Anda di halaman 1dari 5

Nama : Diah Rai Wardhani

NIM : 042452646
Prodi : S1 Akuntansi

Tugas Tutorial 3
Hukum Pajak

Soal 1

Pajak daerah adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang
pribadi atau badan dan bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang,
dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung, digunakan untuk
keperluan daerah bagi kemakmuran rakyat.

Retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau
pemberian izin yang khusus disediakan atau diberikan oleh Pemerintah Daerah
untuk kepentingan orang pribadi atau badan.

Tata cara pemungutan retribusi daerah adalah sebagai berikut.


1) Pemungutan retribusi dilakukan dengan menggunakan Surat Ketetapan
Retribusi Daerah (SKRD) atau dokumen lain yang dipersamakan (karcis,
kupon, dan kartu langganan).
2) Jika Wajib Retribusi tidak membayar tepat waktu atau kurang
membayar, dikenakan sanksi administratif berupa bunga sebesar 2%
setiap bulan dari jumlah retribusi yang terutang yang tidak atau kurang
bayar dan ditagih menggunakan Surat Tagihan Retribusi Daerah (STRD)
dan terlebih dahulu diberikan Surat Teguran.
3) Tata cara pelaksanaan pemungutan retribusi ditetapkan dengan
Peraturan Kepala Daerah.

Referensi:
Amachi, T. C, Irma, & Darra A. (2019). Hukum Pajak. Penerbit Universitas
Terbuka.
Hal 7.5, 7.10, dan 7.28-7.29.

1
Soal 2

Jika tidak menyetujui perhitungan dari Petugas Retribusi, pembayar retribusi


dapat mengajukan keberatan. Keberatan diajukan kepada Kepala Daerah atau
pejabat yang ditunjuk atas Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD).

Syarat pengajuan keberatan yaitu:


1) Diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia.
2) Disertai alasan yang jelas mengenai keberatan.
3) Diajukan dalam jangka waktu paling lama 3 bulan sejak tanggal SKRD
diterbitkan, kecuali jika Wajib Retribusi bisa menunjukkan bahwa jangka
waktu tersebut tidak dapat dipenuhi karena keadaan di luar
kekuasannya.
4) Pengajuan keberatan tidak menunda kewajiban membayar retribusi dan
penagihan retribusi.

Penyelesaian keberatan dalam jangka waktu 6 bulan sejak surat keberatan


diterima, dengan diterbitkannya Surat Keputusan Keberatan. Jika jangka waktu
6 bulan telah terlewati dan Kepala Daerah tidak memberi suatu keputusan,
maka keberatan dianggap dikabulkan. Keputusan dapat berupa menerima
seluruhnya atau sebagian, menolak, atau menambah besar retribusi yang
terutang. Jika keberatan dikabulkan, kelebihan pembayaran retribusi
dikembalikan dengan ditambah imbalan bunga 2% sebulan untuk paling lama 12
bulan.

Referensi:
Amachi, T. C, Irma, & Darra A. (2019). Hukum Pajak. Penerbit Universitas
Terbuka.
Hal 7.29-7.30.

Soal 3

 SKPKB = Rp10.000.000
 Terbit = 5 Januari 2021
 Batas pelunasan pembayaran = 5 Februari 2021
 Pembayaran angsuran tetap = Rp1.666.667

2
a) Jika PT Alhanan diperbolehkan untuk mengangsur pembayaran pajak dalam
jangka waktu 6 bulan, maka akan dikenai sanksi administrasi berupa bunga
sebesar 2% per bulan dari pajak yang masih harus dibayar. Perhitungannya
adalah sebagai berikut.

