Anda di halaman 1dari 3

PELATIHAN BREVET A & B

AA YKPN YOGYAKARTA

Mata Ujian : AKUNTANSI PAJAK


Pemateri : Panitia
Hari Tanggal : Kamis, 14 Januari 2020
Waktu : 18.30-20.45 WIB
SifatUjian : Open Book
Kelas : XII
Nama Peserta : Fadila Fathul Jannah
No. AbsenPeserta : 14
========================================================
JawablahsoalberikutinidenganBenar!
1.Apaperbedaan Akuntansi Pajak dan Akuntansi Komersial ?

Perbedaan Akuntansi Komersial dan Akuntansi Pajak

Akuntansi komersial atau disebut juga akuntansi keuangan merupakan aktivitas jasa
yang menyediakan informasi keuangan untuk pengambilan keputusan. Informasi ini
diperoleh melalui suatu proses akuntansi. Lebih lanjut informasi tersebut diperlukan oleh
setiap entitas usaha untuk mengetahui posisi dan hasil usahanya. Sehingga tujuan
utamanya antara lain untuk menyediakan laporan keuangan kepada manajemen dan
pihak-pihak pemangku kepentingan.

Akuntansi pajak merupakan akibat dari sistem perpajakan yang dipakai di


Indonesia, self assesment system, dimana Wajib Pajak diberi kewenangan untuk melapor,
mendaftarkan, menghitung, memperhitungkan, menyetor, dan membayar pajak yang
terutang secara mandiri, tanpa penetapan terlebih dahulu dari otoritas pajak. Sehingga
laporan keuangan untuk tujuan fiskal seharusnya mempunyai ciri kualitatif sebagai
berikut:
1) dapat dipahami oleh fiskus
2) sensitivitas informasi, bukan materialitas
3) disajikan secara jujur, dengan itikad baik, substansi penghasilan dan beban
yang disajikan merupakan penghasilan dan beban yang diperbolehkan oleh
undang-undang
4) dapat dibandingkan dengan periode sebelumnya
5) disampaikan tepat waktu
6) bersifat independen terhadap akuntansi komersial
7) apabila akuntansi komersial tidak mampu menerbitkan laporan keuangan
tepat waktu, akuntansi pajak harus mampu menerbitkan laporan keuangan
fiskal sendiri. Koreksi fiskal merupakan salah satu cara praktis dalam
penyusunan laporan keuangan fiskal

2.Buatlahjurnalatastransaksidibawahini.

 Padatanggal 2 Maret 2019,PTMajumembayargajidanupahmasing- masingsenilaiRp.


500.000.000,- dan Rp.130.000.000,- . Pajakterutangataspembayarangajidanupahmasing-
masingsebesar Rp.50.000.000,-dan Rp.5.000.000,-. Pajakterutangdisetorpadatanggal 6
April 2019.
2 Maret 2019
Beban Gaji 500.000.000
Beban Upah 130.000.000
Kas 575.000.000
Utang PPh 21 55.000.000
6 April 2019
Utang PPh 21 55.000.000
Kas 55.000.000

 Padatanggal 18 Maret 2019, PT Sejahtera menyampaikantagihanataspenjualan ATK


kepada KP3 Slemansenilai Rp110.000.000 termasuk PPN sebesar 10%.

18 Maret 2019

Piutang Dagang 98.500.000


PPh Ps 22 – Kredit Pajak 1.500.000
PPN Dipungut 10.000.000
Penjualan 100.000.000
Pajak Keluaran 10.000.000

 Padatanggal 20 Maret 2019, PT Sejahtera(bukankontraktor)


menyampaiakantagihanataspenyerahanjasarenovasigedungkepada KP3 Slemansenilai
Rp150.000.000,- termasuk PPN sebesar 10%

20 Maret 2019
Piutang Dagang 132.300.000
PPh Ps 23- Kredit Pajak 2.700.000
PPN Dipungut 15.000.000

Penjualan 135.000.000
Pajak Keluaran 15.000.000

 Padatanggal 15 April 2019,PT Sejahtera membayarangsuranPPh 25 senilai


Rp.120.000.000,-

15 April 2019
PPh Pasal 25- Kredit Pajak 120.000.000
Kas 120.000.000

 Padatanggal 15 Juni2019 ,PT Sejahtera membayarkekuranganPPhtahun 2018senilai


Rp120.000.000,- . Jumlahpajakterutang Rp450.000.000,-. PPh 22 dipungut
Rp25.000.000,-PPh 23 dipotong Rp45.000.000,-,angsuran PPh 25 Rp350.000.000,-.

31 Desember 2018
Beban Pajak Penghasilan 450.000.000
PPh Ps 22- Kredit Pajak 25.000.000
PPh Ps 23- Kredit Pajak 45.000.000
PPh Ps 25 – Kredit Pajak 350.000.000
Utang PPh Pasal 29 30.000.000

15 Juni 2019
Utang PPh Pasal 29 120.000.000
Kas 120.000.000
 DalamNeracakomersialtahun 2019 ,PT.A mengakuiadanyautangpenukaran point belanja
yang belumdibayarsebesar Rp.45.000.000 yang
belumkemungkinanakandiklaimolehpelanggan di 2020 .Di sisilainnya ,PT A.
jugamengakui “HargaPokokPenjualan” handuk (sebagaipenukar point) sebesar yang
samadalamLaporanLabaRugi.SedangkandalamlabaRugiFiskal ,HargaPokokPenjualan
(HPP)handuk yang belumsungguh – sungguhterjaditidakbolehdiakui di
2019(sesuaiketentuanpajak). Akibatnya ,terjadiperbedaanpengakuan HPP
antaralaporanLabaRugiKomersialdenganFiskal. Perbedaanpengakuan HPP
tersebutmengakibatkan “labakenapajak” (LabaFiskal) dan “labasebelumpajak”
(labakomersial) jugaberbeda , yang padaakhirnyaakanmembuat “
KewajibanPajakPenghasilan” (HutangPPh) jugamenjadiberbeda.
 Buatjurnalpadasaatpengakuan asset pajaktangguhan
 Anggap total klaim point belanja yang ditukarkanolehpelanggan ,di
2020,memang mencapaiRp 45.000.000 seperti yang diperkirakan
,danadalabafiskalsebesar Rp25.000.000 di periode 2020
,BuatlahJurnalnya.

Pajak Tangguhan - Aset


Aset Pajak Tangguhan 13.500.000
Utang Pajak Penghasilan 13.500.000

Total Klaim point belanja ditukarkan pelangggan


Biaya PPh 25.000.000
Aset Pajak Tangguhan 13.500.000
Utang PPh 11.500.000

Anda mungkin juga menyukai