Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“PPH PASAL 25 ”

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Perpajakan dengan dosen
pengampu:

VENTI JUNEKA,S.E.Sy.,M.Pd

DISUSUN OLEH:

TIRA AL WARIS

DIANA

JURUSAN SYARI’AH DAN EKONOMI ISLAM


PRODI AKUNTANSI SYARI’AH (AKSY) IIIB
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAIN)
BENGKALIS
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis hanturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat
dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul ” PPH
Pasal 25”. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas kuliah mata kuliah Sistem
Informasi Akuntansi.makalah ini dibuat dengan tujuan agar para pembaca dapat
lebih memahami apa saja konsep dasar informasi dan sistem informasi itu sendiri.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada VENTI


JUNEKA,S.E.Sy.,M.Pd selaku dosen mata kuliah Teori Akuntansi.Dan penulis
juga mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah banyak
membantu penulis dalam penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari, makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu
penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari para pembaca.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk para pembaca sekalian.

Bengkalis, 12 September 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................1

A. Latar Belakang .......................................................................................1

B. Rumusan Masalah ..................................................................................1

C. Tujuan Penulisan ....................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................2

2.1 PPH Pasal 25 .........................................................................................2

2.2 Tarif PPh pasal 25 ................................................................................2

2.3 Cara Menghitung Besarnya Pph Pasal 25 ......................................... 3

2.4 Masalah Untuk Menghitung Besarnya Pph Pasal 25 ...........................4

2.5 Hal-hal tertentu untuk perhitungan besarnya angsuran PPh pasal 25 ..5

2.6 Angsuran PPh Pasal 25 bagi WP baru,BANK,BUMN,BUMD,dll ......6

BAB III PENUTUP .......................................................................................11

A. Kesimpulan...........................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan terbesar negara yang
digunakan untuk pembangunan nasional. Pajak dipungut dari rakyat
Indonesia dan menjadi salah satu kewajiban bagi rakyat Indonesia yang telah
memenuhi persyaratan sebagai wajib pajak yang dapat dipaksakan
penagihannya. Sistem pemungutan pajak yang dianut oleh negara Indonesia
berdasarkan UndangUndang perpajakan adalah self assessment system.Self
assessment system yaitu memberikan kepercayaan dan tanggung jawab
sepenuhnya kepada wajib pajak untuk menghitung, menyetor dan melaporkan
sendiri kewajiban perpajakannya dalam bentuk Surat Pemberitahuan(SPT)
Pajak (Resmi,2011).
B. Rumusan Masalah
1.Apa Yang Dimaksud Pph Pasal 25?
2. Bagaimana Cara Menghitung Besarnya Pph Pasal 25?
3.Apa saja Masalah Untuk Menghitung Besarnya Pph Pasal 25?
4.Apa saja Hal-hal tertentu untuk perhitungan besarnya angsuran PPh pasal
25?
5. Apa saja Angsuran PPh Pasal 25 bagi WP baru,BANK,BUMN,BUMD,dll ?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui PPh pasal 25


2. Untuk Mengetahui Menghitung Besarnya Pph Pasal 25?
3. Untuk Mengetahui Masalah Untuk Menghitung Besarnya Pph Pasal 25?
4. Untuk Mengetahui Hal-hal tertentu untuk perhitungan besarnya angsuran
PPh pasal 25?
5. Untuk Mengetahui Angsuran PPh Pasal 25 bagi WP
baru,BANK,BUMN,BUMN

