Disusun Oleh :
Kelompok 7
KUPANG
2023
1
Kata Pengantar
Puji dan syukur patut kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas kasih
karuniaNya kelompok kami dapat menyelesaikan makalah berjudul “Angsuran PPH pasal 25”
dengan sebaik mungkin. Makalah ini dibuat guna memenuhi tugas dari mata kuliah Perpajakan.
Dalam proses pengerjaan dan penyusunan makalah ini , tentu ada hambatan dan rintangan yang
kami alami. Dalam penulisan makalah ini juga mungkin masih terdapat kesalahan baik dari
materi pembahasan maupun dalam pengetikan. Walaupun demikian, kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Semoga dengan makalah ini, para pembaca dapat menambah wawasan
dan diharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca.
Penulis
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................................................................2
Daftar Isi..........................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................................12
3.2 Saran.......................................................................................................................................12
Daftar Pustaka................................................................................................................................13
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
BAB II
PEMBAHASAN
Besarnya angsuran pajak dalam tahun berjalan yang harus dibayar sendiri oleh
wajib pajak untuk setiap bulan adalah sebesar Pajak Penghasilan yang terutang menurut
Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Tahun Pajak yang lalu dikurangi
dengan :
5
PPh yang terutang tahun 2009 =30.000.000,00
Rp 12.000.000,00
Rp 18.000.000,00/12 = Rp 1.500.000,00
Jadi tuan Dias harus membayar sendiri angsuran PPh Pasal 25 setiap bulan pada Tahun 2010
mulai masa Maret sebesar Rp 1.500.000,00
1. Angsuran bulanan untuk bulan sebelum batas waktu penyampaian SPT Tahunan
PPh
Besarnya angsuran bulanan untuk bulan sebelum batas waktu
`1penyampaian SPT Tahunan PPh adalah sebesar angsuran pajak untuk bulan
terakhir dari tahun pajak yang lalu
Contoh 2 :
Tuan Dias menyampaikan SPT Tahunan PPh pasal 2009 pada bulan Maret 2010.
Angsuran PPhPasal 25 pada bulan Desember 2009 adalah Rp 1.000.000,00.
Maka, besarnya angsuran PPh Pasal 25 untuk bulan Januari dan Februari
2010 masing-masingadalah: Rp 1.000.000,00.
Jadi Tuan Dias harus membayar sendiri angsuran PPh Pasal 25 pada bulan Januari dan
Februari2010 masing-masing adalah: Rp 1.000.000,00
6
2. Apabila dalam tahun berjalan, diterbitkan SKP untuk tahun pajak yang lalu
Apabila dalam tahun pajak berjalan diterbitkan Surat Ketetapan Pajak untuk
tahun pajak yang lalu maka angsuran pajak dihitung kembali berdasarkan
SKP tersebut dan berlaku mulai bulan berikutnya setelah bulan penerbitan Surat
Ketetapan Pajak.
Contoh 3 :
Berdasarkan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan tahun pajak
2007 yangdisampaikan Wajib Pajak dalam Bulan Maret 2008, perhitungan
besarnya angsuran pajak yangha r us d i b aya r a da l a h s e bes a r Rp
1.2 50.0 00, 00 . Da l a m bul a n J u l i 2008 d i t er b i t ka n Sur a t Ketetapan
Pajak tahun pajak 2007 yang menghasilkan besarnya angsuran pajak setiap
bulansebesar Rp 2.000.000,00. Berdasarkan ketetentuan yang berlaku, maka besarnya
angsuran pajak mulai bulan Agustus 2008 adalah sebesar Rp 2.000.000,00. Penetapan
besarnya angsuran pajak berdasarkan Surat Ketetapan Pajak tersebut bisa sama, lebih
besar atau lebih kecil dari angsuran pajak sebelumnya berdasarkan Surat Pemberitahuan
Tahunan (SPT).
3. Angsuran PPh Pasal 25 untuk setiap bulan dan sesudah adanya
keputusan mengenaikelebihan pembayaran pajak
Apabila PPh yang terutang menurut SPT Pajak Penghasilan Tahun Pajak yang
lalu lebihkecil dari jumlah PPh yang telah dibayar, dipotong atau dipungut
selama Tahun Pajak yang bersangkutan, dan oleh karena itu Wajib Pajak mengajukan
permohonan pengembaliankelebihan pembayaran pajak atau permohonan untuk
memperhitungkan dengan utang pajak lain,sebelum Direktur Jenderal Pajak memberikan
keputusan mengenai pengembalian ataumemperhitungkan kelebhihan tersebut,
maka besarnya angsuran pajak untuk tiap bulan adalahsama dengan angsuran
pajak untuk bulan terakhir dari Tahun Pajak yang lalu. Setelah d i kel ua rkan
s ur a t keput us a n , a ngs uran pa j a k unt uk bul a n - bula n be r i
kut nya s e t e l a h t a ngga l keputusan itu, dihitung berdasarkan jumlah pajak yang
terutang menurut keputusan tersebut.