Sanksi administrasi :
 Angsuran ke-1 : 2% x Rp10.000.000 = Rp200.000
 Angsuran ke-2 : 2% x Rp8.333.333 = Rp166.667
 Angsuran ke-3 : 2% x Rp6.666.666 = Rp133.333
 Angsuran ke-4 : 2% x Rp4.999.999 = Rp100.000
 Angsuran ke-5 : 2% x Rp3.333.332 = Rp66.667
 Angsuran ke-6 : 2% x Rp1.666.665 = Rp33.333

Angsura Angsuran Sanksi Jumlah


n ke Pokok Pajak Administrasi Angsuran
(Bunga 2%)
1 Rp1.666.667 Rp200.000 Rp1.866.667
2 Rp1.666.667 Rp166.667 Rp1.833.334
3 Rp1.666.667 Rp133.333 Rp1.800.000
4 Rp1.666.667 Rp100.000 Rp1.766.667
5 Rp1.666.667 Rp66.667 Rp1.733.334
6 Rp1.666.667 Rp33.333 Rp1.700.000
Jumlah Rp10.000.002 Rp700.000 Rp10.700.002

Jumlah pokok pajak yang diangsur adalah Rp10.000.002 dan jumlah sanksi
administrasi adalah Rp700.000. Sehingga, jumlah angsuran pertama hingga
lunasnya (pokok ditambah bunga) adalah Rp10.700.002.

b) Jika PT Alhanan diperbolehkan untuk menunda pembayaran pajaknya hingga


30 Juli 2021, maka akan dikenai sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2%
per bulan dari pajak yang masih harus dibayar. Perhitungannya adalah sebagai
berikut.

Sanksi administrasi = 6 bulan x 2% x Rp10.000.000


= Rp1.200.000

Jumlah yang dibayar = Pokok pajak + Sanksi administrasi


= Rp10.000.000 + Rp1.200.000
= Rp11.200.000

3
Jadi, jumlah yang harus dibayar (pokok pajak dan sanksi) oleh PT. Alhanan pada saat
pembayaran atas penundaan tersebut adalah Rp11.200.000.

Amachi, T. C, Irma, & Darra A. (2019). Hukum Pajak. Penerbit Universitas


Terbuka.
Hal 8.9-8.10.

Soal 4

Pada 21 Maret 2021 PT. Sinar Pelangi menjual 30 unit monitor kepada PT. Mutiara yang akan
dibayar pada tanggal 5 Juni 2021. Monitor dijual dengan harga Rp 1.500.000/unit dan belum
termasuk PPN. PPN ditanggung oleh pembeli sehingga menambah harga jualnya.

a) Dasar Pengenaan Pajak (DPP) = 30 unit x Rp1.500.000 = Rp45.000.000

PPN = 10% x Dasar Pengenaan Pajak (DPP)


= 10% x 30 x Rp1.500.000
= 10% x Rp45.000.000
= Rp4.500.000

PPh 23 = Rp0 (transaksi penjualan di atas bukan termasuk objek PPh pasal 23)

Jadi, besaran PPN yang dikenakan dari transaksi di atas adalah Rp4.500.000
dan tidak ada PPh yang dikenakan karena bukan termasuk objek PPh 23.

b) Jurnal yang dibuat PT Sinar Pelangi (Penjual)


Tgl Uraian (Akun) Ref Debet Kredit
2021
Maret
21 Piutang Usaha 49.500.000
Penjualan 45.000.000
PPN Keluaran 4.500.000
Juni
5 Kas 49.500.000
Piutang Usaha 49.500.000

c) Jurnal yang dibuat PT Mutiara (Pembeli)


Tgl Uraian (Akun) Ref Debet Kredit
2021

4
Maret
21 Pembelian 45.000.000
PPN Masukan 4.500.000
Utang Usaha 49.500.000
Juni
5 Utang Usaha 49.500.000
Kas 49.500.000

Referensi:
OnlinePajak. (2018, November 30). Jurnal PPN: Pengertian dan Tata Cara
Pencatatan
Transaksi Keluaran,
https://www.online-pajak.com/tentang-ppn-efaktur/jurnal-
ppn

Anda mungkin juga menyukai