Anda di halaman 1dari 3

Bagaimana cara menyusun laporan Laba-rugi, serta berikan contohnya, dan bagaimana cara menghitung Harga Pokok

penjualan (HPP) dan berikan definisinya!

Jawab:

1. Laporan Laba-rugi

 Laporan Laba-rugi adalah bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan yang dihasilkan pada suatu periode
akuntansi yang menjabarkan unsur-unsur pendapatan dan beban perusahaan sehingga menghasilkan suatu laba atau
rugi bersih. Laporan Laba-rugi dapat dibuat dalam periode satu bulan, satu tahun atau berdasarkan konsep
perbandingan. Laporan Laba-rugi juga bermanfaat untuk hal bisnis lainnya seperti bahan evaluasi pihak manajemen
badan usaha dalam hal menentukan strategi bisnis kedepannya, komparasi dengan laporan sebelumnya, hingga
mengetahui total pajak pada periode selanjutnya.

 Cara menyusun laporan Laba-rugi

 Menentukan periode laporan

 Membuat pelaporan saldo

 Melakukan perhitungan pendapatan

 Pastikan biaya penjualan barang

 Ketahui gross margin dan biaya operasional

 Hitung penghasilan

 Memasukkan pajak untuk mengetahui hasil bersih

 Contoh laporan Laba-Rugi

Contoh laporan Laba-rugi PT Tulus Berkarya periode Desember 2021.

PT.Tulus Berkarya

Laporan Laba-Rugi

Periode Desember 2021

Pendapatan

Penjualan bersih Rp150.000.000

Pendapatan sewa (Rp40.000.000)

Total Pendapatan Rp460.000.000

Beban

Harga pokok penjualan Rp150.000.000

Beban penjualan Rp7.500.000

Beban administrasi Rp5.000.000

Beban bunga Rp2.500.000

Beban lainnya bersih Rp2.500.000

Total Beban (Rp 167.500.000)

Laba Seblum Pajak Rp 292.500.000

Pajak (Rp 73.125.000)


Laba Bersih Rp 219.375.000

2. Harga Pokok Penjualan (HPP)

 HPP adalah pengeluaran atau beban yang dikeluarkan secara langsung maupun tidak langsung guna memproduksi
barang dan jasa untuk kemudian diperjualbelikan atau digunakan sendiri. Komponen ini sangat penting dalam bisnis
karena sebagai penentu jumlah laba atau rugi suatu perusahaan.

 HPP menurut para ahli

a. Bustami dan Nurlela

HPP adalah sekumpulan biaya produksi yang terdiri dari komponen bahan baku dan tenaga kerja langsung, biaya
overhead pabrik, dan ditambah persediaan produk saat proses awal dan dikurangi persediaan akhir.

b. Mulyadi

HPP adalah biaya untuk produksi barang atau jasa selama periode tertentu sejak proses awal hingga siap jual.

c. Raiborn dan Kinney

HPP sebagai keseluruhan biaya produksi untuk barang-barang yang telah dikerjakan dan ditransfer ke persediaan
produk dalam suatu periode.

 Cara menghitung HPP

a. Hitung Penjualan Bersih

Mengitung penjualan bersih menggunakan rumus berikut

Penjualan bersih = Total Pendapatan – (retur + diskon)

b. Hitung Pembelian Bersih

Setelah mengetahui nominal penjualan bersih, kemudian hitung pembelian bersihnya dengan rumus berikut

Pembelian Bersih = (Pembelian Kotor + ongkos transportasi) – (retur +diskon)

c. Hitung HPP

Menghitung HPP dengan rumus

HPP = Biaya persediaan awal + Pembelian Bersih – Persediaan akhir

 Contoh perhitungan HPP

Pada Tahun 2021, Perusahaan Y memiliki data operasional sebagai berikut:

 Persediaan Awal = Rp150.00.000

 Persediaan akhir = Rp80.000.000

 Pembelian kotor = Rp40.000.000

 Transportasi = Rp5.000.000

 Diskon = Rp1.000.000

 Retur = Rp3.000.000

Dengan Data diatas HPP Perusahaan Y dapat diketahui melalui perhitunagan berikut:

- Mengitung pembelian bersih

Pembelian Bersih = (pembelian kotor + ongkos transportasi) - (retur+diskon)

= (Rp40.000.000 + Rp5.000.000) - (Rp3.000.000 + Rp1.000.000)

= Rp45.000.000 – Rp4.000.000

= Rp41.000.000
- Menghitung HPP

HPP = Biaya persediaan Awal + pembelian Bersih – Persediaan akhir

= Rp150.000.000 + Rp41.000.000 – Rp80.000.000

= Rp111.000.000

Jadi HPP Perusahan Y pada tahun 2021 adalah sebesar Rp111.000.000.

Anda mungkin juga menyukai