Anda di halaman 1dari 9

FAKTUR PAJAK

Faktur pajak adalah bukti pungutan pajak yang dibuat oleh PKP yang melakukan
penyerahan BKP atau penyerahan JKP, atau bukti pungutan pajak karena
impor BKP yng digunakan oleh Dirjen Bea dan Cukai.

Faktur pajak dapat berupa :


1. Faktur pajak standar
2. Faktur pajak gabungan
3. Faktur pajak sederhana
4. Dokumen-dokumen tertentu yng ditetapkan sbg faktur pajak standar oleh
dirjen pajak

 Faktur Pajak Standar

Dalam faktur pajak standar harus dicantumkan keterangan tentang penyerahan


BKP atau penyerahan JKP yang paling sedikit memuat :
1. nama, alamat, NPWP yang menyerahkan BKP dan atau JKP
2. Nama, alamat, NPWP pembeli BKP, atau penerima JKP
3. Jenis barang atau jasa, jumlah harga jual atau penggantian, dan potongan
harga
4. PPN yang dipungut
5. PPn BM yang dipungut
6. Kode, nomor seri, dan tanggal pembuatan faktur pajak
7. nama, jabatan dan tanda tangan yang berhak menandatangani faktur pajak.

Faktur Pajak standar paling sedikit dibuat rangkap 2 dengan peruntukan sbb :
1. Lembar ke -1, disampaikan kpd pembeli BKP atau penerima JKP
2. Lembar ke -2 , untuk arsip PKP yang menerbitkan Faktur pajak standar.

Faktur pajak standar harus dibuat paling lambat :


1. Pada akhir bulan berikutnya setelah bulan penyerahan BKP dan atau
penyerahan keseluruhan JKP dalam hal pembayaran diterima setelah bulan
penyerahan BKP dan atau penyerahan keseluruhan JKP, kecuali pembayaran
terjadi sebelum akhir bulan berikutnya maka faktur pajak standar harus
dibuat paling lambat pada saat penerimaa pembayaran.
Penyerahan BKP tgl 15 Januari, dibayar tgl 15 maret
Kapan faktur pajak paling lambat dibuat 28 feb
Penyerahan BKP tgl 15 Januari, dibayar tgl 25 januari
Kapan faktur pajak paling lambat dibuat tgl 25 januari

2. Pada saat penerimaan pembayaran dalam hal penerimaan pembayaran terjadi


sebelum penyerahan BKP dan atau sebelum penyerahan JKP
Tgl 4 Maret Dibayar pembelian, barang baru akan di serahkan tgl 10
maret
Kapan faktur pajak paling lambat dibuat tgl 4 Maret

3. Pada saat penerimaan pembayaran termin dalam hal penyerahan sebagian


tahap pekerjaan
4. pada saat PKP rekanan menyampaikan tagihan kepada bendaharawan
pemerintah sbg pemungut PPN.

Faktur pajak yang diterbitkan setelah melewati waktu 3 bulan sejak saat faktur
pajak standar seharusnya dibuat bukan merupakan faktur pajak standar.

PKP yang menerbitkan faktur pajak standar seperti ini dianggap tidak menerbitkan
faktur pajak standar PKP yang menerima faktur pajak standar
seperti ini tidak dapat mengkreditkan PPN yang tercantum didalamnya.

PKP akan dikenai sanksi jika :


1. Menerbitkan faktur pajak standar yang tidak memuat keterangan dan/atau
tidak mengisi secara lengkap, jelas, benar, dan/atau tidak ditanda tangani
oleh pejabat atau kuasa yang ditunjuk oleh PKP untuk menandatangani
faktur pajak standar.
2. Menerbitkan faktur pajak standar setelah melewati jangka waktu 3 bulan
sejak saat faktur pajak standar seharusnya dibuat.

Kode Faktur Standar terdiri dari :


1. Kode Faktur Standar
2. Nomor seri Faktur pajak

XXX XXX XX XXXXXXXX

* Kode Faktur Pajak terdiri 6 digit, dengan rincian sbb :


1. Kode transaksi sebanyak 2 digit
2. Kode status sebanyak 1 digit
3. Kode cabang sebanyak 3 digit
Kode Digunakan untuk
Tansaksi
01 Penyerahan kepada selain pemungut
02 Penyerahan kepada pemungut PPN Bendaharawan Pemerintah
03 Penyerahan kepada Pemungut PPN lainnya (selain
Bendaharawan Pemerintah)
04 Penyerahan yang menggunakan DPP Nilai lain kepada selain
pemungut PPN
05 Penyerahan yang pajak masukkannya di Deemed kepada selain
pemungut PPN
06 Penyerahan lainnya kepada selain pemungut PPN
07 Penyerahan yang PPN atau PPN dan PPn.Bmnya tidak dipungut
kepada selain pemungut PPN
08 Penyerahan yang dibebaskan dari pengenaan PPN atau PPN dan
PPn.BM kepada selain pemungut PPN
09 Penyerahan aktiva pasal 16 D kepada selain pemungut PPN

