Anda di halaman 1dari 7

Kharisma Insani Rahesty

205020301111054
AKM 3 (CE)

RESUME
PAJAK PENGHASILAN 2

LOSS CARRYBACK
Menurut standar akuntansi, entitas juga diperkenankan untuk mengompensasi pada periode yang
telah lalu. Peraturan perpajakan di Indonesia tidak memperkenankan loss carryback. Namun,
negara lain seperti Amerika Serikat memperkenankannya. Di AS, entitas dapat mengompensasi
kerugiannya dua tahun ke periode yang telah lalu dan dua puluh tahun ke periode mendatang.

Contoh Soal
Pada tahun 2019, PT Kharisma mengalami rugi sebesar Rp400.000.000. PT Kharisma
memutuskan untuk mengompensasi kerugian tersebut pada periode yang telah lalu. Pada tahun
2018, 2017, dan 2016 PT Kharisma berturut-turut melaporkan laba kena pajak Rp150.000.000,
Rp100.000.000, dan Rp125.000.000. Untuk menyederhanakan kasus, diasumsikan tidak ada
perbedaan temporer maupun perbedaan permanen yang terjadi. Tarif pajak yang berlaku adalah
25%.
Tahun Laba Kena Pajak (Rugi) Tarif Pajak Pajak Dibayarkan
2016 125.000.000 25% 31.250.000
2017 100.000.000 25% 25.000.000
2018 150.000.000 25% 37.500.000
2019 (400.000.000) 0

Jurnal
Piutang Restitusi Pajak Penghasilan Rp62.500.000
Manfaat Pajak dari Loss Carryback Rp62.500.000
(Mengompensasi di tahun 2017 dan 2018 terlebih dahulu dan nanti boleh menggunakan loss
carryforward 5 tahun)
Laporan Laba Rugi
PT Kharisma
Untuk 31 Desember 2019
Rugi sebelum pajak (400.000.000)
Manfaat pajak penghasilan:
Manfaat pajak dari loss carryback 62.500.000
Rugi bersih (337.500.000)

PT Kharisma menyajikan Piutang Resitusi Pajak Penghasilan sebagai aset lancar di Laporan
Posisi Keuangan

LOSS CARRYFORWARD
Kompensasi kerugian yang diberikan kepada entitas yang mengalami kerugian untuk tidak
membayar pajak pada periode di masa depan sejumlah kerugian atau dibatasi waktu. Dan dapat
mengompensasi kerugian tersebut pada periode mendatang selama lima tahun.

Contoh Soal
Pada tahun 2018, PT Kharisma mengalami rugi sebelum pajak sebesar Rp400.000.000. PT
Kharisma memutuskan untuk mengompensasi kerugian tersebut pada periode masa mendatang.
Pada tahun 2019, 2020, dan 2021 PT Kharisma berturut-turut melaporkan laba sebelum pajak
Rp100.000.000, Rp200.000.000, dan Rp300.000.000. Untuk menyederhanakan kasus,
diasumsikan tidak ada perbedaan temporer maupun perbedaan permanen yang terjadi. Tarif
pajak yang berlaku adalah 25%. PT Kharisma menyiapkan perhitungan berikut ini (angka dalam
ribuan rupiah).
Jurnal mengakui Aset Pajak Tangguhan 2018
Aset Pajak Tangguhan Rp100.000.000
Pendapatan Pajak Tangguhan Rp100.000.000
(400.000.000 x 25%)

Jurnal 2019
Beban Pajak Tangguhan Rp25.000.000
Aset Pajak Tangguhan Rp25.000.000

Jurnal 2020
Beban Pajak Tangguhan Rp50.000.000
Aset Pajak Tangguhan Rp50.000.000

Jurnal 2021
Beban Pajak Tangguhan Rp25.000.000
Beban Pajak Kini Rp50.000.000
Aset Pajak Tangguhan Rp25.000.000
Utang Pajak Penghasilan Rp50.000.000

Penyesuaian atas Aset Pajak Tangguhan


Pada tahun 2018, PT Kharisma mengalami rugi sebelum pajak sebesar Rp400.000.000. PT
Kharisma memutuskan untuk mengompensasi kerugian tersebut pada periode masa mendatang.
Pada tahun 2019 dan 2020 PT Kharisma melaporkan laba sebelum pajak Rp40.000.000 dan
Rp20.000.000. PT Kharisma yakin bahwa kompensasi dapat dimanfaatkan. Namun pada akhir
tahun 2020, berdasarkan kinerja PT Kharisma dan perkembangan kondisi perekonomian, PT
Kharisma memprediksi bahwa kompensasi kerugian yang masih tersisa sebesar Rp340.000.000
(Rp400.000.000 – Rp40.000.000 – Rp20.000.000) hanya dapat dimanfaatkan sebesar Rp
100.000.000. Untuk menyederhanakan kasus, diasumsikan tidak ada perbedaan temporer
maupun perbedaan permanen yang terjadi. Tarif pajak yang berlaku adalah 25%. Berdasarkan
perkembangan dan prediksi terkini pada akhir tahun 2020 tersebut, PT Kharisma harus
menyesuaikan aset pajak tangguhan dan menyiapkan perhitungan berikut ini (angka dalam
ribuan rupiah).