1
BAB II
ISI

2.1. PPh Pasal 25


Pajak Penghasilan Pasal 25, disingkat PPh Pasal 25 merupakan angsuran
PPhyang harus dibayar sendiri oleh Wajib Pajak untuk setiap bulan dalam tahun
pajakberjalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 UU No. 7 tahun 1983
sebagaimanadiubah terakhir dengan UU No 36 tahun 2008 tentang Pajak
Penghasilan.Pembayaran angsuran setiap bulan itu sendiri dimaksudkan untuk
meringankanbeban Wajib Pajak dalam membayar pajak yang terutang.
Angsuran Pajak Penghasilan Pasal 25 tersebut dapat dijadikan sebagai kredit
pajak terhadap pajakyang terutang atas seluruh penghasilan Wajib Pajak pada akhir
tahun pajak yangdilaporkan dalam Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak
Penghasilan.PPh Pasal25 harus dibayarkan/disetorkan paling lambat pada tanggal 15
bulan berikutnyasetelah masa pajak berakhir. Sementara untuk penyampaian SPT
Masa PPh Pasal 25paling lambat 20 hari setelah masa pajak berakhir.

2.2 Tarif PPh Pasal 25

Pembayaran angsuran PPh Pasal 25 terdapat dua jenis untuk wajib pajak orang
pribadi, yaitu:

1. Wajib Pajak Orang Pribadi Pengusaha Tertentu (WP-OPPT)

WP- OPPT yaitu orang yang melakukan usaha penjualan barang grosir/eceran
maupun jasa dalam satu atau lebih tempat usaha. PPh untuk OPPT adalah
0.75% x omset tiap bulan dalam masing-masing tempat usaha.

2. Wajib Pajak Orang Pribadi Selain Pengusaha Tertentu (WP-OPSPT)

WP- OPSPT yaitu orang sebagai pekerja bebas maupun karyawan yang
mendirikan usaha sendiri. PPh bagi OPSPT adalah Penghasilan Kena Pajak
(PKP) x Tarif Pasal 17 Ayat (1) b UU PPH.

2
Tarif PPh 17 Ayat (1) huruf a Undang-Undang Pajak Penghasilan yaitu sebagai
berikut :

*Penghasilan sampai Rp50.000.000 per tahun = 5%

*Penghasilan Rp50.000.000- Rp250.000.000 per tahun = 15%

*Penghasilan Rp250.000.000- Rp500.000.000 per tahun = 25%

*Penghasilan lebih dari Rp500.000.000 per tahun = 30%

Untuk wajib pajak badan, pembayaran angsuran PPh Pasal 25 yaitu = Penghasilan
Kena Pajak (PKP) x 25% (Tarif Pasal 17 ayat (1) huruf b UU PPh)

2.3 Cara Menghitug besarnya PPh pasal 25


Besarnya angsuran pajak dalam tahun berjalan yang harus dibayar sendiri oleh
wajib pajak untuk setiap bulan adalah sebesar pajak penghasilan yang terutang
menurut surat pemberitahuan pajak tahunan pajak penghasilan tahun pajak yang
lalu dikurangi dengan : 1
1. Pajak Penghasilan yang dipotong sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21
dan pasal 23 UU PPh,serta pajak penghasilan yang dipungut sebagaimana
dimaksud dalam pasal 22 UU PPh.
2.Pajak penghasilan yang dibayar atau terutang diluar negeri yang boleh
dikreditkan sebagaimana dimaksud dalam pasal 24 UU PPh.
Dibagi 12 (dua belas) atau banyaknya bulan dalam bagian tahun pajak.

Contoh 1 :
Jumlah Pajak Penghasilan Tuan Dias yang
terutang sesuai dengan SPT Tahunan PPh 2018 Rp.30.000.000,00
1. PPh pasal 21 Rp.8.000.000,00