Kode Status
Terdiri dari 1 digit sesuai denga status faktur pajak yang diterbitkan oleh PKP
seperti :
- Status 0, digunakan untuk pembuatan faktur Pajak Normal
- Satus 1, digunakan untuk pembuatan Faktur Pajak pengganti

Kode Cabang
Kode cabang terdiri dari 3 digit sesuai dengan urutan kantor cabang yang
membuat faktur pajak. Kantor pusat diisi dengan 000. Sedangkan setiap cabang
harus ditentukan nomor urutnya, misal :
001 untuk cabang Yogyakarta
002 untuk cabang Magelang, dst

* Nomor Seri Faktur Pajak Standar terdiri dari :


1. Tahun Penerbitan
2. Nomor urut

Contoh :
010.000-09.00000001, Berarti Penyerahan kepada selain pemungut PPN, status
Faktur pajak standar adalah normal, dilakukan oleh kantor
pusat, diterbitkan tahun 2009 dengan nomor urut 1

031-000-09.00000009,

Contoh Faktur Pajak Standar

Contoh 1
PT ABC dikukuhkan menjadi PKP pada bulan Mei 2004 di KPP wilayah
Yogyakarta I. PT Jaya adalah PKP yang terdaftar di KPP wilayah Yogyakarta II.
Pada tgl 15 Maret 2010 PT ABC melakukan penyerahan BKP (100 unit barang
kode A1) kepada PT Jaya dengan total harga Rp 17.500.000, potongan Rp
500.000, dengan uang muka Rp 7.000.000
- Faktur pajak yang diterbitkan PT ABC pada saat penerimaan uang muka
- Faktur pajak yang diterbitkan PT ABC pada saat pelunasan

Contoh 2
PT Nirmala dikukuhkan sebagai PKP pada bulan Februari 2001 di KPP wilayah
Semarang I. PT Cahaya adalah PKP yang terdaftar di KPP wilayah Yogya I. Pada
tgl 10 Mei 2009 PT Nirmala melakukan penyerahan BKP kepada PT Cahaya sbb :
- Harga barang $ 2.000
- Potongan $ 300
- Uang Muka $ 1.000
- pelunasan tgl 2 Juni 2009
- Kurs sesuai keputusan Menteri keuangan saat itu US $ 1 = Rp 9.250

 Faktur Pajak Sederhana


Faktur Pajak sederhana dibuat dalam hal PKP melakukan :
1. Penyerahan BKP dan atau JKP yang dilakukan secara langsung kepada
konsumen akhir
2. Penyerahan BKP dan atau JKP kepada pembeli dan atau penerima JKP yang
tidak diketahui identitasnya secara lengkap.

Faktur Pajak Sederhana paling sedikit memuat informasi tentang :


1. Nama, alamat, dan Nomor Pokok Wajib Pajak yang menyerahkan BKP atau
JKP
2. Jenis dan kuantum BKP atau JKP yang diserahkan
3. Jumlah harga jual atau penggantian yang sudah termasuk pajak atau besarnya
pajak dicantumkan secara terpisah
4. Tgl pembuatan Faktur Pajak Sederhana

Tanda bukti penyerahan atau pembayaran atas penyerahan BKP dan atau JKP tsb
di bawah ini sepanjang memuat ke empat item dapat diperlakukan sebagai faktur
pajak sederhana , yaitu :
a. Bon kontan
b. Faktur penjualan
c. Segi cash register
d. Karcis
e. Kuitansi
f. Tanda bukti penyerahan atau pembayaran lain yang sejenis.

