Anda di halaman 1dari 1

Ilustrasi Kasus

Pengkreditan Pajak Masukan Sebelum Pengusaha Dikukuhkan sebagai PKP

Soal 1

PT. Sukses merupakan badan usaha yang bergerak di bidang perdagangan garmen. Selama tahun
2019, PT. Sukses membukukan total peredaran bruto sebesar Rp4.500.000.000 sehingga PT. Sukses
belum wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP.

Akan tetapi selama periode 1 Januari 2020 hingga 7 Mei 2020, PT. Sukses membukukan peredaran
bruto sebesar Rp4.800.000.000. Dengan demikian, PT. Sukses seharusnya melaporkan usahanya
untuk dikukuhkan sebagai PKP paling lama tanggal 30 Juni 2020.

Tapi baru untuk dikukuhkan sebagai PKP pada tanggal 19 Oktober 2020.

Pada tanggal 18 Februari 2021, KPP Pratama Sub melakukan pemeriksaan PPN terhadap PT. Sukses
untuk masa pajak Januari sampai dengan Desember 2020. Berdasarkan hasil pemeriksaan,
pemeriksa pajak menemukan data sebagai berikut:

1. peredaran bruto PT. Sukses untuk tahun 2020 yaitu sebesar Rp10.000.000.000;

2. penyerahan garmen sejak PT. Sukses dikukuhkan sebagai PKP yaitu tanggal 19 Oktober 2020
hingga 31 Desember 2020 yaitu sebesar Rp1.700.000.000;

3. Tetapi ada predaraan bruto di periode 30 Juni 2020 sampai dengan 18 Oktober 2020 ( yaitu
periode masa yang diharuskan menjadi PKP ) yang seharusnya sudah dikukuhkan sebagai PKP
sebesar Rp2.500.000.000.

Berdasarkan kasus di atas, apakah PT. Sukses dapat mengkreditkan pajak masukan saat sebelum
dikukuhkan menjadi pengusaha kena pajak?  

Jawab: Berdasarkan ketentuan dalam Pasal 65 ayat (1) PMK 18/2021, pajak masukan atas perolehan
BKP sebelum pengusaha dikukuhkan sebagai PKP dapat dikreditkkan oleh PKP. Dalam hal ini
perhitungan pajak masukan dihitung berdasarkan pedoman pajak masukan yaitu sebesar 80% dari
pajak keluaran yang seharusnya dipungut. Dengan demikian, perhitungan pajak masukan atas
penyerahan garmen sebelum PT. Sukses dikukuhkan sebagai PKP yaitu

Pajak keluaran yang seharusnya dipungut


(Rp2.500.000.000 x 10%) = Rp250.000.000

Pajak masukan yang dapat dikreditkan


(Rp250.000.000 x 80%) = (Rp200.000.000)

Jumlah PPN kurang dibayar = Rp50.000.00

Kesimpulan:
Jika peredaran bruto usaha WP pada bulan tertentu sudah mencapai 4,8M maka wajib PKP maksimal masa pengkukuhan 1 bulan kedepan.
Dan apabila pengkukuhan PKP sudah melewati masanya serta ada peredaran bruto maka peredaran bruto tersebut tetap dihitung. Dan
dapat dikreditkan sebesar 80% dari pajak keluaran.

Anda mungkin juga menyukai