Anda di halaman 1dari 3

Assalamu’alaikum wr wb. Selamat Malam Ibu Marina Fitri Wahyuni, SE. M.Ak.

selaku tutor
matakuliah Hukum Pajak. Berikut jawaban saya atas soal tugas 3 ini, sekian terimakasih.

Nama : Nur Rohmawati


NIM : 044820719
Kelas Tuton : EKSI4202.30

SOAL 1
Wajib Pajak menerima Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar sebesar Rp 1.620.000,00 yang
diterbitkan pada tanggal 2 Januari 2019 dengan batas akhir pelunasan tanggal 1 Februari
2019. Wajib Pajak tersebut diperbolehkan untuk mengangsur pembayaran pajak dalam
jangka waktu 5 (lima) bulan dengan jumlah yang tetap sebesar Rp.324.000,00.

Pertanyaan :
Hitunglah Sanksi administrasi berupa bunga untuk setiap angsuran dan jelaskan seperti apa
ketentuan untuk wajib pajak diperbolehkan untuk mengangsur atau menunda pembayaran!
JAWAB
Angsuran ke-1 : 2% × Rp 1.620.000 = Rp 32.400
Angsuran ke-2 : 2% × (Rp 1.620.000 – Rp 324.000) = Rp 25.920
Angsuran ke-3 : 2% × (Rp 1.296.000 – Rp 324.000) = Rp 19.440
Angsuran ke-4 : 2% × (Rp 972.000 – Rp 324.000) = Rp 12.960
Angsuran ke-5 : 2% × (Rp 648.000 – Rp 324.000) = Rp 6.480

Sebagaimana yang tertuang didalam UU KUP 2009 Pasal 19 ayat 2


“Dalam hal Wajib Pajak diperbolehkan mengangsur atau menunda pembayaran pajak juga
dikenai sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan dari jumlah
pajak yang masih harus dibayar dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan.”

Berikut jenis pembayaran pajak yang dapat diangsur atau ditunda telah diatur dalam
Ketentuan Menteri Keuangan (KMK) No. 541/KMK.04/2000, Keputusan Direktur Jenderal
Pajak (Kepdirjen) No KEP – 325/PJ/2011, KMK No. 486/KMK.03/2002, dan Kepdirjen
No. KEP – 519/PJ/2002.

1. Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 29: Kekurangan pembayaran pajak yang terutang
berdasarkan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan. Masa
Pengangsuran pajak paling lama sampai dengan bulan terakhir tahun pajak
berikutnya. Sedangkan, masa penundaan paling lama 3 bulan sejak akhir batas
waktu penyampaian SPT Tahunan.
2. Pajak yang masih harus dibayarkan dalam Surat Tagihan Pajak (STP), Surat
Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB), Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
Tambahan (SKPKBT), dan Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan
Keberatan, Surat Keputusan atas Permohonan Pengurangan atau Penghapusan
Sanksi Administrasi, Putusan Banding serta Putusan Peninjauan Kembali yang
menyebabkan bertambahnya jumlah pajak yang harus dibayarkan. Masa
pengangsuran dan penundaan pembayaran pajak paling lama 12 bulan sejak
diterbitkannya Surat Keputusan Penundaan atau Angsuran Pembayaran Pajak.

SOAL 2

PT ANDIKA adalah distributor tunggal semen Tonasa menjual semen seharga Rp250.000.000
kepada PT XYZ secara tunai. Tarif PPh Pasal 22 sebesar 0,25% dari DPP PPN. Buatlah ayat jurnal
PT ANDIKA.
JAWAB
DPP PPN = Rp 250.000.000
PPN = 11% × Rp 250.000.000 = Rp 27.500.000
PPh = 0,25% × Rp 250.000.000 = Rp 625.000
Ayat jurnal PT ANDIKA

Jurnal transaksi sebagai berikut:

PT ABC
Saat terjadi transaksi :

Kas 250.625.000
PPh Pasal 22 terutang 625.000
Penjualan 250.000.000

Saat penyetoran PPh Pasal 22 :


PPh Pasal 22 terutang 625.000
Kas 625.000
Mencatat penjualan :
Akun Debet Kredit
Piutang dagang Rp 250.000.000
Penjualan Rp 250.000.000

Mencatat utang pajak :


Akun Debet Kredit
Beban PPN Rp 27.500.000
Beban PPh Rp 625.000
Utang PPN Rp 27.500.000
Utang PPh 22 Rp 625.000

 Penjualan diasumsikan secara kredit


 PPN menggunakan tarif 11%

Sumber referensi :
1. BMP EKSI4202 ”Hukum Pajak” Modul 8
2. https://pajak.go.id/sites/default/files/2019-07/UU_2007_28.pdf
3. https://klikpajak.id/blog/ketentuan-angsuran-dan-penundaan-pembayaran-pajak/
4. https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kpknl-manado/baca-artikel/15047/Sudah-
Efektifkah-PPN-11-Persen.html#:~:text=Tarif%20PPN%20sendiri%20telah
%20ditetapkan,12%20persen%20di%20tahun%202025.

Anda mungkin juga menyukai