Beberapa Hal yang Berkaitan Dengan Faktur Pajak Sederhana :


a. Faktur pajak sederhana yang tidak memenuhi ketentuan sbg Faktur Pajak
Sederhana merupakan Faktur Pajak yang tidak lengkap
b. Faktur pajak sederhana harus dibuat pada saat penyerahan BKP dan atau JKP
pada saat pembayaran jika pembayaran diterima sebelum penyerahan BKP dan
atau JKP.
c. Faktur pajak sederhana dibuat sedikit rangkap 2
d. Faktur pajak sederhana dianggap telah dibuat rangkap 2 atau lebih dalam hal
faktur pajak sederhana tsb dibuat dalam 1 lembar yang terdiri atas 2 atau lebih
bagian atau potongan yang disediakan untuk disobek
e. Faktur pajak sederhana tidak dapat digunakan oleh pembeli BKP dan atau
penerima JKP sbg dasar untuk pengkreditan pajak masukan

 Faktur Pajak Gabungan


- Faktur pajak yang meliputi semua penyerahan BKP atau JKP yang terjadi
selama satu bulan takwim kepada pembeli yang sama atau penerima JKP yang
sama.
- Faktur pajak gabungan harus dibuat paling lambat :
a. Pada akhir bulan berikutnya setelah bulan penyerahan BKP dan atau JKP,
dalam hal pembayaran baik sebagian atau seluruhnya terjadi setelah
berakhirnya bulan penyerahan BKP dan atau JKP.
b. Pada akhir bulan penyerahan BKP dan atau JKP, dalam hal pembayaran
baik sebagian atau seluruhnya terjadi sebelum berakhirnya bulan
penyerahan BKP dan atau JKP.
Saat Pembuatan Faktur Pajak
No Pembuatan Faktur Pajak
1 Faktur pajak standar harus dibuat PT ABC merupakan PKP. - 10 mei, DPP Rp 2.000.000
paling lambat : Pd 10 Mei menyerahkan - 17 mei, DPP Rp 3.000.000
a. Pd akhir bulan berikutnya stl BKP dengan harga Rp - 30 juni, DPP Rp
bulan penyerahan BKP dan 10.000.000 dengan 5.000.000
atau JKP, dlm hal pembayaran pembayaran uang muka Rp
diterima setelah bulan 2.000.000. Pd tgl 17 Mei
penyerahan BKP atau JKP, diterima pembayaran lagi
kecuali pembayaran terjadi sebesar Rp 3.000.000 dan
sebelum akhir bulan sisanya akan diterima
berikutnya maka faktur pajak pembayarannya pd tgl 1
standar harus dibuat paling juli.
lambat pd saat penerimaan
pembayaran

b. Pd saat penerimaan PT X menanda tangani jual


pembayaran, dlm hal beli BKP senilai Rp 15 april , DPP 75.000.000
penerimaan pembayaran 75.000.000 dengan PT Z
terjadi sebelum penyerahan tgl 1 April 2009. Dlm
BKP atau JKP perjanjian disepakati bahwa
pembayaran dilakukan tgl
15 April 2009, sementara
barang akan diserahkan
pada tgl 20 Mei 2009.

c. Pada saat penerimaan Tgl 1 April 2009, PT Y


pembayaran termin, dalam hal membuat kesepakatan
terdapat penyerahan sebagian pembuatan maket gedung - 1 april, DPP 75.000.000
tahap pekerjaan dengan harga kontrak Rp - 1 mei, DPP Rp
250.000.000. Pembayaran 100.000.000
dilakukan secara bertahap : - 1 juni, DPP Rp 75.000.000
- tgl 1 april 2009, saat
penandatanganan
kontrak diterima DP
sebesar 30 %
- tgl 1 mei 2009, saat
penyelesaian 50 %
pekerjaan diterima
pembayaran tahap 1
sebesar Rp 100.000.000
- tgl 1 juni pd saat
pekerjaan selesai
diterima pelunasan.
d. Pada saat PKP rekanan PT X tgl 10 maret 2009
menyampaikan tagihan dalam menyerahkan BKP -7 mei, DPP Rp
hal terjadi penyerahan BKP kepada Dinas Penddikan 100.000.000
atau JKP kepada pemungut DIY (sbg pemungut
PPN. Faktur pajak dilaporkan PPN) dengan harga
di SPT Masa PPN pada saat kontrak Rp 100.000.000.
diterima pembayaran Surat tagihan
pembayaran dimasukkan
oleh PT X ke dinas
pendidikan DIY tgl 7
mei 2009 dan
pembayaran baru
diterima tgl 19 juni
2009.