7
2.2 Perhitungan PPh Pasal 25 dalam hal-hal tertentu
Contoh Soal :
Penghasilan PT Dira tahun 2009 adalah sebesar Rp 250.000.000,00. Sisa
kerugian yang belumdikompensasikan adalah sebesar Rp 50.000.000,00.Pada
tahun 2009 PPh yang dipotong atau dipungut pihak lain adalah sebesar
Rp8.000.000,00 dan tidak ada pajak yang dibayar atau terutang di luar
negeri.Perhitungan PPh Pasal 25 tahun 2010:
Penghasilan yang dipakai sebagai dasar penghitungan angsuran PPh Pasal 25 adalah
sebesar Rp 250.000.000,00 - Rp 50.000.000,00 = Rp 200.000.000,00.
PPh terutang :
8
28% x Rp 200.000.000,00 = Rp 56.000.000,00
PPh dipotong/dipungut = Rp 8.000.000,00
Rp 48.000.000,00
Be sa rn y a a n g s u r a n p a j a k b u l an a n P T D i r a t a h u n 2 0 1 0
= 1/ 1 2 x R p 4 8 . 0 0 0 . 00 0 , 0 0 = R p 4.000.000,00
(angsuran PPH Pasal 25 tidak dikatakan Nihil karena penghasilan yang diperoleh
ditahun 2009lebih besar daripada sisa kerugian yang belum dikompensasikan)
b. Wajib Pajak memperoleh penghasilan tidak teratur
Pe ngha s i l a n t i da k t e r a t ur ada l a h pengha s i l a n ya ng d i t e r im
a a t au d i pe r ol e h s e l a i n da r i kegiatan usaha, pekerjaan bebas, pekerjaan,
dan/atau modal, misalnya keuntungan dari pengalihan harta. Sedangkan penghasilan
teratur adalah penghasilan yang lazimnya diterima atau diperoleh secara berkala
sekurang-kurangnya sekali dalam Tahun Pajak yang bersumber
darikegiatan usaha, pekerjaan bebas, pekerjaan, harta dan atau modal kecuali
penghasilan yang telahdikenakan Pajak Penghasilan bersifat final.
c. SPT Tahunan PPh tahun lalu disampaikan setelah batas waktu yang ditentukan
Apa b i l a Sur a t Pem be r i t a hua n Ta h una n Pa j ak Pe nghas ila n t a
hun ya ng l a l u d i s a mp a i ka nsetelah lewat batas waktu yang ditentukan
(selambat-lambatnya tiga bulan setelah akhir Tahun Pajak), maka besarnya
Pajak Penghasilan Pasal 25 dihitung sebagai berikut:
Bulan-bulan mulai batas waktu penyampaian SPT Tahunan PPh
tersebut sampai dengan bulandisampaikannya Surat Pemberitahuan
Tahunan yang bersangkutan,besarnya PPh Pasal 25 adalahsama dengan
besarnya angsuran PPh Pasal 25 bulan terakhir dari Tahun Pajak
yang lalu dan bersifat sementara
9
2.3 Tata Cara Pembayaran dan Pelaporan PPh Pasal 25
10
2. Pe m b a y a ra n d i l a k u k a n d i b a n k p e r se ps i atau ban
k de v i s a p e r s ep s i a t a u k a n t o r p o s persepsi dengan menggunakan
surat setoran pajak (SSP) atau sarana administrasi lain.Pengesahan
dilakukan oleh pejabat kantor penerima pembayaran atau melalui
validasisistem Modul Penerimaan Negara dengan adanya Nomor
Transaksi Penerimaan Negara(NTPN)
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau
badanyang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan
imbalan secaralangsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesarbesarnya
kemakmuran rakyat. PPhadalah pajak yang dikenakan kepada orang pribadi atau
badan atas penghasilan yang diterimaatau diperoleh dalam suatu Tahun Pajak.Pajak
penghasilan pasal 25 mengatur tentang besarnya angsuran pajak dalam tahun
pajak berjalan yang harus dibayar sendiri oleh Wajib Pajak untuk setiap bulan.Direktur
Jenderal Pajak berwenang untuk menetapkan penghitungan besarnya
angsuran pajak dalam tahun pajak berjalan dalam hal-hal tertentu, sebagai berikut :
Wajib Pajak berhak atas kompensasi kerugian, Wajib Pajak memperoleh penghasilan
tidak teratur, Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan tahun yang lalu
disampaikan setelah lewat bataswaktu yang ditentukan, Wajib Pajak
diberikan perpanjangan jangka waktu penyampaian Surat Pemberitahuan
Tahunan Pajak Penghasilan, Wajib Pajak membetulkan sendiri SuratPemberitahuan
Tahunan Pajak Penghasilan yang mengakibatkan angsuran bulanan lebih
besar dari angsuran bulanan sebelum pembetulan, Terjadi perubahan keadaan
usaha atau kegiatanWajib Pajak.
3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini penulis mengharapkan implementasi dan pengaplikasian
pengetahuan yang didapatkan pembaca dari hasil karya penulis untuk kehidupan pembaca
dalam ranah pendidikan yang semakin berkembang saat ini dan yang akan datang
12
Daftar Pustaka
https://id.scribd.com/document/478091411/PERPAJAKAN-MAKALAH-pph-pasal-25-docx#
13