1
Prof.Dr.Mardiasmo ,MBA.,Akt .,QIA.,CFrA.,CA,Perpajakan Edisi 2019 (Yogyakarta,2019),hal 313)

3
2. PPh pasal 22 Rp. 2.000.000,00
3. PPh pasal 23 Rp.2.000.000,00
4. PPh pasal 25 Rp.12.000.000,00
Rp.24.000.000,00
Kurang bayar (Pasal 29) tahun 2018 Rp.6.000.000,00
Besarnya angsuran PPh pasal 25 tahun 2019 adalah :
PPh yang terutang tahun 2018 Rp.30.000.000,00
Pengurangan :
1. PPh pasal 21 Rp.8.000.000,00
2. PPh pasal 22 Rp.2.000.000,00
3. PPh pasal 23 Rp.2.000.000,00
Rp.12.000.000,00
Dasar perhitungan PPh pasal 25 tahun 2019 Rp.18.000.000,00
Besarnya PPh pasal 25 perbulan :
Rp.18.000.000,00/12 = Rp.1.500.000,00
Jadi tuan dias harus membayar sediri angsuran PPh pasa 25 setiap bulan pada tahun
2019 pada tahun 2019 mulai masa Maret sebesar Rp.1.500.000,002
2.4 BEBERAPA MASALAH KASUS UNTUK MENGHITUNG BESARNYA PPH
PASAL 25
1. Angsuran bulanan untuk bulan sebelum batas waktu penyampaian SPT
Tahunan PPh

Besarnya angsuran bulanan untuk bulan sebelum batas waktu


penyampaian SPT Tahunan PPh adalah sebesar angsuran pajak untuk
bulan terakhir dari tahun pajak untuk bulan terakhir dari Tahun pajak yang
lalu.
2. Apabila dalam tahun berjalan,diterbitkan SKP untuk tahun pajak yang
lalu.
Apabila dalam Tahun pajak berjalan diterbitkan Surat Ketetapan Pajak
untuk Tahun Pajak yang lalu maka angsuran pajak dihitung kembali

2
Prof.Dr.Mardiasmo ,MBA.,Akt .,QIA.,CFrA.,CA,Perpajakan Edisi 2019 (Yogyakarta,2019),hal 314

4
berdasarkan Surat ketetapan pajak tersebut dan berlaku mulai bulan
penerbitan surat ketetapan pajak.

2.5.HAL-HAL TERTENTU UNTUK PENGHITUNGAN BESARNYA


ANGSURAN PPH PASAL PASAL 25
Direktur Jendral wajib pajak diberi wewenang untuk menyesuaikan besarnya
angsuran pajak yang harus dibayar sendiri oleh wajib pajak dalam tahun
berjalan,apabila : .
• Wajib pajak berhak atas kompensasi kerugian.
• Wajib pajak memperoleh penghasilan tidak teratur.
• SPT Tahunan PPh tahun yang lalu disampaikan setelah lewat batas waktu
yang ditentukan.
• Wajib pajak diberikan perpanjangan jangka waktu penyampaian SPT
tahunan pph.
• Wajib pajak membetulkan sendiri SPT tahunan PPh yang mengakibatkan
angsuran bulanan leih besar dari angsuran bulanan sebelum pembetulan.
• Terjadi perubahan keadaan usaha atau kegiatan wajib pajak
Contoh :
Penhasilan PT Dira tahun 2018 adalah sebesar Rp.250.000.000,00.Sisa
kerugian tahun sebelumnya yang belum dikompensasikan sebesar
Rp.50.000.000,00.
Pada tahun 2018 PPh yang dipotong atau dipungut oleh pihak lain adalah
sebesar Rp.8.000.000,00 dan tidak ada pajak yang dibayar atau terutang diluar
negeri.
Perhitungan PPh pasal 25 tahun 2019 :
Penghasilan yang dipakai sebagai dasar perhitungan angsuran PPh pasal 25
adalah sebesar Rp.250.000.000,00 – Rp.200.000.000,00 = Rp.200.000.000,00.

PPh Terutang
25 % X Rp.200.000.000,00 = Rp.50.000.000,00

5
PPh dipotong atau dipungut Rp.8.000.000,00
Rp..42.000.000,00
Besamya agsuran pajak bulanan PT Dira tahun 2019
=1/12 X Rp.42.000.000,00 = Rp.3.500.000,003

2.6. ANGSURAN PPH PASAL 25 Untuk Bulan-Bulan Sebelum Batas Waktu


Penyampaian SPT Tahunan PPh dan Angsuran WP
Wajib Pajak Baru adalah Wajib Pajak orang pribadi dan badan yang baru
terdaftar pada suatu Tahun Pajak, termasuk Wajib Pajak dalam rangka
penggabungan, peleburan, pemekaran, pengambilalihan usaha dan/atau perubahan
bentuk badan usaha. Wajib Pajak baru dapat meliputi :

a. Wajib Pajak Bank

Dasar untuk penghitungan Angsuran Pajak Penghasilan Pasal 25 bagi Wajib


Pajak bank adalah laporan keuangan yang disampaikan kepada Otoritas Jasa
Keuangan yang terdiri dari laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi sejak
awal Tahun Pajak sampai dengan Masa Pajak yang dilaporkan.