Jurnal tahun 2018


Aset Pajak Tangguhan Rp100.000.000
Pendapatan Pajak Tangguhan Rp100.000.000

Jurnal tahun 2019


Beban Pajak Tangguhan Rp10.000.000
Aset Pajak Tangguhan Rp10.000.000

Jurnal tahun 2020


Beban Pajak Tangguhan Rp5.000.000
Aset Pajak Tangguhan Rp5.000.000

Jurnal Penyesuaian akhir tahun 2020


Beban Pajak Tangguhan Rp60.000.000
Aset Pajak Tangguhan Rp60.000.000

PENYAJIAN DEFERRET TAX ASSET DAN DEFERRET TAX LIABILITIES DI


LAPORAN POSISI KEUANGAN
PSAK 46: Pajak Penghasilan menyatakan bahwa entitas melakukan saling hapus atas aset pajak
kini dan liabilitas pajak kini jika dan hanya jika, entitas memiliki hak secara hukum untuk
melakukan saling hapus jumlah yang diakui dan berniat untuk menyelesaikan dengan dasar neto
atau merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitas secara bersamaan. Aset dan liabilitas pajak
kini diakui dan diukur secara terpisah namun penyajiannya dalam laporan posisi keuangan dapat
disalinghapuskan. Untuk aset dan liabilitas pajak tangguhan, entitas melakukan saling hapus jika
dan hanya jika entitas memiliki hak secara hukum untuk saling hapus aset pajak kini terhadap
liabilitas pajak kini serta aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan terkait dengan
pajak penghasilan yang dikenakan oleh otoritas perpajakan atas entitas kena pajak yang sama
atau entitas kena pajak berbeda yang bermaksud untuk memulihkan aset dan liabilitas pajak kini
dengan dasar neto, atau merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitas secara bersamaan, pada
setiap periode masa depan yang mana jumlah signifikan atas aset atau liabilitas pajak tangguhan
diharapkan diselesaikan atau dipulihkan.

Contoh Penyajian dalam Laporan Posisi Keuangan

C
ontoh diatas menyajikan aset dan liabilitas pajak tangguhan secara terpisah. Penyajian terpisah
ini kemungkinan disebabkan aset dan liabilitas pajak tangguhan muncul dari entitas hukum yang
berbeda (entitas induk dan anak) atau muncul dari entitas dengan otoritas pajak yang berbeda.
PELAPORAN BEBAN PAJAK KINI DAN BEBAN PAJAK TANGGUHAN DI
LAPORAN LABA RUGI
Entitas dapat memilih untuk menyajikan beban pajak penghasilan kini dan beban pajak
tangguhan di dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain atau hanya menyajikan
beban pajak penghasilan saja. Apabila entitas memilih untuk menyajikan dengan cara kedua,
maka entitas harus mengungkapkan rincian beban pajak kini dan beban pajak tangguhan di
dalam catatan atas laporan keuangan.

Contoh Pelaporan dalam Laporan Laba Rugi

Contoh diatas menyajikan beban (manfaat) pajak penghasilan terkait dengan laba rugi dari
aktivitas normal secara terpisah dari beban (manfaat) pajak penghasilan terkait dengan
penghasilan komprehensif. Beban pajak penghasilan disajikan sebagai bagian dari laba rugi,
sedangkan pajak terkait atas penghasilan (rugi) komprehensif lain disajikan sebagai bagian dari
penghasilan komprehensif lain.
INTRAPERIOD TAX ALLOCATION
Proses alokasi pajak penghasilan dalam suatu periode akuntansi karena adanya perbedaan tarif
pajak yang dikenakan terhadap tiap-tiap komponen laba atau pendapatan. Salah satu laporan
suatu segmen penghasilan setelah dikurangi pajak penghasilannya sehingga akan mengetahui
berapa penghasilan setelah pajaknya.

INTERPERIOD TAX ALLOCATION


Proses alokasi pajak penghasilan dari periode tahun buku yang satu dengan periode-periode
tahun buku selanjutnya atau sesudahnya.

Anda mungkin juga menyukai