT NNN = Rp750.000.000
PPN Masukan PT AAA November 2020
No. Nama PPN Masukan
1. PT CCC = Rp50.000.000
2. PT HHH = Rp200.000.000
3. PT KKK = Rp250.000.000
4. PT JJJ = Rp1.500.000.000
5. PT QQQ = Rp150.000.000
PPN Terutang PT AAA pada November 2020
Dari perhitungan PPN Keluaran dan PPN Masukan PT AAA tersebut, PPN Terutang
pada bulan November 2020 ini adalah:
PPN Keluaran
PPN Masukan
= Rp2.500.000.000 – Rp2.500.000.000
= Rp0 (PPN Nihil)
Karena PPN Nihil, tidak ada tuntutan bagi PT AAA untuk menyetorkan PPN Kurang
Bayar juga tidak punya hak untuk mengajukan restitusi ataupun mengkreditkan PPN
Lebih Bayar.