“PPH PASAL 25 ”
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Perpajakan dengan dosen
pengampu:
VENTI JUNEKA,S.E.Sy.,M.Pd
DISUSUN OLEH:
TIRA AL WARIS
DIANA
Puji syukur penulis hanturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat
dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul ” PPH
Pasal 25”. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas kuliah mata kuliah Sistem
Informasi Akuntansi.makalah ini dibuat dengan tujuan agar para pembaca dapat
lebih memahami apa saja konsep dasar informasi dan sistem informasi itu sendiri.
Penulis menyadari, makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu
penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari para pembaca.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk para pembaca sekalian.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
2.5 Hal-hal tertentu untuk perhitungan besarnya angsuran PPh pasal 25 ..5
A. Kesimpulan...........................................................................................11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan terbesar negara yang
digunakan untuk pembangunan nasional. Pajak dipungut dari rakyat
Indonesia dan menjadi salah satu kewajiban bagi rakyat Indonesia yang telah
memenuhi persyaratan sebagai wajib pajak yang dapat dipaksakan
penagihannya. Sistem pemungutan pajak yang dianut oleh negara Indonesia
berdasarkan UndangUndang perpajakan adalah self assessment system.Self
assessment system yaitu memberikan kepercayaan dan tanggung jawab
sepenuhnya kepada wajib pajak untuk menghitung, menyetor dan melaporkan
sendiri kewajiban perpajakannya dalam bentuk Surat Pemberitahuan(SPT)
Pajak (Resmi,2011).
B. Rumusan Masalah
1.Apa Yang Dimaksud Pph Pasal 25?
2. Bagaimana Cara Menghitung Besarnya Pph Pasal 25?
3.Apa saja Masalah Untuk Menghitung Besarnya Pph Pasal 25?
4.Apa saja Hal-hal tertentu untuk perhitungan besarnya angsuran PPh pasal
25?
5. Apa saja Angsuran PPh Pasal 25 bagi WP baru,BANK,BUMN,BUMD,dll ?
C. Tujuan Penulisan
1
BAB II
ISI
Pembayaran angsuran PPh Pasal 25 terdapat dua jenis untuk wajib pajak orang
pribadi, yaitu:
WP- OPPT yaitu orang yang melakukan usaha penjualan barang grosir/eceran
maupun jasa dalam satu atau lebih tempat usaha. PPh untuk OPPT adalah
0.75% x omset tiap bulan dalam masing-masing tempat usaha.
WP- OPSPT yaitu orang sebagai pekerja bebas maupun karyawan yang
mendirikan usaha sendiri. PPh bagi OPSPT adalah Penghasilan Kena Pajak
(PKP) x Tarif Pasal 17 Ayat (1) b UU PPH.
2
Tarif PPh 17 Ayat (1) huruf a Undang-Undang Pajak Penghasilan yaitu sebagai
berikut :
Untuk wajib pajak badan, pembayaran angsuran PPh Pasal 25 yaitu = Penghasilan
Kena Pajak (PKP) x 25% (Tarif Pasal 17 ayat (1) huruf b UU PPh)
Contoh 1 :
Jumlah Pajak Penghasilan Tuan Dias yang
terutang sesuai dengan SPT Tahunan PPh 2018 Rp.30.000.000,00
1. PPh pasal 21 Rp.8.000.000,00
1
Prof.Dr.Mardiasmo ,MBA.,Akt .,QIA.,CFrA.,CA,Perpajakan Edisi 2019 (Yogyakarta,2019),hal 313)
3
2. PPh pasal 22 Rp. 2.000.000,00
3. PPh pasal 23 Rp.2.000.000,00
4. PPh pasal 25 Rp.12.000.000,00
Rp.24.000.000,00
Kurang bayar (Pasal 29) tahun 2018 Rp.6.000.000,00
Besarnya angsuran PPh pasal 25 tahun 2019 adalah :
PPh yang terutang tahun 2018 Rp.30.000.000,00
Pengurangan :
1. PPh pasal 21 Rp.8.000.000,00
2. PPh pasal 22 Rp.2.000.000,00
3. PPh pasal 23 Rp.2.000.000,00
Rp.12.000.000,00
Dasar perhitungan PPh pasal 25 tahun 2019 Rp.18.000.000,00
Besarnya PPh pasal 25 perbulan :
Rp.18.000.000,00/12 = Rp.1.500.000,00
Jadi tuan dias harus membayar sediri angsuran PPh pasa 25 setiap bulan pada tahun
2019 pada tahun 2019 mulai masa Maret sebesar Rp.1.500.000,002
2.4 BEBERAPA MASALAH KASUS UNTUK MENGHITUNG BESARNYA PPH
PASAL 25
1. Angsuran bulanan untuk bulan sebelum batas waktu penyampaian SPT
Tahunan PPh
2
Prof.Dr.Mardiasmo ,MBA.,Akt .,QIA.,CFrA.,CA,Perpajakan Edisi 2019 (Yogyakarta,2019),hal 314
4
berdasarkan Surat ketetapan pajak tersebut dan berlaku mulai bulan
penerbitan surat ketetapan pajak.