Angsuran Pajak Penghasilan Pasal 25 bagi Wajib Pajak bank dihitung


berdasarkan penerapan tarif Pasal 17 Undang-Undang PPh atas penghasilan
neto berdasarkan laporan keuangan dikurang dengan :Pajak Penghasilan yang
dipotong dan/atau dipungut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 Undang-
Undang PPh sejak awal Tahun Pajak sampai dengan Masa Pajak yang
dilaporkan; dan Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25
Undang-Undang PPh yang seharusnya dibayar sejak awal Tahun Pajak sampai
dengan Masa Pajak sebelum Masa Pajak yang dilaporkan.

Penghasilan neto tidak termasuk penghasilan dari luar negeri yang diterima
atau diperoleh Wajib Pajak; dan penghasilan dan biaya sebagai pengurang
penghasilan neto yang dikenai Pajak Penghasilan yang bersifat final dan/atau

3
Prof.Dr.Mardiasmo ,MBA.,Akt .,QIA.,CFrA.,CA,Perpajakan Edisi 2019 (Yogyakarta,2019),hal 316

6
bukan objek Pajak Penghasilan. Dan dalam hal Wajib Pajak memiliki kerugian
yang dapat dikompensasikan, kerugian tersebut dikompensasikan dengan
penghasilan neto.

b. Wajib Pajak Masuk Bursa dan Lainnya

Dasar untuk penghitungan Angsuran Pajak Penghasilan Pasal 25 bagi Wajib


Pajak masuk bursa selain Wajib Pajak bank dan Wajib Pajak lainnya, adalah
laporan keuangan yang disampaikan setiap 3 (tiga) bulan kepada bursa dan/atau
Otoritas Jasa Keuangan yang terdiri dari laporan posisi keuangan dan laporan
laba rugi sejak awal Tahun Pajak sampai dengan periode yang
dilaporkan.Angsuran Pajak Penghasilan Pasal 25 bagi Wajib Pajak dihitung
berdasarkan penerapan tarif Pasal 17 Undang-Undang PPh atas penghasilan
neto berdasarkan laporan keuangan dikurangi dengan:

Pajak Penghasilan yang dipotong dan/atau dipungut sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 22 dan Pasal 23 Undang-Undang PPh sejak awal Tahun Pajak
sampai dengan Masa Pajak periode yang dilaporkan; dan Pajak Penghasilan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 Undang-Undang PPh yang seharusnya
dibayar sejak awal Tahun Pajak sampai dengan Masa Pajak periode yang
dilaporkan.

Penghasilan neto tidak termasuk penghasilan dari luar negeri yang diterima
atau diperoleh Wajib Pajak; dan penghasilan dan biaya sebagai pengurang
penghasilan neto yang dikenai Pajak Penghasilan yang bersifat final dan/atau
bukan objek Pajak Penghasilan. Dalam hal Wajib Pajak memiliki kerugian
yang dapat dikompensasikan, kerugian tersebut dikompensasikan dengan
penghasilan neto dalam negeri. Dan angsuran Pajak Penghasilan Pasal 25
merupakan Angsuran Pajak Penghasilan Pasal 25 untuk 3 (tiga) Masa Pajak
setelah periode yang dilaporkan.

c. Wajib Pajak BUMN dan BUMD

7
Angsuran Pajak Penghasilan Pasal 25 untuk Wajib Pajak Badan Usaha
Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah dengan nama dan dalam bentuk
apapun selain WP Bank, WP Masuk Bursa, dan/atau WP Lainnya dihitung
berdasarkan penerapan tarif Pasal 17 Undang-Undang PPh atas penghasilan
neto berdasarkan Rencana Kerja dan Anggaran Pendapatan Tahun Pajak yang
bersangkutan yang telah disahkan Rapat Umum Pemegang Saham dikurangi
dengan pemotongan dan/atau pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 dan
Pasal 23 serta Pajak Penghasilan Pasal 24 yang dibayar atau terutang di luar
negeri Tahun Pajak yang lalu, dibagi 12 (dua belas).

