Anda di halaman 1dari 21

Determinan Risiko

Pembiayaan Syariah
Firdaus, SE., MM
Topics:
01
Permasalahan Pembiayaan
02
Alat Ukur Risiko Pembiayaan
03
NPF/NPL

04 Rasio Liquiditas
Permasalahan Pembiayaan

Bank umun syariah dalam menjalankan kegiatannya untuk mencapai


profitabilitas yang tinggi maka bank tersebut akan melakukan
pengalokasian dananya, bank mengalokasikan dana yang
dimilikinya untuk kegiatan penyaluran dana (financing)

Pembiayaan atau kredit yang dilakukan oleh bank konvensional


maupun bank dengan prinsip syariah sama-sama mengandung suatu
risiko kredit/pembiayaan
Permasalahan Pembiayaan
Risiko pembiayaan tersebut terbagi dalam kredit lancar, dalam
perhatian khusus, kurang lancar, diragukan dan macet. Menurut
Karim (2008:43), menjelaskan bahwa risiko pembiayaan adalah
risiko yang disebabkan oleh adanya kegagalan counterparty
dalam memenuhi kewajibannya

Dalam bank syariah risiko pembiayaan mencakup risiko terkait


produk dan risiko terkait pembiayaan korporasi. Risiko
pembiayaan akan terjadi apabila nasabah tidak dapat
mengembalikan sebesar pembiayaan yang diberikan ditambah
dengan imbalan atau bagi hasil dalam jangka waktu yang telah
ditentukan
Permasalahan Pembiayaan

Hal ini akan menyebabkan terjadinya kerugian bagi pihak bank,

karena jumlah dana yang dihimpun dari masyarakat tidak dapat

disalurkan kembali kepada masyarakat, keadaan tersebut akan

mempengaruhi tingkat profitabilitas bank karena risiko

pembiayaan tersebut.
Alat Ukur Risiko Pembiayaan

Beberapa Alat ukur yang digunakan untuk mengukur risiko pembiayaan


yang telah dilakukan sebelumnya antara lain:

NPF
Non Performing
Financing

Rasio
Liquiditas
Current Ratio
Quick Ratio
FDR/LDR
Dan Lainnya
NPF/NPL
(Non Performing Financing/Loan)
NPL dan NPF pada dasarnya sama
NPL : Istilah untuk lembaga keuangan Konvensional sementara NPF : Untuk
lembaga keuangan syariah
Karena Loan/kredit hanya digunakan di konvensional, sementara di syariah
menggunakan istilah Pembiayaan/Financing

Non Performing Loan (NPL) adalah perbandingan antara kredit yang tidak
dikembalikan lagi oleh si peminjamnya (kredit macet), dengan total kredit yang
disalurkan oleh lembaga keuangan ke masyarakat
Tingkat Kelancaran
Pembiayaan Syariah

Lancar Kurang Lancar

Diragukan

Dalam Perhatian
Khusus Macet
Jenis-Jenis NPF/NPL

Hanya membandingkan kredit berstatus


macet dengan total kredit/pembiayaan yang
disalurkan

NPF Net NPF Gross

NPF yang membandingkan jumlah kredit


berstatus kurang lancar, diragukan, dan
macet yang disatukan, dengan total
kredit/pembiayaan yang disalurkan
Rumus Perhitungan NPF/NPL
Contoh Perhitungan NPF/NPL
Interpretasinya:

Besarnya NPL yang diperbolehkan oleh Bank Indonesia saat ini adalah maksimal
5%, jika melebihi 5% maka akan mempengaruhi penilaian Tingkat Kesehatan
Lembaga Keuangan yang bersangkutan, yaitu akan mengurangi nilai/skor yang
diperolehnya

Semakin besar tingkat NPL ini menunjukkan bahwa lembaga keuangan tersebut
tidak profesional dalam pengelolaan kreditnya, sekaligus memberikan indikasi
bahwa tingkat risiko atas pemberian kredit pada lembaga keuangan tersebut
cukup tinggi searah dengan tingginya NPL yang dihadapi lembaga keuangan,
Riyadi (2006:156).
Rasio Liquiditas
Rasio Liquiditas merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban-
kewajiban jangka pendeknya
Beberapa rasiolikuiditas adalah sebagai berikut :
a. Rasio Lancar (Current Ratio)
Rasio lancar merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo.
Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar, maka semakin
tinggi kemampuan perusahaan dalam menutupi kewajiban jangka pendeknya.
Rumus untuk mencari rasio lancar adalah sebagai berikut:
Rasio Liquiditas
b. Rasio Cepat/Quick Ratio
Rasio cepat merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi atau membayar kewajiban atau utang lancar (utang jangka pendek)
dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai persediaan. Semakin besar rasio
ini, semakin baik bagi perusahaan karena aktiva lancar yang paling likuid dalam
perusahaan dapat menutupi utang lancar. Rumus untuk mencari rasio cepat adalah
sebagai berikut :
Rasio Liquiditas

c. FDR (Financing Deposit Ratio)


Financing to Deposit Ratio (FDR) yaitu seberapa besar Dana Pihak Ketiga (DPK)
bank syariah yang disalurkan untuk pembiayaan. Menurut Kasmir (2010) FDR
adalah rasio untuk mengukur komposisi jumlah pembiayaan yang diberikan
dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan

Semakin tingggi rasio FDR maka kemampuan bank tersebut semakin baik yang
mengandung pengertian bahwa bank dapat mengelola fungsi intermediasi secara
optimal
Rasio Liquiditas
c. FDR (Financing Deposit Ratio)
Financing to Deposit Ratio (FDR) yaitu seberapa besar Dana Pihak Ketiga (DPK)
bank syariah yang disalurkan untuk pembiayaan. Menurut Kasmir (2010) FDR
adalah rasio untuk mengukur komposisi jumlah pembiayaan yang diberikan
dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan
Semakin tingggi rasio FDR maka kemampuan bank tersebut semakin baik yang
mengandung pengertian bahwa bank dapat mengelola fungsi intermediasi secara
optimal
Standar FDR menurut Peraturan Bank Indonesia adalah sebesar 80%-100%. Oleh
sebab itu, rasio FDR harus dijaga agar tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah.
Rasio Liquiditas

c. FDR (Financing Deposit Ratio)


Rumus untuk mencari rasio FDR adalah sebagai berikut:
TUGAS:
Download Laporan Keuangan/Annual Report Bank
Syariah/Konvensional 5 tahun terakhir 2011, 2013, 2015, 2017 dan
2019 (Diwebsite masing-masing bank tersebut) Yang Kamu
Ketahui. (Masing2 Mahasiswa mengambil satu bank/tidak boleh
sama)
Listkan nama bank yang diambil digroup wa untuk menghindari
kesamaan
Berdasarkan laporan keuangan tersebut, hitunglah NPL/NPF (Net
dan Gross), FDR serta Rasio Liquiditasnya
Analisis Hasil perhitungan tersebut
Perhitungan dibuat dalam format Excel (Dan Tabel Excel
dicopykan ke words)
Tugas dikumpulkan di pertemuan selanjutnya

Anda mungkin juga menyukai