PPh Terutang
25 % X Rp.200.000.000,00 = Rp.50.000.000,00
5
PPh dipotong atau dipungut Rp.8.000.000,00
Rp..42.000.000,00
Besamya agsuran pajak bulanan PT Dira tahun 2019
=1/12 X Rp.42.000.000,00 = Rp.3.500.000,003
Penghasilan neto tidak termasuk penghasilan dari luar negeri yang diterima
atau diperoleh Wajib Pajak; dan penghasilan dan biaya sebagai pengurang
penghasilan neto yang dikenai Pajak Penghasilan yang bersifat final dan/atau
3
Prof.Dr.Mardiasmo ,MBA.,Akt .,QIA.,CFrA.,CA,Perpajakan Edisi 2019 (Yogyakarta,2019),hal 316
6
bukan objek Pajak Penghasilan. Dan dalam hal Wajib Pajak memiliki kerugian
yang dapat dikompensasikan, kerugian tersebut dikompensasikan dengan
penghasilan neto.
Penghasilan neto tidak termasuk penghasilan dari luar negeri yang diterima
atau diperoleh Wajib Pajak; dan penghasilan dan biaya sebagai pengurang
penghasilan neto yang dikenai Pajak Penghasilan yang bersifat final dan/atau
bukan objek Pajak Penghasilan. Dalam hal Wajib Pajak memiliki kerugian
yang dapat dikompensasikan, kerugian tersebut dikompensasikan dengan
penghasilan neto dalam negeri. Dan angsuran Pajak Penghasilan Pasal 25
merupakan Angsuran Pajak Penghasilan Pasal 25 untuk 3 (tiga) Masa Pajak
setelah periode yang dilaporkan.
7
Angsuran Pajak Penghasilan Pasal 25 untuk Wajib Pajak Badan Usaha
Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah dengan nama dan dalam bentuk
apapun selain WP Bank, WP Masuk Bursa, dan/atau WP Lainnya dihitung
berdasarkan penerapan tarif Pasal 17 Undang-Undang PPh atas penghasilan
neto berdasarkan Rencana Kerja dan Anggaran Pendapatan Tahun Pajak yang
bersangkutan yang telah disahkan Rapat Umum Pemegang Saham dikurangi
dengan pemotongan dan/atau pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 dan
Pasal 23 serta Pajak Penghasilan Pasal 24 yang dibayar atau terutang di luar
negeri Tahun Pajak yang lalu, dibagi 12 (dua belas).
8
ditetapkan sebesar Angsuran Pajak Penghasilan Pasal 25 bulan terakhir
sebelum terjadinya perubahan bentuk badan usaha.
Besarnya angsuran pajak yang harus dibayar sendiri oleh Wajib Pajak
untuk bulan-bulan sebelum batas waktu penyampaian Surat Pemberitahuan
Tahunan PajakPenghasilan adalah sama dengan besarnya angsuran pajak untuk
bulan terakhirtahun pajak yang lalu. Misalnya, apabila SPT Tahunan PPh
disampaikan oleh WajibPajak pada bulan Februari 2010, maka besarnya
angsuran pajak yang harus dibayarpada bulan Januari 2010 adalah sebesar
angsuran pajak bulan Desember 2009.
Pph Pasal 25 Bagi Wajib Pajak Baru; Bank, Badan Usaha Milik Negara, Badan
Usaha Milik Daerah, Wajib Pajak Masuk Bursa, Dan Wajib Pajak Lainnya
Yang Berdasarkan Ketentuan Peraturan Perundang-Undangan Harus
MembuatLaporan Keuangan Berkala; Dan Wajib Pajak Orang Pribadi
Pengusaha TertentuDengan Tarif Paling Tinggi 0,75% Dari Peredaran Bruto
Pph Pasal 25 Bagi Wajib Pajak Baru
Wajib pajak baru adalah wajib pajak orang pribadi dan badan yang baru pertama
kali memperoleh penghasilan dari usaha atau pekerjaan bebas dalam tahun pajak
berjalan.Besarnya angsuran pajak penghasilan pasal 25 untuk wajib pajak baru adalah
9
sebesar pajak penghasilan yang dihitung berdasarkan penerapan tarif umum atas
penghasilan neto sebulanyang disetahunkan dibagi 12.4
Wajib Pajak Bank dan sewa guna usaha dengan hak opsi
Besarnya angsuran pajak penghasilan pasal 25 untuk Wajib Pajak Bank dan
sewaguna usaha dengan hak opsi adalah pajak penghasilan yang dihitung
berdasarkan penerapantarif umum atas laba rugi fiskal menurut laporan keuangan
triwulan terakhir yangdisetahunkan dikurangi pajak penghasilan pasal 24 yang
dibayar atau terutang di luar negeriuntuk tahun pajak yang lalu dibagi 12.
4
PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 DAN 26 Kelompok 7 Akuntansi 3E,PPh pasal 25 bagi wajib pajak”
(https://www.academia.edu/35191295/PAJAK_PENGHASILAN_PASAL_25_DAN_26_Kel
ompok_7_Akuntansi_3E,,2015)
10
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Dari Pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa :
• Pajak Penghasilan Pasal 25, disingkat PPh Pasal 25 merupakan angsuran
PPhyang harus dibayar sendiri oleh Wajib Pajak untuk setiap bulan dalam
tahun pajakberjalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 UU No. 7
tahun 1983 sebagaimanadiubah terakhir dengan UU No 36 tahun 2008
tentang Pajak Penghasilan.Pembayaran angsuran setiap bulan itu sendiri
dimaksudkan untuk meringankanbeban Wajib Pajak dalam membayar
pajak yang terutang.
11
• Pembayaran angsuran PPh Pasal 25 terdapat dua jenis untuk wajib pajak
orang pribadi, yaitu : Wajib Pajak Orang Pribadi Pengusaha Tertentu (WP-
OPPT),Wajib Pajak Orang Pribadi Selain Pengusaha Tertentu (WP-
OPSPT)
12
DAFTAR PUSTAKA
13