Rencana Kerja dan Anggaran Pendapatan harus disampaikan kepada


Direktorat Jenderal Pajak melalui Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak
terdaftar. Rencana Kerja dan Anggaran Pendapatan harus disampaikan tidak
lewat dari batas waktu pembayaran PPh Pasal 25 Masa Pajak pertama Tahun
Pajak berjalan.

d. Wajib Pajak dalam rangka Penggabungan, Peleburan

Angsuran Pajak Penghasilan Pasal 25 untuk Wajib Pajak Baru dalam


rangka penggabungan, peleburan, dan/atau pengambilalihan usaha pada sisa
Tahun Pajak berjalan ditetapkan sebesar penjumlahan Angsuran Pajak
Penghasilan Pasal 25 dari seluruh Wajib Pajak yang terkait sebelum
penggabungan, peleburan, dan/atau pengambilalihan usaha. Angsuran Pajak
Penghasilan Pasal 25 untuk Wajib Pajak dalam rangka pemekaran usaha,
jumlah Angsuran Pajak Penghasilan Pasal 25 untuk seluruh Wajib Pajak hasil
pemekaran usaha ditetapkan sebesar Angsuran Pajak Penghasilan Pasal 25
sebelum pemekaran usaha.

Angsuran Pajak Penghasilan Pasal 25 untuk masing-masing Wajib Pajak


hasil pemekaran usaha dihitung berdasarkan persentase nilai harta yang
dialihkan. Angsuran Pajak Penghasilan Pasal 25 untuk Wajib Pajak Baru yang
merupakan hasil perubahan bentuk badan usaha pada Tahun Pajak berjalan

8
ditetapkan sebesar Angsuran Pajak Penghasilan Pasal 25 bulan terakhir
sebelum terjadinya perubahan bentuk badan usaha.

Angsuran Pajak Penghasilan Pasal 25 untuk Wajib Pajak Baru selain


Wajib Pajak Baru selain yang disebutkan di atas pada Tahun Pajak berjalan
ditetapkan nihil.Mengingat batas waktu penyampaian SPT Tahunan Pajak
Penghasilan bagiWajib Pajak orang pribadi adalah akhir bulan ketiga tahun
pajak berikutnya dan bagiWajib Pajak badan adalah akhir bulan keempat tahun
pajak berikutnya, besarnyaangsuran pajak yang harus dibayar sendiri oleh
Wajib Pajak untuk bulan-bulansebelum SPT Tahunan Pajak Penghasilan
disampaikan belum dapat dihitung sesuaidengan ketentuan diatas (PPh Pasal 25
ayat 1).

Besarnya angsuran pajak yang harus dibayar sendiri oleh Wajib Pajak
untuk bulan-bulan sebelum batas waktu penyampaian Surat Pemberitahuan
Tahunan PajakPenghasilan adalah sama dengan besarnya angsuran pajak untuk
bulan terakhirtahun pajak yang lalu. Misalnya, apabila SPT Tahunan PPh
disampaikan oleh WajibPajak pada bulan Februari 2010, maka besarnya
angsuran pajak yang harus dibayarpada bulan Januari 2010 adalah sebesar
angsuran pajak bulan Desember 2009.
Pph Pasal 25 Bagi Wajib Pajak Baru; Bank, Badan Usaha Milik Negara, Badan
Usaha Milik Daerah, Wajib Pajak Masuk Bursa, Dan Wajib Pajak Lainnya
Yang Berdasarkan Ketentuan Peraturan Perundang-Undangan Harus
MembuatLaporan Keuangan Berkala; Dan Wajib Pajak Orang Pribadi
Pengusaha TertentuDengan Tarif Paling Tinggi 0,75% Dari Peredaran Bruto
Pph Pasal 25 Bagi Wajib Pajak Baru