2 Faktur pajak gabungan yang BKP diserahkan 15 April Akhir bulan berikutnya
merupakan faktur pajak standar Rp 50.000.000 setelah bulan penyerahan
BKP atau JKP
3 Faktur pajak sederhana Selambat-lambatnya pada
saat penyerahan BKP atau
JKP

Pembuatan Faktur Pajak berkaitan dengan Penyerahan jasa pemborong dan


penyerahan jual beli secara angsuran
1. Penyerahan pekerjaan secara bertahap yang penerimaan pembayarannya
dilakukan pertermin
a. Penyerahan ditujukan kepada Non pemungut PPN
- Jika pembayarnnya dilakukan sebelum penyerahan, maka pajak terutang
terjadi pd saat pembayaran dan faktur pajak dibuat pada saat pembayaran
- Jika pembayaran dilakukan setelah penyerahan,maka pajak terutang terjadi
pada saat penyerahan dan faktur pajak dibuat selambat-lambatnya pd akhir
bulan beriutnya setelah bulan dilakukan penyerahan.

b. Penyerahan ditujukan kepada pemungut PPN


- Pajak terutang pada saat pembayaran
- Faktur pajak dibuat saat penagihan
- SSP disisi pada saat penagihan
Contoh :
PT X merupakan pemborong sebuah bangunan dengan pembayaran secara
bertahap sesuai tahapan penyelesaian pekerjaan, nilai kontrak yang disepakati
sebesar Rp 150.000.000.
Berikut tahap penyelesaian pekerjaan dan jumlah pembayaran yang diterima :
- 1 april 2009, perjanjian pemborongan ditandatangani, diterima pembayaran
DP 30 %, ditagihkan tgl 1 april 2009
- 1 Mei 2009, pekerjaan selesai 20 %, diterima pembayaran tahap 1 sebesar
Rp 20.000.000
- 1 Juli 2009, pekerjaan selesai 50 %, diterima pembayaran tahap 2 sebesar Rp
20.000.000
- 1 Sept 2009, pekerjaan selesai 70 %, diterima pembayaran tahap 3 sebesar
Rp 20.000.000
- 1 Nov 2009, pekerjaan selesai 100 %, diterima pembayaran tahap 4 sebesar
Rp 20.000.000
- tgl 1 januari 2010, diterima pembayaran tahap 5 sebesar Rp 25.000.000

TGL PEMBAYARAN TGL PEMBUATAN FAKTUR PAJAK


1 april 2009 1 april 2009 DPP Rp 45.000.000
1 mei 2009 1 mei 2009 DPP Rp 20.000.000
1 Juli 2009 1 Juli 2009 DPP Rp 20.000.000
1 September 2009 1 Sept 2009 DPP Rp 20.000.000
1 Nov 2009 Selambat-lambatnya 31 Des 2009 DPP Rp
1 januari 2010 45.000.000

2. Jual beli secara angsuran


Faktur pajak dibuat pada saat pembayaran selama pembayaran dilakukan
sebelum tgl penyerahan BKP. Jika pembayaran dilakukan setelah dilakukan
penyerahan BKP, faktur pajak dibuat pada akhir bulan berikutnya setelah bulan
penyerahan BKP.
1 Maret 2009, Toko Ceria (sebagai PKP) menjual BKP secara angsuran kepada CV
ABC senilai Rp 30.000.000. Pd tgl tsb diterima DP sebesar 30 % dari harga BKP.
Sisanya dibayar secara angsuran setiap 2 bulan sekali selama 5 kali dengan jumlah
angsuran yang sama, mulai tgl 1 mei 2009. BKP diserahkan kpd pembeli tgl 1
April 2009. 1 april

TGL Jumlah DP atau angs Saat pembuatan faktur pjk


1 maret 09 9.000.000 1 maret 09 DPP 9.000.000
1 mei 09 4.200.000 31 mei 09 DPP 21.000.000
1 juli 09 4.200.000
1 sept 09 4.200.000
1 nov 09 4.200.000
1 jan 10 4.200.000

1 Maret 2009, Toko Ceria (sebagai PKP) menjual BKP secara angsuran kepada CV
ABC senilai Rp 30.000.000. Pd tgl tsb diterima DP sebesar 30 % dari harga BKP.
Sisanya dibayar secara angsuran setiap 2 bulan sekali selama 5 kali dengan jumlah
angsuran yang sama, mulai tgl 1 mei 2009. BKP diserahkan kpd pembeli tgl 1
April 2009. 1 agustus

TGL Jumlah DP atau angs Saat pembuatan faktur pjk


1 maret 09 9.000.000 1 maret 09 DPP 9.000.000
1 mei 09 4.200.000 1 mei 09 DPP 4.200.000
1 juli 09 4.200.000 1 juli 09 DPP 4.200.000
1 sept 09 4.200.000 30 Sept 09 DPP Rp 12.600.000
1 nov 09 4.200.000
1 jan 10 4.200.000

Anda mungkin juga menyukai