Anda di halaman 1dari 5

Nama : Syaira Aprilia

Nim : 1402223199
Kelas : Ak46-03

TUGAS PERTEMUAN 4
KUP (SKP DAN STP)

1. Apa yang dimaksud dengan Surat Ketetapan Pajak?


•Surat ketetapan pajak adalah surat ketetapan yang meliputi Surat Ketetapan Pajak
Kurang Bayar, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, Surat Ketetapan Pajak
Nihil, atau Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar
(PPT PERTEMUAN 4)

2. Apa yang dimaksud dengan Surat Tagihan Pajak?sertakan contohnya


•Surat Tagihan Pajak adalah surat untuk melakukan tagihan pajak dan/atau sanksi
administrasi berupa bunga dan/atau denda.
Contohnya :
Angsuran masa Pajak Penghasilan Pasal 25 PT Acoy tahun 2018 sejumlah
Rp10.000.000, per bulan. Angsuran masa Mei tahun 2018 dibayar sebesar Rp.
5.000.000,- tanggal 13 Juni 2018 dan dilaporkan tanggal 19 Juni 2018.
Apabila pada tanggal 15 Juli 2018 diterbitkan Surat Tagihan Pajak, sanksi bunga
dalam Surat Tagihan Pajak dihitung 1 (satu) bulan sebagai berikut:
Pokok : 10.000.000-5.000.000
Bunga : 1 x2% x Rp 5.000.000,
Jumlah STP = Rp 5.000.000 = Rp 100.000 = Rp 5.100.000
(PPT PERTEMUAN 4)

3. Jelaskan mengenai pengertian dan tujuan pemeriksaan!


•Pemeriksaan pajak ialah serangkaian kegiatan menghimpun serta mengolah data,
keterangan, dan bukti yang dilakukan secara objektif serta professional berdasarkan
suatu standar pemeriksaan untuk menguji kepatuhan kewajiban perpajakan dan
untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan perundang-undangan. (PPT
PERTEMUAN 4)

4. Apa saja yang termasuk kedalam SKP?berikan masing-masing 1 contoh


perhitungannya
•Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB)
Contoh
PT XYZ adalah WP badan yang melakukan kegiatan usaha perdagangan barang-
barang elektronik, menyampaikan SPT PPh badan Tahun 2018 (tahun takwim) pada
tgl 30 April 2019, dengan perincian sbb:
Penghasilan Neto Rp1.000.000.000
PPh terutang Rp 282.500.000
Kredit Pajak. Rp 202.500.000
Pajak yang kurang dibayar. Rp 80.000.000
Kekurangan (PPh Pasal 29) tersebut dibayar tgl 29 April 2019.
Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan ternyata Penghasilan Neto seharusnya
adalah Rp1.100.000.000 sehingga PPh terutang seharusnya adalah Rp312.500.000.
Jumlah Pokok Pajak. Rp312.500.000
Jumlah Kredit Pajak Rp282.500.000
Jumlah Kekurangan Pokok Pajak. Rp 30.000.000
Sanksi administrasi (bunga 10 bulan) Rp 6.000.000
Jumlah pajak yang masih harus dibayar. Rp 36.000.000
(PPT PERTEMUAN 4)

•Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT)


Terhadap SPT PPh Pasal 23 Masa Desember 2018 a/n PT FGH telah dilakukan
pemeriksaan dan diterbitkan SKPKB tanggal 10 Oktober 2019 dengan perincian sbb:
Jumlah Pokok Pajak. Rp100.000.000,00
Jumlah Kredit Pajak. Rp 90.000.000,00
Jumlah Kekurangan Pokok Pajak. Rp 10.000.000,00
Sanksi adm. bunga Pasal 13 (2) Rp 2.000.000,00
Jumlah yang masih harus dibayar. Rp 12.000.000,00
Pada bulan Mei 2020 ditemukan data baru berupa objek PPh Pasal 23 yang belum
dipotong oleh PT FGH dan seharusnya dilaporkan dalam SPT Masa Desember 2018
dengan jumlah pokok pajak Rp20juta. Sehingga seharusnya jumlah pokok pajak pada
Masa Des’18 adalah Rp120juta.
Jumlah Pajak Rp120.000.000,00
Jumlah Pajak yang telah ditetapkan. Rp100.000.000,00
Tambahan Jumlah Pajak. Rp 20.000.000,00
Besarnya sanksi administrasi (100%) Rp 20.000.000,00
Tambahan jumlah pajak yang masih harus dibaya. Rp 40.000.000,00
(PPT PERTEMUAN 4)

•Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB)


ontoh
PT XYZ adalah WP badan yang melakukan kegiatan usaha perdagangan barang-
barang elektronik, menyampaikan SPT PPh badan Tahun 2018 (tahun takwim) pada
tgl 30 April 2019, dengan perincian sbb:
Penghasilan Neto. Rp1.000.000.000,00
PPh terutang. Rp 282.500.000,00
Kredit Pajak (Rp 202.500.000,00)
Pajak yang kurang dibayar Rp 80.000.000,00
Kekurangan (PPh Pasal 29) tersebut dibayar tgl 29 April 2019.
Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan ternyata Penghasilan Neto seharusnya
adalah Rp900.000.000,00 sehingga PPh terutang seharusnya adalah
Rp252.500.000,00.
Pajak Yang Terutang. Rp252.500.000,00
Jumlah Kredit Pajak. (Rp282.500.000,00)
Jumlah Kelebihan Pembayaran Pajak. (Rp 30.000.000,00)
(PPT PERTEMUAN 4)
•Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN)
PT JKL adalah WP badan yang melakukan kegiatan usaha industri garmen
menyampaikan SPT PPh badan Tahun 2018 (tahun takwim) pada tgl 30 April 2019
yang menyatakan rugi, dengan perincian sbb:
Rugi Neto Rp1.000.000.000,00
PPh terutang. Rp --
Kredit Pajak. Rp --
Pajak yang kurang/(lebih) dibayar. Rp Nihil
Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan ternyata rugi neto seharusnya adalah
Rp400.000.000,00 dan PPh terutang tetap nihil.
Pokok Pajak. Rp --
Jumlah Kredit Pajak. Rp --
Pajak Nihil. Rp --
(PPT PERTEMUAN 4)

5. Apa itu restitusi? Bagaimana cara kita melakukan restitusi?


•Secara umum, restitusi pajak adalah suatu pengembalian kelebihan pembayaran pajak,
seperti Pajak Penghasilan (PPh), PPN, ataupun Pajak Penjualan atas Barang Mewah
(PPnBM). Dasar hukum pengembalian kelebihan pembayaran pajak adalah Undang-
Undang (UU) Nomor 28 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga Atas UU No. 6/1983
tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. (PPT KELOMPOK 4)
•Tata cara pengembalian atas restitusi pajak adalah sebagai berikut:
1. Wajib pajak dapat mengajukan permohonan restitusi ke Ditjen Pajak melalui Kantor
Pelayanan Pajak (KPP) setempat.
2. Ditjen Pajak setelah melakukan pemeriksaan, akan menerbitkan Surat Ketetapan
Pajak Lebih Bayar (SKPLB) dalam hal:
* Untuk PPh, jika jumlah Kredit Pajak lebih besar dari jumlah pajak yang terutang atau
telah dilakukan pembayaran pajak yang seharusnya tidak terutang.
* Untuk PPN, jika jumlah Kredit Pajak lebih besar dari jumlah pajak yang terutang atau
telah dilakukan pembayaran pajak yang seharusnya tidak terutang. Apabila terdapat
pajak terutang yang dipungut oleh Pemungut PPN , maka jumlah pajak yang terutang
adalah jumlah pajak Keluaran setelah dikurangi Pajak yang dipungut oleh Pemungut PPN
tersebut
* Untuk PPnBM, jika Pajak yang dibayar lebih besar dari jumlah pajak yang terutang,
atau telah dilakukan pembayaran pajak yang tidak seharusnya terutang.
3. SKPLB diterbitkan oleh Ditjen Pajak paling lambat 12 bulan sejak surat permohonan
diterima secara lengkap, kecuali untuk kegiatan tertentu ditetapkan lain dengan
keputusan Direktur Jenderal Pajak.
4. Apabila dalam jangka waktu 12 bulan sejak permohonan restitusi, Direktur Jenderal
Pajak tidak memberikan keputusan, maka permohonan dianggap dikabulkan, dan SKPLB
diterbitkan dalam waktu paling lambat 1 bulan setelah jangka waktu berakhir.
5. Apabila SKPLB terlambat diterbitkan, maka wajib pajak akan diberikan imbalan bunga
sebesar 2% per bulan dihitung sejak berakhirnya jangka waktu sampai dengan saat
diterbitkan SKPLB.
(UU KUP dan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2011 (https://atpetsi.or.id/apa-itu-
restitusi-pajak))

*Semua jawaban harus menyertakan dasar hukum/menyertakan sumbernya

Anda mungkin juga menyukai