Wajib pajak baru adalah wajib pajak orang pribadi dan badan yang baru pertama
kali memperoleh penghasilan dari usaha atau pekerjaan bebas dalam tahun pajak
berjalan.Besarnya angsuran pajak penghasilan pasal 25 untuk wajib pajak baru adalah

9
sebesar pajak penghasilan yang dihitung berdasarkan penerapan tarif umum atas
penghasilan neto sebulanyang disetahunkan dibagi 12.4

Angsuran PPh Pasal 25 Sebulan = [Tarif Pasal17x(12xpenghasilan neto sebulan*)÷12]*

Perkiraan penghasilan berdasarkan bulan operasi awal

Besarnya penghasilan neto adalah :

1.Apabila wajib pajak menyelenggarakan pembukuan dan dari pembukuannya


dapatdihitung berdasarkan penghasilan neto setiap bulan, penghasilan neto
fiskal dihitung berdasarkan pembukuannya.

2.Apabila wajib pajak menyelenggarakan pencatatan dengan menggunakan


norma perhitungan penghasilan neto, penghasilan neto fiskal dihitung
berdasarkan norma penghitungan penghasilan neto atas peredaran atau
penerimaan bruto. Bagi wajib pajakorang pribadi baru Jumlah penghasilan neto
fiskal yang disetahunkan harus dikurangiterlebih dahulu dengan penghasilan
tidak kena pajak.

Wajib Pajak Bank dan sewa guna usaha dengan hak opsi

Besarnya angsuran pajak penghasilan pasal 25 untuk Wajib Pajak Bank dan
sewaguna usaha dengan hak opsi adalah pajak penghasilan yang dihitung
berdasarkan penerapantarif umum atas laba rugi fiskal menurut laporan keuangan
triwulan terakhir yangdisetahunkan dikurangi pajak penghasilan pasal 24 yang
dibayar atau terutang di luar negeriuntuk tahun pajak yang lalu dibagi 12.

Angsuran PPh Pasal 25 sebulan = [Tarif Pasal 17 x (perkiraan laba


triwulanpertama x 4)] /12

4
PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 DAN 26 Kelompok 7 Akuntansi 3E,PPh pasal 25 bagi wajib pajak”
(https://www.academia.edu/35191295/PAJAK_PENGHASILAN_PASAL_25_DAN_26_Kel
ompok_7_Akuntansi_3E,,2015)

10
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Dari Pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa :
• Pajak Penghasilan Pasal 25, disingkat PPh Pasal 25 merupakan angsuran
PPhyang harus dibayar sendiri oleh Wajib Pajak untuk setiap bulan dalam
tahun pajakberjalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 UU No. 7
tahun 1983 sebagaimanadiubah terakhir dengan UU No 36 tahun 2008
tentang Pajak Penghasilan.Pembayaran angsuran setiap bulan itu sendiri
dimaksudkan untuk meringankanbeban Wajib Pajak dalam membayar
pajak yang terutang.

11
• Pembayaran angsuran PPh Pasal 25 terdapat dua jenis untuk wajib pajak
orang pribadi, yaitu : Wajib Pajak Orang Pribadi Pengusaha Tertentu (WP-
OPPT),Wajib Pajak Orang Pribadi Selain Pengusaha Tertentu (WP-
OPSPT)

12
DAFTAR PUSTAKA

Prof.Dr.Mardiasmo,MBA.,Akt..,QIA.,CFrA.,CA,Perpajakan edisi 2019,Yogyakarta,ANDI


FitriSutmawati,https://www.academia.edu/35191295/PAJAK_PENGHASILAN_PASAL_25_D
AN_26_Kelompok_7_Akuntansi_3E,

13

Anda mungkin juga menyukai